


Volume
Avg volume
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI merupakan bank BUMN yang melakukan usaha di bidang perbankan. Entitas anak Perseroan diantaranya: PT Bank Syariah Mandiri (perbankkan syariah), Bank Mandiri (Europe) Limited (perbankan), PT Mandiri Sekuritas (Sekuritas), PT Bank Sinar Harapan Bali (perbankan), PT Mandiri Tunas Finance (pembiayaan konsumen), Mandiri Internasional Remittance Sendirian Berhad (layanan Remittance), PT Axa Mandiri Financial Service (Asuransi jiwa) dan PT Mandiri AXA General Insurance (Asuransi kerugian). Entitas asosiasi dan pengendalian bersama Perseroan: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (Lembaga Penyelesa... Read More
Setelah cukup lama “berkelana” di beberapa grup premium, minggu lalu saya memutuskan untuk join lagi satu grup.
Karena saya penasaran, apakah ada group yang bisa kasih cuan seperti yang saya lakukan di stream SB ini, apakah ada mentor yang berani bilang “iya maaf emiten yang saya lempar ke group ternyata tidak jadi terbang, yang mengakibatkan bapak dan ibu di sini sangkut”.
Hasilnya?
Ya… déjà vu.
Padahal gapapa loh semua mentor mernormalisasi hal tersebut, karena kita semua tau kok di market itu yang digunakan adalah hukum probabilitas bukan hukum pasti, itu kenapa setiap analisa tetap bisa meleset. Jadi kalau ada member yang datang megeluhkan sagkut ya harusnya gunakan plan B, mungkin bisa CL lalu bantu recorvery kerugian dengan cepat, bisa kok hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Bukan malah di ceramahi membernya, dengan kalimat A sampai Z tanpa ada pertanggung jawaban buat recorvery cepat.
Hasil pengamatan saya di group, menu swing yang dilempar ke grup lagi-lagi saham kelas B, bahkan ada yang kelas C.
Sementara saham kelas A dan A+ entah ke mana.
Dan jujur saja, saya cukup yakin saham bagus itu dikonsumsi sendiri.
Kenapa saya bisa bilang begitu?
Karena saya tahu mentornya punya skill yang kurang lebih sama seperti saya.
Dan semua orang yang sudah lama di market paham satu hal sederhana?
Semakin banyak ritel di satu saham, semakin sulit saham itu bergerak.
Kenapa?
Karena market tidak bergerak karena “niat baik” ritel berjamaah.
Market bergerak karena aliran dana besar.
Siapa yang punya dana besar?
Bukan ritel.
Biasanya market maker, institusi lokal, atau asing.
Ritel boleh saja berkumpul dan terlihat ramai, frekuensi tinggi, transaksi banyak, tapi tanpa volume besar, harga tidak akan jalan jauh dalam jangka menengah–panjang.
Yang benar-benar menggerakkan harga naik itu apa?
* frekuensi kecil
* volume beli besar
Sekali masuk, harga langsung naik.
Bukan naik malu-malu 1–2%, lalu besoknya dibanting lagi.
Itu sebabnya saham yang dilempar ke grup biasanya mentok di potensi 30–50% / tahun, jika di analisa secara fundamental.
Lalu yang 50–300% ke mana?
Ya… konsumsi pribadi.
Dan jujur saja, itu juga yang saya lakukan.
Kalau kata Pak LKH:
“Mercedes harga Bajaj”, jadi gamungkin di bagi ke jutaan ritel 🤭
Sekarang bayangkan, Ada ratusan bahkan ribuan grup premium saham di Indonesia.
Masing-masing lempar beberapa kode “menu swing”.
Menurut kalian, bagaimana saham itu mau bergerak kencang?
Yang ada:
• naik tipis
• turun bisa lebih dalam
• sideways lama
Dan yang sudah lama di market pasti sudah hafal kode-kode langganan itu 🤣.
Yang lucu, masih banyak yang rela join grup premium.
Padahal saya sudah sering lempar saham yang bisa kasih cuan sama tapi dengan gratis, untuk day trade atau swing.
Memang bukan kelas A/A+.
Tapi cuannya tetap luber 🤪
Oh iya, buat yang DM nanya
“Bang, grupnya apa?”
Saya ga buka grup ya.
Dan jujur, walaupun jualan mimpi itu lebih menggiurkan, tapi kalau ujung-ujungnya cuma nambah beban pikiran…
buat apa? 🤣
Salam waras untuk ritel-ritel yang jiwanya telah mati melihat portfolio merah.
Yang mau konsultasi gratis silahkan DM, tapi slow respon 🤭
Selamat Natal untuk yang merayakan, dan selamat berlibur untuk yang tidak merayakan.
$IHSG $BUMI $BMRI
$PWON vs $DART: Duel Recurring Income
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
DART adalah saham properti yang harganya naik dari 123 rupiah ke 196 rupiah di 2025 ini. Sedangkan PWON adalah saham properti yang nyungsep dari 422 ke 342 di 2025 ini. Beda nasib. Beda bandar. Apakah memang PWON jelek sekali sehingga harganya anjlok? Atau kah DART yang bagus banget sehingga harganya naik? Kalau investor jujur, jawaban paling sering tidak seindah itu, karena harga bisa bergerak duluan, sementara laporan keuangan baru bicara belakangan. Di properti, pasar bisa memilih cerita yang gampang dijual, walau neracanya sedang ketat. Sebaliknya, pasar juga bisa bosan pada emiten yang bisnisnya rapi, hanya karena sudah dianggap terlalu besar dan terlalu lambat. Jadi sebelum ikut emosi chart, investor perlu cek satu hal yang tidak bisa dipalsukan, kualitas duit yang benar-benar masuk kas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi umur, dua-duanya senior dan sudah kenyang siklus. DART berdiri 30 Desember 1983, mulai operasi komersial 1984, lalu IPO 8 Mei 1990. PWON berdiri 20 September 1982, mulai operasi komersial Mei 1986, lalu IPO 9 Oktober 1989. Jadi ini bukan cerita emiten muda yang lagi lari kencang melawan emiten tua yang capek, ini murni cerita kualitas model bisnis dan kualitas neraca.
Kalau cek skala bisnis, PWON menang jauh dan ini terlihat dari pendapatan. Sampai 30 September 2025, PWON mencatat pendapatan neto Rp5,12 triliun dan tumbuh 6,9% dari Rp4,79 triliun. DART hanya Rp370,72 miliar dan turun tipis 0,78% dari Rp373,67 miliar. Secara kali-lipat, pendapatan PWON sekitar 13,81x pendapatan DART, jadi secara mesin usaha, PWON memang main di liga yang berbeda. Ini penting karena skala sering menentukan daya tahan ketika siklus properti sedang tidak ramah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Komposisi pendapatan membuat keduanya terlihat sama-sama nyaman, tapi sebenarnya karakternya beda. DART punya recurring income yang ekstrem dominan, 97,1% dari pendapatan, berasal dari hotel Rp191,46 miliar, sewa Rp123,63 miliar, dan jasa pemeliharaan Rp44,96 miliar. Non-recurring DART kecil, pendapatan lain-lain Rp10,66 miliar, dan penjualan unit strata belum mencatat pendapatan karena pengakuan baru saat penyerahan aset. PWON juga dominan recurring, sekitar Rp4,10 triliun atau kira-kira 80% dari pendapatan, sementara non-recurring Rp1,02 triliun atau kira-kira 20%, bahkan penjualan kondominium dan kantor naik dari Rp531 miliar ke Rp698 miliar. Kalau dibuat kali-lipat, recurring nominal PWON sekitar 11,39x recurring nominal DART, sedangkan porsi recurring DART sekitar 1,21x porsi recurring PWON. Ini yang sering menipu mata investor, DART terlihat lebih stabil di komposisi, tapi PWON jauh lebih besar di nominal dan tetap punya diversifikasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masuk ke aset, DART itu seperti pemilik gedung premium yang portofolionya ikonik, tapi tidak luas-luas amat. Persediaan DART Rp56,91 miliar, land bank Rp336,96 miliar dengan total luas 1.384.654 m² atau sekitar 138,4 hektar, tersebar Kampung Bandan 64.277 m², Serang 1.259.566 m², Tanjung Api-api 58.654 m², Muara Enim 2.157 m². Proyek terbesar DART adalah Icon Tower dengan nilai buku Rp3,10 triliun, lalu properti investasi Rp1,92 triliun. PWON membawa skala yang jauh lebih berat, persediaan real estat lancar Rp4,33 triliun dan land bank Rp3,22 triliun dengan luas 3.890.826 m² atau sekitar 389 hektar, serta properti investasi Rp12,23 triliun, dengan estimasi nilai wajar properti investasi plus aset tetap Rp36,44 triliun. Secara kali-lipat, persediaan PWON sekitar 76,09x persediaan DART, nilai land bank PWON sekitar 9,56x DART, luas land bank PWON sekitar 2,81x DART, dan properti investasi PWON sekitar 6,37x DART. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Nilai tanah per meter juga memberi sinyal beda kualitas lokasi dan kematangan portofolio. Rata-rata nilai buku land bank DART sekitar Rp243.350 per m², dengan variasi ekstrem Kampung Bandan sekitar Rp4.400.000 per m², Serang sekitar Rp41.500 per m², Tanjung Api-api sekitar Rp19.700 per m², Muara Enim sekitar Rp336.000 per m². PWON rata-rata nilai buku land bank sekitar Rp828.155 per m². Secara kasar, rata-rata nilai buku land bank PWON sekitar 3,40x DART, yang cocok dengan gambaran bahwa PWON lebih dominan berada di ekosistem kota besar dan asetnya sudah lama jadi mesin pengunjung dan mesin sewa. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bagian yang paling menentukan dan paling sering diabaikan adalah arus kas dan likuiditas. DART rugi bersih Rp191,54 miliar, tetapi CFO positif Rp27,92 miliar, CAPEX Rp2,04 miliar, sehingga FCF masih positif Rp25,87 miliar. Di sini jebakannya muncul, karena meski arus kas operasi positif, neraca lancarnya timpang, liabilitas lancar Rp1,69 triliun berhadapan dengan aset lancar Rp126,78 miliar, dan utang bank jatuh tempo satu tahun Rp619,24 miliar. CFO Rp27,92 miliar jelas tidak cukup untuk menutup tembok jatuh tempo itu, jadi DART bergantung pada dukungan pemegang saham dan rencana penjualan aset tertentu. PWON di sisi lain terlihat seperti mesin uang yang rapi, laba bersih Rp2,12 triliun dan CFO Rp2,06 triliun, CAPEX sekitar Rp336,7 miliar dari aset tetap Rp282,6 miliar dan properti investasi Rp54,1 miliar, sehingga FCF positif sekitar Rp1,72 triliun, plus kas Rp7,01 triliun. Kalau dibuat kali-lipat, CFO PWON sekitar 73,78x CFO DART, FCF PWON sekitar 66,47x FCF DART, dan ini yang biasanya menjelaskan siapa yang benar-benar tenang ketika pasar gaduh.
Struktur pembiayaan juga menegaskan risikonya. DART membiayai aset dengan utang dan banyak aset utama dijadikan agunan, Icon Tower dan Chase Plaza dijaminkan ke Bank Mandiri $BMRI, Icon Tower juga dijaminkan untuk pinjaman bank lainnya, tanah Kampung Bandan dijaminkan ke Bank Victoria, bahkan piutang dan persediaan unit apartemen juga jadi agunan. PWON menyatakan tidak ada tanah dan bangunan yang digunakan sebagai agunan atas utang bank maupun obligasi, sementara Senior Notes 2028 Rp5,54 triliun dijamin dengan jaminan perusahaan dari entitas anak, bukan hak tanggungan atas lahan. Dalam praktik, aset yang tidak terkunci agunan memberi ruang manuver lebih luas ketika perusahaan mau ekspansi atau ketika kondisi pasar berubah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi efisiensi siklus kas, keduanya sama-sama cepat di penagihan, hanya konteksnya berbeda. DART DSO sekitar 11 hari, PWON DSO sekitar 6,8 hari, jadi penagihan PWON lebih cepat dan DART sekitar 1,62x lebih lama dibanding PWON. Namun DI dan CCC PWON jauh lebih panjang, DI sekitar 894 hari dan CCC sekitar 864,3 hari, sedangkan DART DI sekitar 77 hari dan CCC sekitar 38 hari, artinya DI PWON sekitar 11,61x DART dan CCC PWON sekitar 22,75x DART. Ini tidak otomatis berarti PWON buruk, ini lebih menggambarkan skala land bank dan persediaan proyek yang memang game jangka panjang, sementara DART terlihat cepat karena persediaan unit siap jualnya kecil dan modelnya dominan recurring.
Risiko non-keuangan juga beda bentuk. DART punya sengketa lahan 64.277 m² di Kampung Bandan dengan KAI, dan walau PK sudah dikabulkan pada Oktober 2022, DART masih mengusahakan rekomendasi untuk perpanjangan HGB, jadi ada urusan administratif yang belum selesai. PWON tidak disebut memiliki sengketa lahan spesifik, tetapi ada 27,11% aset real estat yang masih proses administrasi menjadi Sertifikat HGB. Dari sisi pengendali, DART berada di bawah kendali Hartadi Angkosubroto dengan kepemilikan 46,65% dan PT Duta Anggada 44,94%, sedangkan PWON dikendalikan PT Pakuwon Arthaniaga 68,68% dengan ultimate owner Alexander Tedja.
Jadi, apakah PWON jelek sekali sampai pantas anjlok? Angka fundamental PWON jelas tidak mendukung itu. PWON justru unggul besar di skala pendapatan, pertumbuhan, laba, CFO, FCF, kas, serta fleksibilitas aset karena tidak diagunkan. Apakah DART bagus banget sampai pantas naik? DART punya recurring yang sangat dominan dan aset ikonik, tetapi titik lemahnya jelas dan dekat, mismatch likuiditas yang ekstrem dan utang bank jatuh tempo satu tahun Rp619,24 miliar yang tidak mungkin ditutup hanya dari CFO Rp27,92 miliar. Maka perbedaan harga di 2025 lebih masuk akal dibaca sebagai perbedaan selera pasar dan permainan aliran dana bandar, bukan karena PWON lebih jelek dari DART, atau DART lebih unggul dari PWON secara fundamental.
📈 Harga 2025
🟢 DART naik 59,35% dari 123 ke 196.
🔴 PWON turun 18,96% dari 422 ke 342.
🎭 Gap arah harga, berlawanan total.
💼 Skala mesin bisnis
🏗️ Pendapatan
💰 PWON Rp5,12 triliun.
💵 DART Rp370,72 miliar.
🔍 PWON 13,81x lebih besar.
📈 Growth pendapatan
✅ PWON 6,90%.
❌ DART -0,78%.
🧮 Selisih 7,68% poin.
🔁 Duel recurring income
🧲 Recurring nominal
🏬 PWON sekitar Rp4,10 triliun.
🏨 DART sekitar Rp360,05 miliar.
🔍 PWON 11,39x lebih besar.
🎯 Porsi recurring
🧾 DART 97,10%.
🧾 PWON 80,00%.
🔍 DART 1,21x lebih dominan.
🧨 Non-recurring nominal
🏗️ PWON Rp1,02 triliun.
🪙 DART Rp10,66 miliar.
🔍 PWON 95,69x lebih besar.
🏢 Aset penghasil duit
🏬 Properti investasi
🏙️ PWON Rp12,23 triliun.
🏙️ DART Rp1,92 triliun.
🔍 PWON 6,37x lebih besar.
🌏 Land bank dan persediaan
📦 Persediaan
🧱 PWON Rp4,33 triliun.
🧱 DART Rp56,91 miliar.
🔍 PWON 76,09x lebih besar.
🗺️ Nilai land bank
🏞️ PWON Rp3,22 triliun.
🏞️ DART Rp336,96 miliar.
🔍 PWON 9,56x lebih besar.
📐 Luas land bank
🧭 PWON 3.890.826 m².
🧭 DART 1.384.654 m².
🔍 PWON 2,81x lebih luas.
💎 Nilai buku rata-rata per m²
📌 PWON Rp828.155 per m².
📌 DART Rp243.350 per m².
🔍 PWON 3,40x lebih tinggi.
💧 Kualitas duit masuk rekening
🏦 CFO
💦 PWON Rp2,06 triliun.
💧 DART Rp27,92 miliar.
🔍 PWON 73,78x lebih besar.
🏗️ CAPEX
🏗️ PWON sekitar Rp336,70 miliar.
🧰 DART Rp2,04 miliar.
🔍 PWON 165,05x lebih besar.
🧾 FCF
💸 PWON sekitar Rp1,72 triliun.
💵 DART Rp25,87 miliar.
🔍 PWON 66,47x lebih besar.
🧨 Tekanan likuiditas DART
🧱 Liabilitas lancar
⚠️ DART Rp1,69 triliun.
🪙 DART aset lancar Rp126,78 miliar.
🔍 Liabilitas lancar 13,33x aset lancar.
⏳ Utang bank jatuh tempo 1 tahun
🏦 DART Rp619,24 miliar.
💧 CFO DART Rp27,92 miliar.
🔍 Jatuh tempo 22,18x CFO.
🧊 Kenyamanan likuiditas PWON
💰 Kas
🏦 PWON Rp7,01 triliun.
🧾 Senior Notes 2028
🧾 PWON Rp5,54 triliun.
🔍 Kas 1,27x nilai notes.
🔒 Agunan dan ruang gerak
⛓️ DART agunan
🏢 Aset utama dijadikan agunan.
🏦 Icon Tower dan Chase Plaza dijaminkan.
📄 Piutang dan persediaan ikut diagunkan.
🗝️ PWON tanpa agunan lahan
✅ Tanah dan bangunan tidak diagunkan.
🧾 Notes dijamin corporate guarantee entitas anak.
⏱️ Efisiensi operasional
📨 DSO
⚡ PWON 6,8 hari.
