Volume
Avg volume
PT Blue Bird Tbk memulai kegiatan komersilnya dan bergabung dalam kelompok usaha blue bird grup di tahun 2001. Kini perseroan telah berkembang menjadi sebuah kelompok usaha besar dengan 15 Entitas Anak yang memfokuskan diri pada kegiatan usaha di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat antara lain : sewa bus, sewa kendaraan, dan jasa penyediaan taksi (reguler dan eksekutif). Saat ini layanan Perseroan dapat dinikmati di wilayah Jadetabek, Bali, Bandung, Batam, Cilegon, Lombok, Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta, baik di pusat bisnis maupun tujuan wisata.
Wah, sudah ada transportasi baru kah ?
Mobil EV? asikk, pengen coba naik mobil.
Semoga tarif nya bisa lebih murah dan ramah kantong. Soalnya berasa banget, ama transportasi umum yang saat ini, mahal banget.
cc:
@midnight0909
Random sekali, keyboard wireless random: $GOTO $BIRD $WEHA $BOBA $KMDS
I don’t sit still, I trade fast and take my profits daily!
Closing session pertama di hari Senin dengan matched jual $BIRD
🕊🕊🕊
Greed is the enemy of great trades.
Enaknya makan siang apa ya panas-panas gini?
Ayam betutu gass kali ya??
🍹🍹
$UNVR $SMIL $SILO $BREN
1/2
I don’t hold,I cash out with confidence and take profits every day!
Matched jual $BIRD today!
#AntiCutLoss
$BBRI $BREN $LSIP $ISSP
“Behind every stock is a company. Find out what it’s doing.” - Peter Lynch
Company yang mudah ditebak aktivitas dan produknya berlabel "Boring Company"
Dari dulu produknya itu-itu saja, tapi..mereka bisa mempertahankan kualitas produknya di tengah banyaknya kompetitor
$ULTJ salah satunya, dimana susu coklatnya tetap bertahan biarpun banyak gempuran dari brand lainnya
$PBID, biarpun banyak sentimen jelek lingkungan mereka tetap konsisten menjual plastik kemasan, karena pada nyatanya memang itu yang dibutuhkan dalam membungkus barang"
Berbeda dengan emiten tambang seperti INDY $ADRO yang memgembangkan bisnis non tambang karena isu EBT
Terakhir ada emiten yg bru saya entry $BIRD, tetap bertahan dan berkembang sekalipun persaingan dari $GOTO, Grab, Maxim
List buku" yang saya baca
https://stockbit.com/post/16191244
The road to wealth begins with a single investment, Perjalanan menuju kekayaan atau kesejahteraan selalu dimulai dari satu langkah kecil, yaitu investasi pertama, selebihnya let your experience lead. https://cutt.ly/CeFLuZRO
$MPMX $SSMS $BIRD $UCID $GEMS
BIRD: Royalti 2%, Celah PSP Ambil Cuan?
-------
Transaksi afiliasi merupakan hal yang umum terjadi dalam sebuah konglomerasi bisnis. Transaksi afiliasi bisa berbagai macam seperti pembelian bahan baku, sewa-menyewa tempat, pinjaman, bahkan royalti.
Salah satu transaksi afiliasi yang disorot dari $BIRD adalah beban royalti yang harus dibayarkan kepada PT Pusaka Citra Djokosoetono yang merupakan entitas pengendali Bluebird yang merupakan perusahaan keluarga Djokosoetono.
Beban royalti dari BIRD ini muncul pertama kali pada laporan Q4 2024 BIRD. Walaupun begitu, perjanjian royalti ini sebenarnya sudah ada sejak BIRD pertama kali IPO pada pada 2014 lalu.
“BIRD berhak untuk menggunakan Merek Jasa tanpa ada kewajiban pembayaran apapun kepada PT Pusaka Citra Djokosoetono (PCD) selama 10 tahun sejak pertama kali ditandatangani Perjanjian yaitu sampai dengan 24 Juli 2023, namun perjanjian tersebut berubah dan dimulai sejak 13 November 2013.
BIRD Setuju untuk membayar biaya lisensi kepada PT Pusaka Ciptra Djokosoetono sebesar 2% dari total pendapatan bersih per tahun yang dibayarkan setiap akhir tahun.”
10 tahun, artinya BIRD wajib membayar lisensi 2% terhitung sejak November 2023. Match. Beban royalti muncul pada lapkeu Q4 2023.
Kenapa BIRD harus membayar royalti 2%?
Jika teman-teman sering membaca lapkeu perusahaan konglomerasi, sebenarnya ada 1 pola yang bisa kita temukan. Banyak perusahaan yang “Merek” nya berada di luar perusahaan.
