BBRI

BBRI

ID flagID flag

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

3,710

+40

(1.09%)

Today

277.71 M

Volume

230.09 M

Avg volume

Company Background

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI merupakan BUMN yang bergerak di bidang usaha perbankan, Bank terbesar di Segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan layanan micro banking terbesar di Indonesia maupun di dunia, Selain fokus pada segmen UMKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan. Melalui layanan e-banking yang didukung oleh 24.684 unit ATM serta 284.426 unit EDC yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, BRI bertekad untuk terus mendukung peningkatan efisiensi kegiatan perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kenyamanan dan... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI Oktober 2025: Harus Lebih Sering Cek Mental Debitur

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau saya melihat laporan keuangan bulanan BBRI di Oktober 2025 maka yang paling masuk akal dilakukan manajemen adalah makin sering melakukan tes mental para debitur nya. Apalagi kalau debiturnya punya mental memang niat menyusahkan mantri kredit dan sengaja bikin gagal bayar seperti salah satu user Stockbit yang kita lihat hari ini. Kalau memang niat gagal bayar sebaiknya jangan ambil utang dari awal. Coba bayangkan kalau kita yang memberi utang ke orang lain, lalu orang itu menolak bayar dengan sengaja padahal usahanya masih jalan. Kalau gagal bayar karena terpaksa karena usaha ambruk atau kena musibah besar ya masih bisa dimaklumi, mau bagaimana lagi. Tapi kalau gagal bayar karena merasa bisa memanfaatkan kelonggaran dan empati bank maka itu bukan sekadar masalah keuangan, itu masalah mental. Buat bank seperti BBRI, debitur dengan mental seperti itu pada akhirnya muncul dalam laporan keuangan sebagai beban kerugian penurunan nilai yang terus naik. Di titik ini manajemen tidak hanya mengelola angka di neraca tetapi juga mengelola moral hazard yang pelan-pelan menggerogoti kualitas aset dan laba. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ketika angka-angka Oktober 2025 disandingkan dengan Oktober 2024, kelihatan jelas BBRI sedang berada di persimpangan antara ekspansi agresif dan realita kualitas kredit yang menurun. Total aset naik ratusan triliun Rupiah, kredit tumbuh puluhan triliun Rupiah, dana murah menggelembung puluhan triliun Rupiah, tetapi laba bersih justru turun hampir 4,7 triliun Rupiah. Di atas kertas bank terlihat makin besar, tetapi rasio profitabilitas seperti ROA yang turun dari sekitar 2,51% menjadi sekitar 2,13% memberi sinyal bahwa setiap 1 Rupiah aset kini menghasilkan laba yang lebih sedikit. ROE juga ikut turun dari sekitar 14,74% menjadi sekitar 13,11%, artinya pemegang saham harus menerima imbal hasil yang lebih tipis meskipun neraca terus membesar. Di saat yang sama rasio provisi kerugian kredit terhadap total kredit naik dari sekitar 2,57% menjadi sekitar 2,60%, menandakan biaya untuk menutup risiko gagal bayar pelan-pelan memakan porsi yang lebih besar dari pendapatan. Lebih mengkhawatirkan lagi, rasio cakupan CKPN terhadap kredit justru turun dari sekitar 6,19% menjadi sekitar 5,61%, sehingga bantalan cadangan terhadap potensi kredit macet kelihatan makin menipis. Kombinasi angka ini menggambarkan bank yang masih berani menyalurkan kredit tetapi harus menanggung beban provisi dan risiko operasional yang melonjak, sehingga margin kenyamanan bagi investor menyempit. Dari sini wajar kalau pasar mulai mempertanyakan apakah strategi ekspansi BBRI masih seimbang dengan kemampuan manajemen mengendalikan mental debitur dan risiko yang menyertainya.

