Volume
Avg volume
PT. Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk bergerak di Bidang jasa, khususnya penunjang telekomunikasi. Meliputi jasa telekomunikasi terutama penyewaan menara dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi. Perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 April 2018
@penilaianbisnisku itulah ciri2 saham yg tidak liquid.
coba sesekali intip ke $PNGO sama $GHON hehehe
$GHON
EPS Q3 23: 133,95
EPS Q3 24: 104,52
dengan harga acuan 1.700
EPS Q3 24 (TTM): 152,80
EPS Q3 24 (Ann): 139,36
PER Q3 24 (Ann): 12,19x
BVPS: 1.427,99
PBVR: 1,19x
CEPS: 16,36
DER (hutang berbunga): 0,54x
---
Kepemilikan Publik: 13,09x
Saham Treasury: 0%
---
Estimasi EPS LK 24: 140
Estimasi DPR LK 24: 90%
Estimasi DPS LK 24: 126
Estimasi DY LK 24: 7,41%
---
tingkat akurasi: sedang
---
entry price: 1.680-1.750
---
valuasi: premium
---
PE Band (TTM) - 3 tahun
Mean PE Standart Deviation: 11,83x
Harga Wajar: 1.810
---
PBV Band - 3 tahun
Mean PBV Standart Deviation: 1,44x
Harga Wajar: 2.060
---
PE Band (TTM) & PBV Band - 3 tahun
tingkat akurasinya: sedang
---
@PasukanCutLoss kalau menurut saya, kalau mau hold saham yg volume perdagangan nya rendah sih. tp dgn catatan kinerja dan dividen stabil, jd asik buat nambah muatan. kalau pas digoreng langsung TP, pas di-dump nambah lagi wkwkkww.
kayak $PNGO sama $GHON.
but it is just my opinion.
It takes 20 years to build a reputation, and five minutes to ruin it.
~Warrent Buffet~
Random tag :
$ARNA $CSRA $GHON $PBID
Papan Pengembangan
$GHON
Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Telekomunikasi - Syariah - DBX
Harga IPO 1,170
$DATA LK Q2 2024: Laba Naik
DATA, berhasil menunjukkan peningkatan laba bersih >25% di Q2 2024. Ini termasuk oke dari sisi Growth. Sayangnya, ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan terutama dari sisi CFO yang belum bisa cover capex 100% karena perusahaan masih fase growth untuk ekspansi. Perusahaan yang lagi fase growth memang biasanya CFO < Capex. Kalau 1-5 tahun kondisi begini, masih oke lah. Asal jangan kelamaan saja ekspansi nya dengan capex yang lebih gede dari CFO karena CFO atau arus kas operasional itu idealnya harus bisa cover capex agar tidak perlu lagi bergantung pada utang bank untuk ekspansi. https://bit.ly/45FDAJu
Aset DATA meningkat 44,6% dari Rp147,01 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp212,51 miliar pada Q2 2024. β
Aset terbesar:
1. Aset tetap - neto: Rp103,38 miliar (48,7% dari total aset), pertumbuhan +11,6% β
Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur menunjukkan strategi ekspansi yang terus dijalankan.
2. Persediaan - neto: Rp29,19 miliar (13,7% dari total aset), pertumbuhan +140,8% β
Meningkatnya persediaan menunjukkan kesiapan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar.
3. Kas: Rp15,46 miliar (7,3% dari total aset), pertumbuhan +63,8% β
Meningkatnya cadangan kas membantu perusahaan dalam mempertahankan likuiditas yang sehat.
4. Uang muka investasi: Rp20,95 miliar (9,9% dari total aset), pertumbuhan +20.850% β
Peningkatan drastis ini menunjukkan langkah agresif perusahaan dalam melakukan investasi strategis.
5. Piutang usaha pihak ketiga: Rp12 miliar (5,6% dari total aset), pertumbuhan +243,5% β
Meskipun sejalan dengan peningkatan revenue, kenaikan ini perlu diawasi agar tidak berdampak negatif pada arus kas.
Total piutang usaha DATA Q2 2024 mencapai Rp13,1 Miliar, meningkat signifikan sebesar 184% dibandingkan dengan Q2 2023 Rp4,62 Miliar. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh piutang dari Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta yang mencapai Rp9,6 Miliar, atau sekitar 73% dari total piutang pihak ketiga. Selain itu, PT Comtronics Systems menyumbang Rp1,09 Milyar (8,3%), BPKAD Maluku Utara Rp445 juta (3,4%), dan PT Sumber Data Indonesia Rp357 juta(2,7%). Piutang dari lain-lain yang di bawah Rp200 juta berjumlah Rp1.61 Miliar (12,3%).
Konsentrasi yang tinggi pada satu klien, yakni Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, menimbulkan risiko konsentrasi yang perlu dikelola dengan hati-hati.
Dari sisi pendapatan, total pendapatan DATA pada 30 Juni 2024 mencapai Rp127 Miliar meningkat dari Rp105 Miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan dari Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi DKI Jakarta juga menjadi kontributor utama, melebihi 10% dari total pendapatan konsolidasian.
Peningkatan pendapatan yang signifikan selaras dengan peningkatan piutang usaha, mencerminkan bahwa pertumbuhan pendapatan perusahaan sebagian besar berasal dari klien utama ini. Dengan dominasi pendapatan dan piutang dari satu entitas, perusahaan perlu memastikan bahwa piutang tersebut dapat dikoleksi secara efektif untuk menjaga arus kas tetap stabil.
Total liabilitas menurun sebesar 25,3% menjadi Rp41,43 miliar. Beberapa penurunan pada utang menunjukkan manajemen yang baik. β
Kalau sudah bisa turunkan utang, itu artinya sudah upgrade skill. https://bit.ly/3YGX6Dc
Liabilitas terbesar:
1. Utang usaha pihak ketiga: Rp10,44 miliar (25,2% dari total liabilitas), penurunan -32,4% β
Penurunan ini menunjukkan manajemen yang baik dalam pengendalian kewajiban jangka pendek.
2. Utang bank: Rp18,03 juta (0,04% dari total liabilitas), penurunan -99,9% β
Penurunan signifikan ini menunjukkan pengelolaan utang yang baik. Nyaris lunas semua utang bank.
3. Beban akrual: Rp6,14 miliar (14,8% dari total liabilitas), pertumbuhan +39,1% β
Kenaikan ini perlu diawasi untuk menghindari beban yang tidak terduga.
4. Utang pajak: Rp8,48 miliar (20,5% dari total liabilitas), pertumbuhan +11,6% β
Kenaikan ini perlu diperhatikan untuk memastikan kewajiban pajak dikelola dengan baik.
5. Liabilitas sewa: Rp2,50 miliar (6,0% dari total liabilitas), penurunan -39,8% β
Pengelolaan liabilitas sewa yang baik membantu perusahaan menjaga likuiditas.
Penjualan bersih DATA meningkat 21,2% menjadi Rp127,48 miliar. β
COGS (Beban Pokok Penjualan) turun 13,7% menjadi Rp43,05 miliar, meskipun lebih cepat dari revenue. β
SGA (Beban Usaha dan Administrasi) meningkat 40,6% menjadi Rp30,86 miliar. β
Beban lain-lain mengalami penurunan yang cukup signifikan, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional. β
Laba usaha DATA meningkat sebesar 64% dari Rp23,65 miliar pada Q2 2023 menjadi Rp38,78 miliar pada Q2 2024. β
Laba bersih tahun berjalan naik 60,3% dari Rp18,22 miliar pada Q2 2023 menjadi Rp29,19 miliar pada Q2 2024. β
Pertumbuhan laba bersih ini mengindikasikan bahwa DATA mampu mempertahankan profitabilitas meski ada peningkatan beban lain-lain.
Arus kas operasional (CFO) naik 18,9% menjadi Rp13,47 miliar, yang didorong oleh peningkatan penerimaan kas dari pelanggan. β
CFO sebesar Rp13,47 miliar masih lebih kecil dibandingkan dengan capex yang mencapai Rp18,39 miliar, menunjukkan bahwa arus kas operasional tidak cukup untuk menutupi seluruh kebutuhan investasi perusahaan. Namun, CFO cukup untuk membayar utang berbunga yang tersisa sebesar Rp18,03 juta, meskipun tidak bisa menutupi total liabilitas yang lebih besar. β
Idealnya perusahaan seperti DATA ini sebaiknya diakusisi saja oleh perusahaan yang lebih besar seperti $TBIG atau $TOWR atau $MTEL agar ekspansi bisa tetap berjalan lancar karena dengan mendapatkan pendanaan dari perusahaan besar. Ini akan sejalan dengan rencana MTEL TBIG dan TOWR yang ingin menjalankan fiberisasi jaringan menara agar bisa mengurangi latensi. Siapa tahu saja DATA bisa diakusisi seperti $GHON yang diakusisi TBIG dan IPTV yang jaringan fiber nya diakusisi oleh ISAT. Berharap saja dulu meskipun belum tentu bisa kejadian.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan
https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungiΒ Pintarsaham di sini Β
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/2