Volume
Avg volume
PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi dan kegiatan energi lainnya, pengeboran darat dan lepas pantai, dan investasi (langsung dan tidak langsung) pada anak perusahaan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Desember 1980.
$MEDC kok bisa ya Trump segitu dibiarkan nya menjajah semua negara...
Mang semua mw kah tunduk sama US?
Rusia, China Eurupe dan segala negara gede2x kan juga punya power...
Mang mereka bakal diam aja sama Trump?
nah pertanyaannya resiko kl trump berkuasa ada gak?
Ada lah.. orang berkuasa kayak Hitler gitu mang bakal awet banget apa?
$MEDC gak usah takut... itu minyak turun tapi gas naik.... dan yg utama sih USD lagi mahal.... alias kl di convert jadi untung lah...
Harga Minyak Global Anjlok, Pemerintah Diminta Siaga Hadapi Dampak ke APBN
Harga minyak mentah dunia turun drastis, ancam stabilitas APBN 2025. Simak dampak dan respons pemerintah dalam laporan eksklusif berikut.
JAKARTA, https://cutt.ly/ye42l9F8 – Pemerintah Indonesia diminta meningkatkan kewaspadaan menyusul penurunan signifikan harga minyak mentah dunia yang berpotensi menggoyahkan stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Pada Selasa (28/1/2025), harga minyak Brent tercatat turun 1,8% ke posisi 77,08 dolar AS per barel, sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2% menjadi 73,17 dolar AS. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan terganggunya realisasi penerimaan negara dan kenaikan risiko defisit anggaran.
Peringatan dari Pakar Ekonomi Indef
Kepala Center Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M. Rizal Taufikurahman, menegaskan bahwa fluktuasi harga minyak mentah global harus diwaspadai karena berdampak langsung pada dua komponen krusial APBN: penerimaan negara dari sektor migas dan alokasi subsidi energi.
“Penurunan harga minyak berimplikasi pada berkurangnya pendapatan negara, meski di sisi lain subsidi energi juga turut menyusut. Namun, ketergantungan Indonesia pada komoditas ini masih tinggi, sehingga pemerintah perlu menyiapkan langkah antisipasi,” tegas Rizal dalam diskusi terbatas Indef, Rabu (29/1/2025).
Dampak Ganda pada APBN 2025
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sektor migas menyumbang sekitar 5-7% penerimaan negara pada APBN 2025. Asumsi harga minyak dalam anggaran tahun ini dipatok 78 dolar AS per barel. Jika harga bertahan di bawah angka tersebut, realisasi pendapatan negara diprediksi meleset Rp8-10 triliun.
Di sisi lain, penurunan harga minyak berpotensi mengurangi beban subsidi energi yang dianggarkan mencapai Rp150 triliun pada 2025. Namun, Rizal mengingatkan bahwa keuntungan ini bisa terhapus jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah.
“Jika rupiah terdepresiasi, biaya impor BBM dan gas tetap tinggi meski harga minyak turun. Ini seperti paradoks yang harus diantisipasi,” tambahnya.
Faktor Eksternal yang Memperburuk Risiko
Selain volatilitas harga minyak, pemerintah juga diminta memantau dinamika nilai tukar rupiah dan ketegangan geopolitik global. Konflik di Timur Tengah dan ketidakstabilan pasokan energi Eropa disebutkan Rizal sebagai pemicu potensial kenaikan harga minyak mendadak.
“Harga minyak saat ini tidak sustain karena rentan gejolak geopolitik. Jika terjadi eskalasi konflik, kenaikan 10-15% dalam waktu singkat sangat mungkin terjadi,” ujar Rizal.
Langkah Antisipasi yang Diusulkan
Untuk meminimalkan risiko, Indef merekomendasikan tiga langkah strategis:
Memperkuat instrumen hedging (lindung nilai) untuk mengamankan penerimaan migas.
Mempercepat revisi mekanisme subsidi energi agar lebih tepat sasaran dan hemat anggaran.
Meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Respons Pemerintah
Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Keuangan belum memberikan pernyataan resmi terkait penyesuaian APBN 2025. Namun, sumber internal mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mempelajari opsi revisi asumsi makroekonomi jika harga minyak bertahan di kisaran 75-77 dolar AS hingga akhir kuartal I/2025.
Penurunan harga minyak mentah global menjadi ujian berat bagi ketahanan fiskal Indonesia. Di tengah ketergantungan yang masih tinggi pada sektor migas, pemerintah dituntut untuk merancang strategi jangka pendek dan panjang guna menghindari defisit anggaran yang membahayakan stabilitas ekonomi nasional. Kewaspadaan terhadap dinamika global dan fleksibilitas kebijakan menjadi kunci utama menghadapi ketidakpastian ini.
https://cutt.ly/7e42l9Ik
$MEDC $SURE $ESSA
Harga Minyak Global Anjlok! Bagaimana Dampaknya ke APBN?
Minyak dunia 📉 kembali tertekan! Dengan penurunan harga yang signifikan, dampaknya terhadap APBN Indonesia bisa cukup besar, terutama dari sisi pendapatan negara dan subsidi energi. Para ekonom memperingatkan pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif agar defisit tidak melebar. Apakah ada strategi mitigasi yang sudah disiapkan? Simak ulasannya di sini! 👇
🔗 https://cutt.ly/re419361
$MEDC $SURE $ESSA
📈 Medco Energi ( $MEDC ) Targetkan Kenaikan Penjualan Listrik 9,75% 🔥
MEDC menargetkan penjualan listrik 4.500 GWh di 2025, naik 9,75% dari tahun sebelumnya. Kuncinya? 🔹 Ekspansi PLTP Ijen (100 MW) 🔹 PLTS Bali (50 MWp) 🔹 ELB Add On (39 MW). Medco makin agresif di sektor energi terbarukan! 🌍💡
Bagaimana strategi mereka memanfaatkan momentum ini? Simak selengkapnya di sini! 👇
🔗 https://cutt.ly/ae4GUXgm
$PGAS $ADRO
⛽️ Harga Minyak Dunia Terguncang!
Harga minyak turun ke level terendah dalam dua pekan terakhir. Peran teknologi baru, seperti AI hemat energi DeepSeek, semakin memengaruhi proyeksi permintaan energi di masa depan. Ditambah, kebijakan ekonomi global seperti tekanan Trump pada OPEC turut memperburuk kondisi. Apakah ini peluang investasi atau sinyal risiko di pasar energi? Simak analisis lengkapnya! Baca selengkapnya di sini. https://cutt.ly/le4Eu25N
$MEDC $ENRG $SURE
Rilis data ekonomi China
❌ NBS Manufacturing PMI Jan = 49,1 (vs previous and consensus 50,1)
❌ NBS Non Manufacturing PMI Jan = 50,2 (vs previous 52,2)
❌ NBS General PMI Jan = 50,1 (vs previous 52,2, vs consensus 52)
➖ Industrial Profits YTD YoY Dec = -3,3% (vs previous -4,7%)
PMI China menurut NBS drop cukup signifikan di bawah ekspektasi, baik di sektor manufaktur maupun non manufaktur.
Mengindikasikan aktivitas ekonomi yang masih dalam tekanan pelemahan.
Di sisi lain industrial profits mengecil minus tahunannya, ada perbaikan yang bisa menjadi penyeimbang.
$IHSG $INCO $MEDC
Setelah cukup lama menyadari, entah kenapa belakangan saya melihat kode emiten yang IPO di bursa makin unik unik. Ada kode CUAN, UANG hingga yang terbaru adalah RATU.
Secara kebetulan, emiten RATU atau Raharja Energi Cepu, adalah anak usaha dari emiten yang kodenya adalah pasangannya Ratu, alias RAJA wkwkwkwk. Keknya sejak awal pemilihan kode emiten ini memang sengaja dibikin berpasangan begini sama manajemennya. RAJA dan RATU, klop toh, Ratu mengikuti sang Raja, sama seperti RATU yang jadi anak usaha dari emiten bernama lengkap Rukun Raharja ini.
Kali ini, karena emiten RATU sangat menuai perhatian investor sejak awal mau IPO, ditambah dengan latar belakang kedua emiten ini yang unik karena pengendalinya adalah orang yang berkaitan dengan seseorang politisi terkenal serta aksi korporasi orang ini di beberapa emiten lain yang belakangan cukup sering diikuti investor, enaknya kita bahas keduanya sekaligus di episode kali ini. Sudah siap?
Dengarkan hanya di Spotify dan Noice Cerita Dibalik Duit.
$RATU $RAJA $MEDC
1/2