indikator notasi khusus
Perusahaan memiliki Notasi Khusus
X

20

0.00

(0.00%)

Today

12,500

Volume

340,910

Avg volume

Company Background

PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS) bergerak di bidang pembuatan dan distribusi produk keramik. Produk-produk perusahaan yaitu, dengan merek dagang 'KIA' untuk konsumen segmen kelas atas, 'Impresso' untuk pasar kelas menengah dan 'Spectra' untuk segmen kelas bawah. Selain itu, perusahaan juga meluncurkan produk 'KIA Roof' dan 'KIA Ceiling Brick'. Produk-produk perusahaan dipasarkan secara lokal dan diekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa dan Amerika Serikat.

$ARNA $IKAI $KIAS - Pelajaran Alokasi Modal dari Buffett

Apakah tugas CEO itu cuma tampil rapi di CNBC sambil bilang “kami optimis”? Bagi Warren Buffett, tugas utama CEO itu bukan promosi, bukan ikut groundbreaking pabrik, apalagi sekadar menyusun KPI pakai template ala-ala. Tugas utamanya adalah mengalokasikan modal secara rasional. Udah, titik.

Ini bukan cuma kalimat indah. Dalam buku The Essays of Warren Buffett: Lessons for Corporate America, Buffett mencurahkan banyak halaman untuk menjelaskan bahwa alokasi modal adalah seni tertinggi dalam manajemen bisnis. Karena dr sinilah semua pertumbuhan, dividen, buyback, sampai valuasi saham berasal.

-------------------------------------------------------
Dan menurut Buffett, alokasi modal yg rasional itu punya ciri-ciri yg cukup brutal standarnya:

Kalau perusahaan bisa menggunakan laba utk hasilkan return tinggi → tahan laba.

Kalau nggak bisa → ya bagi dividen atau lakukan buyback waktu saham lagi undervalued.

Kalau merasa keren bisa akuisisi apa pun tanpa hitung ROIC → siap-siap Buffett kabur dari daftar pemegang saham.
-------------------------------------------------------

Simpelnya, kalau CEO itu pilot, maka alokasi modal adalah peta navigasinya. Tapi masalahnya, banyak CEO malah sibuk ngelap dashboard pesawat biar keliatan glossy, padahal terbangnya nyasar. Makanya Buffett selalu tanya:

"Apakah manajemen ini mengelola modal perusahaan seperti mereka mengelola uang sendiri?"
Kalau jawabannya iya, berarti mereka owner-oriented. Tapi kalau jawabannya "tergantung, Pak, kita tunggu dulu BOD meeting," ya sudah, siap-siap akan ada benturan kepentingan—keputusan populis vs long-term vision. 🤯

Lalu ada hal penting lain. Banyak perusahaan suka sok sibuk ekspansi. Bangun pabrik baru, buka cabang luar negeri, sampai caplok perusahaan kecil, lalu menyebutnya “diversifikasi strategis.” Tapi menurut Buffett, semua itu nggak ada artinya kalau modal yg digunakan tidak menghasilkan return di atas cost of capital. Alias, lebih baik berikan sj modal itu kembali pd pemegang saham. Kalau kamu gak tahu harus pakai duit itu buat apa, kasih balik ke yg punya!

Nah, topik ini jd semakin penting sekarang. Soalnya kita hidup di era di mana semua orang ingin tampil growth dgn mentereng, padahal banyak yg aslinya pakai utang, atau cuma menumbuhkan revenue tanpa untung. Makanya penting utk melihat siapa sj yg benar-benar pandai mengalokasikan modal, dan siapa yg cuma... ya, numpang nama “Tbk”.

Dan di sinilah menariknya: bagaimana kalau kita uji topik ini langsung ke perusahaan-perusahaan yg biasa diabaikan investor, karena sektornya yg membosankan dan minim pemberitaan. Kita akan masuk ke dunia keramik—tapi tenang, bukan utk belajar motif ubin kamar mandi. Kita mau lihat siapa dari emiten keramik ini yg mengerti cara pake duit, dan siapa yg kayak manajer BUMN yg lupa bahwa dana itu dari pemilik.

Langsung sj, kita bedah tiga emiten keramik—ARNA, IKAI, dan KIAS—dari sisi alokasi modal. Kita kupas dividen, capex, buyback, sampai transparansi laporan. Siapa dari ketiganya yg bisa kita sebut rasional dalam mengelola modal. Bukan cuma bisa bikin lantai licin, tapi juga bisa mengubah tiap rupiah modal kerja jadi nilai nyata buat pemegang saham.

Kita mulai dari yg paling sering muncul di watchlist fundamentalis: ARNA (Arwana Citramulia Tbk). Perusahaan ini layaknya murid yg duduk di bangku depan kelas, diam, nggak banyak gaya, tapi nilai ujiannya selalu stabil tinggi. Dari 2020 sampai 2022, ROIC mereka tembus 25–27%—angka yg bahkan bikin banyak perusahaan consumer goods ngiler. Dari sisi dividen, ARNA juga rutin bagi dividen tinggi (payout 70%+), plus rajin melakukan buyback saat pasar undervalue beberapa tahun ke belakang. Ini bukan gaya-gayaan, karena alasan buyback mereka dijelasin gamblang: PER historis, EPS stabil, dan harga pasar di bawah nilai wajar. Mereka bahkan terang-terangan bilang bahwa harga wajar saham mereka itu minimal 15x EPS. Transparansi kayak begini? Langka. Apalagi di sektor keramik.

Tapi kita nggak cuma nilai dari “baik-baik”-nya. Kita lihat juga bagian yg mulai kabur: laba turun ~4–23% dari 2022–2024 dan ROIC ARNA turun jadi ~17% di 2023–2024. Dalam annual report atau public expose tidak dipaparkan dari ROIC ataupun IRR tiap proyek ekspansinya, tetapi dpt kita nilai bahwa penurunan ini masih selaras dgn tekanan margin dan laba bersih akibat kenaikan COGS dan ekspansi pabrik. Melihat dua matriks ini, perusahaan ternyata tidak menghentikan ekspansinya. Meski begitu, nyatanya ARNA tetap bisa menjaga ROIC di atas cost of capital, sehingga tidak menyalahi prinsip Buffett.

Sekarang kita geser ke tetangganya: IKAI (Intikeramik Alamasri Tbk.). Ini contoh emiten yg seolah-olah sedang uji coba buka warung di setiap segmen. Dari keramik, nyebrang ke properti, terus buka hotel, dan tetap berharap semua jalan bareng. Dalam laporan terbarunya, mereka mengatakan capex 2024–2025 akan difokuskan 87% ke manufaktur, sisanya ke properti. Tapi, ya, mereka tidak memberikan estimasi ROIC, IRR, atau bahkan target return kasar dari ekspansi ini. Yang disampaikan? Target produksi. Kayak pabrik itu cuma tugas nyetak output, bukan mencetak value. Dan soal buyback? Nggak ada. Dividen? Nggak juga. Artinya, seluruh laba ditahan entah ke mana, dan ritel seperti kita hanya bisa percaya... atau pasrah.

Nah, lalu ada KIAS (Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.). Yang ini mirip perusahaan warisan yg hanya buka kantor karena “ya udah terlanjur Tbk.” Tidak ada capex signifikan, nggak ada ekspansi berarti, buyback nihil, dan dividen pun absen. Tapi mereka jg tidak banyak utang—jadi ya, bukan aktif, bukan agresif, bukan juga kolaps. Mereka seperti menabung dosa ke investor minoritas dlm bentuk stagnasi. Seluruh laba ditahan diam di neraca, tp tidak ada narasi tentang rencana. Dan itu justru yg bikin ngeri—karena kalau perusahaan terlalu diam, seringkali itu bukan karena mereka hati-hati. Tapi karena mereka nggak tahu mau ngapain.

Kalau kita bandingkan ketiganya dari indikator Buffet, ARNA jelas paling mendekati ideal: punya ROIC tinggi, alokasi capex rasional, dividen besar, buyback cermat, dan transparansi niat. Meski tidak sempurna—karena ROIC menurun dan kadang terlalu diam soal ekspektasi return investasi pabrik barunya—tapi setidaknya mereka sadar bahwa modal adalah kepercayaan, bukan cuma dana mengendap.

IKAI lebih mirip petualang yang lupa peta, ekspansi ke banyak tempat tanpa dasar return yg jelas. Boleh punya impian besar, tp tanpa logika pengembalian modal, itu bukan ekspansi—itu mimpi yg ditulis di laporan tahunan.

KIAS? Ya... ini perusahaan yang seperti menganggap modal sebagai fosil: disimpan dlm tanah, nggak dipakai, dan semoga tidak ada yg bertanya-tanya kenapa belum jd minyak. 😹

Satu hal yg Buffett sering katakan:

“The test of capital allocation is not how much you grow, but how well you convert retained earnings into long-term shareholder value.”

Dan dari kaca mata itu, ARNA lulus dgn nilai bagus, IKAI ngulang semester, dan KIAS mungkin sedang tidur di kelas.

Sampai sini, kamu pasti sadar bahwa topik alokasi modal itu bukan cuma buat perusahaan blue chip. Justru di level sektor ‘sepele’ seperti keramik inilah kita bisa melihat siapa yg sungguh memahami cara menggunakan uang, dan siapa yg cuma cari headline.

Dan kalau kamu investor jangka panjang—bukan trader overthinking tiap jam, tiap waktu—ini adalah skill krusial: melihat bukan cuma siapa yg untung, tapi siapa yg tahu cara memakai untung itu.

Karena dalam jangka panjang, seperti kata Buffett, setiap perusahaan adalah mesin pengalih modal. Dan pertanyaanmu sebagai pemilik adalah: mesin ini menghasilkan nilai, atau hanya suara bising?

Disclaimer: Lakukan riset mendalam pada berbagai topik lainnya sebelum membeli. Ini bukan ajakan untuk membeli saham IKAI & KIAS ataupun menjual keramik ARNA.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DIGI $PTDU $KIAS

FYI,
✔️di tabel ini di urutkan harga tertinggi dan terendah posisi terakhir 9 Mei 2025

✔️fca kriteria 1 analisanya sangat simpel,, syarat keluar dari fca ini harga harus di maintenance kembali ke >51

✔️evaluasi 4x dalam setahun (akhir februari - akhir mei - akhir agustus - akhir november)

✔️jika emiten ingin kembali normal, maka perusahaan harus berbenah.. byk cara,, salah satunya aksi akuisisi,, backdoor listing,, buyback saham kembali dsb.

✔️FCA kriteria 1 juga berpotensi suspen oleh hal lainnya, seperti :
- menunggak ALF
- terlambat posting lapkeu tahunan (lebih dari 3 bulan dan terkena SP3)

✔️beberapa daftar alumni fca kriteria 1 yg sudah kembali normal antara lain : FUTR, MINA, BUVA, CSIS, JAST, BCAP, HALO, MAXI, DPUM, BKSL dll

investor juga harus paham resiko,, karena ada aturan bursa yg menyebutkan bahwa bursa bisa melakukan suspensi jika telah berada dalam papan pemantauan khusus selama lebih dari 1 tahun berturut - turut.
aturan ini tertuang di surat KEPUTUSAN DIREKSI PT.BEI NO.KEP-00076/BEI/06-2024.


so,, buat fca hunter kriteria 1.. harus pahami,, di balik potensi keuntungan yg fantastis, juga terdapat resiko resiko yang harus di ketahui, bahkan kemungkinan terburuk di suspend hingga delisting.

goodluck 💪💪💪

Read more...

1/4

testestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KIAS utang makin banyak aja, mau bangun kapal ulang alik yah? hadeh hadeh

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KIAS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@dewa111 abang mending fokus sama saham abang aja di $KIAS berjudi disaham busuk🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KIAS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KIAS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KIAS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@ozan fy2024 jgn expect tumbuh dr 2023. Bisa sama dgn 2023 sdh bagus menurut saya.

Harga gas naik seharusnya para produsen domestik (80% dr sales di Indo) juga akan menaikkan asp. Mereka tidak mungkin jual rugi. Kemungkinan akan naik 1500-2000 /m2. Kenapa naik? Krn impor china jg sdh dicekek. Jadi sebetulnya produsen indo bisa lebih leluasa naikin harga.

Justru di kondisi spt ini, lowest cost producer yg paling diuntungkan. Skg coba cari siapa lowest cost producer di Indo.


$ARNA $CAKK $KIAS

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sebutkan perusahaan keramik di Indonesia yang tingkat utilisasinya bisa 100% (bahkan lebih) seperti $ARNA.

Jawabannya: none.

Mungkin yang paling mendekati adalah Platinum Group.

Selain itu, utilization rate tidak ada yang bisa mencapai 100%. Not even Mulia Group or Milan nya Wings.

$CAKK ? Jauh bos. Lupakan $KIAS dkk.

Itulah kenapa ARNA bisa menjadi the ultimate lowest cost ceramic producer in Indonesia. Ga usah bahas efisiensi gas dulu. Dari utilization rate aja sudah bisa terlihat.

I don’t pompom. It’s a fact. I talk based on data.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Iseng pantau Performansi $AMFG ✅✅termasuk Q1 Q2 2022 - 2024 versi ROE dan ROA, Prospektus dan kondisi harga terakhir.
Net Profit Q4 2024 hanya perkiraan, menunggu LKnya rilis
$SPTO $ARNA $KIAS $IKAI
Website emiten : https://cutt.ly/YeHQG0tm
RUPSLB https://cutt.ly/leHQG0zN
LK Q3 2024 https://cutt.ly/eeHQG0iu
File xls, https://cutt.ly/WeHQG0mn ulasan terbaru ada di sub sheet "Emiten ver. 1.1"
Agenda RUPSLB:
Penjelasan Agenda Rapat: Explanation of the Meeting Agenda:
Pembahasan studi kelayakan mengenai penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dengan kode KBLI 68111 - Real Estat Yang Dimiliki Sendiri Atau Disewa, ditinjau dari berbagai aspek untuk memberikan gambaran tentang kelayakan dari penambahan kegiatan usaha tersebut, selanjutnya mencantumkan penambahan
Kegiatan Usaha Penunjang tersebut pada Pasal 3 Anggaran Dasar. Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang dan Perubahan Pasal 3 tersebut tetap memperhatikan dan patuh terhadap Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2024 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha, Klasfikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2020 dari Badan Pusat Statistik dan peraturan perundangan yang berlaku.

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy