


Volume
Avg volume
PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah perusahaan properti dengan pusat pengembangan lahan di daerah Tangerang. Perusahaan group Sinarmas Land ini mempunyai bisnis utama sebagai pengembang lahan hunian, komersil, dan industri beserta fasilitas-fasilitasnya. Perusahaan telah memperkukuh posisinya di antara para pengembang terunggul di regional, menawarkan konsep-konsep unik dan kualitas teratas. Jejak langkah Perusahaan kini bahkan sudah menjelajahi negara dengan proyek-proyek di berbagai kota utama di Indonesia.
happy cuan untuk yang hari ini take profit 👋 untuk yang masih sangkut dan masih pemula bisa cek profil dan follow akun saya banyak informasi gratis cara berinventasi yang baik dan benar
ada contekan saham yang akan terbang, info a1 sekuritas $BSDE $BSBK $BRPT

$BSDE perhatiin ya gaes pantau dulu,,ini insight pribadi, boleh diliat atau gak. teknikal oke..masuk 950-960 TP bebas aja klo udah merasa cukup, jangan greedy. tp tetep keputusan jual & beli ada di klean.
➖ Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tumbuh +0,84% yoy pada 3Q25.
Melambat dibandingkan 2Q25 yang tumbuh +0,90% yoy.
Sementara secara kuartalan IHPR tumbuh +0,22% qtq pada 3Q25, sedikit lebih tinggi dibandingkan 2Q25 yang tumbuh+0,18% qtq.
Pasar properti Indonesia masih menunjukkan sinyal lemah, walaupun masih mampu bertahan dari risiko pelemahan yang terlampau parah.
$ASRI $CTRA $BSDE

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) naik 23,77 poin atau 0,29% ke level 8.360 pada penutupan perdagangan sesi pertama akhir pekan ini, Jumat (7/11). Level ini menjadi tertinggi setelah pada perdagangan kemarin ditutup di Rp 8.337.
Sebanyak 286 saham m...

katadata.co.id
$BSDE $LPKR $REAL bisa dibaca postingan saya agar tidak sangkut dan menjaga mental sehat itu penting👋
Catatan Pribadi. Kamis, 6 November 2025
Kata kunci: ESTA?
Saham $ESTA punya invesyor baru dengan memakai private account dari JP Morgan Chase Bank
Apakah benar² JP Morgan sendiri atau investor singapura lainnya?
tag random $BSDE $LABA
Mesin Kasir Lawan Buku Catatan
Kalau kita hanya membaca sekilas laporan keuangan kuartal tiga 2025 itu, kelihatannya jelek sekali. Labanya jatuh 80% dibanding tahun lalu dan anjlok 92% dibanding kuartal sebelumnya. Pendapatan dari jualan tanah dan bangunan juga turun jauh. Di pasar saham, di mana orang maunya untung cepat tiap tiga bulan, angka begini pasti bikin panik. Tapi di sinilah jebakannya. Bisnis Bumi Serpong Damai ($BSDE) itu bukan bisnis jualan HP yang bisa dinilai cepat. Ini bisnis membangun kota baru. Dan di bisnis ini, laporan untung rugi seringkali cuma cerita yang sudah lewat, soal kapan surat-surat rumah diserahkan, bukan kapan rumahnya laku.
Uang masuk yang sebenarnya ada di 'marketing sales', atau uang pesanan rumah yang masuk sekarang. Dan di sinilah ceritanya beda total. Waktu buku catatan akuntansinya terlihat muram, tim penjualannya di lapangan malah sibuk. Uang pesanan rumah selama sembilan bulan pertama 2025 ternyata masih tumbuh 4%, dapat Rp7,1 triliun. Ini sudah 71% dari target mereka. Rumah dan ruko masih laku. Contohnya, 32 ruko laku Rp100 miliar. Ini anehnya bisnis properti. Perusahaan bisa kelihatan rugi di catatan, padahal di lapangan baru saja berhasil jualan satu klaster.
Kenapa bisa beda jauh begitu antara kenyataan di lapangan dan catatan di buku? Jawabannya satu kata: Insentif. Kebijakan diskon pajak PPN dari pemerintah jadi magnet kuat buat pembeli. Tapi insentif ini, seperti gula-gula, juga 'mengacaukan' kalender keuangan. Pembeli dan pengembang kejar-kejaran target diskon pajak, jadi banyak serah terima unit sengaja dipercepat dan ditumpuk di akhir tahun. Akibatnya, catatan pendapatan di kuartal tiga kosong, tapi nanti diprediksi 'meledak' di kuartal empat. Ini bukan tandanya bisnis sepi. Ini tandanya bisnis yang ikut aturan main pemerintah. Pertanyaannya jelas: Apakah ini pertumbuhan asli, atau cuma karena 'dibantu' pemerintah? Apa yang terjadi kalau tahun depan bantuannya dicabut?
Kekuatan utama BSDE, untungnya, bukan cuma bangun tembok dan atap di lahan kosong. Mereka adalah 'pengembang kota'. Sumber uang utamanya masih dari satu tempat, yaitu BSD City. Mereka bisa jual ruko miliaran rupiah karena ruko itu tidak sendirian. Ruko itu ada di kota yang sudah hidup, yang punya jalan bagus, mal, sekolah, taman, dan sudah ramai. Inilah enaknya jadi pengembang besar, beda dengan pengembang yang cuma bangun lalu pergi. Mereka bisa terus menaikkan harga di lahan yang sama, karena nilai kawasannya, bukan cuma bangunannya, terus naik. Mereka tidak menjual rumah, mereka menjual alamat. Dan harga alamat itu, seenaknya, mereka sendiri yang tentukan.
Kayaknya, perusahaan tidak puas cuma jualan ke kelas menengah-atas. Mereka mulai coba-coba masuk ke pasar super mahal, pasar di mana harga sepertinya bukan masalah. Rencana peluncuran Botanic Villa di NavaPark akhir tahun 2025 adalah buktinya. Ini bukan rumah mewah biasa, ini 'istana' mini yang dibangun bareng perusahaan properti besar Hongkong Land. Harganya Rp50 miliar sampai Rp89 miliar per unit, dan cuma ada 14 unit. Ini pertaruhan di pasar orang super kaya. Kalau semua laku, perusahaan bisa dapat tambahan pesanan Rp1 triliun. Ini langkah berani, sekaligus tes, apa merek "BSD" sudah cukup kuat buat jualan barang semahal itu.
Di tengah semua cerita ini, pasar jadi bingung harus kasih harga berapa buat saham ini. Kebingungan ini kelihatan jelas di angkanya. Kalau kita lihat nilai asetnya (PBV), harganya 0,4x, rasanya murah sekali. Asetnya jelas ada, tanahnya ada. Tapi begitu kita lihat untungnya (PER) yang jadi 10,2x lipat, karena labanya memang diperkirakan turun 50%, kita jadi ragu. Ini jebakan klasik buat investor. Asetnya besar, tapi untungnya naik-turun. Kebingungan ini ditambah lagi dengan beda pendapat di stream stockbit. Ada yang bilang target laba per saham (EPS) 2025 itu 140, tapi ada yang pasang angka lebih rendah di 102. Perbedaan pandangan ini makin jauh buat tahun-tahun depannya. Ini menunjukkan betapa susahnya menebak kapan uang di mesin kasir bakal pindah ke buku catatan.
Ada satu grafik menarik yang membandingkan harga saham ini dengan garis 'nilai aslinya'. Garis nilai aslinya itu kelihatan membosankan, cuma naik lurus pelan-pelan seiring asetnya bertambah. Sementara itu, garis harga sahamnya bergerak liar naik-turun, seperti grafik orang jantungan. Investor kecil sering terjebak sama harga harian, sama ribut-ribut soal laporan kuartalan yang jelek. Padahal, yang sebenarnya mereka beli adalah aset beneran yang nilainya tumbuh pelan tapi pasti. Pertanyaannya mungkin bukanlah apakah bisnis ini bagus atau tidak. Pertanyaannya adalah, apakah kita percaya sama model bisnis jangka panjang 'membangun kota', dan apakah kita punya kesabaran buat cuek sama ribut-ribut jangka pendek.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
$CTRA $SMRA
$PWON
Di video ini, kita akan mencoba memecahkan Misteri Saham PWON yang Dihargai Murah Oleh Pasar dengan membedah Laporan Keuangan Kuartal 3 Tahun 2025 PWON. Kita akan mencari tahu: Apakah ada alasan kuat di balik valuasi yang terasa rendah ini, ataukah memang pasar belum melihat potensi penuh dari perusahaan ini?
https://cutt.ly/tr6tuj7b
Random: $BSDE $CTRA
Ga nyangka, bos-bos properti kalo kumpul 'arisan' minta ringankan biaya hidup (masyarakat)?
Sepertinya masih sesulit itu jualan properti. Tapi kenapa di TikTok saya yg FYP malah Defie Xmarks dan sejenisnya? Setelah saya baca komen-komen video TikTok nya ci Defie, ternyata ya banyak yg halu "wah kenapa sekarang 10M kedengeran murah ya, padahal isi saldo rekening ga sampe 10juta" 😅
Random tag: $LPKR $SMRA $BSDE

IDXChannel - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja keuangan untuk sembilan bulan pertama 2025 di tengah melambatnya pertumbuhan di sektor properti.
Perusahaan bagian dari Sinar Mas Land itu mencetak laba bersih sebesar Rp1,36 triliun sepanjang Januari-September 2025. Angka ini turun 4...

www.idxchannel.com

DADA
🏢 PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA)
Periode: 9 Bulan yang berakhir 30 September 2025
Jenis laporan: Tidak diaudit
Sektor: Properti dan Real Estat
⸻
📊 Kinerja Keuangan (YoY)
• Pendapatan Usaha : Rp 9,05 miliar (naik dari Rp 7,20 miliar, ▲ +25,7%)
• Laba Bruto : Rp 6,34 miliar (naik dari Rp 4,49 miliar, ▲ +41,2%)
• Laba Sebelum Pajak : Rp 1,28 miliar (naik dari Rp 351 juta, ▲ +263,5%)
• Laba Bersih : Rp 1,05 miliar (naik dari Rp 171 juta, ▲ +514,1%)
• Laba Bersih Entitas Induk : Rp 855 juta (naik dari Rp 166 juta, ▲ +415,4%)
• Laba per Saham (EPS) : Rp 0,119 (naik dari Rp 0,02, ▲ +495,0%)
📈 Kesimpulan:
Kinerja DADA meningkat tajam secara tahunan. Walaupun skalanya kecil, laba bersih tumbuh lebih dari 500% karena efisiensi beban dan kenaikan margin kotor dari proyek properti yang berjalan.
⸻
💰 Posisi Keuangan (Neraca)
• Total Aset : Rp 643,83 miliar (naik tipis dari Rp 643,38 miliar, ▲ +0,07%)
• Total Liabilitas : Rp 290,56 miliar (turun dari Rp 291,22 miliar, ▼ -0,2%)
• Total Ekuitas : Rp 353,27 miliar (naik dari Rp 352,17 miliar, ▲ +0,3%)
• Kas & Setara Kas : Rp 4,80 miliar (naik dari Rp 3,91 miliar, ▲ +22,7%)
💡 Interpretasi:
Struktur keuangan sangat stabil dengan ekuitas lebih besar dari liabilitas. Tidak ada lonjakan utang, dan kas meningkat lebih dari 22%. DER sekitar 0,82x, masih tergolong aman untuk sektor properti.
⸻
💵 Arus Kas
• Arus Kas Operasi : +Rp 892 juta → tetap positif, namun turun dibanding tahun lalu (▼ sekitar -96%)
• Arus Kas Investasi : -Rp 11,53 miliar → digunakan untuk pembelian tanah dan aset properti baru
• Arus Kas Pendanaan : -Rp 2,45 miliar → digunakan untuk pembayaran pinjaman dan kewajiban ke pihak ketiga
• Kas Akhir Periode : Rp 4,80 miliar (naik +22,7%)
💬 Catatan:
Arus kas operasi positif menandakan kegiatan inti masih berjalan baik, meskipun skalanya kecil. Aktivitas investasi menunjukkan perusahaan masih melakukan ekspansi lahan baru.
⸻
🏗️ Aktivitas & Bidang Usaha
1. Pengembangan properti dan real estat – fokus pada proyek perumahan dan apartemen.
2. Manajemen proyek & jasa konstruksi – terutama untuk proyek internal.
3. Perdagangan properti & kavling tanah – penjualan unit dan tanah siap bangun.
📍 Anak Usaha Utama:
• PT Arba Propertindo – proyek Pasar Minggu, Jakarta Selatan (aset ±Rp 529 miliar, kepemilikan 99,44%).
• PT Kalibata Inovasi Maju – proyek Lebak Bulus, Jakarta Selatan (aset ±Rp 470 miliar, kepemilikan 99,9%).
⸻
⚙️ Catatan Tambahan
• Aset terbesar (Rp 486 miliar) berasal dari tanah dan proyek dalam pengembangan.
• Pendapatan diterima di muka (Rp 152 miliar) cukup tinggi, menandakan sudah ada penjualan unit yang belum diakui seluruhnya.
• Kewajiban imbalan kerja stabil di sekitar Rp 1,07 miliar.
• Tidak ada right issue atau penerbitan saham baru di periode ini.
• Belum ada lonjakan besar pada pinjaman jangka panjang — struktur modal masih konservatif.
⸻
🟢 Kesimpulan
• Laba bersih naik lebih dari 500% YoY, didukung efisiensi dan proyek yang mulai menghasilkan.
• Kas meningkat +22,7%, sementara utang sedikit menurun.
• Struktur keuangan stabil dan sehat, dengan ekuitas mendominasi aset.
• Aktivitas investasi aktif, menunjukkan ekspansi ke proyek baru (Pasar Minggu & Lebak Bulus).
• Prospek ke depan positif, terutama jika pengakuan penjualan proyek meningkat di 2026.
⸻
Random Tag: $DADA $PANI $BSDE
"Senin, 03 Nov 25 || $BANK $BSDE $CARE
Disclaimer On & Do Your Own Research
Lot.Beli = (-TargetLossRp) / {([SL*(1-fj)] - [E*(1+fb)])*100}"
1/3



KABARBURSA.COM - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) telah melaporkan kinerja keuangan kinerja yang resilien sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 atau kuartal III.
Pada akhir September 2025, BSDE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp8,76 triliun, terkoreksi 12,96 persen dibandingkan periode yan...

www.kabarbursa.com

FIXED CLOSING
---------------------------------
[WATCHLIST ONLY : 142 EMITEN]
Jum'at, 31 October 2025 16:00
Saham potensial gap-up/down di CLOSING market, diurut berdasarkan nilai persentase:
(cukup pantau baris paling atas dan paling bawah untuk cek gap terbesar):
GAP UP:
🔼 $BSDE gap up ke 980 (+25 / +2.62%) dari 955
🔼 $JPFA gap up ke 2510 (+50 / +2.03%) dari 2460
🔼 ARNA gap up ke 550 (+10 / +1.85%) dari 540
🔼 PRDA gap up ke 2570 (+40 / +1.58%) dari 2530
🔼 MEDC gap up ke 1330 (+20 / +1.53%) dari 1310
🔼 TINS gap up ke 2670 (+40 / +1.52%) dari 2630
🔼 INDY gap up ke 2090 (+30 / +1.46%) dari 2060
🔼 LSIP gap up ke 1405 (+20 / +1.44%) dari 1385
🔼 NCKL gap up ke 1250 (+15 / +1.21%) dari 1235
🔼 GGRM gap up ke 17300 (+200 / +1.17%) dari 17100
🔼 DSNG gap up ke 1885 (+20 / +1.07%) dari 1865
🔼 TSPC gap up ke 2850 (+30 / +1.06%) dari 2820
🔼 CLPI gap up ke 1450 (+15 / +1.05%) dari 1435
🔼 INDF gap up ke 7400 (+75 / +1.02%) dari 7325
🔼 TEBE gap up ke 2560 (+20 / +0.79%) dari 2540
🔼 AALI gap up ke 7800 (+50 / +0.65%) dari 7750
🔼 INCO gap up ke 4750 (+30 / +0.64%) dari 4720
🔼 AADI gap up ke 8550 (+50 / +0.59%) dari 8500
🔼 BNGA gap up ke 1745 (+10 / +0.58%) dari 1735
GAP DOWN:
🔽 HEXA gap down ke 4650 (-20 / -0.43%) dari 4670
🔽 BBNI gap down ke 4380 (-20 / -0.45%) dari 4400
🔽 JSMR gap down ke 3570 (-20 / -0.56%) dari 3590
🔽 WIFI gap down ke 3070 (-20 / -0.65%) dari 3090
🔽 INKP gap down ke 7450 (-50 / -0.67%) dari 7500
🔽 MAPI gap down ke 1290 (-10 / -0.77%) dari 1300
🔽 BRIS gap down ke 2550 (-20 / -0.78%) dari 2570
🔽 TAPG gap down ke 1880 (-15 / -0.79%) dari 1895
🔽 AKRA gap down ke 1220 (-10 / -0.81%) dari 1230
🔽 BBTN gap down ke 1225 (-10 / -0.81%) dari 1235
🔽 EMTK gap down ke 1185 (-10 / -0.84%) dari 1195
🔽 CPIN gap down ke 4670 (-40 / -0.85%) dari 4710
🔽 PGAS gap down ke 1740 (-15 / -0.85%) dari 1755
🔽 ARTO gap down ke 2190 (-20 / -0.9%) dari 2210
🔽 SGRO gap down ke 5025 (-50 / -0.99%) dari 5075
🔽 SMRA gap down ke 392 (-4 / -1.01%) dari 396
🔽 ADMR gap down ke 1395 (-15 / -1.06%) dari 1410
🔽 BTPS gap down ke 1370 (-15 / -1.08%) dari 1385
🔽 SPMA gap down ke 366 (-4 / -1.08%) dari 370
🔽 ICBP gap down ke 8700 (-100 / -1.14%) dari 8800
🔽 UNVR gap down ke 2580 (-30 / -1.15%) dari 2610
🔽 MAIN gap down ke 850 (-10 / -1.16%) dari 860
🔽 SCMA gap down ke 338 (-4 / -1.17%) dari 342
🔽 NRCA gap down ke 755 (-10 / -1.31%) dari 765
🔽 ULTJ gap down ke 1500 (-20 / -1.32%) dari 1520
🔽 EXCL gap down ke 2610 (-40 / -1.51%) dari 2650
🔽 INTP gap down ke 6250 (-100 / -1.57%) dari 6350
🔽 CTRA gap down ke 885 (-15 / -1.67%) dari 900
🔽 LPIN gap down ke 460 (-8 / -1.71%) dari 468
🔽 $GPRA gap down ke 133 (-4 / -2.92%) dari 137
Cek ulang semuanya dan IEP bisa berubah smp menit terakhir. Salam Cuan.