Volume
Avg volume
PT Bank CIMB Niaga Tbk. atau BNGA bergerak di bidang usaha Bank Umum, Bank Devisa dan Bank yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah. Perseroan menawarkan produk dan layanan perbankan konvensional dan syariah yang komprehensif dengan gabungan kekuatan di bidang Perbankan Konsumer, Usaha Menengah Kecil dan Mikro, Perbankan Komersial dan Korporat, Tresuri serta layanan pembayaran. CIMB Niaga memiliki dua anak perusahaan yang bergerak dalam pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor, yaitu PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) dan PT KITA Finance (KITAF) dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 99,9% dan 51,0%. Per 31 De... Read More
@rohmansetiawan Banking memamg naik pendapatannya hanya saja menunjukkan perlambatan pertumbuhan, which I think is understandable karna suku bunga emang lagi tinggi yang notabene menekan daya beli masyarakat + uang yg bs di bayar masyarakat buat bayar creditnya
Random tags:
$BBCA $BMRI $BNGA
Berikut adalah laporan analisis fundamental saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang komprehensif, mencakup performa historis 5 tahun terakhir, penilaian saat ini, dan proyeksi konservatif untuk lima tahun ke depan, disusun secara profesional dalam format naratif dan terstruktur:
Analisis Fundamental Saham BNGA (PT Bank CIMB Niaga Tbk) $BNGA $IHSG
I. Ringkasan Umum dan Posisi Perusahaan
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) adalah bank swasta terbesar kedua di Indonesia berdasarkan aset, yang dikenal memiliki kekuatan dalam pembiayaan otomotif, segmen korporasi, dan digital banking. Sepanjang lima tahun terakhir (2020–2024), BNGA menunjukkan tren pertumbuhan kinerja keuangan yang positif, meskipun dengan dinamika eksternal seperti pandemi dan tekanan suku bunga global. Bank ini juga menunjukkan komitmen kuat terhadap efisiensi operasional dan penguatan kualitas aset.
II. Kinerja Keuangan Historis (2020–2024)
1. Pertumbuhan Laba Bersih:
Laba bersih tumbuh dari Rp2,01 triliun (2020) menjadi Rp6,83 triliun (2024), mencerminkan CAGR sekitar 35%. Kinerja ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang selektif, efisiensi biaya operasional, dan manajemen risiko kredit yang baik.
2. Pendapatan Bunga Bersih (NII):
Meskipun NII sempat mengalami stagnasi (Rp13,27 triliun pada 2024 vs Rp13,35 triliun di 2023), profitabilitas tetap terjaga berkat disiplin biaya dan pertumbuhan fee-based income.
3. Net Interest Margin (NIM):
NIM mengalami penurunan dari 4,4% di 2023 menjadi 4,09% di 2024 akibat peningkatan cost of fund. Namun, penurunan ini masih dalam batas wajar mengingat kondisi suku bunga global.
4. Pertumbuhan Kredit dan DPK:
Kredit tumbuh moderat menjadi Rp217,95 triliun (2024), sementara DPK mencapai Rp260,64 triliun, menghasilkan LDR yang sehat dan menunjukkan likuiditas kuat. Fokus bank ke segmen otomotif dan UKM terbukti menopang pertumbuhan.
5. Kualitas Aset:
Non-Performing Loan (NPL) gross menurun signifikan dari 2,8% (2020) ke 1,8% (2024), mencerminkan efektivitas manajemen risiko. Cost of Credit juga turun ke 0,8%.
6. Rasio Kesehatan Keuangan Lainnya:
CAR stabil di 23,3%, menunjukkan kekuatan modal yang memadai untuk ekspansi dan pembagian dividen.
III. Valuasi Saham Saat Ini
1. Price to Book Value (PBV): Sekitar 0,83 kali — undervalued dibandingkan rerata sektor perbankan Indonesia.
2. Price to Earnings Ratio (PER): Sekitar 6,86 kali — mencerminkan valuasi rendah untuk bank dengan kualitas aset solid dan pertumbuhan laba.
3. Book Value per Share (2024): Rp2.134.
4. Target Harga Wajar Konservatif (2025–2029):
Asumsi PBV mendekati 1,0 kali, target harga bisa naik bertahap dari Rp1.950 (2025) hingga sekitar Rp2.550 pada 2029.
IV. Proyeksi 5 Tahun ke Depan (2025–2029)
Dengan asumsi pertumbuhan laba bersih konservatif sekitar 10% per tahun dan dividend payout ratio stabil di 50%:
1. Proyeksi Laba Bersih:
2025: Rp7,0 triliun
2026: Rp7,5 triliun
2027: Rp8,0 triliun
2028: Rp8,5 triliun
2029: Rp9,0 triliun
2. Proyeksi Dividen (Dividend Payout Ratio 50%):
2025: Rp3,5 triliun (dividend yield ~7,5%)
2026: Rp3,75 triliun
2027: Rp4,0 triliun
2028: Rp4,25 triliun
2029: Rp4,5 triliun
V. Risiko dan Tantangan
Biaya Dana (Cost of Fund): Persaingan DPK dapat menekan NIM lebih lanjut.
Ketergantungan pada segmen otomotif: Rentan terhadap fluktuasi ekonomi makro.
Suku bunga global dan domestik: Bisa mempengaruhi pertumbuhan kredit dan profitabilitas.
VI. Kesimpulan dan Rekomendasi
BNGA adalah saham undervalued dengan fundamental kuat, kualitas aset terjaga, dan prospek pertumbuhan yang stabil. Dengan valuasi yang masih murah (PBV < 1), dividend yield tinggi (>7%), dan manajemen konservatif, BNGA cocok untuk investor jangka menengah hingga panjang yang mencari kombinasi pertumbuhan dan pendapatan dividen stabil.
Rekomendasi: Accumulate (beli bertahap) untuk investor konservatif yang fokus pada value dan cashflow.
Rilis data Uang Beredar (M2) Indonesia April 2025 oleh BI
❌ Uang Beredar Luas (M2) Apr Rp 9.390,0 triliun, dan tumbuh melambat jadi 5,2% yoy.
Turun dari Mar Rp 9.436,7 triliun, dengan pertumbuhan 6,1% yoy.
❌ Uang Beredar Sempit (M1) Apr Rp 5.225,1 triliun, dan tumbuh melambat jadi 6,0% yoy.
Turun dari Mar Rp 5.273,0 triliun, dengan pertumbuhan 7,1% yoy.
➖ Uang Kuasi Apr Rp 4.062,6 triliun, dan tumbuh melambat jadi 2,4% yoy.
Naik dari Mar Rp 4.056,9 triliun, dengan pertumbuhan 3,0% yoy.
❌ Uang Primer M0 Adjusted Apr Rp 1.952,3 triliun, dan tumbuh melambat jadi 13,0%.
Turun dari Mar Rp 2.052,5 triliun, dengan pertumbuhan 21,8% yoy.
➖ Penyaluran Kredit Apr Rp 7.886,5 triliun, dan tumbuh melambat jadi 8,5% yoy.
Naik dari Mar Rp 7.818,2 triliun, dengan pertumbuhan 8,7% yoy.
➖ Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Apr Rp 8.741,5 triliun, dan tumbuh melambat jadi 4,4% yoy.
Naik dari Mar Rp 8.725,6 triliun, dengan pertumbuhan 4,7% yoy.
❌ Suku Bunga rata-rata Kredit cenderung stabil di 9,19% yoy pada Mar dan Apr.
Namun suku bunga rata-rata Simpanan berjangka meningkat pada seluruh tenor 1,3,6,12,24 bulan.
.........................
Walaupun masih tumbuh, namun perlambatan yang terjadi di hampir seluruh komponen dan faktor uang beredar, mengindikasikan aktivitas ekonomi Indonesia riil di April 2025 yang melemah.
Keputusan BI menurunkan rate dan mendorong stimulus moneter memang diperlukan untuk menyokong pertumbuhan.
$BBCA $BBNI $BNGA
$PBRX: Apakah Piutang Pihak Berelasi Mencurigakan?
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang PBRX di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau ada satu bagian Laporan Keuangan PBRX yang diam-diam menyimpan potensi bom waktu maka itu adalah piutang pihak berelasi. Ini bukan piutang biasa ke pelanggan global seperti Uniqlo atau Adidas, tapi justru ke anak usaha dan orang-orang dalam grup sendiri. Dan parahnya, nilainya besar, mandek, dan tidak ada kejelasan pemulihan. Kalau ini tidak dibedah dengan jujur, investor dan kreditur bisa terjebak dalam ilusi neraca sehat yang padahal sebenarnya keropos. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Total piutang pihak berelasi PBRX mencapai USD 32,24 juta, setara Rp525,4 miliar dengan kurs Rp16.300 per dolar. Angka ini terdiri dari dua kelompok:
1. Piutang usaha pihak berelasi sebesar USD 7,31 juta
2. Piutang lain-lain pihak berelasi sebesar USD 24,93 juta
Dan siapa saja penerimanya? Ini dia daftarnya:
⏩PT Teodore Pan Garmindo: USD 23.153.365 atau Rp377,4 miliar
⏩PT Victory Pan Multitex: USD 6.836.021 atau Rp111,4 miliar
⏩Handy Ciswa Wijaya: USD 1.083.103 atau Rp17,6 miliar
⏩Eugene Budiman Hadiprojo: USD 1.086.063 atau Rp17,7 miliar
⏩Karyawan PBRX: USD 34.947 atau Rp569 juta
Yang bikin situasi ini makin rawan adalah fakta bahwa tidak ada satu rupiah pun dari piutang ini yang bergerak dibanding tahun sebelumnya. Tidak ada pelunasan, tidak ada pencadangan piutang ragu-ragu, dan tidak ada penjelasan rinci apakah ini akan ditagih atau dianggap hangus. Semua hanya duduk manis sebagai “aset”, seolah-olah itu kas yang siap dipakai. Padahal tidak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita lihat neraca PBRX, total aset USD 255 juta, artinya piutang pihak berelasi ini menyumbang sekitar 12,6% dari seluruh aset. Ini angka yang besar, dan ironisnya, tidak produktif sama sekali. Sementara di sisi liabilitas, utang ke vendor, bank, dan beban gaji tetap berjalan. Arus kas operasional (CFO) pun defisit parah USD -8,47 juta, sedangkan kas tersisa hanya USD 8,95 juta. Artinya, secara real, PBRX sedang kehabisan uang buat operasional, tapi ada lebih dari setengah triliun rupiah yang parkir di kantong afiliasi sendiri. Kalau ini uang bisa ditarik, perusahaan bisa bernapas. Tapi karena tidak cair, perusahaan megap-megap sambil menunggu piutang yang entah kapan cair. Apakah itu piutang real atau piutang fiktif? Hanya sekedar bertanya 🙏
Dalam laporan keuangan laba rugi, piutang ini juga mempercantik angka. Karena masih dicatat sebagai aset lancar, maka ekuitas perusahaan terlihat lebih besar dari kenyataan. Dan ini membuat investor atau kreditur baru bisa terkecoh karena seolah perusahaan punya buffer keuangan, padahal uangnya tidak bisa digunakan. Belum lagi soal moral hazard karena ada dua individu yang menerima dana masing-masing lebih dari USD 1 juta adalah orang dalam. Ini rawan konflik kepentingan dan indikasi governance yang buruk, meski belum tentu melanggar hukum.
Apakah ini potensi bahaya? Jelas iya, ini potensi bahaya. Karena:
1. Piutang ini stuck, ini tidak menghasilkan kas baru dalam bentuk bunga
2. Tidak ada kejelasan kapan (atau apakah) akan ditagih
3. Jumlahnya besar (Rp525 miliar) dan stagnan
4. Disalurkan ke pihak-pihak yang seharusnya paling mudah dikendalikan
5. Membuat laporan keuangan terlihat lebih sehat dari kenyataan
5. Menurunkan trust dari kreditur dan investor profesional. Untungnya $BNII dan $BNGA masih percaya dan rela konversi utang PBRX jadi saham.
