Volume
Avg volume
PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah perusahaan properti dengan pusat pengembangan lahan di daerah Tangerang. Perusahaan group Sinarmas Land ini mempunyai bisnis utama sebagai pengembang lahan hunian, komersil, dan industri beserta fasilitas-fasilitasnya. Perusahaan telah memperkukuh posisinya di antara para pengembang terunggul di regional, menawarkan konsep-konsep unik dan kualitas teratas. Jejak langkah Perusahaan kini bahkan sudah menjelajahi negara dengan proyek-proyek di berbagai kota utama di Indonesia.
Setelah 7 tahun enggak bagi dividen sedangkan net income naik drastis terus, di 2025 siap-siap ada kejutan bagi dividen jumbo.
$BSDE
$BSDE laba tiap tahun meningkat tapi tidak bagi divinden kenapa ya?
ada yg bisa jelaskan para suhu suhu dan hokage
Penting ngga sih punya rumah di ekonomi yang sekarang ini? Atau better sewa dan diputer di instrumen lain uangnya
$TLKM $ASII $BSDE
$USDIDR $BSDE $GPRA rupiah menguat dan inflasi rendah mestinya bisa jadi pertimbangan Bank Indonesia menurunkan suku bunga...
Rilis data ekonomi US
➖ Non Farm Payrolls Apr = 177K (vs previous 185K, vs consensus 130K)
➖ Unemployment Rate Apr = 4,2% (vs previous and consensus 4,2%)
➖ U-6 Unemployment Rate Apr = 7,8% (vs previous 7,9%)
➖ Participation Rate Apr = 62,6% (vs previous 62,5%)
✔️ Average Hourly Earnings MoM Apr = 0,2% (vs previous and consensus 0,3%)
✔️ Average Hourly Earnings YoY Apr = 3,8% (vs previous 3,8%, vs consensus 3,9%)
Non farm payrolls US sedikit menurun namun masih di atas ekspektasi, disertai tingkat pengangguran yang tetap sesuai ekspektasi.
Pasar tenaga kerja US mengindikasikan pelemahan, senada dengan rilis data terkait tenaga kerja yang rilis belakangan ini.
Namun masih solid, tidak terlalu buruk.
Rata-rata pendapatan per jam tumbuh melambat secara bulanan, dan tumbuh tetap di bawah ekspektasi secara tahunan, mendukung inflasi turun.
Rilis ini masih menjadi faktor pendorong kebijakan dovish Fed untuk cut rate, namun sepertinya tidak cukup urgent untuk dilakukan segera di Mei ini karena ekonomi US belum terlampau lemah.
$BMRI $BSDE $BBCA
$EXCL Awas loh si Owner pengin harga saham ini di atas 3rb.
pasar nego aja udah 3rb masa iya pasar reguler masih 2rban
nanti kalo sinarmas nambah muatan auto 3rb an
target beberapa bulan ke depan !!!
$BSDE $TLKM
Belakangan banyak yang dm panggil-panggil saya om terus nanyain saya minus di saham apa.
Mohon maap, umur saya belum cocok dipanggil om.
$TPMA $BSDE $AADI
$SMRA
Baru aja baca-baca laporan keuangan SMRA Q1 2025 yang epsnya anjlok jadi tersisa 14/lembar buat kuartalan penuh Q1 2025. Kesimpulannya, marketing sales (IDR 877 Milliar, 19% dari forecast FY 2025) yang mayoritas berasal dari penjualan rumah tapak 1-5 miliar dibawah ekspektasi. Tetapi revenue perusahaan secara keseluruhan hanya turun -1.4% YOY ditopang oleh recurring income properti commercial. Yang menjadi masalah adalah bengkaknya beban umum & administrasi dan kepentingan non-pengendali.
Kenaikan beban umum dan administrasi kemungkinan besar karena karyawan pada minta thr sedangkan kenaikan kepentingan non-pengendali berasal dari setoran modal pada Q2 2024 dari investor non pengendali. Seharusnya karena kuartal depan beban administrasi gak bakal bengkak lagi, margin laba SMRA kemungkinan besar bakal pulih lagi. Tinggal masalah penjualannya aja yang saat ini belum ngimbangin kenaikan beban admin dan kenaikan kepentingan non-pengendali, harapannya sih kuartal depan cepat pulih deh. Dari sisi RNAV, SMRA juga masih terdiskon, cuman masalah waktu aja, penjualan perusahaan pasti balik naik dan sahamnya bisa bangkit lagi.
Random tag: $BSDE $GPRA
1/4
$PWON Recurring Income Adalah Kunci
Ringkasan analisis dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita lihat kinerja Q1-2025 Pakuwon Jati (PWON), ceritanya mirip kayak orang yang habis diet sukses: makin ramping, makin sehat, tapi sesekali masih ngos-ngosan kalau naik tangga. Pendapatan naik tipis 1,6% ke Rp1,555 Triliun dari Rp1,530 Triliun tahun lalu. Kenaikan ini bukan karena jualan apartemen lagi laku keras, justru sebaliknya — penjualan properti anjlok 29%. Yang nyelamatin justru segmen recurring income seperti sewa mal, hotel, dan service charge yang naik hampir 10%. Hasilnya, proporsi pendapatan dari sumber berulang ini sekarang sudah tembus 70% dari total, dibanding 64% tahun lalu. Artinya, cash flow makin stabil dan risiko volatilitas dari jualan properti bisa dikurangi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Laba kotor naik tipis 0,6% ke Rp857 M, tapi sayangnya margin kotor malah turun dari 55,6% ke 55,1%. Salah satu penyebabnya adalah harga bahan bangunan dan utilitas yang makin mahal. Beban penjualan dan administrasi juga naik 12,3% karena promosi tenant baru dan penyesuaian gaji. Akibatnya, laba sebelum pajak turun 5,8% ke Rp398 M dan laba bersih entitas induk terkoreksi lebih dalam, minus 8,9% jadi Rp302 M. Tapi dari sisi operasional masih sehat: EBITDA naik 9,7% ke Rp787 M. Dan yang paling bikin tenang, kas akhir periode tembus Rp9,54 Triliun — alias 143% dari total utang berbunga mereka. Bahkan setelah dihitung, net cash-nya sekitar Rp2,8 Triliun, alias masih sangat aman buat perusahaan properti yang seringnya justru dikejar utang.
PWON makin condong jadi “mesin kas dari properti sewa”. Segmen properti sewa menyumbang Rp1,035 triliun (66,5%) dan mencetak laba segmen Rp601 miliar (70%). Hotel juga menyumbang Rp287 miliar dengan margin 41,5%. Sementara penjualan properti anjlok ke Rp233 miliar dan laba segmennya menyusut ke Rp136 miliar. Ini bikin recurring income jadi penyumbang utama, dan lebih tahan banting dibanding jualan unit. Tapi tetap harus hati-hati dengan daya beli tenant dan okupansi hotel.
Arus kas operasional (CFO) di Q1-2025 mencapai Rp787 Miliar, naik 9,7% yoy. Free Cash Flow (FCF) tetap positif Rp370 Miliar, setelah belanja investasi hanya Rp416 Miliar. Rasio konversi kas ke laba 198% karena laba bersih Rp397 Miliar. Artinya, laba beneran didukung duit masuk, bukan cuma angka akuntansi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PWON juga sangat likuid. Kas Rp9,54 Triliun vs liabilitas jangka pendek Rp3,3 Triliun. Current ratio 4,6x. Gearing bersih negatif -11,6%. Beban bunga kuartalan Rp98 M ditutup manis oleh CFO 8x lipat. Notes USD 400 juta yang jatuh tempo 2028 jadi satu-satunya utang berbunga, dengan posisi net cash masih di Rp2,9 Triliun. Debt service ratio di atas 6x, jadi posisi keuangan aman.
Tantangan datang dari risiko kurs. Obligasi USD senilai Rp6,61 Triliun bikin PWON alami rugi kurs Rp118,1 M di Q1 2025. Ini non-cash loss karena utang dikonversi ke Rupiah di kurs akhir. Setiap 1% pelemahan Rupiah bisa nyunat laba sekitar Rp39 M. Perlindungan derivatif hanya Rp201 M, artinya hedging masih parsial.
Risiko lain dari segmen real estat yang terus menurun kontribusinya. Penjualan properti turun 29%, unit siap jual menipis, dan sebagian tanah belum bersertifikat HGB. Sekitar 28,87% dari tanah masih dalam proses legalisasi. Meski belum perlu impairment, potensi hambatan pengembangan tetap ada. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Secara struktur segmen, total aset PWON Rp36 Triliun didominasi properti sewa (61%) dan real estat (35%). Hotel hanya 4%. Jadi PWON makin jadi landlord, bukan developer murni. Risiko kini lebih ke okupansi dan efisiensi operasional, bukan ke penyerapan pasar seperti developer lainnya.
Liabilitas total Rp10,94 Triliun, dengan utang obligasi dolar sebesar Rp6,61 Triliun (60% dari liabilitas). Sisanya sebagian besar berupa pendapatan diterima di muka dan uang muka pelanggan. DER sangat rendah (0,43x) dan struktur utangnya panjang. Jadi dari sisi leverage, masih longgar.
Singkatnya, PWON tampil sebagai properti konglomerat yang sehat di neraca, kuat di recurring income, dan tajam dalam pengelolaan kas. Tapi tetap harus waspada: risiko kurs, lesunya penjualan properti, dan ketergantungan pada okupansi mal jadi titik-titik rawan yang perlu terus dimonitor. Secara valuasi, harga 378 memberikan PBV 0,87x dan PER ~15x, yang masih masuk akal untuk perusahaan yang profitable, net cash, dan dominan di portofolio properti sewa. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sudut pandang growth investor, laporan keuangan PWON Q1 2025 ibarat kue yang rapi di luar, tapi rasa manisnya agak malu-malu. Pendapatan cuma naik 1,6% ke Rp1,555 triliun, terlalu kecil buat investor yang haus pertumbuhan dua digit. Yang bikin makin nggak seksi, segmen real estat — yang mestinya jadi motor pertumbuhan — malah nyungsep 29% yoy. Tapi sisi menariknya ada di recurring income: segmen sewa mal naik 11,5% dan hotel tumbuh 5,2%, membuat 70% revenue sekarang berasal dari sumber berulang. EBITDA juga naik 9,7% ke Rp787 miliar, dan CFO bahkan tembus Rp787,5 miliar — dua kali lipat dari laba bersih Rp397 miliar. Jadi buat investor yang peduli kualitas arus kas dan pertumbuhan organik dari recurring stream, PWON bisa dibilang sedang bertransformasi dari “developer jual putus” menjadi “landlord penghasil kas.”
Buat deep value investor, PWON ini tampil menggoda. Dengan PBV cuma 0,87x dan posisi net cash Rp2,9 triliun (kas Rp9,54 triliun vs utang Rp6,61 triliun), perusahaan ini jelas undervalued secara neraca. Aset real estat mencapai Rp7,39 triliun, dan properti investasi (mal, hotel) tercatat Rp20,87 triliun, tapi semua itu cuma dihargai Rp18,2 triliun di pasar (market cap di harga 378). Belum lagi recurring income Rp1 triliun per kuartal, artinya kalau dihitung kas masuk dan aset fisik, valuasi PWON sekarang bisa dibilang “diskon besar-besaran” untuk aset yang produktif. Deep value investor akan melirik ini sebagai stok properti berlapis emas, tapi dijual di etalase diskon.
Nah, dari sisi arbitrage investor, kesempatan ada di potensi aksi korporasi: PWON punya portofolio mal dan hotel yang layak dijual ke REIT. Kalau saja sebagian properti dispin-off ke REIT dengan valuasi lebih tinggi (misal cap rate 8% untuk income Rp1 triliun), bisa unlock nilai properti Rp12,5 triliun. Bandingkan itu dengan PBV sekarang yang di bawah 1, maka arbitrase valuasi ini bisa menghasilkan keuntungan signifikan — apalagi kalau manajemen melakukan buyback atau refinancing Notes 2028 dengan suku bunga lebih murah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Untuk LBO (Leveraged Buyout) investor, PWON bisa dibilang terlalu sehat. Gearing negatif -11,6%, current ratio 4,6x, dan debt service coverage ratio lebih dari 6x. Saking sehatnya, malah nggak ideal untuk LBO yang butuh leverage tinggi agar IRR-nya eksplosif. Tapi kalau LBO fund punya rencana untuk mengekstrak kas besar lewat dividen jumbo atau spinning asset ke REIT, lalu leverage hasil akuisisi untuk ekspansi regional, mungkin masih menarik. Aset properti yang stabil + recurring income tinggi = bahan baku bagus untuk exit di valuasi lebih tinggi.
Dari sudut pandang spekulan, PWON bukan target utama. Spekulan cari harga yang bisa lompat 30% dalam seminggu karena rumor, aksi korporasi, atau euforia pasar. PWON terlalu kalem. Sahamnya stabil, arus kas rapi, nggak ada drama rights issue, nggak ada gorengan dari grup broker ritel. Tapi kalau misalnya ada pengumuman mendadak soal spin-off mall ke REIT atau buyback jumbo, baru deh harga bisa meledak sesaat. Untuk saat ini, ini bukan panggung spekulan — terlalu rapi, terlalu sopan.
Terakhir, dari sudut pandang investment banker, PWON ini klien ideal. Portofolionya banyak, recurring income stabil, laporan keuangan solid, dan punya ruang untuk financial engineering. Mereka bisa dibantu terbitin REIT, sustainability-linked bond, refinancing Notes 2028 dengan bunga lebih rendah, atau bahkan IPO anak usaha hospitality. Dengan kas Rp9,5 triliun dan capex masih minim, banker akan lihat ini sebagai ladang fee yang siap dipanen lewat strukturisasi dan deal kreatif. Dari sisi profil risiko, low default risk dan punya underlying aset riil yang likuid — jadi produk jualan yang enak untuk institusi dan investor asing. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi PWON bukan saham pertumbuhan eksplosif, tapi perusahaan dengan fundamental stabil, kas segunung, dan valuasi murah. Cocok buat yang cari kestabilan jangka panjang, bukan roller coaster mingguan. Dan kalau nanti mereka nekat ngeluarin aksi korporasi berani, semua tipe investor bisa kebagian cuan — tinggal sabar nunggu giliran.
Kalau kamu nyangkut di PWON di atas 400, keputusan untuk tahan atau cutloss sebetulnya tergantung satu hal utama: kamu nyangkut karena percaya bisnisnya atau cuma karena ikut rame waktu itu.
Kalau kamu yakin sama bisnisnya, percaya bahwa recurring income dari sewa mal, hotel, dan service charge yang sekarang udah 70% dari total revenue itu stabil, dan lihat posisi kas yang gemuk (Rp9,5 T), utang berbunga yang manageable (Rp6,6 T Notes 2028), arus kas operasional yang kuat (Rp787 M), serta valuasi yang murah (PBV 0,87x, PER ~15x), maka keep hold malah tambah itu justru langkah rasional. Kenapa? Karena kamu averaging down bukan ke saham gorengan, tapi ke perusahaan properti dengan model bisnis landlord, bukan sekadar jualan unit. Artinya, mereka bisa survive walau siklus properti lesu, dan harga sekarang malah kasih peluang beli murah.
Tapi kalau kamu udah nggak yakin, nggak ngerti cara kerja bisnisnya, cuma nyangkut karena "katanya properti bakal bangkit", dan tiap lihat chart malah bikin stres, ya cutloss itu bukan dosa. Daripada tiap hari mantau dan deg-degan, mending rotasi ke saham yang lebih sesuai dengan profil kamu: yang lagi trend up, ada katalis jangka pendek, atau sektor yang lebih kamu ngerti. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau yakin dan ngerti bisnisnya, hold , bahkan tambahkan cicil selot selot kalau bisa, sambil sabar tunggu katalis (REIT, recovery properti, ekspansi baru).
Kalau nggak yakin, udah capek batin tiap lihat merah cutloss aja, pindah ke tempat yang bikin kamu lebih tenang dan sesuai gaya kamu.
Nyangkut itu bukan kesalahan, tapi cara keluar dari nyangkut itu yang membedakan mana investor yang belajar dan mana yang terjebak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$PANI $BSDE
1/10
@stephanussatya01 gas ketawa dari sekarang aja, yg penting $PANI tudemun, buat apa fundamental bagus ky $CTRA atau $BSDE tapi kaya keong gak cuan cuan
Rilis data ekonomi US
➖ ISM Manufacturing PMI Apr = 48,7 (vs previous 49, vs consensus 48)
➖ ISM Manufacturing Employment Apr = 46,5 (vs previous 44,7)
➖ ISM Manufacturing New Orders Apr = 47,2 (vs previous 45,2)
➖ ISM Manufacturing Prices Apr = 69,8 (vs previous 69,4, vs consensus 70,3)
✔️ S&P Global Manufacturing PMI Final Apr = 50,2 (vs previous 50,2, vs preliminary 50,7)
✔️ Construction Spending MoM Mar = -0,5% (vs previous 0,6%, vs consensus 0,2%)
PMI manufaktur US menurut ISM turun tipis di zona kontraksi, namun lebih dari ekspektasi.
Komponen new orders dan employment juga menunjukkan peningkatan, walaupun tetap di zona kontraksi.
Sementara itu PMI manufaktur menurut S&P Global direvisi turun ke angka yang sama seperti bulan sebelumnya, walaupun masih tipis di atas batas zona ekspansif.
Kemudian, pengeluaran konstruksi menurun di luar ekspektasi.
Kondisi demikian menunjukkan aktivitas ekonomi US tidak seburuk yang dikhawatirkan sebelumnya, walaupun juga tidak dapat dikatakan kuat.
Masih mendukung kebijakan dovish Fed, namun sepertinya belum cukup kuat untuk mendorong Fed cut rate segera di bulan Mei ini.
$PANI $BSDE $DRMA
$BSDE Terimakasih Bapak/Ibu Owner Emiten & Market Maker karena sudah memberikan saya keuntungan dalam jangka waktu 12 hari. Semoga bisa kembali lagi di harga baik. Berkah dalem.
Congrats yang udah hold $BKSL. Menunggu waktunya aja untuk naik sampe 125 keatas, kalo laporan Q1 keluar menarik, bisa lebih. Sudah break area resist
Rantag $PANI $BSDE