


Volume
Avg volume
PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah perusahaan properti dengan pusat pengembangan lahan di daerah Tangerang. Perusahaan group Sinarmas Land ini mempunyai bisnis utama sebagai pengembang lahan hunian, komersil, dan industri beserta fasilitas-fasilitasnya. Perusahaan telah memperkukuh posisinya di antara para pengembang terunggul di regional, menawarkan konsep-konsep unik dan kualitas teratas. Jejak langkah Perusahaan kini bahkan sudah menjelajahi negara dengan proyek-proyek di berbagai kota utama di Indonesia.
๐ 10 Desember 2025 - $BSDE (Menurut Bloomberg Terminal)
๐ต Buy Area: 930-920
๐ค Take Profit: Kalau udah cuan tuh diambil, bukan dititipin ke bandar! ๐
๐จ Stop Loss: 860
โ ๏ธ Disclaimer ON!
๐ Analisa bukan ajakan!
๐ข Cut Loss? Siap. Nyangkut? Nggak.
Kalau cuan, kasih like โค๏ธ, follow ๐ค & comment โ๏ธ ya! Biar gak ketinggalan saham berikutnya! ๐ค๐คฃ๐
$BSDE
besar kemungkinan bakal di goreng ke 1200-1500 oleh bandar cocok buat swing.
kenapa bang kok pede gitu? ada akumulasi besar oleh yo sebanyak 4juta lot diharga 897 selama 1 tahun dan baru dijual separuh diharga 950 sebanyak 1.9jt lot realisasi keuntungan 5-6% jadi ada dua option ganti big player atau harga saham diterbangkan saat kuartal meledak. silahkan analisa kembali dan koreksi jika pendapat saya salah berdasarkan data broksum
$BBCA$BBRI

Minggu ini The Fed menggelar rapat FOMC pada 9โ10 Desember 2025, dengan pengumuman suku bunga dijadwalkan pada 10 Desember malam waktu AS. Pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sekitar 25 bps karena data ekonomi AS menunjukkan perlambatan, terutama di sektor tenaga kerja. Keputusan ini penting karena dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS, nilai tukar rupiah, serta sentimen pasar global termasuk saham dan komoditas. Banyak analis melihat keputusan minggu ini sebagai penentu arah pasar menjelang akhir tahun.
Bagi pasar Indonesia, dampak keputusan The Fed biasanya terlihat melalui pergerakan dana asing ke saham-saham likuid dan berkapitalisasi besar. Sektor perbankan seperti BBRI, $BBCA , BMRI, dan BBNI menjadi yang paling sensitif karena arus modal asing cenderung masuk lebih dulu ke bank besar saat USD melemah dan likuiditas global membaik. Sektor konsumsi seperti ICBP, $INDF , MYOR, dan UNVR juga berpotensi diuntungkan karena biaya impor bahan baku menjadi lebih murah. Selain itu, sektor properti seperti $BSDE , CTRA, dan SMRA dapat bergerak positif bila ekspektasi suku bunga kredit melonggar. Komoditas seperti ANTM, INCO, MDKA, dan beberapa saham batubara ikut terpengaruh melalui pergerakan harga global yang naik ketika USD melemah. Saham favorit asing seperti TLKM dan ASII juga perlu diperhatikan karena biasanya merespons cepat terhadap sentimen global. Secara keseluruhan, keputusan The Fed minggu ini dapat memicu volatilitas besar pada saham-saham tersebut, sehingga menjadi fokus utama investor menjelang akhir tahun.

$BSDE ditungguin udah hampir sebulan antengยฒ Bae ini emiten. temen-temennya yang lain udah pada bergerak padahal.
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup cetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) dengan naik 0,90% atau 77,93 poin ke level 8.710 pada penutupan perdagangan saham awal pekan ini, Senin (8/12).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham sore ini sebesar ...

katadata.co.id
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup cetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) dengan naik 0,90% atau 77,93 poin ke level 8.710 pada penutupan perdagangan saham awal pekan ini, Senin (8/12).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham sore ini sebesar ...

katadata.co.id
Kakaknya $BSDE dan $SIDO ketika avgd mereka langsung sideways, kenapa $PWON sebagai adeknya di avgd malah turun ๐ฟ
Halo teman-teman warga Stockbit semoga malam ini BERBAHAGIA,, dan dalam keadaan baik serta portofolionya semakin hijau. Saya sudah membuat analisis mengenai $CBDK yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum berinvestasi Senin, sekaligus sebagai perbandingan dengan saham $BSDE & $CTRA . Mohon Bantuan subscribe agar saya bisa terus membagikan analisis dan video bermanfaat lainnya.
https://cutt.ly/8tiUFE9l
Investor yang Carl Aset ke Luar Negeri
Ketika negara atau kerajaan mulai bergerak ke arah rapuh dan gagal, dari kacamata sejarah sebenarnya konglomerat besar zaman now cuma melakukan satu hal yang sama yang dilakukan pedagang cerdas di zaman dinasti China dulu yakni menyelamatkan diri dan modal sebelum istana betul-betul runtuh. Jadi pertanyaan apakah wajar grup seperti Sinar Mas, Salim, atau Lippo belanja aset di luar negeri jawabannya justru ini textbook survival, bukan sekadar gaya-gayaan global. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pertama, lihat dulu kondisi objektif Indonesia sekarang. Fragile States Index tahun 2024 mencatat skor Indonesia di 63,7, turun dari 65,6 tahun sebelumnya, peringkat sekitar 102 dari 179 negara, kategori warning. Ini artinya negara tidak masuk zona perang, tapi jelas bukan negara super stabil. Dari sisi fiskal, tax ratio turun dari 10,38% pada 2022 ke 10,31% pada 2023 lalu turun lagi ke 10,08% pada 2024. Bank Dunia memperkirakan tax ratio akan seret di kisaran sekitar 10% sampai 2027 hanya naik pelan-pelan ke 10,2% lalu 10,4% dan mentok di 10,5%. Kombinasi negara rapuh level menengah, penerimaan pajak tipis, dan kebutuhan belanja besar menciptakan lingkungan kebijakan yang bisa berubah cepat dan kadang keras.
Contoh risiko kebijakan baru kelihatan di sektor sawit. Pemerintah lewat operasi militer menyita sekitar 3,7 juta hektare kebun sawit sekitar 30% luas sawit nasional dan memindahkan hampir separuhnya ke BUMN baru Agrinas Palma Nusantara yang berafiliasi militer. Narasinya anti korupsi dan penertiban izin, tapi di lapangan banyak perusahaan menghentikan investasi dan perawatan kebun karena bingung status hukum, sementara jutaan pekerja menggantung hidup di atas lahan yang statusnya tiba-tiba dipersoalkan. Ini contoh paling jelas betapa cepat regulasi bisa mengubah lanskap bisnis satu sektor besar. Dari kacamata investor institusional ini sinyal bahwa konsentrasi aset di satu negara dan satu komoditas itu berbahaya.
Kalau dibawa ke analogi dinasti China, situasinya mirip akhir Han atau Jin awal negara masih berdiri, tapi pajak makin agresif, izin tanah sering dipersoalkan, faksi militer masuk ke ranah ekonomi, dan kepastian hukum naik-turun tergantung siapa yang pegang mandat. Pedagang yang hanya punya aset di satu wilayah dan terlalu dekat dengan satu penguasa sering ikut tenggelam ketika peta politik bergeser. Yang bertahan adalah mereka yang punya kaki di beberapa wilayah, beberapa mata uang, dan beberapa jenis aset. Fan Li di era negara Yue misalnya memilih angkat kaki setelah misinya membantu raja selesai, ganti nama dan pindah ke negara Qi, lalu bangun kekayaan baru di komoditas lokal. Kisah Lรผ Buwei di era Qin menunjukkan contoh sebaliknya terlalu all in ke satu penguasa sampai akhirnya terseret dan habis.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang lihat konglomerat Indonesia. Sinar Mas misalnya, yang mulai dari perdagangan lalu masuk pulp and paper, sawit, batubara, keuangan, dan properti. Grup ini tidak hanya bermain di Indonesia. Sinarmas Land yang tercatat di Singapura punya operasi properti di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan China, lalu pada 2017 membeli gedung perkantoran besar di kawasan inti London dengan nilai sekitar 269 juta dolar Amerika. Asia Pulp and Paper yang bagian dari grup yang sama mengakui bahwa portofolio propertinya tersebar di Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, dan China, dengan proyek ikonik seperti Bund Center di Shanghai. Dari sudut pandang risk management, ini artinya arus kas dan nilai aset tidak sepenuhnya tergantung pada regulasi Jakarta atau satu presiden saja.
Salim Group punya sejarah trauma langsung dengan risiko negara. Di era Soeharto, grup ini jadi konglomerat terbesar dan sangat dekat dengan kekuasaan. Ketika krisis 1997โ1998 meledak dan rezim jatuh, rumah keluarga pendiri dibakar, beberapa aset besar seperti Bank Central Asia dan Indocement diambil alih dan dijual lewat BPPN, dan Sudono Salim kabur ke Singapura. Setelah itu strategi mereka jauh lebih tersebar. Keluarga Salim memakai First Pacific di Hong Kong sebagai kendaraan investasi regional, memegang Indofood dan aset lain lewat struktur luar negeri. Studi tentang investor Tionghoa Asia mencatat bahwa Liem Sioe Liong dan mitra China Pacific Group juga masuk ke China dalam berbagai proyek mulai dari pabrik sepatu, minyak goreng, hotel, properti, sampai rencana pabrik mobil di Fujian dan Wuhan. Ini bukan sekadar ekspansi, tapi juga proses memindahkan sebagian kekayaan ke yuridiksi lain setelah merasakan langsung bagaimana negara bisa menyita dan merombak struktur bisnis dalam hitungan tahun.
Lippo Group bahkan cukup terang-terangan memposisikan diri sebagai kelompok multinasional. Mereka punya kehadiran di Asia dan Amerika Utara, bukan hanya Indonesia. OUE yang jadi lengan properti global berfokus mengakuisisi dan mengelola properti ikonik di luar Indonesia, portofolionya mencakup aset di Singapura, Asia lain, dan Amerika Serikat, termasuk lewat REIT berbasis Singapura. Struktur semacam ini bikin grup bisa mengakses pasar modal dan pendapatan sewa di negara yang rule of law dan rezim perpajakannya cenderung lebih stabil. Kalau ada gejolak politik atau krisis di Indonesia, nilai keseluruhan grup lebih terlindungi karena kas dan aset tidak semuanya duduk di dalam negeri.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi kalau ditanya apakah wajar konglomerat Indonesia belanja aset luar negeri dalam konteks risiko negara yang bisa memburuk, jawabannya bukan cuma wajar, tapi rasional. Dari sisi matematika risiko, mereka sedang melakukan diversifikasi negara, mata uang, dan sistem hukum. Indonesia masih kategori warning di Fragile States Index, tax ratio yang tipis memaksa pemerintah kreatif mencari penerimaan, dan contoh kebijakan agresif seperti penyitaan jutaan hektare kebun sawit menunjukkan bahwa risiko kebijakan bukan teori abstrak. Di kombo seperti ini, pemilik modal besar yang tidak menaruh sebagian aset di luar justru bisa dibilang ceroboh.
Dari sisi moral publik, tentu gampang melihat langkah ini sebagai kaburnya modal dan kurang nasionalis. Namun kalau pakai perspektif pedagang di zaman dinasti, mereka hanya menolak jadi korban ketika elit politik di satu negara gagal menjaga stabilitas. Di akhir dinasti Han dan Jin, keluarga kaya yang seluruh asetnya berupa tanah di satu provinsi sering tersapu habis oleh perang dan pajak darurat. Keluarga yang punya hubungan dagang ke beberapa negara kota, simpanan perak di luar, dan kemampuan pindah usaha ke wilayah lain punya peluang jauh lebih besar untuk tetap eksis setelah bendera berganti. Prinsipnya sama dengan konglomerat hari ini yang menaruh sebagian portofolio di London, Hong Kong, Singapura, atau Shanghai.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Untuk investor ritel, pelajarannya sederhana meskipun skala jauh lebih kecil. Kalau konglomerat dengan akses dalam ke pemerintah pun merasa perlu lindungi diri lewat aset global, apalagi investor kecil yang tidak punya kursi di Istana. Menaruh 100% kekayaan di satu negara yang tax ratio nya tipis, kebijakan pajaknya lagi dirombak, dan indeks kerentanannya masih di zona warning, itu artinya menerima risiko negara tanpa bantalan. Bukan berarti investor harus paranoid dan menukar semua rupiah jadi dolar, tapi meniru pola dasar yang sama itu masuk akal punya sebagian portofolio dalam aset luar negeri yang likuid dan yuridiksi yang lebih stabil, sambil tetap memanfaatkan peluang di dalam negeri yang memang masih tumbuh.