Secara struktur neraca, BBRI berhasil mendorong pertumbuhan aset individu dari sekitar 1.821,96 triliun Rupiah pada Oktober 2024 menjadi sekitar 1.929,84 triliun Rupiah pada Oktober 2025, naik kurang lebih 107,88 triliun Rupiah. Mesin kredit ikut bergerak, dengan total kredit individu yang meningkat dari sekitar 1.226,49 triliun Rupiah menjadi sekitar 1.289,07 triliun Rupiah, penambahan sekitar 62,58 triliun Rupiah. Ini menandakan fungsi intermediasi masih dijalankan secara aktif, bank tetap mengalirkan dana ke sektor riil meskipun risiko kredit terlihat naik. Net interest income juga masih tumbuh, dari sekitar 92,01 triliun Rupiah di sepuluh bulan 2024 menjadi sekitar 93,47 triliun Rupiah di sepuluh bulan 2025, naik kurang lebih 1,46 triliun Rupiah. Jadi dari sisi pendapatan bunga inti, bank ini belum menunjukkan tanda kehabisan tenaga. Pendanaan bahkan terlihat lebih kuat karena dana murah lewat giro naik dari sekitar 345,59 triliun Rupiah menjadi sekitar 449,90 triliun Rupiah, bertambah sekitar 104,31 triliun Rupiah. Kenaikan ini mendorong rasio CASA sisi giro dari sekitar 25,36% menjadi sekitar 30,60% yang artinya biaya dana jangka panjang berpotensi makin efisien. Ditambah lagi, fasilitas kredit yang belum ditarik nasabah atau uncommitted loan facilities melonjak dari sekitar 91,61 triliun Rupiah menjadi sekitar 154,93 triliun Rupiah, memberi sinyal bahwa pipeline pertumbuhan kredit ke depan masih sangat tebal.

Namun begitu masuk ke laporan laba rugi, ceritanya berubah drastis. Laba periode berjalan individu turun dari sekitar 45,73 triliun Rupiah pada sepuluh bulan 2024 menjadi sekitar 41,06 triliun Rupiah di periode yang sama 2025, penurunan sekitar 4,67 triliun Rupiah. Laba dari operasi juga menyusut dari sekitar 57,91 triliun Rupiah menjadi sekitar 51,05 triliun Rupiah, kehilangan sekitar 6,87 triliun Rupiah. Ini menunjukkan bahwa pendapatan tambahan dari pertumbuhan aset dan NII tidak cukup untuk menutup lonjakan beban yang muncul di sisi provisi dan biaya operasional lain. Beban loss impairment of financial assets naik dari sekitar 31,59 triliun Rupiah menjadi sekitar 33,52 triliun Rupiah, tambah sekitar 1,92 triliun Rupiah. Di situ terpotret jelas biaya ekonomi dari debitur yang gagal bayar entah karena terpaksa atau karena mentalnya memang tidak sehat. Lebih mengganggu lagi, kerugian terkait risiko operasional yang tadinya di kisaran 66.410 dalam satuan juta Rupiah melonjak menjadi sekitar 720.681 dalam satuan juta Rupiah, naik lebih dari sepuluh kali lipat. Pada saat yang sama total liabilitas individu naik dari sekitar 1.511,67 triliun Rupiah menjadi sekitar 1.616,65 triliun Rupiah, bertambah sekitar 104,97 triliun Rupiah. Jadi bank bukan hanya lebih besar, tetapi juga membawa beban kewajiban yang lebih tinggi dengan kualitas risiko yang justru memburuk.

Kebijakan dividen juga memberi warna tambahan buat cerita ini. Di 2025 BBRI mencatat pembayaran dividen individu sekitar 51,73 triliun Rupiah, angka yang sangat besar dan tentu menyenangkan bagi pemegang saham jangka pendek. Namun dari sisi kesehatan modal, dividen sebesar ini menggerus saldo laba ditahan yang seharusnya menjadi bantalan risiko di tengah naiknya beban impairment dan lonjakan kerugian operasional. Dampaknya terasa di rasio leverage, di mana rasio aset terhadap ekuitas naik dari sekitar 5,87 kali menjadi sekitar 6,16 kali. Artinya pertumbuhan aset tidak sepenuhnya diikuti oleh penguatan modal, tetapi lebih banyak dibiayai oleh kewajiban. Dalam konteks perbankan, leverage yang makin tinggi bukan otomatis jelek selama kualitas aset dan cadangan kuat, tetapi di BBRI justru kualitas aset sedang ditekan dan cakupan CKPN terhadap kredit turun dari sekitar 6,19% menjadi sekitar 5,61%. Di satu sisi, ini bisa dibaca sebagai sinyal kepercayaan manajemen bahwa risiko masih terkendali. Di sisi lain, investor yang konservatif akan merasa bantalan cadangan terhadap kredit macet terlihat makin tipis di atas portofolio kredit yang makin besar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi rasio profitabilitas, tren nya seragam memburuk. ROA yang tadinya sekitar 2,51% turun menjadi sekitar 2,13%, menandakan laba bersih yang dihasilkan per unit aset turun cukup tajam. ROE menyusul turun dari sekitar 14,74% menjadi sekitar 13,11%, sehingga imbal hasil ekuitas bagi pemegang saham ikut memipis. Penurunan ini terjadi padahal NII masih naik, jadi jelas masalahnya bukan di kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga, tetapi di beban yang meledak di sisi impairment dan risiko non kredit. Rasio beban impairment terhadap total kredit naik tipis dari sekitar 2,57% menjadi sekitar 2,60%, yang artinya setiap 100 Rupiah kredit kini menyerap biaya provisi sedikit lebih besar daripada sebelumnya. Pergerakan tipis di angka rasio ini terasa lebih berat ketika nominal kreditnya sudah di atas 1.200 triliun Rupiah. Di atas itu tadi, penurunan CKPN coverage dari sekitar 6,19% ke 5,61% membuat investor harus bertanya apakah penurunan ini murni akibat kredit tumbuh cepat sehingga cadangan tampak menipis, atau karena ada penghapusan kredit bermasalah yang menguras saldo CKPN. Jawabannya menentukan apakah tren ke depan akan lebih tenang atau justru masih rawan kejutan negatif.

Kalau melihat dari kacamata pasar modal, wajar jika harga saham BBRI merosot dari sekitar 6.450 Rupiah ke sekitar 3.710 Rupiah dalam setahun, turun sekitar 42,5%. Investor yang pesimis akan menyorot penurunan laba bersih sekitar 4,67 triliun Rupiah, penurunan laba operasi sekitar 6,87 triliun Rupiah, kenaikan beban impairment sekitar 1,92 triliun Rupiah, dan lonjakan kerugian risiko operasional yang berlipat ganda. Bagi mereka ini gambaran kualitas aset yang memburuk dan sistem kontrol risiko yang tidak lagi seketat dulu. Valuasi yang lebih rendah dianggap pantas karena EPS berpotensi tertekan dan risiko tail event terlihat naik. Sebaliknya investor optimis akan menekankan bahwa aset tumbuh sekitar 5,9%, kredit naik sekitar 5,1%, dana murah meningkat lebih dari 30%, NII tetap bisa naik, dan CASA ratio membaik cukup signifikan. Dalam narasi mereka, BBRI sedang melakukan pembersihan risiko dan mencatat provisioning secara lebih konservatif di fase ekonomi yang menantang. Setelah fase ini lewat, laba dianggap bisa kembali pulih di atas basis neraca yang jauh lebih besar. Investor realistis biasanya menggabungkan kedua sudut pandang tersebut dan menyimpulkan bahwa BBRI sedang menjalani kompromi antara mengejar volume dan membayar harga lewat risiko.

Dimensi lain yang tidak kalah penting adalah pos komitmen dan kontijensi yang sering diabaikan investor saat baca laporan. Di sisi komitmen, uncommitted loan facilities yang naik dari sekitar 91,61 triliun Rupiah menjadi sekitar 154,93 triliun Rupiah berarti eksposur potensi pinjaman yang bisa berubah menjadi kredit riil ke depan meningkat sangat besar. Kalau kualitas debitur nya bagus, ini akan berubah menjadi NII tambahan dan laba. Tetapi kalau screening lemah dan mental sebagian debitur bermasalah, angka komitmen tinggi ini bisa menjelma menjadi sumber beban impairment baru beberapa tahun lagi. Di sisi kontijensi, total contingent payables naik dari sekitar 61,94 triliun Rupiah menjadi sekitar 66,05 triliun Rupiah. Penurunan kecil di bagian guarantees issued tertutup oleh munculnya pos others sekitar 5,22 triliun Rupiah yang sebelumnya nol. Pos others ini biasanya merefleksikan potensi kewajiban non penjaminan, bisa berupa sengketa, klaim, atau komitmen lain yang belum masuk neraca tetapi punya risiko material. Di saat yang sama contingent receivables memang muncul sekitar 449,81 miliar Rupiah, tetapi angka ini terlalu kecil untuk menyeimbangkan kenaikan risiko di sisi kewajiban kontinjensi.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kondisi BBRI sekarang mirip perusahaan yang memutuskan untuk membeli lebih banyak pabrik dan menaikkan kapasitas produksi, sehingga angka penjualan terlihat makin besar, tetapi persentase produk rusak dan klaim garansi ikut naik cukup tajam. Omzet dalam bentuk aset dan kredit memang naik, NII juga masih bertambah, tetapi laba bersih per unit aset turun, cadangan terhadap risiko berkurang, dan kerugian operasional menanjak. Untuk keluar dari situasi ini, BBRI perlu dua hal besar sekaligus. Pertama memperketat manajemen risiko kredit dan benar-benar menyeleksi karakter debitur, bukan hanya agunan dan angka di kertas, supaya beban impairment bisa kembali turun dan rasio CKPN coverage menguat. Kedua merapikan proses dan kontrol internal agar kerugian risiko operasional kembali ke level yang wajar, sambil menghidupkan lagi mesin pendapatan non bunga supaya tidak semua beban harus ditanggung dari NII. Selama dua pekerjaan rumah ini belum selesai, laporan keuangan BBRI akan terus memotret bank yang besar dan kuat dari luar, tetapi membawa beban mental debitur dan risiko di dalam yang membuat investor perlu ekstra hati-hati membaca setiap angka.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/9

testestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham ARA itu bukan kebetulan, tapi itu strategi.

Smart money masuk dengan jumlah besar, pasti saham akan naik.

bisa cek juga di menu insider.. bandar yang membeli saham dengan jumlah besar itu juga merupakan pengaruh saham yang akan ARA

ketika sudah naik dan smart money masih masuk dengan dominan, terjadilah kenaikan harga yang tinggi dan akhirnya ARA

bukan ajakan jual dan beli saham
analisa bareng untuk cuan bareng.
screener bsjp, tools detector, cekbio
$ANTM $BBRI

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI king

Menanggapi fenomena pengemis LIKE akhir2 ini di Stockbit.

Ane sih ga ambil pusing, statementku cuma satu:

Ane tantang ente..
berani ga 1 like = Rp 1 jt untuk disumbangkan ke korban banjir Sumatera?

Kalau berani, ane baru angkat topi.

RESPEK LAE!

Tapi kalau cuman ngemis like demi spill spill receh, sorry lae. Norak.

Catatan: ane juga pernah norak!



Nb: ane spammer bigbanks 🏃
$BBCA $BBRI $BMRI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Day 35 (2/12) Cicil 1 lot BBCA dan BBRI setiap harinya sampai kebeli rumah 🏠.

matched
BBCA - 8375
BBRI - 3690

Avg
BBCA - 8239
BBRI - 3835

Ini sebagai jurnal pribadi untuk bereksperimen apakah teknik DCA pada saham bigbanks bisa mengalahkan indeks dan membeli rumah atau tidak.
Atau setidaknya menjadi tabungan untuk melawan inflasi sehingga bisa membeli rumah.

$BBCA $BBRI

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@AndrewImmanuel tutorial gembel ambil $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI $BBCA $IHSG
maybe 10.000 - 2026 = 🗿

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

lemes amat IHSG sejak senin sampai hari ini, $BBRI $ITMG $TOBA Lemes naiknya.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@AndrewImmanuel tetap lah yakin $BBRI terbaik 5 tahunan lagi kaka

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI range 3300-3500 itu area buy.
Soon akan jadi big banks dengan price performance terbaik 2-3 tahun mendatang.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham awal Desember, Selasa (02/12/2025) ditutup menguat 68,254 poin atau naik 0,80% ke 8.617,043, dari penutupan Senin (01/12/2025) di level 8.548,788.
IHSG hari ini sempat naik ke level tertinggi harian di 8.625,636....

stockwatch.id

stockwatch.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

BB jadi buyer di $BBRI habis diturunkan dia serok lg wkwkwk bener benr deh test mental holder bbri

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

analisa jangan banyak banyak dulu yang penting akurat...pake data...

$BBCA $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HRTA

Buy aman : 1.510 -1.525

Pasang CL : 1.490

TP : 1.570 - 1.610

Harga sekarang masih sedikit over jadi cari aman.

Status kuat down.

Siap TP aja.

Jika post ini membantu jangan lupa kasih support...

Analisa tipis tipis...

$BBCA $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KLBF

Buy aman : 1.120 -1.130

Pasang CL : 1.100

TP : 1.180 -1.215

Harga sekarang masih sedikit over jadi cari aman.

Jika post ini membantu jangan lupa kasih support...

Analisa tipis tipis

$BBCA $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI masih sabar menunggu harganya turun🤭

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI menunggu dividen interim

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Stockbit Ini stockbit error kah? $BBRI $GOTO $BBCA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI broker BB habis barangkah?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI $TPIA $EMTK

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BIPI layak beli soalnya bandar juga beli harga segini, selalu periksa "max cash" anda, jgn beli dg trade limit (hutang) $BBRI $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI

yah mantul belum genap 1000 lot padahal 🙈

$BBRI sudah ada counter attack dari asing lain 🔥🔥 rebound bentar yok

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Berkat belajar privat di mas @hr23 alhamdulillah porto mulai membaik 🥹

Dari yg dulunya panikan, naik dikit dijual dan beli karena ikut2an. Skrng jd tau cara screening, analisis dan buat trading plan sendiri karena bener2 diajarin di kelas yg cuma sy sendiri pesertanya.

Bismillah menuju 100jt pertama 🚀

$BBRI $BBCA $BMRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI barangnya BB udah abis yey wkwk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Semoga $GIAA Berada di Jalan yang Benar

https://cutt.ly/stuo5pfF

Direktur rela potong gaji demi laba perusahaan.
Mindset nya sudah benar.

Semoga bisa benar - benar laba di masa depan

Make Garuda great again.
Ndak punya saham Garuda tapi kalau ada direktur rela potong gaji demi perbaiki perusahaan, itu patut diapresiasi.
$BBRI $BMRI semoga melakukan hal yang sama. Kalau laba lagi anjlok, jangan minta naik gaji. 🗿

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

News Update
👉 IHSG ditutup menguat 0,80% ke level 8,617 dan Asing catatkan net buy Rp454M.
👉 Rupiah menguat 0,23% ke Rp16,625/USD pada penutupan pasar hari ini.
👉 Pemerintah asuransikan Barang Milik Negara Rp90T, lewat skema pooling Fund bencana.
👉 $CDIA bangun fasilitas Bitumen kapasitas 12.000 m³ beroperasi di 2026.
👉 Dukung ESG, ACES targetkan porsi produk ramah lingkungan mencapai 20% pada 2030.
👉 ENRG siapkan capex senilai Rp3,33T pada tahun 2026.
👉 Ada keterlibatan Danantara di rencana Merger $GOTO dan Grab.
👉 $BBRI Manajemen Investasi (BRI-MI) siapkan ETF Emas pertama di Indonesia.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham sesi I, Selasa (02/12/2025) ditutup di posisi 8.604,590, menguat 55,801 poin atau naik 0,65%. Ini seiring naiknya harga saham 377 emiten, sementara sebanyak 247 saham ditutup turun dan 181 saham tidak mengalami p...

stockwatch.id

stockwatch.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

kalo saya, untuk $ICBP dan $BBRI nggak perlu khawatir karena ini saham blue chips untuk investasi jangka panjang dengan kinerja keuangannya yg bagus, suatu saat akan kembali naik.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kembali menembus rekor tertinggi baru atau all time high (ATH), naik 0,80% atau 68,25 poin ke level 8.617 pada penutupan perdagangan saham hari ini, Selasa (2/12).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, nilai transaksi saham sore ini sebesar Rp...

katadata.co.id

katadata.co.id

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy