Volume
Avg volume
PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi dan kegiatan energi lainnya, pengeboran darat dan lepas pantai, dan investasi (langsung dan tidak langsung) pada anak perusahaan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Desember 1980.
part 3 dari 3
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian PT Medco Energi Internasional Tbk $MEDC untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2024, kita bisa memperkirakan break-even cost produksi minyak mentah (lifting cost) sebagai berikut:
Total Biaya Produksi dan Lifting
Total biaya terkait produksi dan lifting minyak dan gas bumi adalah:
US$ 417.391.591 untuk tahun 2024.
Volume Produksi (Lifting)
Laporan tidak secara eksplisit mencantumkan total volume minyak yang dilifting (dalam barel) untuk tahun 2024. Namun, jika kita asumsikan angka lifting, kita dapat menghitung break-even cost per barel.
Proyeksi Produksi Tahunan 2024:
antara 145.000 hingga 150.000 boepd (barrel oil equivalent per day)
sumber
https://cutt.ly/crfvFHuP
Rata-rata produksi harian = (145.000 + 150.000) / 2 = 147.500 boepd
Total produksi tahunan = 147.500 boepd * 365 hari = 53.787.500 boe
Namun angka ini mencakup produksi minyak dan gas. Dalam laporan keuangan Medco Energi Internasional Tbk tahun 2024, tidak disebutkan secara eksplisit volume produksi minyak dan gas secara terpisah.
Untuk perusahaan seperti Medco, proporsi minyak vs gas biasanya bervariasi tergantung wilayah operasi. Namun berdasarkan materi public expose tahun 2024 halaman 4, sub judul 2024 Guidance, disebutkan 69% gas (50+19) dan 31% minyak dalam volume.
https://stockbit.com/post/15561954
komposisi produksi sekitar 69% gas dan 31% minyak secara setara energi (boe).
Jika kita terapkan estimasi ini:
Minyak: 31% x 53.787.500 boe = 16.674.125 barel minyak
Gas: 69% x 53.787.500 boe = 37.113.375 boe gas
Catatan: 1 boe = energi ekuivalen dari 1 barel minyak mentah. Untuk gas, biasanya sekitar 6.000 kaki kubik gas = 1 boe.
Perkiraan proporsi produksi minyak Medco tahun 2024: sekitar 31% dari total produksi energi (boe).
Estimasi ini masuk akal mengingat portofolio Medco yang cukup kuat di gas (misalnya Blok Corridor dan Grissik) serta minyak (di Oman dan Indonesia).
Estimasi Volume Produksi Minyak Mentah
= 53.787.500 * 31% = 16.674.125 boe
Break-even Cost Minyak per Barel
USD 417.391.591 / 16.674.125 = USD 25,0322 per barel
Ini adalah break-even cost, belum termasuk depresiasi, biaya eksplorasi, bunga pinjaman, dan pajak.
JADI Break-even Cost Minyak $MEDC USD 25,0322 masih berada jauh di bawah rata-rata cost shale oil di US antara USD 35 - 55
Lifting cost untuk shale oil di Amerika Serikat bervariasi tergantung lokasi (misalnya Permian Basin, Bakken, Eagle Ford, dsb), teknologi, dan efisiensi operator. Namun secara umum:
Rata-rata lifting cost shale oil AS:
Sekitar $10–$20 per barel (USD)
Rinciannya:
Permian Basin (Texas & New Mexico): sekitar $8–$15/barel
Bakken (North Dakota): sekitar $12–$20/barel
Eagle Ford (Texas): sekitar $10–$18/barel
Ini hanya mencakup lifting cost, yaitu biaya operasional untuk mengangkat minyak dari dalam tanah, tidak termasuk:
Biaya eksplorasi & pengembangan (Capex)
Biaya transportasi & penyimpanan
Pajak dan royalti
Kalau dihitung full (termasuk semua biaya produksi), break-even cost untuk shale oil biasanya ada di kisaran $35–$55 per barel tergantung lokasi dan operator.
sedangkan break even cost untuk
$AKRA $MEDC
bersambung ke part 2
Bapak/Ibu/ Teman-teman yang terhormat,
Perkenalkan nama saya Darren Kenneth (00000056822), mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis di Universitas Multimedia Nusantara. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir program sarjana (S1) mengenai Behavioral Finance.
Berikut merupakan kriteria responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini:
1. Merupakan investor saham aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Berikut link kuesioner:
https://cutt.ly/BrfeL5rQ
Saya ucapkan terima kasih atas perhatian dan waktu yang diberikan.
Hormat saya,
Darren Kenneth
$MEDC
$ITMG $ELSA $MEDC
Kalau oil drop ke 50$
Mana yang tewas duluan??
• Aramco memiliki biaya lifting yang sangat rendah karena cadangan minyaknya yang besar dan mudah diakses.
• Shale Oil AS memiliki biaya yang tinggi karena metode ekstraksi seperti fracking memerlukan teknologi dan investasi yang besar. 
• Petrobras beroperasi di ladang minyak lepas pantai dalam (deepwater), yang meskipun kompleks, telah dioptimalkan untuk efisiensi biaya. 
• Petronas mengelola ladang minyak yang relatif mudah diakses, dengan infrastruktur yang baik, sehingga biaya lifting-nya lebih rendah.
• Pertamina menghadapi tantangan seperti sumur-sumur tua dan kebutuhan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), yang meningkatkan biaya lifting.
Perlu dicatat bahwa angka-angka di atas adalah estimasi dan dapat bervariasi tergantung pada lokasi ladang minyak, teknologi yang digunakan, dan kondisi operasional masing-masing perusahaan.
@robertgunawankeren
sebelum hilang, mungkin bisa bertahan dari cash yg ada dulu buat nutup kerugian operasional? itulah gunanya emiten komo nimbun cash?? 😅
$ITMG $AADI $MEDC
$MEDC naik tajam hari ini, ditutup di 1.015 (+8,56%)
Sempat turun ke 975 setelah dibuka di 995, lalu naik ke level tertinggi harian di 1.015. Volume perdagangan tinggi (sekitar 70 juta saham), menunjukkan ada akumulasi besar!
Secara teknikal, saham ini juga baru rebound dari level terendah setahun di 875.
Kenaikan didukung volume besar dan pola candlestick yang kuat, memberi sinyal potensi tren naik jangka pendek!
DYOR!
Saham Laba Double Digit Growth?
Kalau kamu lagi cari saham yang nggak cuma tampil cantik di laporan, tapi juga punya isi dompet tebal alias arus kas yang beneran jalan, 13 emiten ini bisa jadi bahan pertimbangan serius. Mereka semua punya growth laba bersih double digit, rata-rata di atas 10%, dan yang lebih keren lagi: labanya itu bukan cuma angka akrual doang. Mereka bisa ngubah laba jadi duit tunai, yang bisa dipakai buat ekspansi, bayar utang, atau bagi dividen. Apalagi valuasi mereka mayoritas masih murah—PBV banyak yang di bawah 1, PER-nya juga rata-rata di bawah 10. Tapi ya, angka masa lalu cuma sebagian dari cerita. Sebelum optimis terlalu jauh, kita juga mesti mikir: bisa nggak sih mereka tetap kinclong di 2025, apalagi dengan ancaman trade war yang udah mulai mengintip lagi? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita bahas dulu dari sisi fundamental yang udah kejadian. Yang paling bikin kagum, jelas $NISP. Bank ini tenang di permukaan tapi performanya garang. Dividend yield 8.58%, PBV 0.70, PER 5.82, dan growth laba 18.96%. Yang bikin melek: CFO/NI-nya 7.60x dan FCF/NI 7.52x. Artinya, laba yang dilaporkan itu bukan fatamorgana—duitnya beneran masuk. BTPN juga nggak kalah solid. PBV 0.44, PER 7.42, growth laba 19.28%, dan mereka cetak FCF 10,601 M dari laba 2,813 Miliar. Rasio FCF/NI 3.77x. Ini bank yang ngelola dana kayak tukang sayur—efisien, nggak neko-neko. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pindah ke sektor konstruksi, WTON layak dikasih spotlight. PBV-nya cuma 0.18, dan growth laba 90.48%. Mereka cetak FCF 153 M dari laba 65 Miliar. Untuk bisnis beton yang biasanya penuh piutang dan proyek molor, ini udah prestasi nasional. Di sektor energi, $MEDC punya angka yang padat berisi. PBV 0.75, PER 4.30, growth laba 16.26%, dan FCF 10,557 M dari laba 5,935 Miliar. Nggak gampang jadi perusahaan migas yang arus kasnya rapi, tapi Medco bisa.
Dari sektor travel, BAYU tampil elegan dengan dividend yield 6.25%, PER 4.15, growth laba 44.30%, dan FCF/NI 1.36x. Udah lolos ujian pandemi, sekarang mereka mulai panen. KKGI dari sektor batubara juga stabil banget: PBV 0.74, PER 2.95, growth laba 56.03%, dan FCF 772 M dari laba 648 Miliar. Tambang yang irit capex itu kombinasi yang mahal.
$ASSA, yang bisnisnya nyebar dari logistik sampai lelang mobil, punya growth laba 134.90% dan FCF/NI 1.30x. Ekspansi jalan, tapi duit tetap ngucur. MPMX, meski growth-nya cuma 10.82%, punya dividend yield tertinggi: 11.79%, dan FCF/NI 1.16x—cocok buat kamu yang cari cash cow. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang lain kayak CBPE, LPIN, FWCT, SBMA, dan CTRA juga punya growth yang solid dan arus kas yang lumayan sehat. CBPE dengan FCF/NI 0.84x, LPIN 1.07x, FWCT 0.74x, SBMA 0.96x, dan CTRA 0.37x. Beberapa memang lebih banyak akrual, terutama properti seperti CTRA, tapi secara valuasi tetap menarik.
Nah, masalahnya sekarang adalah apakah mereka bisa mempertahankan semua ini di tahun 2025? Jawabannya: bisa iya, bisa juga nggak—tergantung sektor dan kondisi global. Sekarang memang ada pause 90 hari buat trade war. Tapi mari kita jujur, Trump bukan tipe orang yang konsisten damai. Kalau dia balik ke mode “tarif everywhere”, ekspor bisa ketahan, bahan baku jadi mahal, dan kurs rupiah bisa melemah. Efeknya bisa langsung ke pendapatan, beban operasional, bahkan demand di dalam negeri.
Tapi nggak semua bakal kena pukul yang sama. Bank kayak NISP dan BTPN itu domestik, jadi relatif lebih aman. Growth mereka bisa melambat tapi tetap positif kalau suku bunga stabil dan konsumsi masih jalan. Tapi perusahaan kayak MEDC atau KKGI yang main di komoditas global? Kalau harga minyak atau batubara ambruk, ya pendapatan juga bisa anjlok. WTON, CTRA, dan CBPE juga bisa kena rem kalau proyek infrastruktur dan properti ngerem gara-gara ketidakpastian makro. ASSA dan MPMX pun bakal ikut ngikut kalau daya beli melemah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi apa yang harus dilakukan investor? Kalau kamu yakin, ya boleh masuk. Tapi jangan all-in. Cukup selot-selot dulu, nyicil posisi sambil liat arah angin global. Pilih yang punya kas besar, arus kas positif, utang rendah, dan bisnis inti yang tahan banting. Kalau udah naik tinggi, jangan ngejar. Ini bukan musim FOMO. Jaga cash buat averaging down kalau market drop.
Kalau kamu belum yakin, nggak masalah. Kadang pilihan terbaik itu ya nunggu. Simpan duit di kas atau obligasi pendek dulu, dan tetap pantau saham incaran. Lebih baik kehilangan 5% peluang daripada kena drawdown 20% yang bikin tidur nggak nyenyak.
Akhirnya, tinggal cek data, tapi tetap batasi risiko. Saham-saham ini memang menarik, tapi yang bakal bertahan bukan yang paling cuan di atas kertas, melainkan yang paling siap kalau badai beneran datang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2
TP $AKRA -30% pembelian kemarin lagi di 1100. Next pemberhentian 1200 kalau dikasih buat ngosongin 🙏
$BMRI $MEDC
$MEDC Menunggu harga ke 800 an adalah salah satu Hal Yang sangat Membosankan,Mau beli selot² nih🤑✌️🤭
pengikutnya bennix apa kabar nih,makanya jangan terlalu fanatik sama seseorang yg bias/sambil jualan kelas siapapun dia,seperti yg disampaikan pak prabowo alasan dia tidak takut ihsg anjlok,karna memang itu hal biasa
$IHSG $PTBA $MEDC
Bye Bye Green.
Saudi menemukan cadangan migas baru.
"...
Prince Abdulaziz stated that Jabu oil field has been discovered in Eastern Province, following the flow of Arabian Extra Light Oil in Jabu-1 well at a rate of 800 barrels per day (bpd). Sayahid oil field was also discovered, where Arabian Extra Light Oil flowed in Sayahid-2 well at a rate of 630 bpd. Additionally, Ayfan oil field was discovered, where Arabian Extra Light Oil in Ayfan-2 well flowed at a rate of 2,840 bpd, with 0.44 million standard cubic feet (MMscf) of associated gas per day.
He said that Jubaila oil reservoir has been discovered in Berri field after Arabian Light Oil flowed in Berri-907 well at a rate of 520 bpd, associated with 0.2 MMscf of gas per day. In addition, Unayzah-A oil reservoir was discovered in Mazalij field after the flow of Arabian Super Light Oil in Mazalij-64 well at a rate of 1,011 bpd, along with 0.92 MMscf of associated gas per day."
$MEDC $AKRA $ITMG