Gimana maksudnya?
Jadi dalam beberapa bisnis, pemilik brand dan “manufaktur” berada dalam entitas yang berbeda. Sederhana nya misalkan keluarga anda memiliki bisnis dengan merek “Buatan Rumah” merek ini didaftarkan dan dimiliki oleh orang tua anda, anda sebagai anak diberikan kebebasan untuk membuka cabang dan menggunakan merek “Buatan Rumah.”
Walaupun anda juga membuka cabang dengan merek “Buatan Rumah”, tapi gak menghilangkan kenyataan bahwa anda bukan pemilik merek “Buatan Rumah.”
Jadi dalam kasus BIRD, semua merek Bluebird, Bigbird, Silver Bird dll didaftarkan oleh PT Pusaka Citra Djokosoetono (Gambar 1). Bahkan didaftarkan bukan hanya untuk kode kelas 39 yang berisikan mengenai jasa transportasi, PT PCD juga mendaftarkan merek Bluebird juga berbagai jenis usaha lain seperti alat musik, merek pipa dll.
Nah karena pemegang merek “Bluebird” itu adalah PT PCD, maka PT PCD berhak untuk menarik royalti atau lisensi dari merek tersebut.
Tapi itu kan masih satu bagian grup? Apakah ini praktik curang PSP untuk ambil keuntungan?
Well, ini interpretasi setiap orang bisa berbeda-beda. Faktanya, royalti bukan hanya ada di perusahaan BIRD!
Kita ambil contoh di $ICBP (Gambar 2) membayar beban royalti sebesar 1,5% dari penjualan net mie instan.
Begitu pula $UNVR , bahkan mencapai 3% dari total penjualan kepada pihak ketiga.
Satu hal yang harus disadari adalah, beban royalti BIRD ini bukan tanpa aba-aba, tapi sudah di mulai sejak 10 tahun lalu saat mereka pertama kali IPO.
Walaupun begitu royalti “hanya” 2% ini sebenarnya berdampak cukup “material.”
Mari kita buat simulasi dari Laporan Kuangan FY 2023:
Pendapatan: Rp 4.422 Miliar
Adj Net Profit: Rp 499 Miliar (tanpa beban lisensi merek)
Royalti: Rp 88 Miliar
Dengan memperhitungkan royalti, maka net profit Rp 411 Miliar
Rp 499 Miliar vs Rp 411 Miliar, turun 18%. “Lumayan” kan?
Lalu, ada gak opsi untuk tidak membayar 2% tersebut?
Dalam prospektus BIRD 2014 lalu ada ketentuan yang menyatakan:
“PT PCD dapat meninjau kembali besaran (royalti) pada ulang tahun ke-15 (lima belas) sejak tanggal Perjanjian ini. Apabila Para Pihak tidak dapat menyetujui biaya lisensi royalti yang baru setelah bernegosiasi dengan itikad baik, maka biaya lisensi royalti tersebut akan tetap sebesar 2% dari pendapatan bersih Perseroan per tahun untuk sisa Masa Berlaku.”
Yup berdasarkan perjanjian, butuh waktu untuk melakukan hal tersebut. Sebenarnya ada 1 langkah yang bisa ditempuh, yaitu membeli lisensi atau merek tersebut. Hal ini pernah terjadi pada SIDO (Gambar 3)
Dulu $SIDO membayar royalti resep jamu kepada perusahaan keluarga Hidayat, CV Mekar Subur, lalu dilakukanlah pembelian atas resep jamu tersebut untuk menghentikan pembayaran royalti pada 2018.
Sebagai pemegang saham BIRD, apakah langkah ini bisa diusulkan kepada manajemen?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, KelaSaham memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dengan “orang dalam” BIRD.
Teman-teman juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dalam #InsiderTalk dengan BIRD pada Jumat ini, 15 November 2024 Pukul 10.00 WIB via Zoom.
Untuk mendapatkan link pendaftaran, teman-teman bisa join dalam Group Telegram “KelaSaham - Community” terlebih dahulu ya!
Link https://bit.ly/3YZBp37
1/4
Setelah 1 tahun invest di IHSG berikut ini adalah hal hal yang gua belajar berdasarkan pengalaman dan kesalahan:
*Passive or Active Investor? Klo gua si mixed ya jadi formula gua untuk maksimalkan cuan dengan return passive stocks harus lebih besar dari trading stocks gua. So losses dari trading bisa ke absorb.
*What’s your risk averse level? Ini bisa dijadiin benchmark ya return per tahun lu mau berapa dan pastinya harus lebi tinggi dr obligasi atau deposito dong. Ingat aja high risk= high return while low risk= low return. Tapi dalam mengambil resiko gua selalu ingat bahwa excessive risk taking could lead to a punishment, sebagai contoh ingat aja gfc.
*The importance of geopolitical situation around the world, jadi harus rajin buka news platform tapi ingat jauhin media biased. Apalagi klo beli saham energi ya wkwkw.
*Seberapa mengerikan asing. Masi ingat gua harus cl parah karena asing lg buang barang 🥲
*Do your own research, ini terdengar simple tapi kadang orang ttp melupakan hal ini dan tergiurkan dengan bullshit media. Ingat aja yang lu main adalah uang lu bukan uang orang lain. 😧
$IHSG $BIRD $ASII $JPFA $INCO
ODT Today
$BIRD
$BUMI
$GOTO
$PANI
$SPRE
Open Lower, jangan masuk.. Naik slowly, Entry... Khusus BUMI Mode Swing..
Do Your Own Research Silahkan (Diriset Kembali)
#Yang Terbaik Jangan Gegabah
Terima Kasih Koreksinya Yah Kak Yah🎀
Tidak Menerima Debat, Debat Block Permanen 🚫⚠️🤭
Tag :
$BIRD $BSDE
1/10
Depresiasi BIRD: Agresif atau Konservatif?
------------
Tulisan $BIRD sebelumnya bisa baca di sini https://stockbit.com/post/16315957
Sebagai perusahaan Taksi, jelas kalau aset terbesar yang dimiliki oleh PT Blue Bird Tbk (BIRD) adalah armada atau kendaraan. Per Q3 2024, nilai aset Armada mencapai Rp 3,5 Triliun, nilai aset ini setara dengan 45% dari total Aset BIRD secara keseluruhan.
Armada taksi memiliki umur ekonomis sehingga harus didepresiasi setiap tahunnya. Nilai depresiasi ini juga perlu kita berikan perhatian khusus karena merupakan salah satu beban langsung yang cukup material karena mencapai 12% dari pendapatan BIRD di 2023 (Gambar 1)
Bagaimana cara BIRD mengakui nilai aset yang ada? Berapa beban depresiasinya setiap tahun?
Apakah nilai depresiasi yang dilakukan BIRD sudah cukup optimal? Ataukah sangat agresif sehingga laba yang tercatat tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya?
Untuk menjawab hal ini kita perlu melihat kebijakan akuntansi yang dilakukan BIRD terutama pada akun “Armada dan peralatannya” (Gambar 2)
Ada beberapa yang bisa kita note disini.
“Penyusutan untuk armada dihitung menggunakan nilai residu 40-50% dari harga perolehan dengan manfaat ekonomis 4-6 tahun”
Jadi untuk mempermudah kebijakan ini, kita pakai ilustrasi saja. Kita asumsikan BIRD membeli 1 kendaraan armadanya senilai Rp 250 juta. Kemudian depresiasi akan dihitung dari nilai residu kendaraan tersebut.
Nilai residu adalah perkiraan nilai suatu aset setelah umur manfaatnya selesai. Dalam kasus ini, BIRD memperkirakan nilai residu mobilnya adalah **40%-50% dari harga perolehan**. Kita ambil 50%, jika mobil dibeli dengan harga Rp250 juta, BIRD memperkirakan bisa menjual kembali mobil tersebut seharga Rp125 juta setelah selesai digunakan.
Selesai digunakan disini adalah dari umur ekonomisnya. Kita ambil masa penggunaan 5 tahun, artinya depresiasi kendaraan tersebut adalah sebesar Rp 25 juta per tahun (Rp 125 nilai residu dibagi 5 tahun umur ekonomis).
Jadi, setelah 5 tahun, mobil ini "habis umur manfaatnya" di pembukuan, tetapi masih memiliki nilai sisa Rp100 juta yang bisa dijual kembali.
Alasan pendekatan ini dilakukan adalah karena kenyataannya armada mobil ini masih memiliki nilai jual yang signifikan setelah digunakan.
Ini juga sejalan dengan langkah yang dipakai manajemen untuk meremajakan kendaraan taksi reguler dan taksi eksekutif setelah kendaraan tersebut mencapai umur lima tahun. Hal ini dilakukan manajemen agar harga jual kembali armada BIRD bisa lebih tinggi dan bisa menjadi sumber arus kas yang baik dalam kegiatan operasional perusahaaan, perdagangan mobil ini dilakukan lewat entitas PT Pusaka Mitra Mobilindo.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah cara depresiasi BIRD ini agresif? Atau konservatif?
Untuk menjawab hal ini kita bisa melihat track record dari penjualan mobil bekas yang dilakukan BIRD. Clue nya ada pada selisih harga penjualan dengan nilai residu kendaraan yang tercatat. Hasilnya bisa dilihat pada gambar 3.
Jika kita lihat selama 10 tahun terakhir, BIRD “selalu” berhasil mencatatkan keuntungan dari penjualan aset armada mereka, hanya di 2020 BIRD mengalami kerugian sebesar Rp 4 Miliar karena menjual dibawah nilai tercatat.
Dari sini lah kami menarik kesimpulan bahwa konsep akuntansi yang dilakukan BIRD sudah cukup baik dan tidak agresif.
Hal ini menjadi menarik mengingat kontrol aset yang harus dilakukan BIRD sejalan dengan ekspansi dan kontrol aset mobil mereka sehingga tidak mengalami kerugian. Bagaimana cara BIRD mampu melakukan strategi ini?
Apakah strategi ini bisa dilakukan untuk kendaraan listrik?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, KelaSaham memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dengan “orang dalam” BIRD.
Teman-teman juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dalam #InsiderTalk dengan BIRD pada Jumat ini, 15 November 2024 Pukul 10.00 WIB via Zoom.
Untuk mendapatkan link pendaftaran, teman-teman bisa join dalam Group Telegram “KelaSaham - Community” terlebih dahulu ya!
Link https://bit.ly/3YZBp37
Tag $GOTO $ASII $ASSA $NISP
1/4
$BIRD
Akumulasi
01 oktober - 12 November 2024
Net Volume 280,148
Net Value 57.3 B
Average buy (Rp) 2,047
$AMMN $AMRT $ASGR $BIRD $BLES
Rabu 13.11.2024
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
1/5
Lah ilah dari kemaren2 $BIRD udah turun, ente kemana aja?😂😂.. giliran naik minta turun..giliran turun ga berani beli wuakakakak
$BIRD : Turnaround Story yang Masih Berlanjut?
------
Apa layanan transportasi mobil yang sering kalian digunakan?
Bluebird, GrabCar atau GoCar?
Saat membuat polling di Instagram @kelasaham pagi tadi, hasilnya menunjukan bahwa
56% - GoCar ( $GOTO )
22% - Grab
22% - Bluebird ( BIRD )
Hal ini mungkin bisa dipahami karena salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen adalah soal “harga.” Kami akhirnya membuat simulasi untuk membandingkan tarif dari masing-masing layanan ini, hasilnya bisa teman-teman lihat pada gambar 1.
Titik jemput kami buat di tempat yang sama, Lobby Timur Living World Alam Sutera dan dengan titik pengantaran yang sama juga, Central Park Mall Jakarta Barat, hasilnya:
- BIRD - Rp 123.000
- GRAB - Rp 92.000
- GOTO - Rp 91.500
Yes, BIRD lebih “mahal” dibandingkan GrabCar dan GoCar.
Dengan harga yang lebih mahal, kok masih “banyak” yang memilih memakai layanan Bluebird? Sebenarnya ada apa? Dari scuttlebutt yang kami lakukan dari X kami menemukan beberapa komentar dan review mengenai pengguna BIRD, hasilnya bisa teman-teman lihat pada gambar 2.
Disclaimer: KelaSaham tidak diendorse oleh BIRD! Kami juga tidak memiliki posisi dalam BIRD.
Tanpa mendiskreditkan pihak tertentu dan tentunya kami juga menemukan review yang negatif, banyak dari konsumen BIRD yang lebih memprioritaskan “kenyamanan” alih-alih harga murah.
Hal inilah yang membawa kami ke pertanyaan, apakah BIRD memiliki MOAT Switching Cost?
Jika kita lihat track record BIRD dalam 10 tahun terakhir, kita bisa melihat bahwa laba BIRD bertumbuh dari tahun 2013-2015. Kemudian di 2016 terjadi lah “disrupsi” pada bisnis transportasi sejak hadirnya Grab dan Gojek.
Tahun 2016 bisa dibilang jadi awal mula tahun yang berat bagi perusahaan taksi konvensional karena pada masa itu menjadi awal mula pertumbuhan transportasi online di Indonesia, terutama bagi GoJek dan Grab.
Pada 2016 (gambar 3) laba bersih BIRD turun 38% dari Rp 824 Miliar di 2015 menjadi Rp 507 Miliar. Tak hanya BIRD, TAXI juga babak belur, di 2015 laba $TAXI Rp 32 Miliar setahun kemudian di 2016 TAXI mengalami kerugian hingga mencapai Rp 186 Miliar.
Saat itu baik Grab dan Gojek memang memberikan promo yang besar-besaran yang membuat harganya menjadi sangat murah, preferensi konsumen akhirnya jadi semakin banyak, mereka memiliki pilihan yang semakin banyak dan menawarkan hal yang murah.
2016-2019 bisa dibilang jadi tahun yang berat karena laba BIRD terus menurun selama periode ini. Kemudian COVID-19 datang dan tak tanggung-tanggung membuat BIRD babak belur sehingga harus mencatatkan kerugian mencapai Rp 161 Miliar (Gambar 3)
Berselang pasca COVID, BIRD melakukan turnaround hingga mencatatkan laba Rp 358 Miliar di 2023 dan Rp 453 Miliar di 2023. Bahkan dalam kinerja terbaru, BIRD berhasil mencatatkan laba hingga Rp 436 Miliar hingga Q3 2024.
Apakah story turnaround ini akan berlanjut?
Apa strategi yang akan dilakukan manajemen agar bisa mempertahankan kinerja yang baik dalam jangka panjang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, KelaSaham memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dengan “orang dalam” BIRD.
Teman-teman juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dalam #InsiderTalk dengan BIRD pada Jumat ini, 15 November 2024 Pukul 10.00 WIB via Zoom.
Untuk mendapatkan link pendaftaran, teman-teman bisa join dalam Group Telegram “KelaSaham - Community” terlebih dahulu ya!
Link https://cutt.ly/NeHN0iga
Tag $ASII $ASSA
1/4
Berkesempatan visit emiten $BIRD hari ini, cukup menyenangkan. Mendapatkan update informasi kinerja, prospek, dan sesi tanya jawab. Ditutup dengan berkeliling area pool Bluebird Group.
@fadhilonn 👀
$BIRD !
saat ini kembali re-test support uptrend ya, tim melihat selama support ini ga jebol maka ada potensi untuk BIRD bisa kembali rebound dan tes resistance 2160 jika kuat break maka next target BIRD ada di area 2410 tapi jika support uptrend ini jebol maka lebih baik hindari saham ini terlebih dahulu ! good luck ! #BukanRekomendasi #AnalisaKembali #NoPomPom #DisclaimerOn #NFA #DYOR #BukanRekomendasi
More Info & FREE Research ?
check here https://cutt.ly/7eHOSRcu
***belajar Trading di $BIRD cuan 7 jutaan***
Saya belajar psikologi trading melalui konten di youtube, katanya bukan prosentase keuntungan yg nunggu tinggi, tapi modalnya dibesarin.
Lalu saya praktek, Saya memilih emiten yg sedang up trend.
Lalu mencoba mengalaminya sendiri, modal kecil dan modal besar.
Tantangannya adalah kapan entry dan kapan exit. Saya melihat bid offer.
Swing. Rata-rata hitungan hari saya keluar.
Saya beli BIRD dg modal Rp 26 juta, ketika floating profit 2%, saya jual. Dapat cuan Rp 600 ribuan.
Lalu saya naikkan lagi modalnya ke Rp 70 jutaan, floating profitnya 2-3% saya exit take profit.
Lalu saya naikkan lagi modalnya jadi 100 jutaan, target kenaikan tetep sama 2-3%, saya keluar.
Dasar pengalaman ini membuat saya belajar dan terus menganalisa, salah satu yg saya catat dalam aturan trading rule adalah 'salah arah / salah membaca itu wajar, tapi harus tau batas'
Saya cut loss ketika saya merasa salah arah
5x trade, 1x loss, 4x win.
Akumulasi profit Rp 7 jutaan.
Saya jg makin menyadari kalo trading itu tdk perlu banyak-banyak. 1-2 emiten saja cukup setiap harinya, jika momentumnya tepat.
#dyor #catatanpersonal #disclaimer
1/3
Iseng pantau Performansi $BPTR ✅✅termasuk Q1 Q2 2022 - 2024 versi ROE dan ROA, Prospektus dan kondisi harga terakhir.
$BIRD , $RCCC , $WEHA $JAYA
Net Profit Q4 2024 hanya perkiraan, menunggu LKnya rilis
Ulasan Lawas https://stockbit.com/post/15261680
Website emiten : https://cutt.ly/jeHQqtKE
Prospektus https://cutt.ly/SeHQqtBA
LK Q3 2024 https://cutt.ly/seHQqtSx
File xls, https://cutt.ly/zeHQqt4a ulasan terbaru ada di sub sheet "Emiten ver. 1.1"
1/2