2,180

+10

(0.46%)

Today

55,400

Volume

89,194

Avg volume

Company Background

PT Delta Djakarta Tbk. atau DLTA memproduksi bir Pilsner dan Stout yang dijual di pasar domestik Indonesia, dengan merek dagang Anker Beer, Anker Stout, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light dan Kuda Putih. Sodaku, produk minuman non-alkohol juga diproduksi dan didistribusikan di dalam negeri. PT Delta juga memproduksi dan mengekspor bir Pilsner dengan merek dagang “Batavia.” Pada tahun 1998 Perseroan mendirikan anak perusahaan yaitu PT Jangkar Delta Indonesia, yang bertindak sebagai distributor tunggal dengan jaringan distribusi yang terbentang dari Medan di Sumatera Utara sampai Jayapura di Papua.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@topantopel $DLTA coba liat ini , dia downtrend , devidennya jumbo nah disitu bisa dilihat dia perusahaan apa 🤣🤣 ya memang kita ini hidup di beraneka ragam kehidupan

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Plis jangan pada naik dulu.. lagi ngumpulin dananya.. 🤣

$BBRI $HEXA $DLTA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA miras mabok2

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@ongkostar contoh direktur yang ngomong kayak kentut ya ini. Omongan dengan realisasi zonk. Omon omon aja direkturnya. Harus dimarahin. Udah gaji mahal - mahal, zonk. Laba anjlok, harga saham nyungsep.
https://bit.ly/3YGX6Dc
$DLTA $MLBI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Senang. Hari ini diberi jajan tahun baru (dividen) oleh $MLBI. Lumayan, duitnya saya belikan lot mlbi lagi. Begitu terus sampai pensiun.

tag temannya yg juga rajin bagi dividen $DLTA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Cintailah produk-produk Indonesia 😁

$BEER $MLBI $DLTA $STRK $WINE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Akhir tahun keknya emiten 🍺 mulai pd gerak nih $MLBI $DLTA $BEER



eh tot $STRK gerak atuh 😌

*tot = bontot 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"An investor calculates what a stock is worth, based on the value of its businesses. A speculator gambles that a stock will go up in price because somebody else will pay even more for it. As Graham once put it, investors judge “the market price by established standards of value,” while speculators “base [their] standards of value upon the market price.”"

$PTBA $GGRM $ADMF $BBRI $DLTA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA Jika Kepemilikan Saham Pemprov DKI dilepas, efeknya apa?

@Baim240698 betul, $MLBI dan $DLTA kurang iiquid. Ada di porto karena tujuannya utk mendapatkan dividend. Tidak masalah kurang liquid, akan hold terus sampai unforseen future.

Emiten yg lain, terutama $BBRI, $TLKM juga $AALI sangat dan cukup liquid.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Menteri PKP Maruarar Sirait usulkan PPN 12% khusus sektor perumahan 😂

https://cutt.ly/ieLCumwW

Random Tag $BBTN $PANI $DLTA $SMRA $APLN

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA PBV Undervalued + Accum. Yok bisa yok 10%

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA estimasi dividen tahun depan berapa, ya?

Kisaran Rp.250/lembar?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA daripada buat ajang politik mendingan diakusisi pemprov yang daerahnya mayoritas non muslim kayak bali atau papua, itung itung buat pendapatan daerah

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Setelah beberapa buku dari karakter-karakter yang relatively baru saya tau seperti Seilern, Gary Keller, atau Mary Buffett, saya buka lagi buku tokoh yang cukup awal saya tau karena berbagai kutipan Warren Buffett -- Ben Graham. Classic book of choice. The Intelligent Investor.

Tiga elemen investasi menurut Graham:

1. Analisis perusahaan secara menyeluruh, dan kesehatan bisnis yang mendasarinya, sebelum membeli sahamnya;
2. Perlindungan diri dari kerugian yang serius;
3. Harapan untuk kinerja yang "memadai," dan bukan yang luar biasa.

Walaupun sering dijadikan seolah dikotomi antara value ataupun quality investing, tapi menurut saya tiga tenets ini tetap sejalan dengan quality investing. Kalau tidak salah Munger pun pernah bilang something along the line of "apapun yang berkualitas, ada value di dalamnya, any good investment is value investing."

$PTBA $GGRM $ADMF $BBRI $DLTA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLBI

boleh jualan alkohol ....

https://cutt.ly/zeKSvqC7

clear ... cheeeerrrrssss

$DLTA $SMCB $SMGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA : ya jual saja, ngapain 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Invest wisely, reap later, kalau lu bisa menilai dan invest di emiten yang baik dan bener-bener punya nilai, lu mungkin nggak langsung dapet hasilnya sekarang. Tapi di masa depan, hasilnya bakal menguntungkan banget. https://cutt.ly/zeFLfzsr

$PBID $UCID $DLTA $ADMF $GJTL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Daftar Emiten yang kalau bagi dividen per share angkanya sama dengan tahun lalu, maka dividen yieldnya berdasarkan harga penutupan hari ini di atas 5% ++. Diurutkan berdasarkan market cap beserta data performance YTD nya

Note:
*Cek kembali kinerja masing-masing emiten apakah bisa memenuhi ekspektasi dividen minimal sebesar tahun lalu
*Dividen yield dimaksud adalah total keseluruhan dividen, baik interim maupun final.

$BBRI $TLKM $BTPS $WIIM $DLTA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA
Beli saat tertekan sekarang, sudah murah banget harganya.

Jangan jual murah, nunggu 6-7 bulan sudah dapat dividen di atas 10%.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA
Hold saja, Mei depan kemungkinan bagi dividen di atas 10%.
Tahun lalu Rp.281, EPS Rp.249.

Potensi dividen berarti kemungkinan kisaran 12-14%.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA pemprov Bali beli yuk🙏🙏🙏

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DLTA


Buy area at 2050-2140
TP area at 2200-2250

*PJ

Tough competition in Beer Market.

$DLTA has been hit with higher excise tax at the beginning of this year and fierce competition from local/craft beer that emerges out of nowhere (such as kurakura beer). 2Q24 and 3Q24 results are the firm confirmation that DLTA is in tough position at current beer market condition.

Several weeks ago when I was around SCBD/Senopati Restaurant Area, I can see and feel that the beer menu is not like it used to be. The local craft beer (mainly from Bali) somehow has found a way to gain presence in Jakarta's higher end restaurants.

and don't forget Prost Beer has been very aggressive in marketing and promotion since before covid19.

Meanwhile $MLBI is at better position which is confirmed with better than expected 3Q24 results which MLBI recorded double digit revenue growth. MLBI renowned Bintang Beer has been helping the company to fight in this tough competition. This is also mainly due to MLBI has a strong presence in Bali (which tourism is still going strong), unlike DLTA.

This is only an opinion, always DYOR.

Read more...

Sekedar share perjalanan.

Hanya setelah memahami risiko rugi, seseorang boleh terjun menjadi investor di pasar modal. agar enggak stress. Banyak faktor yang berubah, hidup dinamis, situasi global, makro ekonomi global turut mempengaruhi harga saham.

Setelah delapan tahun di pasar modal, saya tidak untung, hitungannya malah rugi. Dalam delapan tahun itu banyak belajar, berlatih sabar, tidak takut minus merah dalam, dan tidak napsu segera realisasikan floating gain.

Masih tetap bertahan di IDX. Emiten yang dipegang wajib rajin bagi dividen. Ini wajib, saat merahpun paling tidak ada dividen masuk. Saat ini, semua merah kecuali ANJT yg hijau tipis. Temannya $AALI masih merah.

Duo minuman harum $DLTA dan $MLBI minus dalam. Tapi beda dgn RK, saya enggak jual dlta, akan tetap pegang.

Masih punya keyakinan utk emiten lain $BBRI dan $TLKM akan rebound, pada waktunya. Sabar.

disclaimer. bukan ajakan jual beli.

Read more...

$BEER $KMDS $MLBI $WINE $DLTA STRK
https://cutt.ly/3eJLsRsV
https://cutt.ly/WeJLsYiS
https://snips.stockbit.com/unboxing/analisis-emiten-minuman-alkohol-siapa-yang-menonjol
https://cutt.ly/geJLsESK

Mengapa konsumen Gen Z memilih untuk tidak minum alkohol?
Beberapa alasannya antara lain:

" Generasi Z memprioritaskan kesejahteraan , baik mental maupun fisik, lebih dari generasi lainnya."
"Lima puluh persen Gen Z melaporkan berolahraga secara teratur, dibandingkan dengan 45 persen orang dari generasi lain."
Untuk menghemat uang
Selain itu, menurut Susie Goldspink, kepala divisi rendah dan tanpa alkohol di IWSR Drinks Market Analysis , yang dikutip dalam artikel Fortune Februari 2024, konsumen ini memiliki "rasa ingin tahu tentang produk lain di pasaran…. stigma dan rasa malu tentang seberapa banyak generasi yang lebih tua minum." Lebih jauh, "orang yang lebih tua cenderung mencari pengganti yang sama antara produk yang mengandung alkohol dan tidak, orang yang lebih muda lebih cenderung bereksperimen dengan hal-hal seperti minuman adaptogen, yang diklaim menawarkan kualitas yang meningkatkan suasana hati."

Berikut adalah beberapa data konsumsi alkohol menurut WHO:
Pada tahun 2016, sebanyak 3 juta orang di dunia meninggal karena konsumsi alkohol, setara dengan 1 dari 20 kematian di dunia.
Lebih dari 75 persen kematian akibat alkohol terjadi pada pria.
Konsumsi alkohol per kapita di Asia Tenggara meningkat 34 persen dibandingkan di Eropa yang menurun 12 persen pada tahun 2016.
Peningkatan konsumsi alkohol di Asia Tenggara dan Selatan dikontribusikan oleh India, Thailand, dan Indonesia.
AS memiliki tingkat ketergantungan alkohol terendah, yakni hanya 1,92 persen.
Rusia dan Hungaria merupakan negara-negara teratas di dunia dengan tingkat gangguan penggunaan alkohol tertinggi di kalangan pria.
Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.

Banyak orang meninggal akibat minum alkohol dan pola makan yang tidak sehat. Kenaikan pajak akan menekan jumlah kematian dan menambah pendapatan negara. Studi WHO menunjukkan bahwa pajak yang meningkatkan harga alkohol sebesar 50 persen akan membantu mencegah lebih dari 21 juta kematian selama 50 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar negara-negara di dunia menaikkan pajak alkohol dan minuman berpemanis buatan untuk mencegah dampak buruk dua komoditas tersebut terhadap kesehatan. Namun, upaya untuk menaikkan pajak tersebut tidak mudah. Para produsen umumnya akan menolak kebijakan semacam itu.

Pemerintah Kanada, misalnya, akan menaikkan pajak bir sebesar 4,7 persen pada 1 April mendatang. Pajak untuk anggur dan minuman beralkohol juga akan naik di negeri itu. Namun, pengusaha mulai menyerukan agar rencana kenaikan itu dibatalkan.

Presiden Bir Kanada, CJ Helie, kepada VOCM, mengatakan bahwa pemerintah federal memberlakukan kenaikan pajak tersebut setiap tahun secara otomatis sejak 2017 dengan mengaitkannya dengan angka inflasi. Namun, kata dia, pada masa itu inflasi relatif rendah, tidak seperti sekarang. Helie khawatir bahwa kenaikan pajak akan membuat beberapa perusahaan bir gulung tikar, termasuk bar dan restoran.

Data terbaru WHO menunjukkan rendahnya tingkat pajak global terhadap produk tidak sehat seperti alkohol dan minuman berpemanis buatan (SSB). Temuan ini menyoroti bahwa mayoritas negara tidak menggunakan pajak untuk mendorong perilaku yang lebih sehat.

Menurut WHO, 2,6 juta orang di dunia meninggal akibat minum alkohol setiap tahun dan lebih dari 8 juta orang meninggal akibat pola makan yang tidak sehat. Kenaikan pajak atas alkohol dan minuman berpemanis buatan diharapkan akan mengurangi jumlah kematian ini.

“Mengenakan pajak pada produk yang tidak sehat akan menciptakan populasi yang lebih sehat. Hal ini memiliki efek riak positif di seluruh masyarakat.. dan pendapatan bagi pemerintah untuk menyediakan layanan publik. Dalam kasus alkohol, pajak juga membantu mencegah kekerasan dan kecelakaan lalu lintas,” kata Rudiger Krech, Direktur Promosi Kesehatan WHO, dalam rilis WHO pada 5 Desember 2023.

Studi WHO pada 2017 menunjukkan bahwa pajak yang meningkatkan harga alkohol sebesar 50 persen akan membantu mencegah lebih dari 21 juta kematian selama 50 tahun dan menghasilkan pendapatan tambahan sebesar hampir US$ 17 triliun. Jumlah ini setara dengan total pendapatan pemerintah dari delapan negara dengan perekonomian terbesar di dunia dalam satu tahun.

WHO mencatat hingga Juli 2022, setidaknya 148 negara telah menerapkan pajak cukai minuman beralkohol, tapi anggur dibebaskan dari pajak cukai di setidaknya 22 negara, khususnya di kawasan Eropa. Sebagian besar negara yang tidak menerapkan pajak tersebut berada di kawasan Mediterania Timur atau Asia Tenggara, yang banyak negaranya melarang penjualan alkohol. Secara rata-rata global, porsi pajak cukai untuk harga merek bir yang paling laris adalah 17,2 persen dan untuk merek minuman beralkohol yang paling laris adalah 26,5 persen.

Indonesia telah menerapkan pajak alkohol. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 158 Tahun 2018, tarif cukai minuman beralkohol sebesar Rp 20 ribu per liter untuk semua jenis etil alkohol dengan kadar berapa pun, baik produksi dalam negeri maupun impor; Rp 15 ribu untuk minuman mengandung etil alkohol 5 persen, baik impor maupun produksi dalam negeri, Rp 33 ribu per liter (untuk produksi dalam negeri) dan Rp 44 ribu per liter (impor) untuk minuman mengandung etil alkohol 5-20 persen; Rp 80 ribu per liter (untuk produk dalam negeri) dan Rp 139 ribu per liter (impor) untuk minuman yang mengandung etil alkohol lebih dari 20 persen; serta Rp 1.000 per gram untuk konsentrat yang mengandung etil alkohol.

Menurut WHO, pajak kesehatan sejatinya harus diberlakukan pada produk-produk yang berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, seperti tembakau, alkohol, dan minuman berpemanis buatan. Hal ini dianggap sebagai kebijakan yang positif karena dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit sekaligus memajukan kesetaraan kesehatan dan memobilisasi pendapatan negara untuk anggaran program umum. Pajak ini juga dapat digunakan untuk program prioritas tertentu, seperti membiayai jaminan kesehatan universal atau program kesehatan masyarakat lain.

Tujuan dari kebijakan pajak kesehatan ini, kata WHO, adalah untuk mengurangi konsumsi produk-produk yang dianggap sebagai faktor risiko penyakit tidak menular dengan membuatnya lebih mahal dan sulit dijangkau masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan kenaikan pajak secara berkala yang cukup besar untuk menghasilkan kenaikan harga riil yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi negara.

Penelitian oleh WHO menemukan bahwa pengenaan pajak atas alkohol dan minuman berpemanis buatan dapat membantu mengurangi penggunaan produk ini dan memberikan alasan bagi perusahaan untuk membuat produk yang lebih sehat. Pada saat yang sama, pajak atas produk-produk ini akan membantu mencegah cedera dan penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Jajak pendapat oleh lembaga survei Gallup baru-baru ini, yang dilakukan dengan bekerja sama dengan WHO dan Bloomberg Philanthropies, menemukan bahwa mayoritas responden di semua negara yang disurvei mendukung peningkatan pajak atas produk tidak sehat seperti alkohol dan minuman berpemanis buatan. Dengan demikian, WHO merekomendasikan agar pajak cukai diberlakukan untuk semua minuman beralkohol dan minuman berpemanis buatan.

Penulis: Redaksi Mediakom

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy