Volume
Avg volume
PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) merupakan salah satu lembaga Keuangan di Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan. Sejak tahun 2007 BACA telah mencatatkan sahamnya di Pasar Modal, dan hingga saat ini Bank Capital telah memiliki 82 Jaringan Kantor Operasional yang tersebar di wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Solo, dan Kupang. Dalam menghadapi persaingan yang terjadi, Bank Capital tetap akan fokus pada perkembangan teknologi digital yang saat ini sangat berkembang dimana perkembangan ini akan berpengaruh pada perilaku konsumen dalam bertransaksi dan tentunya akan mendorong pertumbu... Read More
$BACA
Mana ini manusia yang dulu masuk goa?
Riset reset resot
Yang ada malah porto lu ke reset jadi nol
WKWKWWKWKWK
$BACA
Dengan Metode Sisirnya 130-131, 2 tahunan Bandar BACA sudah ngumpulin barang 250an M.
Salut!
Buat yang mau ngetes seberapa sabar diri kamu, coba ikut test di BACA, lulus" jadi Shaolin.
$IHSG
$JIHD btw gw dgr dgr doank ni
emank bener ke depannya yg uda pasang bid ga bs dicancel? katanya si aturan baru bei start 2025
supaya ga ada bid palsu
untuk melindungi ritel si katanya?
masa sih bei bs berpihak pada ritel?
$INPC $MAYA $BACA $WIRG
$BACA sempat minus 50jt disaham ini, nekat cutlose dan pindah ke crypto, cm Sebulan alhamdulillah balik modal ditambah cuan 😂 $IHSG
Izin repost bacaan Bagus:
Ngecap siang ah.
BONGKAR TRANSMISI PERGERAKAN HARGA SAHAM
Pasar normal di bursa itu berbeda dengan kesimbangan pasar di dunia nyata, karena demandnya hanya ada 3, yaitu dana korporasi, dana asing, dan dana ritel. Sehingga, penggerak harga saham yang sering disebut sebagai "market maker" secara teori menempatkan harga dengan tiga posisi, menampung barang dengan harga terendah (dana paling banyak), menggerakkan harga (sebagian dana), dan menggerakkan harga saat distribusi (dana paling kecil). Proses ini terjadi pada pergerakand dana asing dan korporasi.
Ada saham tertentu yang digerakkan dengan dana asing, ada juga saham yang digerakkan oleh korporasi lokal. Nah, peran ritel kalau mau mengikuti pergerakan harga saham, tentu perlu memilah dan memilih, saham apa yang digerakkan oleh dana besar, supaya tidak nyangkut di harga pucuk akibat tidak ada yang menggerakkan harga.
Sementara, ada kasus saham tertentu yang digerakkan oleh akumulasi ritel, di mana asing dan korporasi jualan terus. Pada kondisi ini korporasi seneng, karena tanpa harus digerakkan, harga bakal naik dengan sendirinya. Nah, tinggal jika market tenang karena tidak ada pergerakan ritel, baru dinaikin lagi oleh korporasi maupun asing. Itulah kenapa setelah harga naik, asing atau korporasi mencatatkan net buy dalam satu hari bursa. Padahal hari sebelumnya mencatatkan net sell.
Proses kenaikan harga saham pun butuh waktu tergantung kapitalisasi pasar, itulah kenapa saham dengan market cap kecil bakal mengalami kenaikan lebih signifikan. Itupun kalau tidak dihalang-halangi ritel yang ingin take profit dengan gain 3%-5% karena takut nyangkut.
Tanpa tahu kondisi ini, ritel modal cekak seperti saya rawan nyangkut karena masuh ke saham yang sedang tumbuh, padahal hari itu merupakan hari terakhir akumulasi. Maka jadilah Apestor, yang terjadi maka terjadilah. Sekarang, siapa yang tahu hari itu hari terakhir buat korporasi menggerakkan harga saham dan saatnya menjalankan aksi ambil untung. Padahal, harga saham saat itu sedang tumbuh-tumbuhnya dengan volume besar.
Efeknya, ya kita baca saja di stream @Stockbit ini, ngumpat karena harga saham ga gerak sama sekali, bahkan longsor menjauhi harga beli.