🐢 DART 11 hari.
🔍 DART 1,62x lebih lama.
📦 DI
🧳 PWON 894 hari.
🎒 DART 77 hari.
🔍 PWON 11,61x lebih lama.
🔁 CCC
🧱 PWON 864,3 hari.
🏃 DART 38 hari.
🔍 PWON 22,75x lebih panjang.
⚖️ Risiko non-keuangan
🚧 DART sengketa lahan
🧾 Kampung Bandan 64.277 m² dengan KAI.
📌 PK dikabulkan Oktober 2022.
🗂️ Masih urus rekomendasi perpanjangan HGB.
🗂️ PWON administrasi HGB
📄 27,11% aset real estat masih proses HGB.
Ini lah bukti kalau harga saham itu dikendalikan bandar, bukan fundamental.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/9









Porto khusus Bank...strategi sederhana aja, pokoknya kalo gak naik minimal 50% gak ane jual. dapat dividen tiap tahun aja sudah cukup, dapat dividen langsung pindah ke porto sebelah buat beli sektor lain 💰 .
Strategi tinggal tidur 😴
.
.
$BBCA $BBRI $BMRI

berapa persen (%) return investasi dalam sebulan dari portomu yang kamu harapkan secara konsisten by compunding tiap bulan tanpa henti?
Random Tag : $CDIA $BMRI $RAJA
$DMAS vs $BEST: Duel Kawasan Industri
Lanjutan dari External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Banyak investor yang suka membandingkan DMAS dan BEST. Dua-duanya sama-sama main di Bekasi, tapi kualitas duitnya beda kelas, dan itu kelihatan jelas di angka. BEST punya total pendapatan 9 bulan 2025 cuma Rp246,08 miliar dan turun 21,7% dari Rp314,32 miliar, sementara DMAS masih mencetak Rp779,58 miliar walau anjlok 53,8% dari Rp1,68 triliun. Di saat pasar lagi tidak ramah, yang menentukan bukan cuma luas lahan, tapi seberapa cepat lahan itu berubah jadi kas. BEST punya days sales outstanding (DSO) sekitar 199,9 hari, artinya uangnya nyangkut lama di piutang, sedangkan DMAS DSO mendekati 0 hari karena banyak transaksi dibayar di muka dan masuk sebagai liabilitas kontrak Rp202,5 miliar. BEST sudah sampai pada fase harus mengunyahkas sendiri untuk bayar cicilan, DMAS justru memilih tidak pakai utang bank walau fasilitas Rp1,5 triliun dari Bank Mandiri ada. Jadi kalau investor cuma membandingkan DMAS dan BEST dari harga saham atau luas lahan, itu bukan analisis, itu tebak-tebakan yang dibungkus angka. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi umur, BEST lahir lebih tua, berdiri 24 Agustus 1989 dan sudah operasi komersial sejak 1990, lalu baru IPO 10 April 2012 dengan harga Rp170 per saham. DMAS berdiri 12 November 1993, operasi komersial April 2003, IPO 29 Mei 2015 dengan harga Rp210 per saham. Umur lebih tua tidak otomatis lebih kuat, karena yang menentukan itu model monetisasi lahan dan disiplin neraca, bukan sekadar sejarah panjang.
Sekarang masuk ke inti yang biasanya bikin investor salah fokus, persediaan dan land bank. BEST itu modelnya industrial estate yang super-terkonsentrasi di kawasan industri MM2100 di Cikarang Barat, Bekasi. Total persediaan tanah BEST sekitar Rp4,77 triliun, terdiri dari persediaan lancar Rp1,58 triliun dan persediaan tidak lancar Rp3,19 triliun, plus ada properti investasi nilai buku neto Rp121,07 miliar dengan luas 65.221 m² untuk bangunan pabrik standar, hotel, dan perkantoran. DMAS pusatnya Kota Deltamas di Bekasi, persediaan lancar Rp3,96 triliun dan persediaan tidak lancar Rp1,26 triliun, lalu luas lahannya kelihatan besar secara fisik, lahan sedang dikembangkan 5.964.946 m², lahan belum dikembangkan 2.060.270 m², properti investasi 74.202 m², total sekitar 8.099.418 m² atau 809,9 hektar. Kalau hanya pakai kacamata siapa yang paling luas, DMAS menang dan terlihat gagah, tapi investor tetap harus tanya pertanyaan yang lebih penting, seberapa cepat luas itu jadi pemasukan, dan seberapa mahal biaya menunggu luas itu matang.
Komposisi pendapatan juga membuka karakter dua emiten ini. BEST pada 9 bulan 2025 punya recurring income yang relatif dominan untuk ukuran developer, total recurring sekitar Rp130,34 miliar atau 52,9% dari pendapatan, berasal dari jasa dan sewa Rp119,33 miliar ditambah hotel Rp11,01 miliar. Non-recurring income penjualan tanah BEST Rp92,08 miliar atau 37,4%, dan ini yang jatuh keras dibanding tahun lalu Rp170,21 miliar. DMAS kebalikannya, dia masih sangat bergantung pada non-recurring, penjualan properti Rp755,38 miliar atau 96,9% dari total pendapatan, sementara recurring hanya Rp24,19 miliar atau 3,1% dari sewa dan hotel. Ini membuat DMAS terasa seperti mesin yang bisa meledak besar saat demand industri kencang, tapi bisa ikut turun tajam saat siklus melambat. BEST terasa lebih stabildi permukaan karena ada recurring, tapi stabil belum tentu sehat kalau stabilnya itu kecil dan tidak cukup menutup beban dan kewajiban finansial. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bagian yang paling jarang dibahas orang tapi paling menentukan itu kualitas arus kas. Cash flow from operations (CFO) BEST negatif Rp33,71 miliar dan rugi bersih Rp19,31 miliar, jadi CFO lebih buruk dari laba, sinyal klasik modal kerja dan penagihan yang bikin napas pendek. Capital expenditure (CAPEX) BEST juga jalan, ada uang muka pembelian tanah Rp22,3 miliar, pembelian aset tetap Rp4,8 miliar, dan penambahan properti investasi, hasilnya free cash flow (FCF) negatif sekitar Rp58,67 miliar. Ini bukan sekadar merah sementara, ini pola yang bikin perusahaan harus cari oksigen dari kas lama atau dari bank. Buktinya BEST membayar pokok utang bank Rp110,28 miliar dengan menggerus kas, saldo kas turun dari Rp327 miliar ke Rp159 miliar, artinya ruang aman makin sempit.
DMAS juga tidak sempurna, tapi ceritanya beda. Laba DMAS Rp525,63 miliar, tapi CFO hanya Rp68,37 miliar, terlihat anehkalau investor berharap CFO mengikuti laba. Namun penjelasan yang lebih masuk akal adalah DMAS lagi agresif membeli tanah dan ekspansi, terlihat dari pengeluaran kas untuk perolehan aset Rp152,73 miliar, sehingga FCF negatif Rp84,35 miliar. Bedanya, DMAS punya kas Rp457,16 miliar dan tidak punya utang bank jangka pendek, bahkan fasilitas Rp500 miliar sudah dilunasi April 2025 dan fasilitas baru Rp1,5 triliun dari Bank Mandiri $BMRI dipilih untuk tidak dipakai. Ini tipe FCF negatif yang sifatnya pilihan strategi, bukan keterpaksaan karena kehabisan napas.
Struktur utang juga membelah dua karakter ini dengan jelas. BEST secara eksplisit membiayai land bank dan revenue dengan utang, ada plafon fasilitas kredit Bank Mandiri sampai Rp1,47 triliun, dijamin dengan pengalihan hak atas perjanjian penjualan tanah dan jaminan tanah 962.983 m². Ini membuat BEST sensitif terhadap penurunan penjualan tanah, karena ketika non-recurring drop, beban cicilan dan kebutuhan likuiditas tetap jalan. DMAS justru menunjukkan gaya konservatif, fasilitas ada tapi tidak dipakai, sehingga tekanan bunga dan risiko refinancing jauh lebih kecil. Buat investor, ini pembeda level risiko yang nyata, bukan kosmetik.
Soal efisiensi siklus kas, keduanya sama-sama menyimpan tanah untuk masa depan, tapi tingkat ekstremnya beda. Days inventory (DI) BEST sekitar 13.090 hari, DI DMAS sekitar 5.897 hari, sama-sama mencerminkan industrial estate itu game panjang, tapi BEST lebih panjang napasnya di stoksementara sumber napas kasnya justru melemah. Days payable outstanding (DPO) BEST sekitar 47,9 hari dan DMAS sekitar 47 hari, mirip, jadi pembeda utama bukan di utang usaha, melainkan di penagihan dan manajemen kas masuk. BEST perlu menunggu lama untuk mencairkan piutang, DMAS banyak dibayar di depan, itu perbedaan yang sangat menentukan saat siklus sedang turun. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Risiko non-operasional juga ada, walau bentuknya bukan sengketa lahan fisik yang heboh. BEST punya sengketa pajak banding Rp3,56 miliar untuk perusahaan dan Rp21,90 miliar untuk entitas anak PT Bekasi Surya Pratama. DMAS tidak disebut punya sengketa lahan, namun ada tanah 3.954 m² yang dijaminkan terkait kerja sama dengan PT Jasamarga Japek Selatan. Risiko seperti ini tidak otomatis fatal, tapi investor perlu sadar, ketika arus kas lagi ketat, perkara pajak dan jaminan aset bisa jadi pemicu tambahan yang bikin manajemen makin terbatas ruang geraknya.
Dari sisi pengendali, BEST dikaitkan dengan keluarga The Ning King dan punya relasi dengan PT Argo Manunggal Land Development (AMLD) sebagai pemilik 48,14% dan PT Megalopolis Manunggal Industrial Development (MMID). DMAS punya struktur pemegang saham dengan Sinarmas Land sebagai ultimate parent, PT Sumber Arusmulia 57,28% dan Sojitz Corporation 25,00%. Ini penting bukan untuk drama nama besar, tapi untuk membaca gaya manajemen risiko, akses jaringan tenant, dan kemampuan menahan siklus. Di industrial estate, jaringan dan kredibilitas itu sering lebih menentukan daripada brosur marketing. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
DMAS sedang terpukul di pendapatan karena siklus penjualan, tapi neracanya masih seperti orang kaya yang memilih tidak berutang, jadi ketika momen balik arah datang, dia punya amunisi. BEST punya recurring yang terlihat menenangkan, tapi CFO negatif, FCF negatif, kas turun tajam, dan ada ketergantungan kredit, jadi saat penjualan tanah melemah, risiko likuiditasnya terasa lebih dekat. Banyak investor salah kaprah menganggap recurring otomatis lebih aman, padahal recurring yang tidak cukup besar itu hanya membuat rugi terasa lebih lambat, bukan membuat bisnis kebal.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

kenapa harus pasar saham, karena saya malas berkumpul kalau tidak menghasilkan uang dan ilmu.
$CUAN $BMRI $ANTM
CKPN Masih Jadi Pemberat? Laba Bersih BBRI November 2025 Turun 9%!!!
BBRI masih melanjutkan penurunan laba bersih posisi November 2025 untuk kinerja bank only, meskipun dari sisi pendapatan dan laba kotornya ada kenaikan.
Dimana sepanjang sebelas bulan tahun 2025 BBRI mencatat kenaikan pendapatan yang tipis 1% saja secara yoy dari Rp147,9 triliun menjadi Rp149,8 triliun. Pendapatan bunga bersih atau laba kotornya bisa naik 3% menjadi Rp103,4 triliun, sedangkan laba bersih turun 9% menjadi Rp45,4 triliun.
Turunnya laba bersih disebabkan beberapa hal, seperti cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang naik 7% menjadi Rp37,8 triliun, kemudian ada penurunan pendapatan lainnya, kerugian transaksi spot dan derivatif yang naik, serta ada kenaikan beban lainnya sebesar 12%.
Jika kita melihat dari sisi neracanya terkhusus pinjaman dan simpanan dana pihak ketiga (DPK), BBRI mencatat pinjaman kredit sebesar Rp1.306,5 triliun posisi November 2025 yang naik 7% secara yoy.
Kemudian untuk simpanan DPK, deposito-nya turun 7% menjadi Rp441,4 triliun, ini bagus karena deposito mempunyai beban bunga paling tinggi dibandingkan giro dan tabungan, kondisi ini akan menekan beban bunga dan membuat pendapatan bunga bersih naik. Sedangkan simpanan DPK dari giro dan tabungan (CASA) ada kenaikan 11% secara yoy menjadi Rp1.018,5 triliun. Untuk loan to deposit ratio (LDR) masih terjaga pada level 89%.
Kenaikan pendapatan BBRI yang tipis 1% saja itu wajar karena kondisi daya beli masyarakat yang masih belum bagus dan tetap berhati-hati dalam menyalutkan kreditnya. Kondisi ekonomi Indonesia yang belum bagus juga bisa dilihat dari CKPN BBRI yang naik 7%.
Suku bunga Bank Indonesia yang dalam tren turun dan adanya potensi pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak dua kali pada tahun 2026 nanti menjadi kabar yang positif untuk BBRI, dimana hal ini berpotensi meningkatkan kinerja pendapatan sampai laba bersih ke depannya, karena pinjaman kredit berpotensi naik lebih tinggi dan CKPN bisa turun saat ekonomi serta daya beli masyarakat terjadi perbaikan.
Sedangkan kinerja BBRI dalam hitungan satu bulan posisi November 2025 vs Oktober 2025 mencatat kenaikan pendapatan 3% dan laba kotor naik 11%, yang terdorong oleh turunnya simpanan dana pihak ketiga dan tren suku bunga yang turun.
CKPN BBRI naik 37%, tapi beberapa pendapatan operasi lainnya juga menguat yang membuat laba sebelum pajak bisa naik 6%, tapi karena kenaikan beban pajak cukup tinggi membuat laba bersih turun 1%.
Holder BBRI masih mau lanjut hold?
👉 Join ke channel Telegram buat dapetin insight lainnya! Klik link di bio.
Disclaimer: Konten ini dibuat dengan tujuan informasi dan edukasi, bukan merupakan rekomendasi untuk jual, beli, atau hold suatu saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing investor.
$BBRI $BBCA $BMRI
1/3



UPDATE MOON ANALISIS UNTUK BULAN DES-JAN
Setelah koreksi natal IHSG siap Tancap gas kembali target 8888
minggu depan setelah libur natal akan ada cum date big bank dan sentimen politik (PERESMIAN PENUTUPAN PERDAGANGAN 2025) saya berharap pak purbaya hadir di Bursa Effek Indonesia.
pasti $IHSG "DANDAN" Terlebih dahulu sebelum ketemu pak menteri dong
$BBRI $BMRI
1/2


$BBKP ada apa ni
https://cutt.ly/Ytdkfch3
papan ucapan dari karyawan yg di PHK langsung di buang
$SUPA $BMRI

Setahun hold $BNGA di sebelah. Terimakasih sudah menemani hari hariku wkwk. Nanti masuk bulan Februari lagi.
senggol:
$BBRI $BMRI

HIT YA $IHSG SUDAH KOREKSI NYA. MINGGU DEPAN SUDAH BISA BULLISH DENGAN SENTIMEN CUM DATE BIG BANK $BBRI $BMRI

sangkut itu sementara.. jangan sampai asupan nutrisi terganggu supaya gak ngaco dan halu pikirannya.
zinc, magnesium, VIT D dan b complex sangat penting buat menjaga kalian ketika sangkut agar tetap waras
thanks 2025. 2026 Im ready...
$BMRI $PGAS $ADRO
$BBTN. ok mksh wlw nipis cuannya, mau pindah dl ke saham Inet, Pas lg Momentum RI nya di setujui OJK tgl 2 Januari, mumpung msh murah bnr, ijin tag $BMRI

Jakarta, CNBC Indonesia — Sepanjang perdagangan sesi I, asing mencatat net buy sebesar Rp2,5 triliun di seluruh pasar. Akan tetapi diperkirakan sebagian besar transaksi terjadi di pasar negosiasi.
Separuh jalan perdagangan hari ini, nilai pembelian asing mencapai Rp4,7 triliun, jauh melampaui ni...

www.cnbcindonesia.com

yaelah dek ,langsung haka aja ,masih murah harga $BMRI ini skrng ,cuman beda berapa tik doang kok ribet wkwkw ,sebelum 🚀🚀🚀🚀🚀🚀 nanti menyesal tidak ikut pesawat lepas landassss 🚀🚀🚀🚀🚀🚀
Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi 1 hari ini, Rabu (24/12/2025) nyaris tidak bergerak dari posisi kemarin.
Setelah dibuka menguat 0,15%, indeks sempat terperosok ke level 8.553,7 atau koreksi 0,35%. Sepanjang sesi pertama indeks bergerak pada rentang 8.55...

www.cnbcindonesia.com

$BMRI $BBRI $BBCA
Ada yang punya analisa/perhitungan kalau MSCI ganti aturan free float dan pengaruhnya ke big banks ?. Di salah satu podcast denger kalau ganti bisa kena outflow
Kalian itu di saham jangan kaya anak kecil, loss dikit dibilangnya dirampok, kalau cuan kalian merasa diri kalian yg hebat.
Sy masih suka heran sm orang orang yg beli pakai jari mereka sendiri, hold pun keputusan mereka sendiri.
Tidak ada yg ngajak beli dan tidak ada juga yg nyuruh mereka harus beli. Anehnya kalau loss merasa terdzalimi.
Saham turun salah influencer, saham naik dipompom influencer.
Saham naik PBVnya 10x pun influencer yg salah karena katanya pompom saham gorengan.
Tuh ada investor $BMRI $BBRI $ACES sahamnya turun terus gak naik naik, tapi investornya ttp happy happy aja makan dividen 4%++ setiap tahunnya…