Jadi, piutang pihak berelasi PBRX adalah titik paling keropos dalam struktur neracanya. Bukan karena jumlahnya saja, tapi karena tidak ada progres, tidak transparan, dan tidak punya dampak positif pada arus kas. Ini seperti menyimpan lubang besar di bawah karpet yang tak terlihat dari luar, tapi siap menjatuhkan siapa saja yang menginjaknya tanpa waspada. Dalam kondisi perusahaan yang sedang bertahan hidup, uang Rp525 miliar itu bisa jadi penolong. Tapi kalau dibiarkan begitu saja, piutang ini akan berubah dari “aset” menjadi beban moral dan risiko keuangan yang terus membayangi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
$PBRX vs SRIL: Sama - sama Gagal Bayar Utang, Mengapa Hanya Petinggi SRIL yang Dipenjara?
Kasus gagal bayar di dunia tekstil Indonesia melibatkan banyak perusahaan tapi yang listing di bursa ada dua nama besar yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Keduanya menghadapi tekanan keuangan berat, utang jumbo, dan penurunan penjualan ekspor. Tapi meskipun sama-sama terjepit, reaksi hukum terhadap keduanya sangat berbeda. Petinggi SRIL seperti Iwan Setiawan Lukminto sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung. Rumahnya digeledah, dokumen disita, bahkan aset pribadi mulai ditelusuri. Di sisi lain, manajemen PBRX tetap menjalankan operasional, menghadiri RUPSLB, dan belum ada indikasi penyelidikan pidana. Ini bukan soal siapa lebih buruk secara bisnis, tapi soal struktur hukum dan pembuktian dalam koridor hukum pidana. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Berdasarkan data resmi dari laporan Kejagung dan pemberitaan yang terverifikasi, kasus SRIL bermula dari dugaan penyalahgunaan fasilitas kredit dari bank BUMD, yaitu Bank DKI dan Bank $BJBR, masing-masing senilai Rp149 miliar dan Rp543 miliar. Total kerugian negara yang dihitung mencapai Rp692 miliar. Berdasarkan hasil penyidikan, dana kredit yang seharusnya digunakan untuk modal kerja, diduga justru digunakan untuk membayar utang lama dan bahkan untuk pembelian aset non-produktif, termasuk tanah pribadi yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha SRIL. Perbuatan ini memenuhi unsur melawan hukum, karena menyalahi perjanjian kredit serta mengalihkan dana ke tujuan yang tidak sah. Karena melibatkan bank milik daerah (BUMD), maka secara hukum, kerugian ini dikategorikan sebagai kerugian negara menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sebaliknya, jika kita telaah struktur pembiayaan di PBRX, pinjaman yang mereka peroleh mayoritas berasal dari bank swasta dan bank asing, seperti HSBC, UOB, Citibank, Permata, Maybank, dan CIMB Niaga $BNGA, yang tergabung dalam sindikasi internasional. Tidak ada keterlibatan bank BUMN atau BUMD dalam fasilitas kredit utama mereka. Maka, kerugian yang terjadi akibat default atau restrukturisasi utang tidak dapat dikategorikan sebagai kerugian negara, melainkan kerugian komersial privat, yang tunduk pada mekanisme perdata dan bisnis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PBRX sendiri mengakui melalui laporan keuangannya bahwa mereka mengalami gagal bayar, dan kemudian mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) yang disetujui pengadilan dan mayoritas kreditur. Dari proses PKPU inilah muncul laba bersih besar USD 94,7 juta, yang bukan berasal dari penjualan, tapi dari item “gain on modification of financial liabilities” sebesar USD 92,6 juta. Artinya, setelah utang direstrukturisasi, selisih antara utang lama dan nilai utang baru yang lebih ringan diakui sebagai keuntungan. Hal ini sepenuhnya diperbolehkan dalam PSAK 71 dan tidak melanggar hukum selama disetujui para kreditur. Semua transaksi itu dilaporkan dalam LK yang diaudit.
Jika kita runut data dari laporan PBRX per 31 Maret 2025:
⏩Pendapatan anjlok dari USD 92,2 juta menjadi USD 51,8 juta (-43,8%).
⏩Gross margin menyempit menjadi 7,9%.
⏩SGA meningkat jadi USD 5,95 juta, dengan mayoritas ke jasa konsultan restrukturisasi.
⏩Cash flow operasional negatif: USD -8,47 juta.
⏩Piutang pihak berelasi tidak tertagih: USD 32 juta, termasuk ke PT Teodore Pan Garmindo, PT Victory Pan Multitex, dan dua individu (Handy dan Eugene).
Tapi semua itu dicatat dan dijelaskan, dan belum ada bukti bahwa uang tersebut mengalir ke aset pribadi pemegang saham seperti di kasus SRIL.
Jadi, pertanyaannya adalah apakah ada pelanggaran hukum di PBRX? Sampai data Q1 2025 dan berdasarkan laporan resmi, jawabannya adalah belum terbukti. PBRX memang dalam kondisi rawan karena utang besar, revenue anjlok, piutang macet, bahkan OWK yang berpotensi mendilusi saham publik secara masif. Tapi mereka masih beroperasi dalam koridor hukum karena tidak ada dana bank pemerintah yang diselewengkan, tidak ada penggunaan dana kredit untuk aset pribadi, dan proses restrukturisasi dilakukan dengan kesepakatan para kreditur.
Sementara di SRIL, dari bukti penyidikan yang dikumpulkan Kejaksaan Agung, ditemukan adanya pengalihan dana secara melawan hukum, keterlibatan pejabat bank, hingga ketidaksesuaian pemeringkatan kredit dengan realisasi pencairan. Maka wajar jika kasusnya naik ke pidana. Tapi di PBRX, semua cacat bisnis, sebanyak dan seserius apapun, selama tidak menyentuh kerugian negara atau pelanggaran perjanjian kredit, maka tidak cukup alasan untuk proses pidana. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Mirip Bentjok dan Heru Hidayat waktu itu, mereka goreng saham pakai duit Asabri dan Jiwasraya akhirnya kena tangkap deh. Duit negara jangan pakai goreng saham. Kecuali sudah ada UU yang membolehkan goreng saham tanpa diperiksa KPK. Danantara? Let's see.
Jadi perbedaan utama antara SRIL dan PBRX bukan soal besarnya utang atau parahnya kerugian, tapi pada asal dana dan peruntukan kredit. SRIL kena karena menggunakan uang negara dan menyalahgunakannya. PBRX selamat karena hanya menimbulkan kerugian bisnis kepada pihak swasta, dan masih menjalankan prosedur legal formal secara utuh. Maka wajar jika hukum memperlakukan keduanya secara berbeda. Dalam negara hukum, kerugian bukan kejahatan, kecuali disertai niat jahat dan pelanggaran hukum yang sah terbukti.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
$BNGA
Perhatikan volume perdagangan dan pola candlestick bullish sebagai sinyal konfirmasi
Saham BNGA menunjukkan tren naik yang kuat, didukung oleh harga yang berada di atas sebagian besar Moving Averages dan indikator teknikal yang positif
Bagi investor yang mempertimbangkan posisi beli, disarankan untuk menunggu koreksi harga ke area support sebelum masuk, guna mendapatkan risk-reward yang lebih optimal
TP 1 : 1880
TP2 : 1950
BR : 1780-1810
SL : <1780
LUMAYAN
SEGINI NILAI DIVIDEND $BJTM TAHUN BUKU 2024
Hasil resmi dari RUPS yang diselenggarakan tadi siang, perusahaan telah memutuskan akan membagikan dividend senilai 54,71/lembar saham.
Dengan harga terbaru saham di angka 565, maka dividend yield selama setahun menyentuh angka 9,5%.
Gimana para investor?
Sudah puas dengan kinerja perusahaan ini & keputusan pembagian dividend?
$BJBR $BNGA
Rilis data ekonomi US
➖ Initial Jobless Claims = 227K (vs previous 229K, vs consensus 230K)
✔️ Continuing Jobless Claims = 1903K (vs previous 1867K, vs consensus 1890K)
✔️ Jobless Claims 4 Week Average = 231,5K (vs previous 230,5K)
✔️ Chicago Fed National Activity Index Apr = -0,25 (vs previous 0,03)
Initial jobless claims sedikit menurun di bawah ekspektasi, namun di sisi lain continuing claims naik cukup signifikan di atas ekspektasi.
Pasar tenaga kerja US masih cukup resilien dengan pelemahan terbatas.
Sementara itu CFNAI kembali turun ke zona negatif, mengindikasikan pelemahan aktivitas ekonomi US.
Kondisi demikian masih mendukung kebijakan dovish Fed, namun belum cukup urgent untuk melakukan cut rate.
$BDMN $BNGA $NISP
😎 Nawar Sadis Emiten Terbuang Pasar 🧠
Di bursa saham, tidak semua emiten punya panggung. Ada yang dielu-elukan seperti Saleb Stockbit, ada juga yang ditinggalkan pasar seperti aaah sudahlaah…
Tapi justru di sinilah letak seninya: Nawar Sadis Emiten Terbuang.
🗑 Emiten yang dibuang bukan berarti tak berharga.
Pasar sering terjebak sentimen jangka pendek. Ketika suatu saham dijauhi karena rumor, kinerja kuartalan yang jeblok, atau sekadar “udah nggak tren lagi,” maka harga bisa jatuh tak masuk akal. Di situlah value hunter mengasah parang. 🪓
🎯 Konsepnya sederhana: beli saat semua orang tutup mata.
Analisa fundamental tetap nomor satu. Cek kinerja, neraca, arus kas, dan arah manajemen. Kalau emiten masih sehat, punya potensi rebound, tapi sedang disalahpahami pasar… ya, itu bukan sampah. Itu berlian dalam lumpur. 💎
💸 Nawar Sadis bukan berarti Sembrono.
Jangan asal beli saham diskon kayak belanja di midnight sale. Pahami bahwa harga murah itu bukan jaminan aman. Tapi kalau kamu bisa beli business worth 100 di harga 50 hanya karena pasar sedang PMS… itu bukan nekad, itu seni.
🧠 Pasar suka lebay. Kamu jangan ikut-ikutan.
Ketika pasar panik, kadang emiten bagus bisa ikut tenggelam. Di situ investor rasional masuk, bukan untuk ikut panik, tapi untuk nyicil beli dari tangan gemetar para trader FOMO yang baru belajar candlestick semalem.
Contoh : 😉📉📈
Katakanlah ada saham perbankan KBMI 2 yang sedang terbuang. Karena tingginya CKPN yg bikin LK 2024 nya turun drastis. Lalu Cash Flow nya juga Negatif.
Singkatnya setelah di cek di lapangan, ternyata bank ini malah lakukan ekspansi bahkan sampai ke Purbalingga dimana PMA disana memakai bank ini untuk operasional dan gaji karyawan.
Lalu Cash Flow yang Negatif tadi ternyata akibat kebijakan manajemen yg cukup berani dan agresif dalam penyalursan Credit, yang mana akan terlihat di LK berikutnya sebagai income.
Bagaimana kita menghitung harga saham emiten ini?
1. Kita asumsikan EPS dengan proyeksi Konservatif ada di angka 35-40 lalu kita pakai PER pembanding dari bank selevel dan setara misalnya $BTPS 8
2. Dengan asumsi moderat 40-50 didapat lah angka 320 - 400
Maka,
1. 35-40 X 8 = 280 - 320
2. 40-50 X 8 = 320 - 400
Aaaah tapi PER $NISP dan $BNGA lebih kecil lagi di angka 6, padahal ada di KBMI 3 ya
1. EPS 35-40 X 6 = 210 - 240
2. EPS 40-50 X 6 = 240 - 300
Kira-kira begitu, semoga yang membaca bisa mendapat gambaran yaaa.
🧾 Kesimpulan:
Nawar sadis itu bukan aksi brutal, tapi Strategi yg Elegan. Kamu sedang memberi harga pada ketidakpopuleran, dan itu seringkali jauh lebih menguntungkan daripada ikut-ikutan beli saham yang sedang “trending.”
Karena di bursa, yang dibuang hari ini bisa jadi yang dipuja esok hari.
$IHSG - Antara Capital Gain dan Dividen: Ketika Hati Ingin Jual, Tapi Jiwa Ingin Tahan
Ada momen dalam hidup seorang investor ketika portofolio mulai bersinar. Saham yang dibeli diam-diam, kini melonjak di tengah sorak pasar. Rasanya ingin segera merealisasikan keuntungan — cuan sudah di depan mata, kenapa tidak digenggam saja?
Namun, pada saat yang sama, ada panggilan untuk bertahan: karena dividen sebentar lagi turun, karena fundamental perusahaan belum berubah, karena harga mungkin belum puncaknya.
Inilah dilema yang nyaris metafisik: menjual berarti meraih yang pasti, tapi menahan berarti menjaga hak atas hasil yang mungkin lebih besar — plus dividen sebagai nafkah rutin yang tak terputus.
Dalam fisika, ini seperti energi potensial dan energi kinetik. Menjual saham adalah mengubah energi potensial menjadi kinetik — nyata, cepat, terasa. Tapi seperti air yang belum mengalir dari bendungan, kadang lebih bijak membiarkannya menumpuk dulu, agar daya dorongnya lebih besar.
Alam pun memberi pelajaran:
- Sungai tak pernah terburu-buru, tapi sampai juga ke laut.
- Gunung tak berpindah, tapi menyimpan energi luar biasa di dalam diamnya.
- Hutan memberi buah hanya pada musimnya, bukan karena didesak.
- Matahari bersinar terus, tapi tetap rendah hati memberi sinarnya secara merata — tak semua harus meledak jadi supernova.
Begitu juga saham yang baik: tak perlu dikejar terus-menerus. Terkadang, cukup ditunggu dengan sabar dan hati yang lapang. Dalam pandangan Islam, Allah SWT berfirman:
“Dan bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
Jangan-jangan, keengganan menjual itulah bentuk dari rezeki yang lebih luas — yang belum kita tahu sekarang, tapi Allah sudah siapkan kelak. Tugas kita hanya ikhtiar dan tawakal — sebab hasil bukan ditentukan oleh grafik, tapi oleh takdir-Nya.
Peter Lynch pernah berkata:
“Far more money has been lost by investors preparing for corrections, or trying to anticipate corrections, than has been lost in the corrections themselves.”
Dan Charlie Munger, sahabat Buffett, lebih lugas:
“The big money is not in the buying and selling … but in the waiting.”
Maka jika hari ini kamu sedang bimbang — antara menjual demi capital gain, atau bertahan demi dividen dan potensi lebih besar — ingatlah, bahkan bumi pun berputar pelan, tapi pasti membawa siang dan malam.
Terkadang, menunggu adalah bentuk tertinggi dari kepercayaan — pada perusahaan, pada proses, dan pada Tuhan.
$TLKM $BNGA
$BNGA
Buy 1795-1815
TP1 1880-1890 (RRR 1:1.7)
TP2 1900-1910 (RRR 1:2.1)
Stop Loss If Close : <1750
yang menarik lainnya untuk hari ini : $MEDC $LPKR
Komen dibawah untuk bocoran. Karena komen kami dilimit, jadi 1saham/hari.
Lebih banyak sinyal gratis dengan plan lengkap, cek bio!!!
Selamat pagi !
Saham2 yg menarik untuk scalping sesi 1 hari ini Kamis 22/5/25
$ARCI
$BNGA
$BBRI
Naik turunnya harga saham biarlah menjadi urusan bandar.Tapi membawa kalian mendapatkan keuntungan dan membatasi resikonya biar menjadi urusan kami.
target perbankan siap dipantau jangan sampai salah timing entry $BNGA $BBRI $BRIS Bbkp BMRI BBCA BBTN
siap2 rally.... cari yg bagi2 deviden laahh...
@alphonsusrodriguez
BNGA masih layak hold ya.
*Datamologi Saham $BNGA* [1.820]
Analisis Arus Dana by Primbon Saham 21 Mei 2025
💡 *Informasi Umum:*
Perusahaan Bank CIMB Niaga Tbk. dengan kode BNGA tercatat sejak 29 Nov 1989, di mana saat ini tercatat pada Papan Utama. Pada perdagangan terakhir BNGA mengalami penguatan 🔼 sebesar 1,11% dengan harga penutupan perdagangan terakhir (21 Mei 2025) Rp 1.820. Dari Catatan yang ada, saat ini memiliki earning per share (eps) positif sebesar 276,43, dengan price earning ratio sebesar 6,58.
💡 *Rata-Rata Transaksi:*
⏩Total Volume yang ditransaksikan sebesar 9.148.900.
⏩Likuiditas untuk menumpang cukup jutaan hingga puluhan juta saja karena minimal yang ditransaksikan hanya sebesar Rp 16,47 miliar dalam sehari perdagangan. Jika menggunakan anggaran untuk transaksi di atas Rp 1.266,77 juta per hari atau Rp 211,13 juta per jam berpotensi ikut menggerakkan harga.
⏩Rata-Rata transaksi sebesar 40 lot per transaksi pada hari terakhir, atau modal yang digunakan sebesar Rp 7,20 juta sekali transaksi.
💡 *Sopir Asing/Lokal:*
Dana asing berperan penting pada perubahan harga. Hari terakhir Asing melakukan pembelian 42,74% dari total volume yang diperdagangkan.
💡 *Posisi dari Bottom:*
Resiko: 🟡 Medium Risk
❌Posisi saat ini 17,42% dari terendah 52 week (Rp1.550,-), sudah cukup tinggi.
💡 *TRADING PLAN:*
🗒Rentang harga beli : 1.750 - 1.820
🗒Best price jika bertahan di atas harga 1.750
🗒Target terdekat: 1.890 - 1.930
🗒Target menengah: 2.120
🗒Stop Loss jika penutupan tembus : 1.710
Expired 3 hari perdagangan setelah tanggal 21 Mei 2025
💡 *Range Harga Terdekat:*
Jika harga saham turun 🔻, berpotensi bergerak pada rentang harga 1.772 - 1.805. Sementara, kalau harga saham mengalami kenaikan 🔼, berpotensi bergerak pada rentang harga 1.866 - 1.894.
Expired 2 hari perdagangan setelah tanggal 21 Mei 2025
💡 Skenario Avg Down Jika Breakdown dan Floating Loss tanpa Cutloss:
🗒AVG Down di Support: -14,84%, yaitu disekitar harga 1.550-1.581.
🗒AVG Down jika ada potensi demand sebelum support: -7,42%, yaitu disekitar harga 1.685-1.719.
💡 Sentimen satu hari perdagangan terakhir:
🔖 Net FBuy : ✅Pembelian asing lebih banyak 1,79X dari penjualan.
️🔖 Growth FBuy : ❌Pembelian Asing melemah.
️🔖 Bid/Off Volume : ❌Offer lebih besar dari bid.
️🔖 Pertumbuhan Bid : ❌Pembelian menurun dari hari sebelumnya.
️🔖 Pertumbuhan Volume : ❌Tidak ada pertumbuhan volume
️🔖 Ledakan Volume : ❌Tidak ada ledakan volume
️🔖 Frekuensi : ❌Tidak ada peningkatan frekuensi transaksi
️🔖 Ledakan Frekuensi : ❌Tidak ada ledakan frekuensi
*Disclaimer On:*
⚠️ Bukan ajakan beli-jual saham.
⚠️ Pertimbangkan lagi setiap keputusanmu, sebelum memutuskan membeli atau menjual saham.
⚠️ Informasi menarik lain saya share di Channel: https://cutt.ly/ercnIN8w
Jangan lupa Save, Like, Comment, dan Follow/Subscribe ya.
"$BNGA $BSDE $ERAA
Kamis, 22 Mei 2025
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
Lot.Beli = -(MauLossRp)/[(SL - E) * 100]"
1/3
✔️ Wow, selain penurunan suku bunga, ternyata BI juga menurunkan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) dari 5% menjadi 4% untuk Bank Umum Konvensional.
Serta PLM 3,5% menjadi 2,5% untuk bank syariah.
https://cutt.ly/jrcvnQvF
Ragam instrumen moneter digerakkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
$BRIS $BNGA $BMRI