Volume
Avg volume
Bukalapak adalah perusahaan teknologi Indonesia yang memiliki misi menciptakan perekonomian yang adil untuk semua. Melalui platform online dan offlinenya, Bukalapak memberikan kesempatan dan pilihan kepada semua orang untuk meraih hidup yang lebih baik. Sejak didirikan pada tahun 2010, Bukalapak telah melayani lebih dari 6 juta Pelapak, 5 juta Mitra Bukalapak dan 90 juta pengguna aktif dan pada tahun 2017 menyandang status unicorn. Bukalapak selalu memiliki perhatian khusus dalam pemberdayaan UMKM Indonesia.
@ilham76c Masalahnya... dia punya sertif CFA (dan bangga akan itu). Kalau di bidang teknik sipil (bidang saya), insinyur yang sudah merekomendasikan desain bangunan lalu berkali-kali aka kebanyakan rekomendasi tsb salah sehingga mengakibatkan kegagalan bangunan (ambruk) yg membuat kematian banyak orang pengguna. Insinyur bisa dipenjarakan dan pasti dicabut sertifikasi profesi Insinyurnya...
Lah... ini sertifikasi CFA berani kasih rekomendasi dan berkali-kali membuat rugi orang awam... Kasian lah orang awam...
Jadi orang Indonesia yg kebanyakan relatif herding behaviour apalagi mereka gapunya background finance ataupun kenalan Pro yg sudah puluhan tahun di finance tidak bisa evaluasi rekomendasinya dan berisiko bisa "tersesat" karena taklid buta mentang-mentang dia lulusan ekonomi+punya sertif CFA
Berani Berucap Berani Bertanggungjawab. Selevel Warren Buffett dan Lo Kheng Hong tidak pernah merekomendasikan saham... Tag saham terkait $BUKA $GOTO $SIDO
Jadi saya disini seperti Bang Napi:
"WASPADALAH WASPADALAH!!!"
Sekaligus mengingatkan diri sendiri... Memangnya salah mengingatkan? di ajaran agama saya dianjurkan saling memperingatkan...
$BUKA udah ga jual produk fisik, merchant juga udah ga ada ..udah tutuplapak..dampak pajak ini buat bukalapak minor..kalo ke $GOTO $BELI dampaknya bisa lebih besar ..
Ketika Negara Menyerahkan Pungutan ke Tangan Marketplace
Ada satu hal yang kerap luput saat pemerintah mengumumkan kebijakan baru soal pajak: maksud sebenarnya di balik kebijakan itu. Ketika muncul rencana agar platform e-commerce seperti marketplace mewajibkan para penjualnya membayar pajak 0,5 persen dari omzet tahunan antara 500 juta hingga 4,8 miliar rupiah, narasi yang disampaikan terdengar rapi. Katanya demi keadilan, demi kesetaraan antara toko fisik dan toko daring, demi menambah penerimaan negara yang sedang lesu. Tapi mari bicara jujur. Ini bukan cuma soal tarif pajak. Ini soal siapa yang sekarang disuruh memungutnya.
Dalam aturan perpajakan UMKM, angka 0,5 persen sebenarnya sudah lama ada. Tapi yang berubah bukan besarannya, melainkan cara pemungutannya. Negara tak lagi repot mengejar para pelapak satu per satu. Sekarang tugas itu diserahkan ke Shopee, Tokopedia, Lazada, dan platform-platform lain. Marketplace bukan cuma tempat jual beli, tapi sekarang juga ditugasi memungut pajak untuk negara. Terlihat praktis memang, tapi di balik itu tampak jelas satu hal: negara sedang mencari cara cepat memanfaatkan geliat ekonomi digital.
Tarifnya memang kecil, tetapi beban administratif, risiko teknis, dan biaya tambahan kini beralih ke perusahaan platform. Shopee kemungkinan sudah siap. $GOTO, lewat Tokopedia, bisa jadi akan mengintegrasikan ini ke sistem pembayaran Gopay dan jaringan logistiknya. Tapi bagaimana dengan $BELI, yang baru melantai di bursa dan masih membangun skala bisnisnya? Atau $BUKA, yang sejak awal membawa semangat memberdayakan UMKM dan sekarang harus menghadapi tantangan aturan pajak yang lebih rumit? Mereka tidak punya cadangan dana sebesar pemain besar. Bukan tidak mungkin beberapa dari mereka terpaksa menyerah lebih cepat. Akibatnya, pasar jadi semakin dikuasai oleh segelintir pemain besar. Bukan karena persaingan sehat, tapi karena aturan diam-diam mengarahkan industri ke arah yang lebih terkonsentrasi.
Pemerintah bilang ini demi menyamakan perlakuan antara toko online dan toko fisik. Tapi argumen ini rapuh sejak awal. Banyak penjual online bukan pemilik toko besar. Mereka hanyalah penjual rumahan, ibu-ibu yang berjualan dari rumah demi bertahan hidup, atau mantan karyawan yang kehilangan pekerjaan. Menyamakan mereka dengan ritel di pusat perbelanjaan adalah penyederhanaan yang terlalu nyaman. Ini seperti menilai bebek dan elang dari seberapa tinggi mereka bisa terbang.
Yang lebih menarik, ini bukan cerita baru. Pada 2018, pemerintah pernah mewacanakan aturan serupa, tapi hanya bertahan beberapa bulan sebelum ditarik kembali. Alasannya? Penolakan industri dan belum siapnya sistem. Sekarang, dengan sistem pajak daring pemerintah yang bahkan baru saja bermasalah, pemerintah tampaknya memilih jalur "coba dulu, nanti lihat hasilnya". Kalau gagal, tinggal dibatalkan. Ini bukan strategi jangka panjang. Ini eksperimen yang siap dibatalkan sewaktu-waktu.
Dari sisi pasar, kebijakan ini bisa punya dua dampak. Bagi investor, ini bisa dianggap langkah menuju ekonomi digital yang lebih teratur. Tapi bagi para pelapak kecil, ini sinyal bahaya. Mereka bisa kehilangan pembeli, margin keuntungan makin tipis, dan tak sedikit yang mungkin kembali ke transaksi lewat jalur pribadi, pindah ke platform luar, atau berhenti berjualan sama sekali. Jangan heran kalau dua atau tiga bulan setelah aturan ini berlaku, kita mulai melihat penjualan online dalam negeri melemah, sementara produk dari luar negeri tetap mengalir deras.
Shopee, yang sudah menjalankan pemotongan pajak serupa di Filipina, kemungkinan akan lebih mudah menyesuaikan. GOTO, yang kinerjanya memang mulai membaik tapi masih merugi, harus lebih hati-hati. Bisa jadi ini justru kesempatan bagi mereka untuk memperkuat sistem internal. BELI, yang sedang mencoba membangun sinergi dengan jaringan ritel Djarum, bisa mengambil keuntungan jika mampu mengeksekusi aturan ini dengan rapi. Sementara BUKA, yang basis pasarnya banyak di warung-warung kecil, bisa jadi justru lebih berat terdampak karena mayoritas penggunanya belum tentu siap menghadapi proses kepatuhan pajak yang baru.
Pemerintah bisa saja bilang ini bagian dari strategi besar. Tapi publik berhak bertanya: kalau ini betul strategi, kenapa kesannya seperti reaksi spontan? Mengapa tidak ada uji coba, dukungan infrastruktur, atau masa transisi yang memadai? Yang terasa justru suasana tergesa. Negara butuh uang, data e-commerce mudah diakses, dan siapa lagi yang lebih siap diminta bantu negara selain para unicorn?
Catatan akhirnya tetap sama. Pajak 0,5 persen ini memang kecil secara nominal, tapi besar dari sisi makna. Ini menunjukkan bahwa negara mulai menggantungkan harapan pada ekonomi digital. Bukan hanya sebagai sumber pertumbuhan, tapi juga sebagai tempat mencari pemasukan. Dan seperti biasa, yang paling terpukul bukan perusahaan besar yang punya tim pajak sendiri, tapi penjual kecil yang bahkan belum tahu bahwa bulan depan, uangnya akan dipotong otomatis dari transaksi.
Pasar digital, yang dulu menjanjikan kemudahan dan kebebasan, kini berubah perlahan jadi lorong panjang yang penuh rambu dan aturan. Tapi publik diminta percaya bahwa ini adalah bentuk kemajuan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
@ilham76c siapa juga konyol beli $BUKA pas IPO dan $SIDO atau $TLKM 3 Tahun Lalu wkwkwk
Hadeh Hadehh Suudzon Wkwkwk
Mas dibaca lagi bagian bawah tujuan tulisan saya wkwkwk
Saya invest di saham lain masih floating profit >50% dan ditabok dividen diatas 10% per tahun... wkwkw
Marketplace Kena Pajak 0,5%, UMKM Kena Imbas
💰 Pemerintah bakal tarik pajak 0,5% langsung dari omzet penjual online
🏪 Marketplace seperti Shopee & TikTok akan jadi pemungut otomatis
⚠️ Sistem pajak digital belum siap tampung lonjakan data pelapak
📉 Risiko pelapak kecil keluar dari platform makin tinggi
📊 Nilai pasar digital RI tetap prospektif capai US$150 miliar
Baca selengkapnya di: https://cutt.ly/YrRukMqQ
Cek infonya!
$GOTO $BUKA $BELI
Kemarin hari terakhir $BUKA buyback ya? Harusnya kalo masih ada yg mau buang barang dalam jumlah besar waktu yg paling tepat adalah kemarin karena ditungguin banget pake lot raksasa.. kalaupun dikemudian hari masih ada yg mau buang tandanya mereka adalah pelaku pasar kategori kamprrettt 🤣🤣
$BUKA Kenaikan ini saham juga ada pengaruhnya dengan pesimisme kita sebagai ritel. Seperti postingan sebelumnya, bandar ngga bisa sembunyiin transaksi, tapi nyerang psikologi.
Data ini saya ambil dari pengelompokan broker ritel dengan pengecualian broker ritel dengan transaksi janggal/ disusupi pemain besar.
Dengan chart terbalik (ritel beli : grafik turun, ritel jual : grafik naik) supaya memudahkan perhitungan korelasi statistik. Skala -1 s/d 1, Korelasinya 0,37064. Angka ini masih tergolong positif dan masih terkorelasi dengan baik.
Kemungkinan beberapa waktu kedepan selama kita belanja terus disini, ya susah naiknya. Aksi beberapa hari terakhir juga mencerminkan upaya "penurunan" penumpang gelap.
Disc On, hanya pendapat pribadi dan hanya saya jadikan acuan sendiri.
Random tag $GOTO $EMTK
@fhk071186 itu Coca-cola namanya saham Core Stock... murni investasi... Buy and Hold hanya untuk saham Wonderful Company at Reasonable Price
Pak Joel sudah membedakan kok mana yg Core Stock atau bukan...
Jadi memang Non-Core Stock itu memang trading berbasis nilai (?) CMIIW
Contoh selain $BUKA ada $EMDE
Ya begitulah buy low sell high wkwk Ga buat dihold selamanya... Gatau sudah jual belum
@fhk071186 bukannya pak Joel rekom $BUKA harga bawah? bisa saja tesisnya belum selesai mungkin...
Pak Joel juga setauku bilangnya Non-Core Stock alias bukan saham utama utk invest...
@TaufanRY jangankan Felicia.. Joeliardi Soenendar yang jauh lebih senior juga pernah rekom $BUKA kok.. hanya gara2 cashnya besar... Pelajarannya adalah jangan percaya siapapun di saham bahkan Lo Kheng Hong sekalipun... Percaya dengan diri sendiri..
$IHSG $CDIA
$BUKA dana masih tersisa kan? yok jilid berikutnya lagi, baru umumin aksi korporasi berikutnya hehehe
$BUKA 24 Jun 25
Shareholder : Bukalapak.com
Type : Local
Bought : +50,000,000 (+0.05%)
Current : 5,289,231,600 (5.13%)
Previous : 5,239,231,600 (5.08%)
Top 5 investor institusi asing pegang 3,6% saham $BUKA sampai akhir mei.. apakah mereka buki saat $BUKA buyback ???
@greatimam yoi, udah cukup lah buyback simboliknya, real deal adalah bikin bukalapak makin tebel profitnya lewat akuisisi.. kalo ane sih berharap $BUKA ambil sahamnya Superbank yg dipegang $EMTK
@greatimam coba di hitung lagi bang. 8 juta lot baru 100M an. Wkwkw. Kalo sisa dana buyback 1,3T di haka udah pasti ARA berjilid jilid bang. Udah to the moon kita semua pemegang saham $BUKA wkwkw
@gilasaham11 bisa aja lanjut beli cuma mending buat yg lain aja.. cukup lah udh pegang 5% di average 130 udh cakep banget itu buybacknya si $BUKA
itu justru nungguin yang mau cutloss.. harusnya om ndar $BUKA paham sih kalo cuma sedikit yang mau jual dibawah 130 ..
$BUKA Ini ganjelan apa masalah hidup, besar amat wkwk. Kira-kira apa ya rencana mereka buat hari ini? 🤔
Random Tag $GOTO $JATI
$BUKA Kepemilikan institusi mulai ada kenaikan dari tahun kemarin. Do they know something we don't know?
Random tag $GOTO $WIFI