Di dunia di mana tidak ada dinasti dan tidak ada negara yang abadi, langkah konglomerat Indonesia untuk menanam akar di beberapa negara sekaligus justru sangat konsisten dengan logika survival dari zaman Zhou, Qin, Han, sampai Jin. Bedanya hanya sekarang bentuk asetnya gedung kantor di London dan REIT di Singapura, bukan lagi karavan garam dan lahan sawah di dua kerajaan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BSDE $LPKR $ICBP

Setelah pandemi kita telah melewati berbagai siklus naiknya suatu sektor baik dari kesehatan, shipping, batu bara, banking dll tapi ada satu sektor yang kinerjanya disitu situ aja yaitu sektor property
Sejak property boom 2010-2013. Rasanya saham-saham property sudah tidak pernah mencapai ATHnya kembali. Mengapa bisa seperti itu?
Sebelum invest di sektor property ada baiknya kita klasifikasikan dulu saham property bagaimana gameplaynya. Biasanya saya kategorikan sebagai asset play, yakni emiten yang memiliki nilai asset lebih tinggi dari market cap.
Sebagai contoh kita lihat saja emiten BEST. Dengan market cap 1T kita sudah bisa mendapat perusahaan dengan asset senilai 5.6T dikurangi hutang 1.3T. murah bukan? tapi inilah realita market barang yang sudah murah masih bisa lebih murah lagi begitupun sebaliknya.
Mengapa bisa begitu? jawabannya "katalis". Emiten asset play membutuhkan katalis positif untuk mengunlock harga sahamnya bisa melalui emiten diakuisisi, penjualan yang tiba-tiba naik karna diborong, ataupun melalui aksi korporasi.
Kalau saya sendiri selalu memperhatikan aset alokasi yang nyaman. Karna kita tidak tahu kapan emiten seperti ini akan naik, apalagi biasanya dividennya kecil (property membuhtuhkan capex yang cukup besar) atau bahkan gak bagi dividen.
$BEST $DILD $BSDE
$PWON saat ini ada kisaran area Support terdekat di 364-368 yaa, selama PWON ini kedepannya ga breakdown kebawah area support itu, potensial ini PWON Kedepannya akan bisa rebound n balik naik lagi menuju Targetnya yang ada dikisaran angka 390-400.
$CTRA $BSDE
$AMAN jika kek halal sidoarjo disetujui apakah saham nya akan naik
besok jumat berkah kesempatan yang belum dapat harga bawah untuk buy
aku nunggu di bawah 180 semoga bisa turun dulu...
kalian jangan berharap banyak....
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Edukasi, Teknologi, dan Kesehatan Internasional Bantenย yang terletak di BSD City perusahaan $BSDE saham nya gak kmna mana jadi yang berharap begger mungkin perlu di pertimbangkan....
yang yakin saham nya akan begger mungkin besok bisa cicil di harga bawah... melihat sentimen positif dengan target investasi triliunan dengan free loat saham yang kecil di tambah market cap nya masih 740 miliar. ... kemungkinan saham ini akan digoreng tinggi dan menjadi multi begger
tidak untuk mengajak jual atau beli
investasi di tangan anda... pasti bandar tidak senang melihat postingan ini.... semoga besok di turun kan yaa ndar....
resiko jual atau beli di tangan masing masing, meskipun sentimen positif tapi harga saham sangat fluk aktif naik turun nya tidak ada yang tauu....
1/2