Lantas, gerakan hariannya bagaimana? tak ada ritel yang tahu, termasuk saya. Apakah korporasi sedang rapat, sedang menikmati kenaikan harga, atau sedang ngapain. Tapi yang jelas, saat kenaikan harga terkoreksi entah karena ritel cutloss atau memang korporasi sengaja menjual sebagian untuk menurunkan harga, hari-hari berikutnya terjadi akumulasi lagi, karena memang dana akumulasi belum selesai digunakan untuk membeli saham.
Transmisi pergerakan harga dalam kondisi market normal, praktis didominasi oleh dua kelompok, yaitu dana asing dan korporasi lokal, bisa reksadana, broker, atau organisasi lainnya. Ritel di mana?
Akumulasi ritel justru lebih banyak yang berbahaya dibandingkan sisi baiknya. Bahayanya, saat ritel melakukan akumulasi besar-besaran, menjadi saat yang tepat bagi korporasi dan dana asing untuk dikeluarkan. Lihat saja kasus $BBRI bulan lalu, dana yang ditarik dari market mencapai 18 triliun kalau tidak salah ingat, atau bisa lebih?
Baiknya apa? lihat kasus $BACA tahun 2021 dari bulan Februari-Maret, dari 400 menjadi lebih dari 900 dalam sebulan (100%). Itupun kita bisa lihat hanya sekali asing menggerakkan harga dalam sehari mencapai ARA. Menambah optimisme semu ritel, bahwa bank ini menjadi $ARTO berikutnya. Akumulasi ritel yang optimis, tentu sangat membantu mengerek kenaikan harga saham, namun peluang yang terjadi tidak banyak, karena tidak ada yang mengkoordinir mereka, termasuk saya.
Meski demikian, pemilik uang tetaplah menginginkan cuan, siapapun subjeknya. Pergerakan harga bukanlah segalanya bagi mereka yang memiliki optimisme saham bager meskipun perlu waktu bertahun-tahun. Itulah kenapa bagi investor dengan keyakinan tinggi, resisten pada masukan menjadi hal lumrah meski menjadi apestor dengan minus berlimpah. Sementara buat yang "numpang bandar" dicerca soal fundamental juga tidak masalah.
Tapi yakinlah, siapapun yang membaca sampai statement terakhir ini, punya komitmen tinggi pada aset yang dimiliki. Kenapa? karena setiap orang butuh keyakinan, yakin bahwa saham yang dibelinya bakal dikerek naik oleh pihak lain, bukan sekedar akumulasi ritel yang sulit dikondisikan.
Selamat menghasilkan cuan di bursa, hati-hati pada uang anda!
$BBRI
kalau di group, sering saya kasih tahu yah, apa itu garis kuning. Nanti coba, kapan2 saya bikin artikel yah, kenapa suatu emiten acapkali kepentok garis kuning. Stay toon.
Disclaimer on, dyor.
random: $BAPA $BACA $DADA $MAPA
$BACA hari ini akhirnya dpt di 131, tinggal tunggu om ‘ndar mainin lagi ke atas… 😁
$BBYB $BABP $ARTO $BBRI
@Hauw2x karena ada $BACA TOD di ihsg .. maka nya murahan kek l*nte jabl*y mabes si ihsg
Beda twse kek ale*sis jaman dulu
@AriesKurniawanCom untuk bagian ini
Karena ini hanya barang langka yang harganya gelap, semua orang yang beli hanya berharap ada orang lain yg akan membelinya dg harga yg lebih tinggi. pasti akan ada puncaknya.
ane rasa gak butuh BTC kok, utk permasalahkan ini, saham saham yg rally diluar nalar waktu 2021 jg banyak yg kurang lebih fit sama deskripsi ente "yang harganya gelap, semua orang yang beli hanya berharap ada orang lain yg akan membelinya dg harga yg lebih tinggi"
infact ya namanya trading asset sama instrument kaya gini kan u berharap u dapat lebih murah daripada ketika u lepas ke orang lain shall it be emas ato btc ato saham
liat aja $BACA 5Y chartnya wkwkwkw lebih kaya pump and dump daripada $BTC saat ini ya, again ane bukan nujum kalo 5-10 taun lagi btc kaya si BACA ya ane gak tau n gak nebak" jg, who knows