950

+5

(0.53%)

Today

5.15 M

Volume

23.35 M

Avg volume

Company Background

PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah perusahaan properti dengan pusat pengembangan lahan di daerah Tangerang. Perusahaan group Sinarmas Land ini mempunyai bisnis utama sebagai pengembang lahan hunian, komersil, dan industri beserta fasilitas-fasilitasnya. Perusahaan telah memperkukuh posisinya di antara para pengembang terunggul di regional, menawarkan konsep-konsep unik dan kualitas teratas. Jejak langkah Perusahaan kini bahkan sudah menjelajahi negara dengan proyek-proyek di berbagai kota utama di Indonesia.

Hallo teman-teman seperjuangan semua yang lagi proses belajar di pasar saham.
keberhasilan besar diraih dengan kesabaran dan kerja keras. tidak ada yang instan dan tidak ada yang tidak mungkin didunia, bagi kita yang benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik dalam hal apapun. khususnya dalam mengambil keputusan didunia pasar saham ini terus belajar, update wawasan, dan jangan percaya siapapun.

btw disini sudah ada yang analisis $BSDE??

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IDXChannel—SMDM saham apa? PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) adalah emiten yang menjalankan kegiatan usaha pengembang real estate, perusahaan ini adalah pemilik Rancamaya Golf Estate di Bogor.
Melansir laman resmi Suryamas Dutamakmur (21/11/2025), perusahaan ini didirikan pada 1989. Proyek pengemb...

www.idxchannel.com

www.idxchannel.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CBPE waktu IPO cuma 150, sekarang sudah 300-an, Gak “KEMAHALAN” tuh?

Pertanyaan salah 1 di DM.

Ok Defenisi mahal itu sebenarnya relatif, sebagai orang Non-Finance saya biasa menilai perusahaan itu sederhana, Case CBPE ini, saat dia IPO Jan 2023 basicnya Lapkeu 2022 yang bisa kita lihat.

2022
Asetnya: 210 M
Equity nya: 149 M

2024
Asetnya: 335 M
Equity nya: 281 M

Ini belum include 2025, dmn 2025 juga masih konsisten menghasilkan laba!

Dan 1 Hal menarik dari CBPE ini adalah, Broker Underwriternya (GR) dari IPO tidak pernah jualan sahamnya seperti emiten-emiten yang IPO 2-3 tahun terakhir, justru Buyback dari market, (Gambar 5: Broker Summary dari awal IPO), silakan simpulkan sendiri ini indikator baik atau buruk! Kalau diperhatikan lebih detail, Freefloat saham beredar sudah berkurang dari 20% ke 7,6% (Data Keystats Stockbit di gambar 4).

Jadi anda bisa simpulkan sendiri harga CBPE sekarang kemahalan atau kemurahan, jangan bandingkan harga saat IPO dengan harga setelah perusahaannya kerja 3-4 tahun.

Emiten pengelola mall yang bagus seperti $CBPE ini yakni PLIN malah go private, harusnya bisa dibandingkan kesana lapkeunya, kalau ke $PWON $BSDE kurang sesuai, karena walaupun ngelola mall, bisnis utamanya bukan itu.


Disclaimer! Bukan ajakan jual beli, buat bahan edukasi buat kami kaum awam, Buat yang sudah ahli silahkan Skip

DYOR

Read more...

1/5

testestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE mulai membentuk cup n handle, EW3.
TP1 1135 TP2 1200

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SMRA: Recurring Income vs Non Recurring Income

Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

SMRA ini lebih mirip $BSDE yang hidup dari jualan rumah, ruko, kavling, dan apartemen, bukan dari sewa mal dan gedung seperti $PWON. Pola pendapatannya lebih condong ke siklus properti, naik tinggi waktu siklus pengakuan penjualan lagi rame, lalu anjlok kalau siklus serah terima dan peluncuran proyek sedang pelan. Kalau PWON bisa dibilang perusahaan pendapatan sewa dengan bonus penjualan unit, SMRA justru pengembang murni dengan bantalan pendapatan sewa di belakang. Di angka laporan keuangan, karakter ini kelihatan jelas, bukan sekadar cerita narasi. Dan ini yang akan menentukan seberapa kuat laba SMRA bertahan ketika pasar properti agak seret, dan seberapa gila-gilaan bisa lompat ketika pengakuan penjualan lagi memuncak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau dipecah, pendapatan SMRA dibagi dua dunia besar. Pertama, pendapatan tidak berulang dari pengembang properti, yakni penjualan rumah, kavling, rukan, kantor, dan apartemen. Inilah yang disebut non recurring income atau NRI. Kedua, pendapatan berulang dari properti investasi, hotel, pengelolaan properti dan estate, rekreasi, dan layanan lain yang menghasilkan sewa atau fee rutin. Ini yang disebut recurring income atau RI. Secara akuntansi, NRI penuh dengan judgement, mulai dari kapan boleh mengakui revenue sampai bagaimana menghitung harga transaksi. Sementara RI umumnya diakui lebih rapi dan stabil, misalnya sewa yang diakui garis lurus selama masa kontrak.

Kalau dilihat komposisinya, SMRA jelas bertipe pengembang. Di laporan setahun penuh, NRI menyumbang sekitar 61,70% dari total pendapatan neto di 2022, naik menjadi 60,75% di 2023, lalu meledak ke 70,64% di 2024. Artinya, di tahun puncak 2024, sekitar 7,50 triliun Rupiah dari total pendapatan 10,62 triliun berasal dari penjualan properti, sementara pendapatan berulang hanya sekitar 3,12 triliun atau 29,36%. RI sempat punya porsi lebih besar di 2023, sekitar 39,25% dari pendapatan neto, tapi begitu ledakan pengakuan penjualan terjadi di 2024, pendapatan sewa dan jasa langsung tergeser secara persentase. Pola ini mirip BSDE yang sangat bergantung pada penjualan unit, beda dengan PWON yang porsi sewa biasanya lebih dominan dan membuat laba lebih kebal terhadap siklus penjualan.

Dari sisi pertumbuhan, kontras NRI dan RI makin kelihatan. Dari 2022 ke 2023, NRI tumbuh sekitar 14,61%, cukup sehat untuk ukuran pengembang. RI di periode yang sama tumbuh lebih tinggi, sekitar 19,34%, mencerminkan portofolio mal, hotel, dan jasa yang mulai membesar. Namun lonjakan sesungguhnya terjadi di 2024. NRI melompat sekitar 85,53%, dari 4,04 triliun menjadi 7,50 triliun. Ini jelas efek kombinasi serah terima proyek dalam jumlah besar dan mungkin pricing yang lebih tinggi. Sementara itu, RI tetap tumbuh dengan ritme yang lebih kalem namun konsisten, sekitar 19,34% lagi ke kisaran 3,12 triliun. Secara metafora, NRI adalah turbo jet yang membuat pendapatan SMRA melesat di 2024, sementara RI adalah mesin bantu yang berputar stabil dan terus menambah kecepatan dasar tanpa drama. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Begitu masuk ke 6 bulan pertama 2025, sisi siklikal NRI langsung kelihatan. Total pendapatan neto semester pertama 2025 turun ke sekitar 4,58 triliun Rupiah dari 5,67 triliun di semester pertama 2024. Penyebab utamanya bukan RI, tapi NRI yang jatuh lumayan dalam. Pendapatan pengembang properti turun dari sekitar 4,18 triliun menjadi hanya 2,97 triliun. Secara persentase, kontraksinya sekitar 28,90%. Sebaliknya, pendapatan berulang justru naik dari kira-kira 1,49 triliun menjadi 1,61 triliun, tumbuh sekitar 7,75%. Dalam kondisi ini, RI berfungsi sebagai bantalan. Porsinya naik menjadi 35,16% dari total pendapatan semester pertama 2025, dibanding 26,35% di periode yang sama tahun sebelumnya, bukan karena RI meledak, tapi karena NRI sedang ngos-ngosan.

Secara struktur, ini mengirim pesan yang sangat jelas. Selama 2022 sampai 2024, komposisi NRI SMRA berada di rentang 60,75% sampai 70,64% dari pendapatan neto setahun penuh. RI mengisi sisa 29,36% sampai 39,25%. Artinya, mesin utama tetap penjualan properti. RI belum berada di posisi seperti PWON yang secara kasar bisa hidup nyaman dari sewa lalu menjadikan penjualan unit sebagai bonus siklus. SMRA masih harus lari cepat menjual rumah dan kavling untuk menjaga laba di level yang investor anggap menarik. RI membantu, tapi belum menjadi tulang punggung utama.

Dari sisi kualitas pendapatan, NRI juga membawa risiko yang berbeda. Pengakuan pendapatan pengembang properti oleh auditor ditempatkan sebagai hal audit utama. Ada risiko bahwa revenue bisa diakui terlalu cepat atau terlalu agresif untuk mengejar target pertumbuhan. Setiap perubahan kebijakan, keterlambatan serah terima, atau perlambatan penjualan bisa langsung memukul angka NRI. Sementara itu, RI dari sewa mal dan jasa pengelolaan properti mengikuti pola sewa dan okupansi yang jauh lebih halus, dan secara akuntansi diakui lurus selama masa kontrak. Untuk investor, ini berarti NRI adalah sumber pertumbuhan eksplosif sekaligus sumber volatilitas, sedangkan RI adalah fondasi yang lebih bisa diandalkan untuk menopang biaya tetap dan bunga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Menariknya, walaupun porsi RI sempat turun secara persentase di 2024 karena ledakan NRI, secara nominal RI tetap tumbuh berjenjang. Dari sekitar 2,19 triliun di 2022 naik ke 2,61 triliun di 2023, lalu ke 3,12 triliun di 2024, dan di semester pertama 2025 pun masih naik secara year on year. Jadi kalau ditarik garis jangka panjang, portofolio pendapatan berulang SMRA memang semakin besar. Hanya saja, percepatan tajam NRI di 2024 membuat RI terlihat kecil di cermin persentase, padahal secara rupiah nyata, ia membengkak dengan ritme dua digit yang stabil. Ini pola yang sebenarnya sehat untuk perusahaan pengembang, selama manajemen tidak mengorbankan disiplin harga dan kualitas proyek demi mengejar volume penjualan jangka pendek.

Dibandingkan secara konsep, posisi SMRA saat ini mirip pengembang yang sedang membangun dua kaki sekaligus. Kaki pertama penjualan properti yang masih dominan dan sangat siklikal. Kaki kedua pendapatan berulang yang mulai membesar tapi belum cukup kuat untuk menahan seluruh beban kalau kaki pertama mendadak terkilir. BSDE kurang lebih berada di pola serupa. PWON sebaliknya, sudah lama menumpukan berat tubuh di kaki pendapatan sewa, sehingga penjualan unit lebih menjadi booster, bukan sumber napas utama. Di siklus buruk, perusahaan model PWON cenderung lebih tahan guncangan laba. Di siklus bagus, perusahaan model SMRA dan BSDE punya peluang pertumbuhan laba yang jauh lebih tinggi, karena NRI bisa lepas dari basis yang relatif kecil dan melompat beberapa puluh persen sekaligus.

Bagi investor yang serius membaca angka, implikasinya lumayan tajam. Selama NRI SMRA masih menyumbang di kisaran 60% sampai 70% dari total pendapatan, saham ini harus dibaca sebagai saham pengembang dengan bonus recurring, bukan saham landlord dengan bonus penjualan unit. Valuasi wajar akan sangat sensitif terhadap siklus pengakuan revenue, pipeline proyek, dan kemampuan manajemen menjaga kecepatan penjualan. RI memang memberi lantai yang makin tebal untuk menopang pendapatan dan cash flow, tetapi lantai itu belum setebal PWON yang bisa hidup nyaman dari sewa. Di sisi lain, selama RI tetap tumbuh dua digit dan manajemen tidak kehilangan disiplin di pricing dan kualitas pengembangan, struktur seperti ini memberi kombinasi yang menarik. Di atas ada potensi lonjakan NRI ketika siklus proyek kembali memuncak. Di bawah ada bantalan RI yang semakin tebal. Seni membaca SMRA ada di sini, menilai kapan investor sedang membeli mesin penjualan yang lagi di titik puncak dan kapan investor masuk ketika mesin penjualan sedang lelah sementara pendapatan berulang diam-diam terus membesar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

📊 21 November 2025 - $BSDE (Menurut Bloomberg Terminal)

💵 Buy Area: 955-940
🤑 Take Profit: Kalau udah cuan tuh diambil, bukan dititipin ke bandar! 😎
🚨 Stop Loss: 920

⚠️ Disclaimer ON!
🔔 Analisa bukan ajakan!
📢 Cut Loss? Siap. Nyangkut? Nggak.

Kalau cuan, kasih like ❤️, follow 🤝 & comment ✍️ ya! Biar gak ketinggalan saham berikutnya! 🤑🤣🚀

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

LK Q2 2025: Luas Lahan $SMRA

Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Banyak yang bilang SMRA itu salah satu raja lahan di IHSG bareng $BKSL dan $BSDE. Kalau dengar narasi begitu, kesannya mereka duduk di atas gunung tanah yang tidak habis-habis, tinggal plot sedikit, bangun cluster, cetak laba, selesai. Masalahnya, makin gemuk land bank, biasanya makin banyak juga risiko sengketa, pajak, sampai urusan pidana di level izin. Jadi pertanyaannya adalah seberapa besar sih lahan SMRA ini di atas kertas laporan keuangan. Seberapa murah atau mahal tanahnya kalau dihitung per meter. Dan seberapa bersih land bank ini dari urusan pengadilan, atau jangan-jangan sebagian tanah yang diklaim masih diperdebatkan di pengadilan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lahan SMRA di laporan keuangan Q2 2025 pada dasarnya terbagi tiga kantong besar. Satu, tanah yang belum dikembangkan yang masuk persediaan, ini land bank murni untuk proyek masa depan. Dua, tanah sebagai aset tetap untuk operasional, kantor, infrastruktur. Tiga, tanah yang sudah berubah fungsi menjadi properti investasi yang menghasilkan sewa atau disiapkan sebagai mal, hotel, dan aset komersial lain. Kalau investor cuma lihat angka laba rugi tanpa mengerti perpindahan nilai antar tiga kantong ini, mudah sekali salah baca kekuatan dan risiko SMRA.

Mulai dari yang paling krusial untuk cerita land bank. Per 30 Juni 2025, tanah yang belum dikembangkan SMRA luasnya sekitar 18,58 juta meter persegi atau kurang lebih 1.858 hektare. Nilai bukunya sekitar 8,74 triliun Rupiah. Rata-rata biaya perolehan di laporan keuangan kira-kira 470 ribu Rupiah per meter persegi, atau sekitar 4,7 miliar Rupiah per hektare. Angka ini bukan harga pasar, tapi cerminan harga beli historis plus biaya pengembangan dan biaya pinjaman yang dikapitalisasi. Artinya, di daerah yang dulu dibeli ketika harga tanah masih murah, buku masih jauh di bawah harga pasar sekarang.

Gambaran itu makin jelas kalau lihat nilai wajar yang dihitung KJPP. Untuk lokasi-lokasi utama, total nilai wajar tanah yang belum dikembangkan mencapai sekitar 25,7 triliun Rupiah. Jadi, land bank SMRA ini di buku dicatat 8,7 triliun, tapi appraisal bilang potensi nilainya 25,7 triliun. Selisih kasarnya sekitar 16,9 triliun Rupiah. Secara kasar, harga pasar land bank ini hampir 2,9 kali nilai buku. Bagi investor, ini sama artinya dengan ada lapisan nilai tersembunyi yang belum muncul di ekuitas, dan baru akan pelan-pelan keluar ketika tanah dikembangkan dan laba proyek diakui. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau dipecah per proyek, kelihatan siapa bintang utamanya. Summarecon Serpong itu jagoan absolut. Di buku, tanah belum dikembangkan di Serpong dicatat sekitar 1,58 triliun Rupiah dengan luas sekitar 2,84 juta meter persegi. Namun nilai wajarnya diperkirakan sekitar 9,63 triliun Rupiah. Artinya, multiplier-nya kira-kira 6,1 kali nilai buku. Summarecon Bogor punya nilai buku sekitar 1,16 triliun dan nilai wajar 3,72 triliun. Summarecon Makassar sekitar 1,09 triliun buku dengan nilai wajar 3,10 triliun. Bekasi dan Bandung masing-masing sekitar 1 triliun di buku dengan nilai wajar di kisaran 2,6 sampai 2,9 triliun. Summarecon Crown Gading nilai bukunya sekitar 630 miliar dengan nilai wajar 1,19 triliun. Summarecon Tangerang sekitar 1,30 triliun nilai buku dengan nilai wajar 1,80 triliun. Polanya jelas. Hampir semua lokasi besar punya gap nilai wajar yang lebar di atas angka buku, dengan Serpong sebagai mesin nilai paling premium.

Secara rata-rata, angka 470 ribu Rupiah per meter persegi itu menipu ke bawah. Serpong dan beberapa lokasi favorit jelas punya nilai pasar jauh di atas rata-rata grup, sementara beberapa lokasi lain lebih murah. Untuk investor, ini penting. Land bank SMRA bukan sekadar besar di angka luas, tapi juga sangat berbeda kualitas dan potensi margin per lokasi. Kalau manajemen memilih waktu dan tipe produk dengan benar, gap antara harga tanah di buku dan harga jual produk jadi akan berubah langsung jadi margin laba kotor yang tebal.

Lalu bagaimana tren land bank-nya sendiri. Dari sisi luas, total tanah yang belum dikembangkan turun perlahan dari sekitar 19,49 juta meter persegi di 2022 menjadi 19,14 juta di 2023, 18,91 juta di akhir 2024, dan 18,58 juta di Q2 2025. Jadi tiap tahun lahan mentah ini pelan-pelan dipotong untuk dijadikan persediaan dalam penyelesaian dan stok rumah, ruko, apartemen, atau kavling. Artinya, SMRA benar-benar memakai lahan, bukan hanya menimbun. Tapi di sisi lain, nilai rata-rata per meter naik terus. Dari sekitar 347 ribu Rupiah di 2022 naik menjadi 380 ribu di 2023, lalu 466 ribu di 2024, dan 470 ribu di Q2 2025. Kenaikan ini tidak mungkin murni dari kenaikan harga tanah global, karena di laporan keuangan tanah ini diukur pada biaya perolehan. Logisnya, ada kombinasi akuisisi lahan baru di harga lebih tinggi plus kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya persiapan pengembangan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi neraca, tanah yang belum dikembangkan sekitar 8,74 triliun itu menyumbang kurang lebih 27,3% dari total aset segmen sekitar 32 triliun Rupiah. Kalau ditambah properti investasi sekitar 6,50 triliun dan aset tetap tanah sekitar 60 miliar, maka porsi tanah dan properti yang melekat pada tanah jadi tulang punggung struktur aset SMRA. Jadi wajar saja kalau orang menyebut SMRA sebagai salah satu pemilik lahan besar di bursa. Di level angka, mereka jelas di papan atas emiten properti tapak. Apakah paling besar. Sulit memastikan tanpa bandingkan langsung angka land bank BSDE, BKSL, dan pemain lain, tapi yang jelas skala SMRA cukup untuk menempatkan mereka dalam klub pemilik tanah besar, bukan liga kelas menengah.

Tanah dalam aset tetap sendiri relatif kecil secara nominal dibanding land bank. Per 30 Juni 2025 nilai biaya perolehan tanah aset tetap sekitar 59,8 miliar Rupiah, naik dari sekitar 40,8 miliar di akhir 2024 dan 39,3 miliar di 2023. Sebagian kenaikan ini berasal dari reklasifikasi tanah yang sebelumnya masuk kategori belum dikembangkan lalu digeser menjadi aset tetap sekitar 5,5 miliar Rupiah pada Juni 2025. Secara bisnis, ini sinyal bahwa sebagian tanah diputuskan menjadi infrastruktur permanen, bukan lagi stok untuk dijual. Dari sisi investor, ini mengurangi potensi laba jual tanah, tapi menambah dukungan operasional dan mungkin meningkatkan nilai jangka panjang kawasan.

Yang jauh lebih besar adalah tanah yang berubah menjadi properti investasi. Nilai buku neto properti investasi naik dari sekitar 5,41 triliun akhir 2023 menjadi 6,27 triliun akhir 2024 dan 6,50 triliun di Q2 2025. Kenaikan ini sebagian berasal dari reklasifikasi tanah yang belum dikembangkan dan persediaan menjadi properti investasi. Pada Juni 2025 misalnya, ada reklasifikasi sekitar 1,2 miliar dari land bank dan sekitar 95,5 miliar dari persediaan ke properti investasi. Secara strategi, SMRA pelan-pelan menggeser sebagian basis tanah dari untuk dijual menjadi untuk disewakan. Artinya portofolio pendapatan sewa akan makin besar, lebih stabil, walaupun butuh waktu dan modal lebih panjang sebelum menghasilkan cash flow yang tebal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Apakah land bank ini diisi ulang atau hanya dikuras pelan-pelan? Di sisi arus kas dan neraca, jelas terlihat SMRA masih melakukan replenishing lahan. Belanja uang muka pembelian tanah untuk akuisisi land bank baru di 2023 sekitar 352 miliar Rupiah. Di 2024 nilainya melonjak menjadi sekitar 589 miliar. Dalam enam bulan pertama 2025 saja sudah sekitar 136 miliar. Di sisi lain, nilai lahan yang dipindahkan dari kategori land bank ke persediaan jauh lebih besar. Di 2023 sekitar 220 miliar Rupiah, di 2024 melonjak menjadi 881 miliar, sementara di 6M 2025 sekitar 268 miliar. Artinya, di 2023 SMRA masih dalam posisi net membeli tanah lebih banyak daripada yang dipakai. Tapi di 2024 dan paruh pertama 2025, laju pemakaian land bank untuk proyek lebih cepat daripada laju akuisisi tanah baru. Bukan berarti mereka berhenti membeli, hanya ritmenya tidak sedinamis laju pengembangan.

Dari sudut pandang investor, pola ini punya dua sisi. Positifnya, manajemen tidak malas mengembangkan lahan, jadi land bank tidak hanya jadi angka statis di neraca. Kegiatan pengembangan yang agresif di 2024 sangat terlihat di laporan laba dan lonjakan pendapatan. Negatifnya, kalau tren menghabiskan land bank lebih cepat dari menambah lahan ini berlanjut bertahun-tahun tanpa strategi akuisisi besar berikutnya, stok lahan murah yang menjadi sumber margin gemuk bisa menipis. Pada titik tertentu, perusahaan harus membeli tanah baru dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi, yang bisa menekan margin properti di siklus berikutnya.

Bagaimana dengan sisi makin luas lahan makin banyak sengketa. Di SMRA, kalimat ini tidak sepenuhnya salah. Di catatan litigasi laporan keuangan, ada daftar sengketa tanah di Kelapa Gading, Cakung, Bogor, Bandung, sampai urusan sertifikat di Palmerah. Kalau dijumlah, luas tanah yang sempat dipersengketakan itu lebih dari 150 ribu meter persegi. Namun mayoritas kasus besar per 30 Juni 2025 sudah berkekuatan hukum tetap dan dimenangkan SMRA, sehingga lahan-lahan itu resmi aman di neraca. Masih ada beberapa kasus yang berjalan, termasuk sengketa tanah di Bogor dan sengketa unit apartemen tertentu, tapi manajemen menilai risiko ke keuangan konsolidasian tidak material dan status going concern Grup tidak terganggu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ada juga kasus pidana yang melibatkan direksi anak usaha terkait pengurusan IMB, yang berujung pembatasan pemakaian deposito sekitar 2 miliar Rupiah. Untuk skala grup sebesar SMRA, angka ini kecil, tapi dari sisi tata kelola tetap menjadi catatan bahwa bisnis properti besar hampir mustahil bebas total dari risiko kepatuhan dan hukum. Di sisi lain, sengketa pajak yang menimbulkan SKPKB justru berakhir dengan kemenangan SMRA dan menambah laba melalui pemulihan pajak sekitar 10 miliar Rupiah di Q2 2025.

Kalau semua potongan ini digabung, posisi SMRA terlihat seperti ini. Land bank besar, sekitar 1.800-an hektare, dengan nilai buku 8,7 triliun dan nilai wajar hampir 25,7 triliun. Rata-rata biaya tanah sekitar 470 ribu per meter, tapi di lokasi premium seperti Serpong nilai pasarnya berkali-kali lipat di atas angka buku. Porsi tanah yang belum dikembangkan menyumbang lebih dari seperempat total aset, dan kalau dihitung dengan properti investasi, struktur aset SMRA sangat berat di real estat jangka panjang. Lahan dipakai aktif untuk proyek, tidak hanya disimpan, sambil sesekali diisi ulang lewat pembelian tanah baru, meskipun beberapa tahun terakhir ritme pengembangan lebih kencang daripada ritme replenishing.

Jadi ketika orang bilang SMRA itu salah satu pemilik lahan terbesar di bursa, secara angka mereka tidak berlebihan. Namun untuk investor yang serius, pertanyaan penting bukan cuma seberapa luas tapi di mana lokasi, berapa biaya di buku, berapa nilai wajar, seberapa agresif dipakai, seberapa serius risiko sengketanya, dan seberapa disiplin manajemen mengisi kembali land bank. Di titik itulah SMRA menarik dan sekaligus menantang. Ada tumpukan nilai tersembunyi di tanah, tapi cara manajemen memonetisasi dan menjaga cadangan tanah di siklus berikutnya akan menentukan apakah nilai itu benar-benar jatuh ke kantong investor atau berhenti sebagai angka indah di catatan KJPP. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/9

testestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@alangazi ini kan saham siklikal. Saham yang tergolong naik berdasarkan waktu tertentu. Sama kayak batubara, emas, sawit dll.
Liat aja emiten sejenis kayak $BSDE $PWON $SMRA geraknya sama pasti gak akan jauh beda. Ini saham normal ya jgn samakan sama saham yg digoreng.
Kondisi saat ini kan daya beli kureng, pertumbuhan kredit nurun berdasarkan data BI dan suku bunga di hold bukanya diturunin. Makanya gak ada sentimen apapun yang bisa menaikan saham jenis properti kyk gitu.
Kemarin kemarin saya udah warning jauhin saham ini tapi malah retailnya nambah banyak wkwkw

Read more...

$BSDE kalau lihat nilai yang berada di tangan bandar sepertinya sedang melakukan distribusi.

Meskipun pasang lot tebal di sisi bid (beli) tetapi tidak mau eksekusi untuk beli. Pasang bid hanya untuk memancing banyak retail untuk ikut-ikutan memasang.

Di sisi lain Bandar juga pasang jual tapi tipis-tipis biar banyak yang tergoda beli. Begitu sudah ada ada yang beli, pasang lagi offer tipis-tipis.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE lagi distribusi, siapapun yg hodl silakan jual aja.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

anda ingin rumah di Botanic Villa NavaPark seharga 50M, makanya sekolah di BSD $BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE roman2 balik ke 800 san ini bru rebound kmbli ...

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Selama 2020 sampe skrg saya pegang $BSDE dan $HMSP tidak pernah memuaskan

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dari tahun 2023 - 2025 saya main saham dan selama setahun lebih saya mencoba sebagai trader, namun tidak cocok karena saya gabisa mantau chart setiap hari. Alhasil saya memutuskan untuk mencoba jadi investor pemula di awal 2025 dan saya juga mencoba masuk ke $BSDE, $ARKO dan SIDO untuk konsisten membeli nya setiap bulan dan alhamdulillah sekarang ke tiganya sudah memberikan hasil yang cukup.

Sekarang fokus saya nambah lot secara konsisten di saham bungsu yaitu $PWON dengan tujuan supaya bisa seperti kakak-kakaknya

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

➖ BI Rate dipertahankan di 4,75% sesuai ekspektasi konsensus

https://cutt.ly/Utrqnh0s

$PANI $WIFI $BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE $CTRA suku bunga BI kemungkinan di tahan.. mungkin masih boring menunggu bulan depan lagi

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE, tandain dulu..closing balik 980
jumat naik lagi ke 995-1000
terus aja bolak balik..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE goodbye, BK di lawan

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE kmrn RUPS bahas apaan? ada yang tau ga?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Signal Bagger: $BSDE

======================================================================
ANALISA FUNDAMENTAL SAHAM: BSDE.JK
======================================================================
Tanggal Analisa: 2025-11-19 09:23
Time Horizon: 5 bulan
Perusahaan: PT Bumi Serpong Damai Tbk
Sektor: Real Estate
Industri: Real Estate - Development

REKOMENDASI: 🟢 BUY
Confidence Score: 70/100

💎 ANALISA HARGA WAJAR (FAIR VALUE):
======================================================================
Harga Saat Ini: Rp 970
Fair Value (Nilai Wajar): Rp 2,302
Range Harga Wajar: Rp 1,841 - Rp 2,762

📊 Status Valuasi: UNDERVALUED 🟢
💡 Rekomendasi: BUY - Harga di bawah nilai wajar
🎯 Confidence Level: VERY HIGH ⭐⭐⭐⭐

🟢 UNDERVALUED: Saham ini 137.3% lebih MURAH dari harga wajar
💰 Potensi Upside: +137.3%
🎯 Target Price: Rp 2,302
✅ Zona Beli: ≤ Rp 1,841

🏢 Analisa Sektor-Specific:
Sektor: Real Estate
Metode Prioritas: PBV, DIV
Benchmark PE: 15
Target Dividend Yield: 6.0%

📐 Metode Valuasi yang Digunakan (4):
1. PE Method (EPS: Rp 144 × Fair PE: 9.2)
→ Valuasi: Rp 1,329
2. PBV Method (Book Value: Rp 2040 × Fair PBV: 1.50)
→ Valuasi: Rp 3,060
3. PS Method (Revenue/Share: Rp 597 × Fair PS: 1.35)
→ Valuasi: Rp 806
4. Graham Number (√(22.5 × EPS × BV) = Rp 2575)
→ Valuasi: Rp 2,575

📊 Statistik Konsistensi Valuasi:
• Mean (Rata-rata): Rp 1,942
• Median: Rp 1,952
• Std Deviation: Rp 910
• Coefficient of Variation: 46.9%
• Konsistensi: VARIED
• Range: Rp 806 - Rp 3,060

⚠️ Hasil valuasi bervariasi signifikan, perlu analisa lebih mendalam

🎯 STRATEGI TRADING:
======================================================================
Harga Sekarang: Rp 970
Aksi: BUY

📈 BELI di harga: Rp 955
🛑 Stop Loss: Rp 920
🎯 Take Profit 1: Rp 990
🎯 Take Profit 2: Rp 1,050
🎯 Take Profit 3: Rp 1,234
💰 Expected Return: 9.9%
📊 Risk/Reward Ratio: 2.71
⏱️ Time Horizon: 5 bulan

📍 Level Teknikal:
Support: Rp 785 | Rp 810 | Rp 920
Resistance: Rp 990 | Rp 1,050 | Rp 1,128
Volatility: 3.11%

🔗 Korelasi dengan Fair Value:
✅ Fair Value (Rp 2,302) mendukung sinyal BUY
💡 Target TP bisa disesuaikan dengan Fair Value sebagai reference

📊 VALUASI:
----------------------------------------------------------------------
Market Cap: Rp 20.29T
PE Ratio: 6.72
PB Ratio: 0.48

💰 PROFITABILITAS:
----------------------------------------------------------------------
ROE: 6.89%
ROA: 2.96%
Profit Margin: 24.18%

🏥 KESEHATAN KEUANGAN:
----------------------------------------------------------------------
Debt/Equity: 29.15
Current Ratio: 2.87

💵 DIVIDEN:
----------------------------------------------------------------------
Dividend Yield: 0.52%
⚠️ Di bawah target sektor (6.0%)
Annual Dividend: Rp 5
Dividen Terakhir: Rp 5.00 (2017-06-12)

👔 MANAJEMEN & KEPEMILIKAN:
----------------------------------------------------------------------
Direksi & Komisaris:
• Mr. Franciscus Xaverius Ridwan Darmali (71 tahun) - President Director
• Ms. Lie Jani Harjanto (57 tahun) - Financial Director & Director
• Ms. Monik William (61 tahun) - Operational Director & Director
Kepemilikan Institusional: 5.97%
Kepemilikan Insider: 82.82%

ANALISA DETAIL:
----------------------------------------------------------------------
✓ Market cap besar (Rp 20.29T) → perusahaan stabil
✓ PE sangat rendah (6.7) → sangat undervalued
✓ PBV sangat rendah (0.5) → harga di bawah book value
✗ ROE rendah (6.9%) → efisiensi kurang
✓ Profit margin tinggi (24.2%)
✗ Debt/Equity tinggi (29.15) → risiko finansial tinggi
✓ Current ratio baik (2.87) → likuiditas sehat
✗ Revenue menurun (-12.8%)
✓ Dividen konsisten (9x pembayaran dalam histori)
✓ Informasi manajemen tersedia (5 pejabat)
⚠ Kepemilikan insider sangat tinggi (82.8%) → risiko konsentrasi
✓ Dividen konsisten (9x) - terakhir: Rp 5 (2017-06-12)
✗ Pertumbuhan pendapatan lemah (-12.8%)
✗ Laba menurun (-79.5%)
✓ Skala besar → barrier to entry tinggi

======================================================================

⚠️ DISCLAIMER:
Analisa ini berdasarkan data fundamental, teknikal, dan valuasi multi-metode.
Fair value dihitung dengan weighted average dari 5 metode profesional:
PE Ratio, PBV, Price-to-Sales, Dividend Yield, dan Graham Number.
BUKAN rekomendasi investasi. Lakukan riset tambahan sendiri.
Investasi memiliki risiko. Kerugian menjadi tanggung jawab investor.
Semua valuasi dan target price adalah estimasi dan bisa berubah.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE apakabar navapark botanic villa yang harganya mulai 50m sampai 90m total 14 unit. bisa loncat labanya kalau ada 1000 unit botanic villa hihihi

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Signal Trading Hari ini: $BSDE

======================================================================
ANALISA TEKNIKAL SAHAM: bsde.jk
======================================================================
Market: Indonesia Stock Exchange (IDR)
Tanggal Analisa: 2025-11-19 09:09
Data Terakhir: 2025-11-19
Time Horizon: 5 bulan
Harga Terakhir: Rp 975
Perubahan Hari Ini: -0.51%

📊 DOW THEORY - FASE PASAR:
======================================================================
🔵 Fase: Akumulasi (Minor Trend)
Confidence: 70.0/100
Trend Direction: SIDEWAYS

Karakteristik Fase:
✓ Range sangat sempit (3.6%) - konsolidasi ketat
✓ Volume di bawah rata-rata (0.99x)
✓ Volatilitas rendah (2.6%)
✓ MA sideways & harga flat - classic accumulation
✓ RSI momentum zone (48.9) - tren aktif
✓ Pergerakan harga konsisten - trend kuat

Metrik Kunci:
• Price Change 60d: -11.36%
• Price Change 20d: +0.52%
• Price Change 10d: +2.09%
• Volume Ratio: 0.99x
• Volatility: 2.56%
• Price Range 20d: 3.63%
• RSI: 48.9
• Momentum Consistency: 25.0%

💡 Interpretasi:
Smart money sedang mengakumulasi posisi. Harga sideways dengan
volume rendah. Ini adalah fase terbaik untuk entry jangka panjang
jika fundamental bagus. Tunggu breakout untuk konfirmasi.

======================================================================

REKOMENDASI: 🟢 BUY
Confidence Score: 63.0/100
Risk Level: Tinggi (Volatility: 3.44%)

🎯 STRATEGI TRADING:
======================================================================
📈 Aksi: BELI
Harga Sekarang: Rp 975

📍 STRATEGI ENTRY:
IMMEDIATE - Harga sudah di zona support optimal

🎯 Entry Zone Optimal:
Low : Rp 955
High : Rp 975
Best : Rp 975

rekomendasi saya DCA mulai dari 975 kebawah, contoh: 975, 970, 965, 960 agar dapat harga terbaik beli dengan jumlah lot yg sama.

🛑 Stop Loss: Rp 932
RSI Sekarang: 49.7

🎯 Take Profit Levels:
TP1 (40%): Rp 980
TP2 (70%): Rp 1,035
TP3 (100%): Rp 1,106

💰 Expected Return (TP2): 6.1%
⚖️ Risk/Reward Ratio: 1:1.37
⚠️ Warning: R/R kurang dari 1:2, pertimbangkan menunggu setup lebih baik
⏱️ Time Horizon: 5 bulan

📊 Level Teknikal Penting:
Nearest Support: Rp 955
Nearest Resistance: Rp 1,000
Support Strong: Rp 815
Resistance Strong: Rp 1,161
ATR (14): Rp 25
Volatility: 3.44%

ANALISA DETAIL:
----------------------------------------------------------------------
✗ Trend bearish: SMA20 < SMA50 (downtrend)
✓ Harga di atas SMA200 (trend panjang positif)
• RSI netral (49.7)
✓ MACD bullish (di atas signal line)
• Harga di tengah Bollinger (71%)
📊 Fase Akumulasi (Minor Trend) - ZONA ENTRY OPTIMAL untuk accumulate

======================================================================
Signal Summary: 1 Bullish, 1 Bearish, 2 Neutral
======================================================================

Skor Aktivitas Bandar
66
SEDANG ⚡
Potensi aktivitas bandar cukup signifikan

⚠️ DISCLAIMER:
Analisa ini hanya berdasarkan indikator teknikal historis.
BUKAN rekomendasi investasi. Lakukan riset fundamental sendiri.
Gunakan stop loss dan money management yang baik.
Investasi memiliki risiko. Kerugian menjadi tanggung jawab investor.

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE Take Profit

untuk agenda cut rate BI oleh RDG minggu ini di tanggal 19 november 25 yang masih menjadi prediksi di pertahankan (flat ) diturun kan (cut ) , on stock sudah dimulai cicil beli (spekulasi ) oleh market maker jika turun maka sektor yang diuntungkan adalah properti dan perbankan $SMRA $ASRI $BSDE CTRA PWON .

sementara akhir november akan efektif saham saham yang masuk msci , akan dilakukan rebalancing BRMS BREN
dan tanggal 5 desember 25 akan ada pengumuman penting skrining baru dr msci (filter kriteria)..sumber wesite msci dengan ann tgl 4 november 25
https://stockbit.com/post/23555717

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE empot empotan bgt ni saham

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE
oh tidakk..
sebentar lagi dia akan merosot
😭😭😭

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE
galau bngt liat sisirannya 😭😭😭

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE ini saham ngak pernah bagi deviden jgn di ambil

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy