1,005

-5

(-0.50%)

Today

9.92 M

Volume

25.62 M

Avg volume

Company Background

PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah perusahaan properti dengan pusat pengembangan lahan di daerah Tangerang. Perusahaan group Sinarmas Land ini mempunyai bisnis utama sebagai pengembang lahan hunian, komersil, dan industri beserta fasilitas-fasilitasnya. Perusahaan telah memperkukuh posisinya di antara para pengembang terunggul di regional, menawarkan konsep-konsep unik dan kualitas teratas. Jejak langkah Perusahaan kini bahkan sudah menjelajahi negara dengan proyek-proyek di berbagai kota utama di Indonesia.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE

terlihat trend bearish harga cenderung mengarah ke bawah. harga bergerak di bawah garis EMA. oiya juga bisa dilihat dari kumpulan candlenya kalau banyak warna merahnya biasanya dominan bearish. masih dominan distribusi untuk saham ini

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Info Singkat saham untuk 21 November 2024 (bukan rekomendasi jual-beli) :

$BSDE : Rangenya yakni Rp 990,- (support) s/d Rp 1.070,- (resistance). Posisi bandar masi keluar sebesar Rp 28,1 milliar sepanjang seminggu terakhir. Untuk BSDE sementara wait and see dulu ya karena secara teknikal ada potensi uji area Rp 990-1.000,-. Sementara tunggu dulu ya.

$BDMN : Rangenya yakni Rp 2.500,- (support ) s/d Rp 2.570,- (Resistance). Posisi bandar masi didalam sebesarr Rp 9,1 milliar di harga rata-rata Rp 2.540,- selama seminggu terakhir. Untuk BDMN ini pada FOMO karena denger ada LKH didalam. Coba dipertimbangkan ya, pak LKH itu megang saham untuk jangka panjang dan biasanya deviden player..

$NISP : Rangenya lebar yakni Rp 1.320,- (support) s/d Rp 1.370,- (resistance) . Posisi bandar masi didalam sebesar Rp 81,2 Milyar di harga rata-rata Rp 1.340,- selama seminggu terakhir. Untuk NISP secara teknikal memang masi ada potensi untuk uji area Rp 1.370,-.

Ingin mendapatkaan analisa IHSG harian dan info saham $PTBA dan $SIDO serta ikut polling saham yang akan dibahas setiap harinya? yuk gabung dengan grub seirine investama, klik disini : https://bit.ly/telegramSEC.

Jika merasa informasi ini berguna juga boleh traktir secangkir kopi via stockbit tips, terimakasih.❀️❀️❀️

Yuk dibaca juga :
1. Rumus sederhana investasi ala plankton : http://bit.ly/3QrVEAL
2. Mengenal ESOP ( Employee Stock Option ) dan tata kelola manajemen : http://bit.ly/3w5hkZV
3. ESOP (Employee Stock Option) - Kasus GoTo : http://bit.ly/3VZa3oY
Harus diingat:
1. Jangan trading dengan brutal mentang-mentang melihat bandar ada didalam, gunakan money management yang baik.

2. ini hanyalah info singkat dan bukan rekomendasi jual-beli.

DISCLAIMER ON

"Semoga informasi ini berguna bagi teman-teman sekalian, support terus kami dengan "LIKE" dan "FOLLOW" akun stockbit

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

βž– Dasar pertimbangan BI mempertahankan BI Rate di 6% pada kesempatan Nov 2024 kali ini

1. BI terus memantau perkembangan politik di Amerika Serikat.

Terpilihnya Donald Trump jadi presiden dengan kebijakan ekonominya yang proteksionis (inward looking).
Dengan penerapan tarif tinggi untuk negara-negara yang mengalami surplus dagang besar dengan Amerika, namun di sisi lain menurunkan pajak di dalam negeri.

Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri Amerika Serikat (US), namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi global akan melambat, lebih lemah dari perkiraan semula.

2. Pertumbuhan ekonomi US yang kuat, membuat proses penurunan inflasi di sana menjadi terhambat.

Akibatnya Fed diperkirakan bakal mengurangi frekuensi cut rate ke depan.

BI memperkirakan Fed tetap akan cut 25bps di Desember 2024.
Namun untuk tahun 2025 Fed akan mengurangi frekuensi cut jadi 2 kali saja dengan total 50bps, dari perkiraan semula 3-4 kali cut dengan total 75-100bps.

3. Kebijakan ekonomi US di bawah presiden Trump diperkirakan bakal melebarkan defisit fiskal.
Dari perkiraan semula defisit 6,5% menjadi 7,7% dari PDB.

Hal ini perlu dukungan dari utang, sehingga US Treasury yield tenor jangka pendek dan jangka panjang sudah balik menguat.

4. Pertumbuhan ekonomi US yang kuat, Fed yang memperlambat laju cut rate, serta US Treasury yield yang naik.

Akan mendorong investasi portofolio balik kembali ke US. Memicu outflow dari pasar global.

5. US Dollar Index DXY yang akhirnya menguat lagi ke level 106-107 saat ini.

.................................
Oleh karena itu, dengan adanya perubahan assessment di bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya karena dinamika yang terjadi, BI harus kembali fokus mempertahankan stabilitas nilai tukar (kurs) Rupiah.

BI memang sudah membuka ruang penurunan BI Rate, namun keputusan BI juga harus merespon dinamika yang terjadi dari waktu ke waktu.

Harus panjang sabarrrrrrr, gitu kata Pak Perry

https://cutt.ly/6eKhJCjd

Satu-satunya hanya bisa berharap, penurunan inflasi di US masih bisa berlanjut walaupun lambat.
Hanya dengan kondisi itu, ruang penurunan Fed Fund Rate bisa tetap terbuka, sehingga USD bisa tertahan penguatannya.

BI baru berani cut rate lagi.

$IHSG $BSDE $BBRI $BBCA $BMRI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saya coba bahas sedikit terkait JP Morgan Global Outlook 2025 yang menyoroti perubahan besar di lanskap ekonomi global dan pasar finansial yang kemungkinan dipengaruhi oleh dinamika baru. Thanks for kak @sukmabayuaji bahannya, semoga jadi pegangan ritel kecil macam saya dan rekan lainnya di SB. Berikut adalah poin-poin utama berdasarkan prediksi mereka untuk tahun 2025, boleh dilengkapi ya:

1. Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Tinggi Didukung oleh Investasi
- Peningkatan investasi kapital akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi global. Belanja infrastruktur, defense, dan teknologi (terutama AI) akan memegang peranan penting.
- Implementasi AI diperkirakan menambah 0,2% per tahun terhadap pertumbuhan ekonomi di negara maju.

2. Proyeksi Pasar Finansial
- Portofolio 60/40 (saham-obligasi) diperkirakan memberikan imbal hasil tahunan sekitar 6,4% dalam jangka panjang (10-15 tahun).
- Imbal hasil obligasi lebih tinggi dari periode sebelumnya karena kenaikan suku bunga global. Obligasi AS, misalnya, diproyeksikan memberi pengembalian rata-rata 3,8%-5,2% tergantung pada tenor.
- Aset alternatif seperti ekuitas swasta dan real estate dipandang strategis untuk mendapatkan imbal hasil di atas rata-rata.

3. Kestabilan Inflasi
- Meskipun inflasi akan tetap lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi, levelnya akan lebih stabil dibandingkan tahun-tahun terakhir. Fokus pemerintah akan bergeser ke aktivisme fiskal, seperti belanja publik untuk infrastruktur dan energi hijau.

4. Pergeseran Geopolitik dan Nasionalisme Ekonomi
- Ketegangan geopolitik dan tren nasionalisme ekonomi menciptakan perubahan besar dalam rantai pasok global. Diversifikasi rantai pasok dan investasi pada infrastruktur strategis menjadi prioritas.

5. Peluang di Pasar Alternatif dan Manajemen Aktif
- Aset alternatif seperti infrastruktur, ekuitas swasta, dan energi bersih menjadi sektor yang menarik.
- Manajemen investasi aktif menjadi lebih relevan untuk menghadapi risiko inflasi dan fiskal yang dinamis.

Rekomendasi Strategis
Untuk menghadapi 2025, JP Morgan menekankan:
- Diversifikasi portofolio dengan aset alternatif dan sektor teknologi.
- Mengoptimalkan strategi obligasi untuk memanfaatkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
- Mengelola risiko geopolitik dan perubahan kebijakan fiskal melalui pendekatan investasi yang lebih adaptif.

Pandangan ini menjadi landasan penting untuk investor dalam merancang portofolio jangka panjang di tengah tantangan global. Be brave and set up your plan.

$GOTO $PSAB $BSDE $BREN $AADI β˜•

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SMRA 540 angka krusial nih. Berkali2 jadi support & resistance dalam 1 tahun terakhir.

Random Tag: $PANI $BSDE $PWON $CTRA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saya kok ga yakin ini dengan data BPS. Wong UMR aja di Jakarta 5juta.

Sejuta mungkin seminggu kali.

$ADRO $BMRI $BBCA $BBTN $BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

biar nanti gak takut lg klo mo beli aset mahal2x eheheh......n pemerintah dpt uang buat program

$PANI $BSDE $SMRA $CTRA $IHSG

$MEDC $BSDE $BBRI $ABMM
saya terpaksa diam dan terdiam karena market
CONVICTION itu seperti IMAN, ada ujiannya..
Iman bisa digoyah oleh setan
CONVICTION digoyah oleh market yang buat porto turun cukup dalam (FL12%-13%)
60% uang nganggur sisanya uang gatel yg ikutan masuk sebelum dibanting market..

#modalsudahhabis
#periodcobaan-godaan menjadi seorang investor

#prosesbelajar

#2 self reminder......

Value Investing itu .......memandang saham sebagai proses bisnis,.....
bukan sekedar indikator teknikal semata...
bukan sekedar downtrend-uptrend harga semata
bukan sekedar upside-downside historis semata
bukan sekedar take profit-cutloss semata
bukan sekedar akumulasi-distribusi bandar semata.....

Value Investing itu......memandang LK sebagai proses bisnis, sbg proses penciptaan value creation...
bukan sekedar rasio-rasio fundamental finansial....semata
bukan sekedar hitung-hitungan laba-rugi semata....
bukan sekedar murah-mahal valuasi semata.....
bukan sekedar neraca sehat-tidak sehat semata....



salam cuan,
salam silent investor,

random tag $BSDE $DMAS $GJTL $MAIN $RALS

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBTN $SMRA $ASRI $BSDE Yuk Ikut jejak $PANI Jangan Ikut Jejak BBRI 🀭.

PANI Sudah Naik tinggi

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SMRA 2 gerbang penghalang sebelah kanan. Bisa di break ga hari ini..

Layang-layang, bunga melati.
SMRA sayang, selalu dihati

random saham2 properti: $KKGI $BSDE $CTRA $ASRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

yang lagi mantau $BSDE bisa cek videonya disini, jangan lupa klik tombol like subscribe dan nyalakan loncengnya

https://cutt.ly/VeKqPZqx

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@owennath sudah saatnya $SMRA $CTRA $BSDE rebound besok selasa

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"Mengulas Perkembangan Sektor Properti dari sisi Technical Analysis" by @owennath

