BTCIDR

Bitcoin Rupiah Indonesia

Cryptocurrency

Follow

1,934,412,032.00

-35,288,000.00 (-1.79)

As of Tue 17:18

30

Volume

NA

Avg Volume

26,375 Followers
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@adiridhanias $NINE bentar lagi mau otw harga $BTCIDR bang sama otw MSCI, mangkanya pada optimis WKWKWKWKWK

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$COIN $BTCIDR & $ETHIDR kalian gapunya persekutuan di perusahaan saham apapun yakali gabisa ke 4000 biar bisa masuk msci tetap hold & Average down ketika turun karna gua yakin coin bakalan naik secara perlahan, koreksi-koreksi yang skrng masih wajar menurut gua biar ga di suspend

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

wahhh aset intangible si $EAST mulai naik apakah bulan ini nambah lagi ya? 😁

$BTCIDR $ETHIDR

kali aja om @Prabaniswara kenal pa Khalid 🤝

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTCIDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTC $BTCIDR $ETHĺ

Berdasarkan dua siklus Bitcoin sebelumnya, puncak harga terjadi setelah garis moving average 200 mingguan (SMA 200 weekly) bersilangan dengan garis harga tertinggi pada siklus sebelumnya. Artinya, ketika SMA 200 mingguan memotong garis harga tertinggi siklus sebelumnya, ini bisa menjadi indikasi bahwa harga Bitcoin akan mencapai puncaknya.

SMA 200 sekarang di harga 51K.
prediksi puncak harga ketika garis moving average 200 mingguan menyentuh harga 68K-69K.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTCIDR mau serok btc tapi harga nya masih tunggu kapan longsor nya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Bullish for $BTC 🔥🚀

Random Tag $BTCIDR $ETH

1/2

testes

$POWR mah laba gak bakalan kemana kemana, mending bikin mining bitcoin aja 🚀🚀🚀

$BTC $BTCIDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Fix akan terus cicil garis keras $COIN mendengar akan ke 4000 $BTCIDR akan ke 20M

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$COIN ya lumayan lah coba² untuk hold menenangkan diri siapa tau ini menjadi aset indonesia yang melejit seperti $BTCIDR BTC
belajar tidak panik seperti sebelum²nya sampe rugi jutaan🫣 setelah di sell 2 hari malah melejit lagi hhhh

$CDIA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Mungkin Suatu Saat Nanti

Mungkin suatu saat nanti, kamu bakal duduk sendiri, lihat chart, dan tiba-tiba ngerasa tenang. Nggak lagi panik lihat candle merah panjang. Nggak lagi deg-degan tiap harga turun dikit. Karena di titik itu, kamu udah ngerti naik-turun harga itu bukan masalah. Yang penting, kamu tahu kenapa kamu masuk, dan tahu kenapa kamu masih bertahan.

Mungkin suatu saat nanti, kamu berhenti cari “cara cepat kaya dari trading”. Karena kamu sadar, semakin cepat kamu pengin kaya, semakin gampang pasar ngelucuti semua uangmu. Justru, semakin sabar kamu, semakin disiplin kamu ngejaga risiko, makin besar kemungkinan kamu bertahan, dan menang.

Aku tahu, di awal kamu mungkin mikir, “Asal tahu strategi, pasti cuan.” Tapi nanti kamu bakal lihat sendiri, strategi itu cuma permukaan. Yang jauh lebih penting itu cara pikirmu. Ego kamu. Reaksi kamu waktu kena floating loss. Sikap kamu waktu market nggak sesuai harapan.

Mungkin nanti kamu bakal sadar, cut loss itu bukan aib. Justru itu bukti kamu ngerti cara bertahan. Karena orang yang takut rugi, justru sering rugi lebih besar. Dan orang yang terlalu percaya diri, biasanya jadi bahan bakar buat pasar terus hidup.

Mungkin suatu saat nanti, kamu mulai ngerasa aneh sendiri… karena kamu buka chart bukan buat cari entry, tapi buat menganalisis sentimen. Kamu baca laporan ekonomi bukan karena disuruh, tapi karena kamu pengin ngerti lebih dalam. Kamu mulai mikir jangka panjang. Kamu mulai ngerti bahwa pasar bukan soal menang cepat, tapi soal siapa yang paling tahan.

Dan mungkin juga, kamu udah nggak terlalu peduli lagi sama orang-orang yang pamer profit di medsos. Karena kamu tahu, yang ditunjukin itu cuma satu sisi. Kamu lebih sibuk mikirin money management kamu sendiri. Kamu udah tahu grafik portofolio yang sehat nggak harus naik terus, tapi harus stabil dan tumbuh pelan-pelan.

Mungkin suatu saat nanti, kamu berhenti nanya, “Buy atau sell?” Tapi mulai nanya ke diri sendiri, “Apa risikonya? Apa skenarionya? Kalau salah, aku harus apa?” Itu momen di mana kamu udah naik level dari sekadar trader jadi pemikir. Dari pemburu sinyal jadi pembuat sistem.

Dan di titik itu, kamu mulai paham kalau mau bertahan, kamu harus punya sistem. Nggak bisa asal ikut tren. Nggak bisa berharap profit dari kebetulan. Kamu mulai nulis jurnal. Mulai nyusun strategi yang terukur. Mulai bangun fondasi dari angka, bukan dari emosi.

Kamu bikin aturanmu sendiri kapan masuk, kapan keluar, kapan nggak ngapa-ngapain. Kamu belajar nerima loss yang sehat, dan nikmatin profit tanpa serakah. Kamu ngerti, sistem itu bukan buat jamin cuan, tapi buat jaga kamu tetap waras. Supaya kamu bisa terus jalan, tanpa terbakar pasar.

Dan mungkin, kamu bakal mulai nikmatin prosesnya. Bukan karena semua jadi gampang, tapi karena kamu tahu arahmu. Kamu tahu ini bukan soal cepat kaya, tapi soal jadi lebih bijak, lebih kuat, dan lebih mandiri. Setiap evaluasi mingguan, setiap revisi sistem, setiap perbaikan kecil itu langkah menuju versi dirimu yang lebih baik.

Karena di balik semua itu, ada harapan. Harapan bahwa kamu nggak harus menang setiap hari, tapi kamu bisa terus tumbuh. Harapan bahwa kamu bisa bebas dari mental berjudi, dan mulai hidup dengan rencana. Harapan bahwa kamu bisa ngatur uangmu sendiri, tanpa tergantung nasib atau opini orang lain.

Dan harapan itu sederhana:
Bahwa suatu hari nanti, kamu bisa ngelihat ke belakang dan bilang,
"Aku nggak nyerah waktu susah. Aku belajar waktu kalah. Dan sekarang, aku punya sistem yang bisa aku andalkan."

Bukan sistem sempurna. Tapi cukup buat jaga kamu tetap waras.
Cukup buat bikin kamu bertahan.
Dan cukup buat bawa kamu pelan-pelan sampai tujuan.

Mungkin suatu saat nanti...

$IHSG $BTC $BTCIDR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$COIN $BTC $BTCIDR
See u at the next TP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Scalping di future enak bgt, malem masuk.. siang TP😂 $BTCIDR $COIN $IHSG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🧨 Awal Krisis: “Semua Terlihat Tenang”
BNP Paribas menghentikan pencairan dana (Agustus 2007): Ini adalah sinyal awal bahwa pasar kredit mulai membeku.
Bear Stearns bangkrut → mengguncang kepercayaan pasar dan menandai krisis likuiditas serius.

🏛️ Intervensi The Fed
The Fed mulai memangkas suku bunga dana federal (Fed Funds Rate) untuk meredam efek.
Pasar sempat naik lagi (“bull trap”), memberi harapan palsu pada investor.

💣 Titik Jatuh Bertubi-tubi
IndyMac, AIG, Merrill Lynch, SilverState, Lehman Brothers → runtuhnya institusi besar menciptakan kepanikan besar.
Fed menahan suku bunga di 2% → dianggap terlambat oleh pasar.

🕳️ Titik Terendah: Kapitulasi
Ketika investor pasrah dan menjual segalanya capitulation pasar akhirnya menyentuh dasar.

🎯 Insight Kunci:
"It didn’t happen overnight but all at once."
Ketika krisis kepercayaan menumpuk, efek domino bisa terjadi tiba-tiba.

📌 Pelajaran untuk Saat Ini
Gejolak pasar seperti tekanan utang global, gangguan geopolitik, dan kebijakan moneter ketat bisa terlihat biasa… hingga sesuatu "pecah".
Pantau likuiditas, leverage institusi, dan sinyal dari bank sentral (kebijakan suku bunga, likuiditas pasar repo, dll).

$IHSG $BBCA $BTCIDR

for more information & research link di biooo

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$COIN $ETH $BTCIDR

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTC $BTCIDR $ETHIDR

Thanks BTC sudah mengubah porto kecil ratusan juta menjadi M dalam waktu kurang dari 2 tahun.

Saatnya dana nya dirotasi lagi ke Saham.


Salam Cuan...

Saat Kamu Merasa Mengendalikan Pasar, Padahal Sebaliknya

Aku mau cerita soal satu hal yang sering banget kejadian di dunia investasi tapi jarang disadari. Namanya ilusi kendali. Ini tuh kayak kamu ngerasa semua hal di pasar bisa kamu atur, padahal kenyataannya banyak banget faktor di luar kendali kamu.

Gini ya, kamu pasti pernah ngerasa udah ngatur semua strategi dengan rapi. Udah baca berita, mantengin indikator, ikut rekomendasi analis, terus mikir, “Pokoknya ini saham bakal naik, deh.” Tapi... kenyataan nggak sesuai harapan. Sahamnya malah nyungsep. Kamu bingung, kesel, terus mulai mikir, “Apa aku yang salah?” Nah, mungkin itu bukan cuma soal strategi, tapi kamu lagi kena ilusi kendali.

Bahkan banyak investor, baik pemula maupun yang udah senior, sering banget terjebak dalam yang namanya ilusi kendali. Kedengarannya kayak istilah psikologi ya? Ya, karena memang ini psikologis banget. Ilusi kendali bisa membuat kamu jadi terlalu percaya diri, salah menilai risiko, bahkan bisa bikin kamu rugi berkepanjangan tanpa sadar. Makanya, penting banget untuk mengenali, memahami, dan mewaspadai jebakan mental ini supaya kamu bisa jadi investor yang lebih bijak dan realistis.

1. Ilusi Kendali Itu Kayak Ngerasa Pegang Setir, Padahal Mobilnya Jalan Sendiri

Ilusi kendali itu kondisi psikologis di mana kamu ngerasa punya kontrol penuh atas sesuatu yang sebenarnya nggak bisa kamu atur sepenuhnya. Dalam dunia investasi, ini sering banget kejadian. Misalnya kamu mikir, “Aku beli saham ini karena udah analisis, pasti naik.” Padahal pasar itu digerakin banyak faktor yang nggak bisa kamu atur, kayak sentimen global, keputusan bank sentral, geopolitik, sampai reaksi investor lain.

Ilusi ini bikin kamu merasa “aku yang ngatur semuanya”, padahal kenyataannya kamu cuma bisa ngatur sebagian kecil aja kayak alokasi dana, waktu beli, sama seberapa besar kamu ambil risiko. Tapi pergerakan harga? Nggak bisa kamu tentuin.

2. Ilusi Kendali Bisa Bikin Kamu Terlalu Percaya Diri

Saat kamu ngerasa bisa ngontrol hasil investasi, biasanya kamu juga jadi terlalu percaya diri. Ngerasa udah jago, udah ngerti arah pasar, udah tahu kapan saatnya masuk atau keluar. Dan di sinilah jebakannya mulai muncul.

Pas kamu untung, kamu mikir itu semua karena kepintaran kamu. Tapi pas rugi, kamu nyalahin faktor luar. Ujung-ujungnya kamu nggak pernah benar-benar evaluasi keputusan yang kamu ambil.

Masalahnya, overconfidence ini sering bikin kamu ngambil risiko lebih besar dari yang seharusnya. Kamu jadi gampang spekulasi, suka buka posisi besar, dan lupa jaga-jaga. Padahal dalam investasi, yang selamat itu bukan yang paling nekat, tapi yang paling disiplin dan sadar diri.

3. Banyak Keputusan Investasi Ternyata Diambil Karena Merasa Ngontrol

Coba deh kamu inget-inget, berapa kali kamu ambil keputusan karena mikir “kayaknya ini akan berhasil”? Misalnya:

Beli saham karena “feelnya bagus”

Ikut beli kripto karena rame dan kamu mikir kamu bisa keluar sebelum rugi

Jual reksadana karena kamu ngerasa pasar bakal drop minggu depan

Semua keputusan itu kelihatan logis di kepala kamu. Tapi kadang, dasarnya cuma karena kamu ngerasa bisa baca arah pasar. Padahal kenyataannya kamu cuma nebak dan tebakan itu dipoles jadi seolah-olah hasil dari analisis yang solid.

Aku nggak bilang semua keputusan kamu salah ya. Tapi kalau terlalu sering ngandelin rasa "aku bisa kontrol", kamu bakal sering kecewe.

4. Otak Kita Memang Suka Bikin Kita Merasa Ngontrol

Ternyata, ini bukan salah kamu sepenuhnya. Otak manusia memang dirancang buat cari rasa aman. Dan rasa aman itu sering muncul waktu kita merasa punya kendali.

Jadi, pas kamu bikin keputusan investasi, otak kamu bikin ilusi bahwa kamu ngatur hasilnya. Supaya kamu ngerasa tenang. Ini namanya coping mechanism. Tapi efek sampingnya, kamu jadi kurang realistis. Kamu pikir kamu bisa ngatur pasar, padahal pasar itu liar, acak, dan penuh kejutan.

Ini juga nyambung ke yang namanya bias konfirmasi. Kamu lebih seneng baca berita atau analisis yang sesuai dengan opini kamu. Kalau kamu yakin saham A bakal naik, kamu bakal cari semua info yang dukung keyakinan itu, dan buang info yang bilang sebaliknya.

5. Investor Pemula dan Berpengalaman Sama-Sama Bisa Kena

Ilusi kendali itu nggak pilih-pilih korban. Bukan cuma pemula yang bisa kejebak, bahkan yang udah bertahun-tahun investasi juga bisa. Bedanya, yang pemula biasanya overconfidence karena baru ngerasain cuan. Sementara yang berpengalaman bisa kejebak karena terlalu percaya dengan sistem atau pendekatan yang selama ini dipakai.

Makanya, penting buat kamu siapapun kamu sekarang untuk tetap reflektif. Selalu evaluasi, jangan terlalu yakin sama sistem sendiri, dan sadar bahwa pasar selalu berubah.

6. Pasar Nggak Pernah Peduli Sama Strategi Kamu dan siapa kamu

Kamu boleh punya strategi sehebat apapun. Mau pakai analisis teknikal, fundamental, indikator canggih, AI, semuanya tetap nggak bisa ngontrol pasar.

Pasar itu kayak alam. Dia bergerak karena banyak faktor. Kadang rasional, kadang emosional. Kadang naik karena sentimen, kadang jatuh karena kabar yang belum tentu berdampak besar. Dan semua itu di luar kendali kamu.

Jadi jangan pernah mikir, “Karena aku udah analisis, pasti bener.” Nggak ada yang bisa prediksi 100%. Yang bisa kamu lakukan cuma perbesar peluang, bukan pastiin hasil.

7. Mengakui Keterbatasan Justru Bikin Kamu Lebih Kuat

Lucunya, justru saat kamu sadar kalau kamu nggak bisa ngontrol segalanya, kamu jadi lebih bijak. Karena kamu tahu batasanmu, kamu bisa lebih fokus ke hal-hal yang memang bisa kamu kontrol, kayak:

Seberapa besar dana yang kamu masukin

Jenis aset yang kamu pilih

Seberapa disiplin kamu ngejalanin strategi

Kapan kamu harus berhenti atau evaluasi ulang

Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang. Kamu nggak panik waktu pasar anjlok, dan nggak euforia waktu pasar naik. Kamu tahu bahwa naik turun itu bagian dari perjalanan.

8. Fokus ke Proses Lebih Penting daripada Fokus ke Hasil

Aku selalu percaya, hasil itu penting tapi proses jauh lebih penting. Soalnya kalau kamu terlalu fokus ke hasil, kamu bakal gampang kecewa. Tapi kalau kamu fokus ke proses, kamu bisa terus berkembang.

Misalnya kamu punya strategi investasi dengan prinsip-prinsip tertentu. Terus kamu jalani dengan disiplin. Walaupun ada momen rugi, kamu tahu keputusanmu udah logis. Itu jauh lebih baik daripada untung karena kebetulan aja, tapi prosesnya ngawur.

Makanya, setiap kali kamu ambil keputusan, coba tanya ke diri sendiri: “Aku ngelakuin ini karena proses yang rasional, atau cuma karena yakin bisa ngontrol hasil?”

9. Menulis Jurnal Investasi Bisa Jadi Cermin Jujur

Salah satu cara terbaik buat keluar dari ilusi kendali adalah dengan catat semua keputusan kamu. Aku sendiri suka bikin jurnal sederhana. Isinya:

Kenapa aku beli aset A?

Apa harapanku dari aset itu?

Apa risiko yang aku sadari waktu beli?

Kapan aku mau jual?

Apa emosi yang aku rasain saat itu?

Pas kamu baca ulang jurnal itu setelah beberapa minggu, kadang pasti nyadar: “Lah ini keputusan cuma karena FOMO doang, bukan karena analisis.” Dari situ bisa belajar.

Kalau kamu bisa rajin catat dan refleksi, kamu bisa ngerti pola pikir kamu sendiri. Dan kamu bisa tau, mana yang memang keputusan matang, mana yang cuma ilusi kendali.

10. Jadi Investor yang Nggak Sok Ngatur Tapi Siap Ngadepin

Akhirnya, semua balik ke sikap kamu sendiri. Mau terus-terusan ngerasa bisa ngatur pasar, atau mau belajar jadi lebih sadar dan realistis?

Aku pribadi sih lebih pilih jadi investor yang nggak sok ngatur. Aku lebih milih siap mental, siap strategi, dan siap adaptasi. Karena menurutku, itu jauh lebih efektif daripada buang energi mikir pasar harus nurut sama maunya aku.

Ingat ya, kamu nggak bisa ngatur hasil. Tapi kamu bisa ngatur cara kamu ngadepin prosesnya. Dan itu yang bakal bikin kamu tahan lama di dunia investasi.

Kesimpulan

Setelah ngobrol panjang lebar soal ilusi kendali, kita bisa lihat bahwa banyak keputusan investasi yang kelihatannya logis, tapi ternyata lebih didasari perasaan bisa ngontrol hasil. Padahal, kenyataannya banyak hal yang nggak bisa kita kendalikan di pasar.

Rasa percaya diri itu penting, tapi kalau berlebihan dan nggak diimbangi dengan kesadaran atas keterbatasan, justru bisa jadi bumerang. Kamu jadi gampang ngambil risiko besar, lupa evaluasi, dan makin susah buat belajar dari kesalahan.

Kunci utamanya itu ya sadar. Sadar bahwa kamu bisa ngatur prosesnya, tapi bukan hasilnya. Sadar bahwa pasar itu liar dan nggak selalu bisa ditebak. Dan yang paling penting, sadar bahwa jadi investor yang tenang, realistis, dan adaptif jauh lebih kuat daripada yang sok merasa ngatur segalanya.

Jadi, ilusi kendali itu bukan buat dihindari sepenuhnya karena itu bagian dari cara kerja otak kita tapi perlu dikenali dan dipahami. Supaya kamu bisa terus tumbuh, makin bijak, dan tahan banting dalam perjalanan investasi kamu sendiri.

$IHSG $BTC $BTCIDR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$EAST si AI CL mo kabur kemana si cuma 4milyar 🤣 dari awal tahun 2025

$BTCIDR $ETHIDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CDIA $BTCIDR $ETHIDR CDIA is the next Upal koin , full send to the heaven gate, CDIA bisnis jelas, jangan kalah dengan keping koin, hold keras 🫡🫡

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$COIN gk peduli mau di suspend berapa kali selama berbau CRYPTO tetap HOLD seperti $BTCIDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTCIDR klo mw beli downlod apk nya apa ya

Potensi Besar untuk IHSG Kalau Fractional Shares Diterapin

Gini ya, aku tuh udah ngelihat banyak banget orang pengen masuk ke pasar saham. Penasaran, semangat, niat belajar, tapi langsung ngerem gara-gara satu hal simpel: harga sahamnya kegedean. Beli satu lot BBCA, BBRI, UNVR atau blue chip yang lain ajah butuh ratusan ribu sampai jutaan. Padahal mungkin mereka cuma punya sisa gaji 50 ribuan per minggu.

Di titik ini, aku jadi mikir: kenapa pasar kita masih ngejalanin sistem yang bikin orang kecil susah ikut naik? Kan aneh, ya. Yang kita butuhin sekarang itu bukan cuma investor gede atau asing, tapi ratusan ribu sampai jutaan investor kecil yang konsisten dan loyal.

Makanya, fractional shares (alias beli saham dengan nominal, bukan cuma lot) itu penting banget. Ini bukan ide iseng ya, tapi langkah logis buat benerin pondasi pasar kita dari bawah.

1. Fractional Shares Bikin Orang Bisa Mulai dari Kecil

Kamu pasti punya temen yang pengen banget punya saham blue chip tapi akhirnya beli saham gorengan karena dananya gak cukup. Ya wajar aja sih. Tapi dari situ kan kelihatan jelas, kita butuh sistem yang bikin kamu bisa beli BCA walau cuma 10 ribu.

Dan fractional shares tuh jawabannya. Dengan sistem ini, kamu gak harus nunggu berbulan-bulan cuma buat ngumpulin satu lot. Kamu bisa langsung punya 0,001 lot misalnya. Emang kecil, tapi penting banget buat ngebuka akses.

Bayangin aja kalau satu juta orang bisa mulai investasi dengan 20 ribu seminggu ke saham-saham blue chip. IHSG bukan cuma jadi indeks yang ditonton, tapi jadi rumahnya investor lokal.

2. Likuiditas Pasar Bakal Lebih Rata

Sekarang tuh likuiditas pasar kita terlalu numpuk di saham-saham tertentu. Saham kayak BBCA, BBRI, TLKM tuh rame banget, tapi banyak saham bagus lain malah sepi kayak kuburan.

Kenapa? Karena orang-orang yang dananya terbatas cenderung ngumpul di saham murah yang bisa dibeli banyak. Saham mahal jadi milik segelintir orang aja.

Dengan fractional shares, kamu bisa ikut ramein saham-saham besar tanpa harus jadi orang kaya dulu. Perputaran jadi lebih rata, pasar jadi lebih sehat, IHSG pun makin kuat karena datanya bener-bener merepresentasikan aktivitas investor dari semua level.

3. Edukasi dan Investasi Bisa Jalan Bareng

Jujur aja, belajar saham tuh paling enak kalau bisa langsung praktik. Kamu baca analisis sektor perbankan, terus bisa langsung nyoba beli secuil BMRI. Kamu nonton video soal emiten consumer goods, langsung beli potongan ICBP.

Nah, fractional shares bikin itu semua mungkin. Gak perlu nunggu gaji gede atau modal besar. Edukasi jadi jalan bareng sama tindakan. Ini penting banget buat ngasah insting kamu sebagai investor.

Karena percaya deh, paham teori itu beda banget sama ngerasain pasar langsung.

4. Ngebiasain Orang Buat Nabung Saham Rutin

Di dunia reksadana, orang udah biasa nabung 100 ribuan per bulan. Tapi di saham? Masih jarang. Soalnya ya itu tadi, harga saham yang mumpuni biasanya gak bisa dibeli rutin dengan dana segitu.

Begitu kamu bisa beli saham pakai nominal, bukan lot, kamu bisa bikin kebiasaan nabung saham jalan juga. Gaji masuk, langsung alokasikan 10 ribu ke BBCA, 15 ribu ke UNVR, 20 ribu ke TLKM.

Lama-lama portofolio kamu kebentuk sendiri. Dan karena kamu nyicil terus, kamu gak terlalu panik waktu pasar merah. Kamu malah nambahin, bukan kabur.

5. Diversifikasi Jadi Lebih Gampang

Diversifikasi itu penting, tapi banyak yang gak bisa ngelakuin karena dananya terbatas. Orang cuma bisa beli satu atau dua saham. Kalau apes, kena di saham yang salah, langsung trauma.

Fractional shares bikin kamu bisa beli 10 saham beda sektor dengan modal kecil. Kamu bisa punya saham bank, telekomunikasi, consumer, tambang, energi sekaligus. Jadi kamu gak ketergantungan sama satu sektor doang.

Diversifikasi tuh bukan buat gaya-gayaan, tapi buat jaga keselamatan. Dan fractional shares bikin kamu bisa mulai tanpa nunggu jadi sultan dulu.

6. Ngurangin Ketergantungan ke Investor Asing

Setiap kali asing cabut, IHSG langsung limbung. Itu karena proporsi investor lokal masih kecil banget. Dan yang kecil ini pun belum terlalu aktif.

Fractional shares bisa nambah jumlah investor lokal secara signifikan. Bukan cuma jumlah akun, tapi juga kualitas aktivitasnya. Kalau jutaan orang lokal pegang saham sedikit demi sedikit, efek kolektifnya bisa bikin pasar lebih stabil.

Biarin asing tetap main, tapi jangan sampai mereka jadi satu-satunya penentu arah pasar. Fractional shares bikin kita punya “jangkar domestik” yang kuat.

7. Buka Jalan untuk Inovasi Produk Baru

Begitu fractional shares legal dan sistematis, sekuritas bakal lebih kreatif bikin produk. Bisa muncul fitur auto-invest ke saham tertentu, program loyalti yang dikonversi ke potongan saham, bahkan bonus dividen dalam bentuk saham fraksional.

Kita bisa nyusul tren yang udah duluan jalan di luar negeri. Dan semua itu nambah daya tarik buat masyarakat luas. Pasar modal jadi lebih modern, fleksibel, dan adaptif.

8. Implementasinya Bisa Bertahap, Gak Harus Langsung Nasional

Orang suka takut fractional shares bakal bikin sistem ribet. Padahal bisa kok dimulai pelan-pelan. Mulai dari sekuritas besar dulu yang udah punya teknologi buat ngatur pembelian fraksional.

Nanti perlahan diatur lagi sama KSEI dan BEI biar pencatatan tetap aman dan rapi. Gak harus semua langsung seragam dari hari pertama. Yang penting mulai dulu, perbaiki sambil jalan.

Karena gak ada sistem keuangan yang langsung perfect. Tapi yang penting ada keberanian buat mulai.

9. Momentum Saat Ini Sangat Tepat

Lagi-lagi aku tekankan, sekarang tuh momennya pas banget. Masyarakat melek finansial makin tinggi. Aplikasi investasi makin gampang. Edukasi gratis bertebaran. Udah banyak yang siap mental, tinggal dibukain pintunya.

Kalau ditunda, bisa-bisa euforia ini keburu hilang. Orang kembali cuek, atau lebih parah: mereka pindah ke instrumen yang lebih gampang kayak kripto, padahal belum tentu aman.

Pasar saham tuh udah punya landasan kuat. Tinggal satu sentuhan kecil: buka akses lewat fractional shares.

10. Fractional Shares Itu Bukan Fitur, Tapi Visi

Yang harus kamu sadari, ini bukan cuma soal beli saham pecahan. Ini soal ngebangun kebiasaan, ngebuka pintu, nyiptain ekosistem yang bener-bener probrakyat.

Kalau hari ini kamu jalanin fractional shares, lima tahun lagi kamu bakal lihat hasilnya: jutaan orang punya saham, IHSG lebih stabil, produk pasar makin kaya, dan rasa memiliki terhadap ekonomi nasional jadi tumbuh.

Dan semua itu dimulai dari langkah kecil: bisa beli saham walau cuma sepuluh ribuan.

Terakhir

Kamu perlu tahu, fractional shares itu bukan cuma soal teknis transaksi. Ini soal filosofi akses. Soal membukakan pintu bagi semua orang, bukan hanya mereka yang lahir dengan privilege, gaji besar, atau warisan modal. Pasar modal yang sehat itu bukan pasar yang eksklusif, tapi yang inklusif. Yang bisa dimasukin siapa aja, dari mahasiswa sampai ibu rumah tangga, dari buruh sampai pegawai.

Kita sering bicara soal inklusi keuangan, tapi selama struktur pasar masih mentok di model lot, itu cuma jadi jargon. Fractional shares ngasih solusi konkret buat masalah yang udah lama ada. Dengan cara ini, kamu bantu membangun generasi baru investor yang terbiasa menabung dalam bentuk aset produktif, bukan cuma nabung pasif atau konsumtif.

Dan buat BEI atau OJK, ini bukan soal mengikuti tren luar negeri, tapi soal membaca peluang dalam negeri. Negara ini punya bonus demografi, punya pasar domestik yang besar, dan punya momentum pertumbuhan. Tinggal dikasih alat yang benar. Dan salah satu alat itu ya fractional shares.

IHSG bisa naik bukan karena didorong investor besar terus atau asing, tapi karena di bawahnya ada pondasi kuat dari jutaan investor kecil yang disiplin. Bukan yang spekulatif, tapi yang paham. Dan itu semua dimulai dari keterbukaan akses, dari keberanian untuk menyesuaikan sistem dengan realita.

Jadi, fractional shares bukan cuma ide. Ini kebutuhan struktural. Dan makin cepat kita jalanin, makin besar dampak jangka panjang yang bisa dirasain semua pihak dari investor ritel sampai regulator pasar.

$IHSG $BTC $BTCIDR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$IHSG di reset dulu
$BTCIDR
danantara porak poranda

$XRPIDR $BTC $BTCIDR
Masa Depan Cerah

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@WildanRachman waktu di 80 an harusnya dijual gan, beli $BTCIDR udah balik itu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTC $BTCIDR its all about Trump

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTCIDR $BTC $ETH BTC 2m lets goo biar saya bs tp 💰💰💰💰

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Thailand aja sudah adaptasi dengan kemajuan Bitcoin $BTC $BTCIDR Indonesia kapan nih menyusul?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

lama gak buka kulkas sebelah.. ternyata $ETH mulai menghijaw setelah nyungsep.. tinggal WIF aja nih yang amsyong wkwkwkw

$BTCIDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTCIDR $PGAS $SGRO

Daftar
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy