Saat Kamu Merasa Mengendalikan Pasar, Padahal Sebaliknya
Aku mau cerita soal satu hal yang sering banget kejadian di dunia investasi tapi jarang disadari. Namanya ilusi kendali. Ini tuh kayak kamu ngerasa semua hal di pasar bisa kamu atur, padahal kenyataannya banyak banget faktor di luar kendali kamu.
Gini ya, kamu pasti pernah ngerasa udah ngatur semua strategi dengan rapi. Udah baca berita, mantengin indikator, ikut rekomendasi analis, terus mikir, “Pokoknya ini saham bakal naik, deh.” Tapi... kenyataan nggak sesuai harapan. Sahamnya malah nyungsep. Kamu bingung, kesel, terus mulai mikir, “Apa aku yang salah?” Nah, mungkin itu bukan cuma soal strategi, tapi kamu lagi kena ilusi kendali.
Bahkan banyak investor, baik pemula maupun yang udah senior, sering banget terjebak dalam yang namanya ilusi kendali. Kedengarannya kayak istilah psikologi ya? Ya, karena memang ini psikologis banget. Ilusi kendali bisa membuat kamu jadi terlalu percaya diri, salah menilai risiko, bahkan bisa bikin kamu rugi berkepanjangan tanpa sadar. Makanya, penting banget untuk mengenali, memahami, dan mewaspadai jebakan mental ini supaya kamu bisa jadi investor yang lebih bijak dan realistis.
1. Ilusi Kendali Itu Kayak Ngerasa Pegang Setir, Padahal Mobilnya Jalan Sendiri
Ilusi kendali itu kondisi psikologis di mana kamu ngerasa punya kontrol penuh atas sesuatu yang sebenarnya nggak bisa kamu atur sepenuhnya. Dalam dunia investasi, ini sering banget kejadian. Misalnya kamu mikir, “Aku beli saham ini karena udah analisis, pasti naik.” Padahal pasar itu digerakin banyak faktor yang nggak bisa kamu atur, kayak sentimen global, keputusan bank sentral, geopolitik, sampai reaksi investor lain.
Ilusi ini bikin kamu merasa “aku yang ngatur semuanya”, padahal kenyataannya kamu cuma bisa ngatur sebagian kecil aja kayak alokasi dana, waktu beli, sama seberapa besar kamu ambil risiko. Tapi pergerakan harga? Nggak bisa kamu tentuin.
2. Ilusi Kendali Bisa Bikin Kamu Terlalu Percaya Diri
Saat kamu ngerasa bisa ngontrol hasil investasi, biasanya kamu juga jadi terlalu percaya diri. Ngerasa udah jago, udah ngerti arah pasar, udah tahu kapan saatnya masuk atau keluar. Dan di sinilah jebakannya mulai muncul.
Pas kamu untung, kamu mikir itu semua karena kepintaran kamu. Tapi pas rugi, kamu nyalahin faktor luar. Ujung-ujungnya kamu nggak pernah benar-benar evaluasi keputusan yang kamu ambil.
Masalahnya, overconfidence ini sering bikin kamu ngambil risiko lebih besar dari yang seharusnya. Kamu jadi gampang spekulasi, suka buka posisi besar, dan lupa jaga-jaga. Padahal dalam investasi, yang selamat itu bukan yang paling nekat, tapi yang paling disiplin dan sadar diri.
3. Banyak Keputusan Investasi Ternyata Diambil Karena Merasa Ngontrol
Coba deh kamu inget-inget, berapa kali kamu ambil keputusan karena mikir “kayaknya ini akan berhasil”? Misalnya:
Beli saham karena “feelnya bagus”
Ikut beli kripto karena rame dan kamu mikir kamu bisa keluar sebelum rugi
Jual reksadana karena kamu ngerasa pasar bakal drop minggu depan
Semua keputusan itu kelihatan logis di kepala kamu. Tapi kadang, dasarnya cuma karena kamu ngerasa bisa baca arah pasar. Padahal kenyataannya kamu cuma nebak dan tebakan itu dipoles jadi seolah-olah hasil dari analisis yang solid.
Aku nggak bilang semua keputusan kamu salah ya. Tapi kalau terlalu sering ngandelin rasa "aku bisa kontrol", kamu bakal sering kecewe.
4. Otak Kita Memang Suka Bikin Kita Merasa Ngontrol
Ternyata, ini bukan salah kamu sepenuhnya. Otak manusia memang dirancang buat cari rasa aman. Dan rasa aman itu sering muncul waktu kita merasa punya kendali.
Jadi, pas kamu bikin keputusan investasi, otak kamu bikin ilusi bahwa kamu ngatur hasilnya. Supaya kamu ngerasa tenang. Ini namanya coping mechanism. Tapi efek sampingnya, kamu jadi kurang realistis. Kamu pikir kamu bisa ngatur pasar, padahal pasar itu liar, acak, dan penuh kejutan.
Ini juga nyambung ke yang namanya bias konfirmasi. Kamu lebih seneng baca berita atau analisis yang sesuai dengan opini kamu. Kalau kamu yakin saham A bakal naik, kamu bakal cari semua info yang dukung keyakinan itu, dan buang info yang bilang sebaliknya.
5. Investor Pemula dan Berpengalaman Sama-Sama Bisa Kena
Ilusi kendali itu nggak pilih-pilih korban. Bukan cuma pemula yang bisa kejebak, bahkan yang udah bertahun-tahun investasi juga bisa. Bedanya, yang pemula biasanya overconfidence karena baru ngerasain cuan. Sementara yang berpengalaman bisa kejebak karena terlalu percaya dengan sistem atau pendekatan yang selama ini dipakai.
Makanya, penting buat kamu siapapun kamu sekarang untuk tetap reflektif. Selalu evaluasi, jangan terlalu yakin sama sistem sendiri, dan sadar bahwa pasar selalu berubah.
6. Pasar Nggak Pernah Peduli Sama Strategi Kamu dan siapa kamu
Kamu boleh punya strategi sehebat apapun. Mau pakai analisis teknikal, fundamental, indikator canggih, AI, semuanya tetap nggak bisa ngontrol pasar.
Pasar itu kayak alam. Dia bergerak karena banyak faktor. Kadang rasional, kadang emosional. Kadang naik karena sentimen, kadang jatuh karena kabar yang belum tentu berdampak besar. Dan semua itu di luar kendali kamu.
Jadi jangan pernah mikir, “Karena aku udah analisis, pasti bener.” Nggak ada yang bisa prediksi 100%. Yang bisa kamu lakukan cuma perbesar peluang, bukan pastiin hasil.
7. Mengakui Keterbatasan Justru Bikin Kamu Lebih Kuat
Lucunya, justru saat kamu sadar kalau kamu nggak bisa ngontrol segalanya, kamu jadi lebih bijak. Karena kamu tahu batasanmu, kamu bisa lebih fokus ke hal-hal yang memang bisa kamu kontrol, kayak:
Seberapa besar dana yang kamu masukin
Jenis aset yang kamu pilih
Seberapa disiplin kamu ngejalanin strategi
Kapan kamu harus berhenti atau evaluasi ulang
Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang. Kamu nggak panik waktu pasar anjlok, dan nggak euforia waktu pasar naik. Kamu tahu bahwa naik turun itu bagian dari perjalanan.
8. Fokus ke Proses Lebih Penting daripada Fokus ke Hasil
Aku selalu percaya, hasil itu penting tapi proses jauh lebih penting. Soalnya kalau kamu terlalu fokus ke hasil, kamu bakal gampang kecewa. Tapi kalau kamu fokus ke proses, kamu bisa terus berkembang.
Misalnya kamu punya strategi investasi dengan prinsip-prinsip tertentu. Terus kamu jalani dengan disiplin. Walaupun ada momen rugi, kamu tahu keputusanmu udah logis. Itu jauh lebih baik daripada untung karena kebetulan aja, tapi prosesnya ngawur.
Makanya, setiap kali kamu ambil keputusan, coba tanya ke diri sendiri: “Aku ngelakuin ini karena proses yang rasional, atau cuma karena yakin bisa ngontrol hasil?”
9. Menulis Jurnal Investasi Bisa Jadi Cermin Jujur
Salah satu cara terbaik buat keluar dari ilusi kendali adalah dengan catat semua keputusan kamu. Aku sendiri suka bikin jurnal sederhana. Isinya:
Kenapa aku beli aset A?
Apa harapanku dari aset itu?
Apa risiko yang aku sadari waktu beli?
Kapan aku mau jual?
Apa emosi yang aku rasain saat itu?
Pas kamu baca ulang jurnal itu setelah beberapa minggu, kadang pasti nyadar: “Lah ini keputusan cuma karena FOMO doang, bukan karena analisis.” Dari situ bisa belajar.
Kalau kamu bisa rajin catat dan refleksi, kamu bisa ngerti pola pikir kamu sendiri. Dan kamu bisa tau, mana yang memang keputusan matang, mana yang cuma ilusi kendali.
10. Jadi Investor yang Nggak Sok Ngatur Tapi Siap Ngadepin
Akhirnya, semua balik ke sikap kamu sendiri. Mau terus-terusan ngerasa bisa ngatur pasar, atau mau belajar jadi lebih sadar dan realistis?
Aku pribadi sih lebih pilih jadi investor yang nggak sok ngatur. Aku lebih milih siap mental, siap strategi, dan siap adaptasi. Karena menurutku, itu jauh lebih efektif daripada buang energi mikir pasar harus nurut sama maunya aku.
Ingat ya, kamu nggak bisa ngatur hasil. Tapi kamu bisa ngatur cara kamu ngadepin prosesnya. Dan itu yang bakal bikin kamu tahan lama di dunia investasi.
Kesimpulan
Setelah ngobrol panjang lebar soal ilusi kendali, kita bisa lihat bahwa banyak keputusan investasi yang kelihatannya logis, tapi ternyata lebih didasari perasaan bisa ngontrol hasil. Padahal, kenyataannya banyak hal yang nggak bisa kita kendalikan di pasar.
Rasa percaya diri itu penting, tapi kalau berlebihan dan nggak diimbangi dengan kesadaran atas keterbatasan, justru bisa jadi bumerang. Kamu jadi gampang ngambil risiko besar, lupa evaluasi, dan makin susah buat belajar dari kesalahan.
Kunci utamanya itu ya sadar. Sadar bahwa kamu bisa ngatur prosesnya, tapi bukan hasilnya. Sadar bahwa pasar itu liar dan nggak selalu bisa ditebak. Dan yang paling penting, sadar bahwa jadi investor yang tenang, realistis, dan adaptif jauh lebih kuat daripada yang sok merasa ngatur segalanya.
Jadi, ilusi kendali itu bukan buat dihindari sepenuhnya karena itu bagian dari cara kerja otak kita tapi perlu dikenali dan dipahami. Supaya kamu bisa terus tumbuh, makin bijak, dan tahan banting dalam perjalanan investasi kamu sendiri.
$IHSG $BTC $BTCIDR