Sektor Properti dalam sebulanan ini sudah terkoreksi luar biasa signifikan tanpa adanya technical rebound hingga saat ini, dimana terlihat secara sekilas di Chart IDXPROPERTY ini juga sudah patah trend untuk technicalnya, dari yang awalnya Bullish hingga saat ini sudah masuk kedalam fase bearish, hal ini tentunya mengakibatkan saham" property seperti $ASRI $BSDE $CTRA $SMRA $PWON dkk nyungsep gila", aku lihat rata" sudah turun 30%an dari peaknya, dan hal ini menurutku pribadi berpotensi besar akan bisa terus berlanjut utnuk jangka pendek kedepannya karena terlihat dari Chart IDXPROPERTY ini juga kemungkinan besar akan ada lanjutan koreksi dan kalau dihitung kearea support berikutnya, kisaran persentase downsidenya dari angka saat ini ke supportnya itu sekitar 5%an, jadi saat ini better wait n see dulu saja untuk sector ini, tidak perlu tangkap pisau jatuhnya, lebih baik telat tapi probability cuannya gede dibandingkan terburu" tangkap pisau jatuhnya lalu malah berdarah", kalau aku pribadi akan kutungguin sinyal buy nya muncul baru aku akan lirik kembali sector ini dan mulai ambil posisi lagi kedepannya.

Disclaimer On, Semoga Membantu!

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

yg orang $BSDE pasti tau di daerah foresta

$MIKA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PWON 600?

$PLIN $SMRA $BSDE $LPKR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SMRA Last call πŸš€
$BSDE $DILD $ASRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE
Panduan Menilai Growth Stock: Bab 13 The Intelligent Investor, Selengkapnya: https://cutt.ly/ieJK1uhI

Random Tag: $WGSH $BANK $ADMR $BBHI

$MDLN (SUPER DISIPLIN)
BUY : 52-54-57
TP1 : 60-62
SL UNDER 52/54
$SMRA $BSDE $CTRA $PWON

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@dikasinaga BSDE masih distribusi ya, sabar saja, tunggu bawah skalian.

β›” Penjualan Lebih Banyak
β›” Tidak ada peningkatan Bid
⛔️Bid Volume < Offer Volume
βœ… Ada Peningkatan Foreign Buy


Arus Transaksi $BSDE
πŸ’‘ Perkembangan 5 hari terakhir:
Pada 5 hari terakhir, BSDE mengalami pelemahan πŸ”» sebesar -2,88% dari Rp 1.040 menjadi Rp 1.010. Di mana, broker asing mencatatkan pembelian dengan volume sebesar 3,75 juta atau 34,70% dari total volume yang diperdagangkan.

πŸ’‘ Transaksi Harian:
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian πŸ”». Volume bid mencapai 34,70%, sementara volume offer mencapai 34,95% dari total volume yang diperdagangkan.
Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume πŸ”Ό 0,52 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan πŸ”Ό 15,92% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing πŸ”Ό dengan transaksi 34,70% dari volume transaksi.

πŸ’‘ Transaksi Mingguan:
Seminggu terakhir, penjualan lebih besar dari pembelian πŸ”» , dimana rasio penjualan 127,14X dari pembelian.
Volume pembelian didominasi lokal πŸ”» dengan volume bid 65,29%.
Volume penjualan didominasi lokal πŸ”Ό sebesar 55,87% dari total volume.

πŸ’‘ Info lain:
Keinginan investor/trader lokal membeli lebih besar dari penjualan. Volume bid investor/trader lokal mencapai 65,30%, sementara volume offer investor/trader lokal mencapai 65,05% dari total volume yang diperdagangkan.
Secara total, keinginan pelaku pasar untuk membeli lebih besar dari penjualan. Volume bid mencapai 77,11%, sementara volume offer mencapai 22,89% dari total volume yang diperdagangkan.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

golden light kejam kawan kawan tag emiten $TKIM $FREN $BSDE

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE Disini masih ada yang nyangkut ?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

tax holiday untuk property masih berlaku kan, kenapa sektornya pada rungkad ya

$BSDE $PANI $ASRI $CTRA $MPRO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

klo dr teknikal sejak turun ke bawah 15800 itu sudah downtrend daily dan alert klo sampe kena yg downtrend mingguan

klo gagal masuk msci, prediksi saya pecah bubblenya $PANI

sejak jadi PSN PANI terus merangkak naik, tp kok $BSDE ga yah? πŸ˜…

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

sektor PROp ya $PANI $BSDE $SMDM lahh , liyane kuyyy opo receh
.
$INDO $BSBK #RELF #KOCI-koci hmmm #SAGE WINR BCIP KOTA RBMS REAL hadeuhhh
modarrrr
.
#ikiprimbonku reminderself

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

NAV (Net Asset Value) emiten properti.

Karena emiten di sektor properti termasuk yang paling merana kena 'Trump Effect' dan kuatnya USD.
Tulisan ini sengaja bikin tambah pusing 🀣

Misalnya ada suatu emiten properti punya cadangan lahan (landbank) 1.000 hektare atau 10 juta m2.

Tanah itu tercatat di buku (laporan keuangan) bagian aset 'Tanah Untuk Dikembangkan' dan atau 'Persediaan' sebesar Rp 10 triliun.
Berarti kalau dirata-rata harga belinya Rp 1 juta per m2.

Nah tanah itu diperkirakan cuma bisa digarap untuk dijual sebanyak 60% dari total luas, atau 600ha (6 juta m2).
Karena 40% sisanya digunakan untuk sarana prasarana dan ruang terbuka hijau (jalan, trotoar, taman, gedung warga, lapangan, pos security, dll).

Diperkirakan juga tanah tersebut setelah digarap dan dibangun, rata-rata bisa dijual dengan harga (ASP / average selling price) Rp 10 juta per m2.

Maka total asset value dari tanah tersebut adalah Rp 10 juta per m2 dikali 6 juta m2 = Rp 60 triliun.

Tapi, kalau terlebih dahulu ASP Rp 10 juta per m2 dikurangi dengan rata-rata harga beli Rp 1 juta per m2, maka didapat net ASP Rp 9 juta per m2.
Jadinya net asset value (NAV) Rp 54 triliun.

Modal tanah Rp 10 triliun, bisa jadi bernilai Rp 54 triliun, kelihatan bagus πŸ‘
Jadi seharusnya market cap (valuasi saham = harga saham dikali jumlah saham beredar) pantasnya sama dengan NAV Rp 54 triliun ?

.............................................
Nanti dulu, namanya juga usaha, tentu ada pengorbanan (beban) yang harus dikeluarkan untuk bisa merealisasikan NAV itu.

Pertama, Beban Pokok Penjualan.
Selain harga beli tanah yang tadi sudah masuk ke hitungan net ASP dan NAV, jangan lupa ada ongkos pematangan lahan dan ongkos konstruksi.
Nilainya akan makin besar seiring dengan naiknya kuantitas penjualan (variable cost).

Kedua, Beban Penjualan.
Biaya seperti promosi marketing, gaji bonus komisi insentif marketing, dll.
Nilainya juga cenderung naik seiring naiknya aktivitas penjualan, walaupun laju kenaikan biaya ini biasanya lebih kecil dibanding laju kenaikan penjualan (lebih banyak jualan jadi lebih hemat).

Ketiga, Beban Administrasi dan Umum.
Biaya seperti gaji karyawan administrasi, pemeliharaan kawasan, perlengkapan kantor dan umum, dll.
Nilainya cenderung stabil berapapun tingkat penjualan yang dicapai (lebih banyak unsur fixed cost).

Keempat, Beban Keuangan.
Kalau beli tanah di awal atau untuk menggarap lahan itu ternyata perusahaan mesti berutang ke bank atau menerbitkan obligasi, maka tentu ada beban bunga yang muncul.
Bunga tersebut akan terus membebani dari periode ke periode selama utang belum dilunasi (fixed cost).

....................................................
Misalnya, perusahaan di atas punya proporsi beban pokok penjualan 50% dari total penjualan.

Beban Penjualan diperkirakan Rp 150 miliar setahun.
Beban Adm dan Umum Rp 150 miliar setahun.
Beban Keuangan Rp 200 miliar setahun.

Maka minimal perusahaan tersebut harus dapat jualan Rp 1 triliun setahun, hanya untuk impas (tidak rugi).
(1T x 50%) - 150M - 150M - 200M = 0

Dengan tingkat jualan Rp 1 triliun setahun, maka dengan ASP Rp 10 juta per m2, konsumsi lahan adalah 100 ribu m2 per tahun.
Jadinya, tanah net yang bisa dijual 6 juta m2 akan habis dalam kurun waktu 60 tahun.

Tapi 60 tahun ya cuma impas aja, gak ada lebihnya.
Hitungan NAV Rp 54 triliun tadi boleh dibilang 'menguap' jadi beban-beban yang dibayar. Paling cuma dapat kembalian duit beli tanah di awal aja.

Nah apalagi kalau jualannya di bawah Rp 1 triliun setahun, pasti tekor alias rugi.

Kalau jualan Rp 2 triliun setahun, baru deh ada untung Rp 500 miliar setahun.
(2T x 50%) - 150M - 150M - 200M = 500M.
Tanah akan habis dalam kurun waktu 30 tahun, namun akan terkumpul value (profit) Rp 15 triliun.
Artinya masih dapat 27,78% dari perkiraan NAV Rp 54 triliun.

Kalau jualan Rp 4 triliun setahun, baru deh ada untung Rp 1,5 triliun setahun.
(4T x 50%) - 150M - 150M - 200M = 1,5T.
Tanah akan habis dalam kurun waktu 15 tahun, namun akan terkumpul value (profit) Rp 22,5 triliun.
Artinya masih dapat 41,67% dari perkiraan NAV Rp 54 triliun.

........................................
Dari simulasi di atas bisa disimpulkan kalau NAV itu tidak serta merta bisa terpenuhi seutuhnya, dan menjadi "riskan" kalau market langsung menghargai saham setara atau bahkan melebihi perkiraan NAV-nya.

Maka itu realisasi NAV sangat tergantung faktor :

1. Tingkat ASP (harga rata-rata penjualan).
Walaupun seiring waktu ASP bisa naik seiring harga jual properti di lokasi strategis yang naik. Tapi tentu juga bisa ketat bahkan turun dengan adanya persaingan, lemahnya pasar properti (ekonomi), perubahan tata ruang pemerintah yang menurunkan nilai strategis dari kawasan, dll.

2. Tingkat Beban.
Berapa margin laba kotor yang bisa diperoleh. Tingginya beban penjualan dan beban adm umum, serta berapa beban bunga utang yang harus dibayar.

3. Seberapa Cepat Jualan.
Makin cepat jualan, makin banyak biaya dari waktu ke waktu yang bisa dihemat, makin cepat dan besar juga NAV yang bisa terealisasi.

4. Tingkat Utang Berbunga (Debt).
Adanya debt mengindikasikan sebagian NAV merupakan bagian "milik" kreditur.
Jadi NAV yang seutuhnya milik pemegang saham seharusnya pun sudah dikurangi nilai debt (utang bank/obligasi) ini.

5. Faktor Lainnya.
Pemenuhan fasilitas dan janji marketing, seberapa bagus pelayanan penghuni dan pengembangan kawasan, hubungan dengan lingkungan dan masyarakat sekitar (banjir, keamanan, kebakaran, polusi, beres tidaknya urusan jual beli pembebasan tanah), dll.

................................................
Kesimpulan:

Mau menghitung NAV untuk memperkirakan harga wajar saham properti itu tidak salah.
Tapi harus tau kalau di dalamnya sangat banyak perkiraan dan asumsi.
Tiap orang bisa beda-beda memasukkan angka walaupun alur pikirnya sama sekalipun.

Dan sebenarnya 'tanah' bagi emiten properti tak ubahnya adalah 'persediaan barang dagang' biasa bagi emiten lain.
Hitungan NAV ya bisa overestimate kalau laku persediaannya gak sekencang itu.

Jadi kalau ada emiten properti yang harga sahamnya sudah di atas PBV 1, dan NAV digunakan untuk menjustifikasi harga tersebut.
Bukannya gak boleh dan gak bisa, tapi hati-hati. Lebih baik gunakan asumsi-asumsi paling konservatif ke rumus NAV.

Lalu kalau ada emiten properti yang dihargai di bawah PBV 1.
Memang betul mungkin market meragukan emiten tersebut bisa merealisasikan NAV nya.
Ujung-ujungnya jualan lambat, gak nutup beban-beban, rugi. Apalagi kalau pengadaan tanah dan konstruksinya pakai debt. Nilai tanah tercatat di laporan keuangan bakal 'menguap' begitu saja.

Namun walaupun banyak faktor pengurang, emiten yang dihargai di bawah PBV 1 justru punya peluang besar.
Asalkan faktor pengurang ini lama-lama bisa dieliminir, dan dipastikan faktor pengurangnya masih lebih kecil dibanding NAV-nya, jadi gak bikin NAV minus.

Soalnya emiten yang seperti ini, jangankan sahamnya dihargai di bawah NAV (harga jual rata-rata), ini malah dihargai di bawah nilai buku (harga beli rata-rata) πŸ€”

Contoh nih emiten punya tanah Rp 11,1 triliun, dengan luas tanah 1.943ha, artinya harga beli tanah cuma Rp 571 ribu per m2.
Ini belum termasuk aset-aset lainnya ya.

Market cap emiten ini cuma Rp 3,28 triliun. Walaupun ada utang bank (debt) Rp 6,16 triliun.

Pakai rata-rata harga beli aja (nilai buku), gak perlu asumsi pakai harga jual saat ini, maka tanah "milik" pemegang saham masih Rp 4,93 triliun (11,1T dikurang 6,16T).

Kalaupun dikurangi beban-beban setahun sekitar Rp 1,5 triliun, masih ada nilai buku bersih dari tanah sebesar Rp 3,43 triliun.

Artinya nih emiten kalau dilikuidasi sekarang seharga nilai buku pun pemegang saham masih untung πŸ˜‚

Market cap Rp 3,28 triliun < nilai buku diskon dari tanah (bukan NAV) Rp 3,43 triliun.

Jadi, kalau realita di lapangan emiten ini mengalami kenaikan marketing sales. Launching produk barunya diminati pelanggan.
Masa iya masih mau dihargai dengan nilai buku Rp 571 ribu per m2. Masih didiskon pula.

Plus utang yang berangsur dicicil, makin berkurang tuh utang, dan masih bisa beli cadangan tanah baru.

Biar adil nih emiten dihitung lah dengan NAV juga πŸ€”
Ya tapi nanti juga dihargai lebih baik kok, selama belum dihargai begitu ya enjoy the "safe" wave.

Jangan anda marah-marah cuma kegulung ombak kecil.

.............................................................
Naga laut di Utara, naga gunung di Selatan.

Lumayan lah di Tengah ada cacing kecil buat umpan mancing πŸ˜‚

Sekian. semoga makin pusing πŸ‘

$BSDE $PANI $CTRA $ASRI $SMRA

Read more...

Iseng pantau Performansi $DART termasuk Q1 Q2 Q3 2022 - 2024 versi ROE dan ROA, kondisi harga terakhir. Net Profit Q4 2024 hanya perkiraan, menunggu LKnya rilis.
$BAPA $BKDP $SMDM $BSDE

Website emiten : https://cutt.ly/XeJkhmAn
Prospektus
LK Q3 2024 https://cutt.ly/reJkhmpw
File xls, https://cutt.ly/yeJkhmJT ulasan terbaru ada di sub sheet "Emiten ver. 1.1"

Iseng pantau Performansi $VASTβœ… termasuk Q1 Q2 Q3 2022 - 2024 versi ROE dan ROA, Prospektus dan kondisi harga terakhir. Net Profit Q4 2024 hanya perkiraan, menunggu LKnya rilis.
$BAPA $BKDP $SMDM $BSDE

Website emiten : https://cutt.ly/aeJkjTSC
Prospektus https://cutt.ly/GeJkjEkM
LK Q3 2024 https://cutt.ly/6eJkjEHk
File xls, https://cutt.ly/UeJkjRTB ulasan terbaru ada di sub sheet "Emiten ver. 1.1"

2013-2024 Stockbit Β·AboutΒ·ContactHelpΒ·House RulesΒ·TermsΒ·Privacy