1,600

-10

(-0.62%)

Today

1.41 M

Volume

2.08 M

Avg volume

Company Background

PT Matahari Department Store Tbk bergerak pada bidang usaha ritel beberapa jenis produk seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan peralatan rumah tangga, dan layanan konsultasi manajemen. Perseroan menjual berbagai jenis produk, dengan merek eksklusif sendiri dan secara konsinyasi. Perseroan pada akhir tahun 2020 memiliki 147 gerai yang beroperasi di 76 kota dan sebuah toko online Matahari.com yang menawarkan berbagai macam produk berkualitas tinggi dan merek eksklusif yang dapat menunjang gaya hidup masyarakat.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF Analisis Harga Wajar LPPF versi Youtube "BY creator" gimana Master ? 😊 https://cutt.ly/Br0JtF1D

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF 500/lembar deviden

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF buat dividen beli sekarang apa nunggu laporan Q3?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF gw yakin tak lama lagi ini saham meroket. Krn yg ngomong jkw. Kehadiran konsep baru ZES, SUKO, MUKU dg konsep anak muda yg Fress ala japanis n kpop. Gw yakin matahari akan berkembang

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@ahmadzaenirafii $LPPF free float kecil?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dengan asumsi dividend thn dpn sama dgn thn ini… di kumpulin utk dividen kali.

$LPPF bisa sekitar 18% yield
$PGAS bisa sekita2 11% yield

Angka yg menarik

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

harga $PGAS udah di bawah matahari $LPPF

dah, itu saja

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AMAN $LPPF $ERTX
lika liku free float kecil naek turun tergantung mood bandar

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$TAPG kalau kata marketing pani

beli sekarang senin harga naik

berkali kali saya nyales disini masih aja ada haters 😁

udah beli aja tinggal tidur

$MPMX $LPPF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLPL LK Q2 2025: Kas Menipis dan Utang Menggunung tapi Masih Punya Aset Tersembunyi

Request member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Dalam sebulan terakhir, saham MLPL ikut meroket mengikuti jejak MLPT. Investor baru mungkin masih penasaran, sebenarnya apa sih MLPL itu? Sementara investor lama pasti sudah tidak asing dengan nama Multipolar dan Grup Lippo yang dikendalikan keluarga Riady. Multipolar sendiri berdiri sejak 1975, model bisnisnya adalah holding company yang punya banyak anak usaha di berbagai sektor, mulai dari ritel, telekomunikasi, teknologi informasi, properti, hingga investasi. Jadi jangan kaget kalau kinerja keuangannya sangat dipengaruhi oleh portofolio, bukan sekadar bisnis tunggal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi kepemilikan, pengendali terakhir MLPL adalah PT Inti Anugerah Pratama milik keluarga Riady. Artinya, keluarga ini masih memegang kendali penuh atas arah strategi grup. Hal ini juga tercermin dari interaksi bisnis yang kental dengan ekosistem Lippo. Contohnya, simpanan kas MLPL banyak ditaruh di Bank Nobu, mencapai Rp298,6 miliar per Juni 2025. $NOBU juga jadi salah satu sumber pendapatan dari pihak berelasi dengan nilai Rp81,9 miliar. Selain Nobu, hubungan transaksi juga muncul dengan Matahari Department Store $LPPF, Siloam Hospitals, dan Lippo Karawaci.

Manajemen pun tidak main-main. Kompensasi yang dibayarkan untuk direksi dan komisaris sampai Juni 2025 mencapai Rp37,7 miliar. Dari sisi tenaga kerja, MLPL dan anak usahanya mempekerjakan sekitar 4.933 karyawan tetap. Perusahaan juga punya kewajiban liabilitas imbalan kerja dan program pensiun untuk menjamin kesejahteraan mereka. Sementara dari sisi pelanggan, tidak ada satu pun yang dominan lebih dari 10%, artinya MLPL cukup terdiversifikasi dan tidak bergantung pada satu sumber penjualan saja.

Kalau kita buka neraca, total aset MLPL per Juni 2025 mencapai Rp13,6 triliun. Yang jadi andalan bukan gedung atau pabrik, tapi investasi pada entitas asosiasi (20%) dan investasi jangka panjang (17%). Sayangnya, kas turun tajam dari Rp1,44 triliun di awal 2024 menjadi Rp853 miliar, atau turun 41%. Penurunan ini jelas menandakan masalah likuiditas yang patut diperhatikan.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Liabilitasnya juga tidak kecil. Utang bank dan lembaga keuangan total Rp1,68 triliun atau 21% dari total liabilitas. Utang usaha pun besar, Rp1,7 triliun, sama-sama 21%. Jadi hampir separuh dari total liabilitas berasal dari dua pos ini. Untungnya, ekuitas naik dari Rp4,86 triliun ke Rp5,61 triliun berkat penghasilan komprehensif lain sebesar Rp624 miliar, terutama dari kenaikan nilai investasi yang belum direalisasi.

Di laporan laba rugi, revenue sebenarnya masih stabil di Rp5,69 triliun, hanya turun tipis -1,1% dari Rp5,75 triliun tahun lalu. Tapi hasil akhirnya berubah, rugi Rp148 miliar padahal tahun lalu masih laba Rp149,5 miliar. Penyebabnya jelas: pendapatan investasi yang berubah negatif Rp78 miliar dari sebelumnya positif Rp250 miliar, ditambah beban keuangan yang masih besar di Rp142 miliar. Margin kotor pun turun jadi 15,7% dari sebelumnya 17,4%.

Kalau ditarik ke cashflow, ada sedikit kabar baik. Aktivitas operasi berhasil positif Rp53 miliar, membaik dari periode lalu yang minus Rp57 miliar. Penerimaan kas dari pelanggan juga naik ke Rp5,65 triliun. Namun sayangnya, kas ini langsung habis untuk bayar utang dan kewajiban sewa, sehingga aktivitas pendanaan minus Rp423 miliar. Akhirnya kas bersih menyusut Rp273 miliar.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Modal kerja pun menunjukkan anomali. Piutang usaha pihak ketiga melonjak 62% sementara revenue stagnan, artinya ada potensi masalah di penagihan. Persediaan juga naik 13%, indikasi barang menumpuk. Situasi ini membuat kas perusahaan makin tertekan. Kondisi seperti ini rawan mengikat modal kerja dan mempersempit ruang likuiditas.

Kalau kita bedah segmen usaha, hasilnya belum menggembirakan. Segmen eceran dan distribusi yang menyumbang 66% revenue malah merugi Rp25,7 miliar. Segmen teknologi informasi yang menyumbang 29% revenue juga rugi Rp75,8 miliar. Jadi dua mesin utama justru tidak menghasilkan laba. Untungnya kontribusi dari pihak berelasi masih kecil, sekitar 3% revenue, sehingga MLPL tidak terlalu bergantung pada internal grup.

Capex pun lebih konservatif. Belanja modal hanya Rp50,5 miliar, turun jauh dari Rp122,7 miliar tahun lalu. Ini sinkron dengan kondisi perusahaan yang tampaknya lebih fokus menjaga arus kas daripada ekspansi. Capex kecil ini dipakai untuk renovasi bangunan dan pengadaan peralatan sewa. Jadi strategi yang diambil lebih ke arah bertahan, bukan menyerang.

Risiko yang paling mencolok adalah likuiditas. Dalam 12 bulan ke depan, MLPL harus menghadapi jatuh tempo kewajiban Rp3,02 triliun, sementara kas hanya Rp853 miliar. Kalau tidak ada pendanaan baru atau penjualan aset, tekanan akan berat. Tambah lagi, mayoritas pinjaman berbunga mengambang, sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Ada juga eksposur USD dan JPY, meski perusahaan mengklaim dampaknya tidak signifikan.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Namun MLPL masih punya kartu cadangan berupa aset tersembunyi. Properti investasi nilainya di buku Rp53,6 miliar, tapi nilai pasar Rp357 miliar. Aset tetap lain nilainya Rp1,44 triliun, jauh di atas nilai buku. Kalau dilepas, aset ini bisa jadi penyelamat likuiditas. Belum lagi portofolio digital melalui saham dan convertible notes di startup teknologi. Kalau ada satu saja yang sukses jadi unicorn, nilai investasinya bisa melonjak.

Dengan kondisi seperti ini, MLPL memang sedang di persimpangan. Revenue stagnan, laba berubah jadi rugi, kas menipis, dan utang tebal. Tapi di sisi lain, ada aset dengan nilai wajar lebih tinggi, ada portofolio digital yang bisa jadi jackpot, dan dukungan Grup Lippo yang kuat. Bagi investor, ini seperti menimbang dua sisi koin yaitu risiko likuiditas tinggi versus potensi hidden asset.

Jadi tidak heran kalau saham MLPL belakangan melonjak, mengikuti euforia MLPT. Pasar sedang bermain di sisi ekspektasi, bukan kinerja. Investor lama mungkin melihat peluang spekulatif dari potensi restrukturisasi dan aset tersembunyi. Tapi untuk investor baru, perlu hati-hati. MLPL saat ini ibarat kapal besar yang sedang oleng, punya cadangan layar untuk bangkit, tapi juga risiko karam kalau manajemen tidak cepat ambil langkah berani.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Meskipun dalam beberapa hari terakhir MLPL meroket, pertanyaan yang selalu muncul adalah apakah valuasinya saat ini tergolong mahal atau murah. Jawaban ini tentu tidak bisa ditebak hanya dari harga saham yang bergerak naik, melainkan harus benar-benar diulik lewat laporan keuangannya. Kita perlu bedah angka-angkanya mulai dari aset, liabilitas, ekuitas, sampai arus kas, baru bisa menilai apakah harga Rp234 per lembar ini peluang emas atau justru jebakan batman. Oke, mari kita ngopi sambil menguliti MLPL berdasarkan laporan keuangan interim 6 bulan per 30 Juni 2025 yang kita annualisasikan supaya gambarnya lebih utuh.

Kalau dihitung setahunan, pendapatan MLPL bisa tembus Rp11,378 triliun. Angka ini berasal dari revenue semester I Rp5,689 triliun yang dikalikan dua. Sayangnya, laba bersih masih merah. Rugi bersih yang diatribusikan ke pemilik induk semester I mencapai Rp134,57 miliar, sehingga kalau dikalikan setahun penuh, proyeksinya sekitar Rp269 miliar rugi. Artinya, meskipun penjualannya cukup stabil, perusahaan belum bisa balik mencetak untung.

Kalau ditarik ke level operasional, ada secercah harapan. EBIT setahunan diperkirakan Rp52,55 miliar, menunjukkan operasi inti sebelum bunga dan pajak masih positif tipis. EBITDA lebih tinggi lagi di Rp682,43 miliar setelah menambahkan depresiasi dan amortisasi. EBITDA ini penting karena menunjukkan kemampuan MLPL menghasilkan kas dari kegiatan inti, tanpa terpengaruh struktur utang dan pos non-kas.

Arus kas juga memberikan cerita menarik. Semester I 2025, arus kas operasi positif Rp53,14 miliar, sehingga kalau setahun bisa sekitar Rp106 miliar. Tapi setelah dikurangi belanja modal Rp50,52 miliar, sisa arus kas bebasnya hanya Rp5,25 miliar. Angka ini sangat tipis, hampir habis hanya untuk investasi rutin. Jadi memang bisnis masih menghasilkan kas, tetapi ruang napas untuk ekspansi atau bayar utang sangat terbatas.

Kalau kita lihat valuasi pasar, jumlah saham beredar MLPL ada 15,6 miliar lembar. Di harga Rp234, kapitalisasi pasar Rp3,65 triliun. Utang berbunga Rp1,687 triliun, kas Rp853 miliar, jadi utang bersih Rp834 miliar. Kalau ditambahkan ke market cap, Enterprise Value sekitar Rp4,48 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan Rp5,61 triliun, dan setelah dikurangi aset tak berwujud Rp206 miliar, tangible equity sekitar Rp5,40 triliun.

Dari angka tersebut, Nilai Buku per Saham (BVPS) Rp360, sedangkan Nilai Buku Riil (TBVPS) Rp346. Dengan harga Rp234, investor membeli dengan diskon sekitar 35 persen dari nilai bukunya. Bahkan kalau dihitung kas per saham, ada Rp55 per lembar. Jadi dari perspektif aset, saham ini terlihat undervalued.

Namun kalau bedah rasio valuasi lainnya, gambarnya jadi abu-abu. PBV 0,65x dan P/TBV 0,68x jelas murah. P/Sales 0,32x juga murah sekali, artinya penjualan besar dihargai sangat rendah oleh pasar. Tapi kalau lihat ke arus kas, P/CFO tembus 34x dan P/FCF 695x, angka yang sangat tinggi. EV/EBITDA 6,5x masih wajar, tapi EV/EBIT 85x terlalu tinggi. Jadi dari sisi aset dan penjualan murah, tapi dari sisi profitabilitas dan kas justru terlihat mahal.

Utangnya sendiri sebenarnya tidak terlalu berat. Net Debt/EBITDA hanya 1,22x, artinya butuh 1,2 tahun EBITDA untuk melunasi utang bersih, masih kategori sehat. DSCR 2,4x juga aman, artinya EBITDA 2,4 kali lipat dari kewajiban bunga tahunan. Jadi struktur utang masih terkendali. Masalah terbesarnya bukan leverage, tapi kemampuan menghasilkan laba bersih dan kas bebas yang minim dibanding skala bisnisnya.

Kalau bicara risiko, yang paling jelas adalah likuiditas. Kas Rp853 miliar jauh di bawah kewajiban jangka pendek Rp3,02 triliun. Mau tidak mau, MLPL harus mencari pendanaan baru, restrukturisasi utang, atau menjual sebagian aset. Tambah lagi, mayoritas utangnya berbunga floating sehingga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Risiko kurs juga ada karena eksposur USD dan JPY, meskipun manajemen menilai dampaknya tidak signifikan.

Di sisi lain, ada hidden asset yang bisa jadi penyelamat. Misalnya properti investasi anak usaha, nilai buku Rp53 miliar tapi nilai wajar Rp357 miliar. Aset tetap lain nilainya Rp1,44 triliun, lebih tinggi dari yang tercatat. Kalau dilepas, aset ini bisa menghasilkan kas besar dan laba signifikan. Selain itu, MLPL punya portofolio digital lewat saham dan convertible notes di startup. Kalau ada satu saja yang berhasil jadi unicorn, nilainya bisa melonjak.

Dengan kondisi ini, pertanyaan apakah MLPL mahal atau murah jawabannya tergantung dari kacamata mana. Dari sisi aset, jelas murah karena PBV di bawah 1x. Dari sisi penjualan pun murah, P/Sales hanya 0,32x. Tapi dari sisi laba dan arus kas, justru terlihat sangat mahal karena perusahaan merugi dan arus kas bebas minim. Ini membuat MLPL punya valuasi ganda yaitu undervalued secara aset, overvalued secara profitabilitas.

MLPL adalah saham deep value dengan risiko tinggi. Cocok untuk investor yang berani ambil risiko besar dan percaya pada kemampuan manajemen melakukan turnaround, entah lewat restrukturisasi utang, monetisasi aset, atau sukses investasi digital. Tapi untuk investor konservatif yang mencari laba stabil dan arus kas kuat, saham ini masih jauh dari kata aman. Dengan harga Rp234, MLPL bisa jadi kesempatan besar, tapi sama besarnya juga potensi jebakan batman.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/6

testestestestestes

@AlFiSteFa aminnn semoga yaa dah berapa tahun begini tuh $LPPF sideway gak jelas 3 tahun an semoga ditambah ya sabarnya dan rejekinya bagi inpestor inpestornya hehehe 🙏 😇

kwkwkwkw saham yang laen berlomba ara ara ara beberapa hari ini, $LPPF malah diem di tempat kayak keong dah jangan beli saham2 bandar pelit kere model begini yang kerjaannya karungin ritel buang2 waktu, belilah saham yang ownernya jelas track recordnya mau kasih ritel cuan kayak pak Prajogo Pangestu $BRPT atau kayak grup emtk $SCMA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF SAMPAH

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF kalo bagi 350 /lembar gmana tuh?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

dipilih - di pilih,, kelas 1600cc pe <10..
ada $ADRO dengan surya panel, $PGAS dengan gas nya, ada $LPPF dengan mbak2 SPG nya..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF Yuk ke 1500 dulu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rilis data inflasi IHK Indonesia Sep 2025 oleh BPS

➖ Inflasi IHK yoy = 2,65%
(vs Ags 2025 2,31%, vs Sep 2024 1,84%, vs ekspektasi 2,50%)

➖ Inflasi IHK mtm = 0,21%
(vs Ags 2025 -0,08%, vs Sep 2024 -0,12%, vs ekspektasi 0,13%)

✅ Inflasi IHK ytd = 1,82%

✅ Inflasi Inti yoy = 2,19%
(vs Ags 2025 2,17%, vs Sep 2024 2,09%, vs ekspektasi 2,20%)

➖ Inflasi Inti mtm = 0,18%
(vs Ags 2025 0,06%, vs Sep 2024 0,16%)

https://cutt.ly/Pr1ok4au

Inflasi IHK Indonesia meningkat sedikit di atas ekspektasi baik secara bulanan maupun tahunan.

Hal ini cukup baik karena membalikkan deflasi yang terjadi bulan sebelumnya dan juga tidak mengulangi deflasi tahun lalu.
Kekhawatiran berkurang mengenai lemahnya daya beli masyarakat.

Selain itu inflasi yang naik cukup tinggi juga lebih dikarenakan naiknya harga emas perhiasan (harga emas all time high) dan biaya kuliah.
Serta naiknya harga bahan makanan utamanya daging ayam, cabai merah, dan cabai hijau.

Harga beras, cabai rawit, bawang, tomat justru mengalami deflasi secara bulanan.

Inflasi juga masih dalam kisaran target BI 1,5% sampai 3,5%.

$ICBP $LPPF $HRTA

Read more...

hahaha ya nasib kalau belinya $LPPF rugi waktu rugi momentum, semua saham jalan dia gak jalan kemana mana sideway aja kerjaannya nanti saham saham lain turun ikutan turun dia hahaha naik deket2 deviden saja 1 tahun 1 kali maklum bandarnya kere $BRMS $EMTK

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF wong sabar tukune $LPPF

"Perusahaan yang membagikan dividen besar adalah karena mereka tidak tau lagi uangnya mau dibuat ekspansi kemana."
.
Jadi daripada uangnya dipakai aneh-aneh mending buat dividen.
.
random tag :
$MAPA $LPPF $ACES
.
.
.
(Sumber : One up on Wall Street.)

$ZATA... monggo d jual di 91 mumpung masih bisa... lebaran gk lebaran gk ngaruh.. lebaran orng pd ke $RALS n $LPPF 🤣🤣, jgn kejebak... sebelum LK nya bagus 🤭🤭

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

makanya pake baju bang, beli di $LPPF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF bandar gini baik banget bisa cuan terus 😊

kebiasaan bandarnya gitu emang maklum kere bandarnya $LPPF jadi kalau naik mending jual aja mah daripada besoknya kembali lagi ke harga awal kayak pom bensin aja mulai dari 0 ya 🤣🤣🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF kemaren mancing ritel agar masuk kayaknya 🤣
$RALS $MAPA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Hendro46 ya jelas lah pasti longsor si $LPPF dah ketebak naik aja karena ngikut $MLPL ara

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF terpantau sudah melakukan ChoCh dari Downtrend ke fase konsolidasi. Menarik kalau bisa BO > 1675 untuk potensi kenaikan up to 26% ke 2130

Note : Gunakan price alert untuk mendeteksi Breakout

Disclaimer On
Bukan ajakan jual/beli
DYOR

Random Tag : $LPKR $MLPL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF

dyor bro, analisa ulang

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPPF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$LPKR $LPPF $LPLI

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy