2,060

+20

(0.98%)

Today

1.83 M

Volume

2.97 M

Avg volume

Company Background

PT Astra Otoparts Tbk didirikan pada tahun 1976 dengan nama PT Alfa Delta Motor. Sejak 40 tahun berdiri, Perseroan mengalami enam kali perubahan nama sampai akhirnya menyandang nama yang telah dikenal luas, yaitu PT Astra Otoparts Tbk sejak tanggal 4 Desember 1997. Kegiatan usaha Perseroan terbagi atas tiga segmen operasi, yaitu manufaktur, perdagangan, dan jasa yang dijalankan oleh entitas anak, entitas asosiasi, ataupun ventura bersama. Fokus bisnis Perseroan adalah proses produksi dan distribusi aneka ragam suku cadang kendaraan bermotor roda dua dan roda empat, dengan segmen pasar terbesar adalah pasar pabrikan otomotif (OE... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII $AUTO

Ada dua mobil yang lahir dari rahim yang sama. Bodi sama, fitur sama, daleman sama, bahkan baut-bautnya pun sama.
Yang satu namanya R*sh, satunya lagi T*r*s.
Tapi saat dijual ke publik…
R dibeli manajer, T dibeli supervisor.
Harganya? Jelas berbeda.

Kenapa bisa begitu?

Karena di dunia nyata, logo bukan sekadar lambang. Logo itu status.
Logo itu bisa menentukan siapa yang dapat senyum duluan dari satpam parkiran.
Logo itu bisa membuat kita duduk lebih tegak saat turun dari mobil.

Makanya, walau Av dan Xn itu kembar, tetap aja Av yang diborong orang
Kalau bisa pakai Av, ngapain pakai Xn?
Harga beda, gengsi beda.
Body sama, rasa beda.

Dan ini nggak cuma soal mobil.

Orang yang pengen Rolex, lalu beli Rolex KW super AAA+, mungkin bisa senyum waktu dipuji, tapi begitu pulang ke rumah, buka jam sambil bisik dalam hati:

> "Aku tahu kamu bukan dia..."

Yang palsu bisa menipu dunia, tapi nggak bisa menipu hati sendiri.

Dulu ada yang bilang:

> “Yang penting fungsi, bukan merek!”

Iya, itu kata orang yang belum mampu.
Begitu sudah punya duit, kalimatnya berubah:

> “Yang penting merek, fungsi bisa nyusul!”

Makanya banyak yang coba-coba mobil merk baru yang katanya canggih, murah, fitur seabrek.
Tapi setelah setahun ...

“Rasanya kopong, Bro. Kembali ke Alphard aja deh.”

Karena di dunia ini, ada barang yang fungsional, dan ada barang yang mengisi hati.
Dan biasanya... itu dua hal yang berbeda.

Ini bukan pom-pom, bukan anjuran membeli atau tidak membeli sesuatu, juga tidak bermaksud melecehkan seseorang atau sesuatu, cuma menulis sepenggal prosa, atau paradox?

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@harybagus sangat setuju pak. Itulah senabnya menurut saya pribadi untuk saat ini bisa dibilang $AUTO adalah saham defensif. Namun tetap ada potensi growth nya. Mengingat mreka sudah ekspansi ke 50 negara. Tinggal difokuskan aja ke negara yang memberikan profit margin paling besar

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

PT Astra Otoparts Tbk ($AUTO) adalah emiten terkemuka di sektor otomotif Indonesia yang bergerak dalam produksi dan distribusi suku cadang kendaraan. Sebagai bagian dari Grup Astra yang solid, AUTO telah membangun reputasi sebagai pemain kunci dalam ekosistem otomotif nasional, melayani kebutuhan baik produsen kendaraan maupun pasar konsumen akhir. Lini bisnis mereka terbagi menjadi dua segmen utama: manufaktur (produksi komponen) dan perdagangan (distribusi dan ritel).

Segmen Kunci: OEM (Original Equipment Manufacturer) dan Aftermarket (REM)

Ketika berbicara tentang profitabilitas AUTO, kedua segmen utamanya, yaitu Original Equipment Manufacturer (OEM) dan Aftermarket (Replacement Equipment Manufacturer/REM), memegang peran yang sangat krusial dan saling melengkapi.

OEM: Segmen OEM adalah tulang punggung produksi AUTO, di mana mereka memasok komponen suku cadang langsung ke pabrikan kendaraan (seperti Toyota, Honda, atau Daihatsu) untuk perakitan mobil dan motor baru. Lini ini memberikan volume pendapatan yang besar dan stabil melalui kontrak jangka panjang. Namun, profitabilitasnya cenderung dengan margin yang lebih tipis karena tingginya persaingan antar pemasok dan kekuatan tawar yang kuat dari produsen otomotif besar. Kinerja segmen OEM sangat bergantung pada volume penjualan kendaraan baru di pasar domestik, membuatnya lebih sensitif terhadap fluktuasi ekonomi atau perubahan tren pembelian kendaraan. Meskipun demikian, OEM merupakan pondasi strategis yang memastikan posisi AUTO sebagai pemasok utama dalam rantai nilai industri otomotif.

Aftermarket (REM): Di sisi lain, segmen Aftermarket berfokus pada penjualan suku cadang pengganti untuk perawatan atau perbaikan kendaraan yang sudah beredar di jalan. Ini termasuk penjualan melalui jaringan ritel AUTO seperti Shop&Drive dan Shop&Bike, serta platform e-commerce. Segmen ini dikenal karena margin keuntungannya yang cenderung lebih tinggi dibandingkan OEM. Permintaan di pasar aftermarket juga cenderung lebih stabil dan resilien, bahkan di tengah perlambatan ekonomi, karena kebutuhan akan perbaikan dan pemeliharaan kendaraan yang ada akan selalu ada. Investasi AUTO dalam jaringan distribusi yang luas dan branding produk seperti Aspira semakin memperkuat posisi mereka di segmen ini, memberikan sumber pendapatan yang konsisten dan pertumbuhan yang potensial.

Bagi PT Astra Otoparts Tbk, tidak ada satu segmen yang secara mutlak dapat disebut "paling menguntungkan" dalam setiap kondisi. Sebaliknya, sinergi dan keseimbangan antara OEM dan Aftermarket inilah yang menjadi kunci keberhasilan dan profitabilitas perusahaan. Segmen OEM memberikan basis volume yang masif dan menempatkan AUTO di jantung industri otomotif baru, sementara segmen Aftermarket menawarkan margin yang lebih baik, stabilitas, dan diversifikasi risiko yang penting di tengah ketidakpastian pasar. Kontribusi yang solid dari kedua segmen ini memungkinkan AUTO untuk menavigasi dinamika pasar otomotif, mempertahankan posisi kepemimpinan, dan terus mencetak kinerja keuangan yang kuat.

Untuk detail lebih lanjut tentang bisnis manufaktur AUTO, bisa cek langsung di situs resminya: https://cutt.ly/SrII02LF

Penjelasan di atas bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi jual atau beli saham.

DYOR (Do Your Own Research).

Random tag:
$ASII $MPMX

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@fadhilonn bukan nya sulit.. Tapi $ASII nya yang tidak mau masuk ke EV.. Kenapa? .. Tentu saja dari sisi bisnis.. Mobil EV tidak butuh ganti oli, Service, saringan solar/bensin, segala macam, minim service dan pergantian sparepart .. Untuk EV Paling sparepart cuman ban sama kanvas rem

Kalau uda seperti itu ya ga cuan donk bisnis bengkel dan sparepart nya $AUTO

$BBCA

$ASII tolong dihiraukan karena ini hanya iseng ngarep

$ASGR $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Profit margin expansion: Pertanda perusahaan berpotensi turnaround?

Investor yang berani mengambil risiko yang cukup tinggi biasanya mencari saham yang berpotensi turnaround. Usaha untuk turnaround memang tidak banyak yang berhasil. Namun jika berhasil, potensi return-nya memang besar.

Untuk mendapatkan saham yang berpotensi turnaround, kita bisa membaca berita, hasil public expose, atau laporan tahunan. Dengan demikian, kita bisa memantau bagaimana langkah manajemen untuk membalikkan nasib perusahaan agar menjadi sehat kembali.

Namun itu baru dalam tahap cerita.

Apakah ada cara untuk mendeteksi hasilnya lebih awal dengan membaca laporan keuangannya?

Salah satu indikasi yang bisa kita perhatikan adalah membaiknya profit margin, baik itu gross profit margin, operating profit margin, ataupun net profit margin.

Apakah meningkatnya profit margin bisa diartikan sebagai tanda-tanda perusahaan akan turnaround? Dan apa kaitannya dengan konsep skala ekonomis? Mari kita telusuri lebih lanjut.

Seringkali kita menemui perusahaan yang penjualannya meningkat namun dari tahun ke tahun sepertinya susah sekali untuk mendapatkan keuntungan. Kalau pun untung, susah untuk dipertahankan di masa mendatang. Terkadang untung, terkadang rugi.

Perusahaan seperti itu bisa jadi bisnisnya belum mencapai skala ekonomis yang dibutuhkan.

Skala ekonomis terjadi saat biaya tetap tersebar ke lebih banyak unit output, sehingga biaya per unit turun saat volume penjualan meningkat. Pada level penjualan tertentu, perusahaan akan mulai mendapatkan karena nilai penjualannya telah melampaui biaya produksi dan biaya operasionalnya.

Salah satu indikasi perusahaan mulai mencapai skala ekonomis adalah ketika kenaikan penjualan juga diiringi oleh kenaikan gross profit margin.

Kok bisa gross profit margin-nya naik?

Perusahaan yang penjualannya terus meningkat sampai ke level tertentu akan bisa membeli bahan baku dengan harga lebih murah (karena membeli dalam jumlah besar).

Selain itu, volume penjualan yang tinggi juga akan membuat mesin produksi terutilisasi dengan lebih baik. Kita bisa menganalogikannya dengan bus. Biaya operasional bus relatif sama entah penumpangnya banyak atau sedikit. Jika bus hanya terisi sedikit penumpang akan rugi karena pendapatannya tidak bisa menutup biaya operasionalnya. Namun jika bus terisi penuh, operator bus akan mendapatkan keuntungan karena pendapatan dari tiket sudah melampaui biaya operasionalnya. Demikian juga dengan mesin pabrik. Semakin banyak barang yang diproduksi, biaya per unit akan semakin rendah.

Ujung-ujungnya, gross profit margin akan meningkat karena penjualan tumbuh lebih cepat dari biaya produksi.

Inilah yang disebut dengan skala ekonomis di level produksi.

Selanjutnya, dengan logika yang sama kita juga akan melihat operating profit margin meningkat seiring dengan kenaikan penjualan dan kenaikan laba bruto. Pada perusahaan yang sedang berusaha untuk melakukan turnaround, selain ditopang oleh kenaikan penjualan, umumnya kenaikan operating profit margin juga merupakan hasil dari efisiensi biaya.

Sampai di sini, ada beberapa poin penting yang bisa kita simpulkan:

1. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan jika telah mencapai skala ekonomis.

2. Skala ekonomis bisa tercapai jika penjualan telah sampai ke level tertentu sehingga profit margin berada di zona positif.

3. Oleh karenanya, salah satu indikasi perusahaan mulai mengarah ke skala ekonomis adalah terus membaiknya profit margin sehingga berpotensi untuk turnaround.

Mungkin dengan beberapa study case akan memperjelas pembahasannya.

Case 1 - $AUTO (2021)

Pemicu dari anjloknya kinerja AUTO adalah Pandemi. Sepertinya memang banyak emiten mengalami hal serupa saat ini. Yang menarik adalah bagaimana proses turnaround (atau pemulihan) AUTO terjadi.

Pada tahun 2020:
- Penjualan turun dari 15,4 triliun pada tahun 2019 menjadi hanya 11,3 triliun pada Q1 2021 (ttm)
- Dalam kurun waktu yang sama, gross profit margin menyusut dari 14,2% menjadi 12,7%. Sementara itu operating profit margin turun dari 3,5% menjadi hanya 0,5%.
- Laba bersihnya? Jangan ditanya lah.

Proses pemulihan:
- Efisiensi besar-besaran telah menurunkan biaya operasional dari 1,7 triliun pada tahun Q1 2020 (ttm) menjadi hanya 1,4 triliun pada Q1 2021 (ttm).
- Pada Q3 2021, penjualan mulai pulih dan terus meningkat setelahnya.
- Pulihnya penjualan seiring dengan efisiensi biaya membuat gross profit margin mulai pulih pada Q2 2022
- Perkembangan gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM) setelah mulai pulih adalah sebagai berikut

Q1 2022 (ttm): GPM 12,2%, OPM 1,2%
Q2 2022 (ttm): GPM 12,6%, OPM 1,6%
Q3 2022 (ttm): GPM 13,6%, OPM 2,6%
Q4 2022 (ttm): GPM 14,5%, OPM 5,1%
Q1 2023 (ttm): GPM 15,4%, OPM 5,9%
Q2 2023 (ttm): GPM 15,7%, OPM 6,5% (bahkan lebih tinggi daripada pra pandemi)

Tren peningkatan GPM & OPM AUTO ini adalah sebuah contoh klasik proses pemulihan kinerja bisnis. Kita pun bisa melihat bagaimana harga sahamnya terus merangkak naik.

Case 2 - $ADES (2017)

Sebelum tahun 2017, kita bisa melihat bahwa kinerja ADES biasa-biasa saja. Namun kondisi mulai berubah setelah itu.

ADES mulai melakukan efisiensi biaya pada sehingga biaya operasional terus menurun dari 383 miliar pada tahun 2016 menjad hanya 288 miliar pada tahun 2019. Hal ini terus berlanjut saat Pandemi. Biaya operasional terus turun hingga hanya sebesar 166 miliar pada tahun 2021.

Yang menarik adalah walaupun selama kurun waktu tersebut penjualan ADES bisa dibilang stagnan, efisiensi yang agresif menyebabkan operating profit margin terus meningkat dari hanya 8,6% pada tahun 2016 menjadi 34,7% pada tahun 2021.

Terlihat bahwa dalam usahanya untuk melakukan turnaround, manajemen ADES memfokuskan terlebih dahulu pada efisiensi biaya.

Tidak kalah pentingnya, utang ADES juga menurun drastis dari 232 miliar pada Q1 2018 menjadi hanya 6 miliar pada Q2 2020.

Mulai meredanya Pandemi yang dibarengi oleh perbaikan strategi marketing membuat penjualan ADES mulai meningkat secara konsisten setelah itu.

Jika kita runut ke belakang:

2016: Penjualan 888 miliar, OPM 8,6%, NPM 6,3%
2017: Penjualan 814 miliar, OPM 8,3%, NPM 4,7%
2018: Penjualan 804 milar, OPM 10,4%, NPM 6,6%
2019: Penjualan 834 miliar, OPM 15,4%, NPM 10,0%
2020: Penjualan 673 miliar, OPM 26,2%, NPM 20,2%
2021: Penjualan 935 miliar, OPM 34,7%, NPM 28,4%
2022: Penjualan 1,3 triliun, OPM 34,2%, NPM 28,3%
2023: Penjualan 1,5 triliun, OPM 31,7%, NPM 25,6%

Terlihat bahwa selain karena meredanya pandemi, keberhasilan turnaround ADES didorong oleh efisiensi biaya, efektivitas strategi marketing serta penurunan jumlah utang yang signifikan.

Jika kita rangkum tahapannya:

2017-2021 à Efisiensi biaya operasional
2018 – 2020 à Penurunan jumlah utang
2021 – 2023 à Promosi agresif untuk meningkatkan penjualan

Hasilnya ya seperti kita ketahui bersama. Laba bersih dan harga sahamnya terus meningkat secara signifikan selama proses turnaround berlangsung.



Case 3 - $AISA (2021)

Setelah kinerjanya anjlok pada tahun 2018, AISA membutuhkan beberapa waktu untuk mulai bangkit.

Usaha efisiensi, perbaikan rantai pasokan serta peningkatan produktivitas (peremajaan mesin produksi) membuat gross profit margin meningkat dari 22% pada tahun 2021 menjadi 37% pada tahun 2024. Demikian pula dengan operating profit margin yang membaik dari -4% pada tahun 2021 menjadi 7% pada tahun 2024.

Sementara itu, utang turun drastis dari 3,6 triliun pada tahun 2019 menjadi hanya 303 miliar pada tahun 2021.

Jika kita lihat prosesnya dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut:

2019 : Sales 1,5 triliun, GPM 30%, OPM -6%
2020: Sales 1,3 triliun, GPM 25%, OPM -13%
2021: Sales 1,5 triliun, GPM 22%, OPM -4%
2022: Sales 1,8 triliun, GPM 26%, OPM -2%
2023: Sales 1,7 triliun, GPM 33%, OPM 6%
2024: Sales 1,9 triliun, GPM 37%, OPM 7%

Terlihat bahwa penjualan, GPM, dan OPM cenderung terus meningkat sejak tahun 2022.

Catatan akhir:

1. Untuk mendeteksi potensi turnaround, bukan hanya penjualan dan laba usaha yang meningkat namun juga profit margin-nya.

2. Walaupun bisa menjadi salah satu indikasi perusahaan yang berpotensi turnaround atau pulih bisnisnya, tidak selalu kenaikan profit margin akan memberikan gambaran yang utuh. Sebagai contoh, gross profit margin bisa saja meningkat karena perusahaan menaikkan harga jual dan bukan karena peningkatan volume penjualan.

3. Pada perusahaan yang sedang mencoba untuk bangkit, pertumbuhan penjualan tidak selalu menjadi indikator yang baik untuk menilainya. Jika perusahaan tidak bisa mengelola operasionalnya dengan baik, bisa saja pertumbuhan penjualan tidak akan diikuti oleh pertumbuhan laba usaha dan laba bersih karena biaya operasional tumbuh lebih cepat daripada penjualannya. Pada akhirnya perusahaan akan kembali tenggelam pada permasalahan yang sama seperti sebelumnya.

Sekian dulu untuk hari ini. Semoga kita semua bisa menjadi investor yang lebih baik.

Disclaimer: Tulisan ini adalah media edukasi dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala kerugian sebagai akibat dari penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Selalu kerjakan PR mu.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Running Trade
Trading Plan
$NETV TP di 168
$AUTO TP di 2.450
$DEWA TP di 195

DYOR
*Disclaimer ON
Bukan ajakan beli/jual saham apapun
Setiap keputusan menjadi tanggung jawab masing-masing

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AUTO Sudah lama investor asing akumulasi saham ini. dalam seminggu trend volume sdh naik dikit. Harga sdh di atas MA 20. Induknya sdh naik lebih dulu. Anak segera nyusul.....

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@fadhilonn ni asumsi aja om.. prinsipalnya kan jepang, mungkin disini masalahnya. tapi mereka ada di rantai pasokan ev lewat $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

saya masih bingung, barangkali ada yang punya insight… sesulit apasih $ASII untuk cukup legowo dan mulai kerjasama dengan EV Car China? apasih yang tidak di kehendaki? Jaringan distribusi tokcer, $AUTO dimana mana~~ sayang sekalii~~ ada yang sudah pernah nanya di pubex?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AUTO expect dividend with growth
$TPMA expect dividend with growth
switch dari ASII
$TLKM expect price up ..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

bukannya kalo mobil baru gak laku itu artinya bagus buat industri sparepart kyk $AUTO ini? CMIIW

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🎯 Strategi Trading $LMAX

Skenario 1 – Lanjutkan Breakout (Medium Risk)

Entry: 54–56 jika mampu bertahan di atas EMA200

Target: 60 – 65

SL: Close < 50

Skenario 2 – Buy on Pullback (Conservative)

Entry: 50–52 jika terjadi koreksi sehat

Target: 56 – 60

SL: Close < 45

Skenario 3 – False Breakout (High Risk)

Jika harga gagal bertahan di atas 50 dengan volume tinggi → potensi turun ke 45

⚠️ Catatan & Risiko

Harga sudah naik tajam dalam beberapa hari terakhir → rawan profit taking

Posisi overbought di Stochastic RSI → perhatikan sinyal reversal

Tetap perhatikan volume sebagai konfirmasi kekuatan tren

Cocok untuk trader agresif dengan take profit bertahap

$GJTL $AUTO

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saya pamit dari saham $AUTO

Kalo Indonesia kaya gini terus, perdagangan akan lesu termasuk otomotif, penjualan menurun dan perawatan mobil akan mencari biaya yang lebih murah (bukan bengkel resmi dan memilih produk lain)

Tags: $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🚗 Penjualan Mobil Juni 2025 Semakin Memburuk

Gaikindo mencatat bahwa penjualan wholesales mobil pada Juni 2025 hanya mencapai 57.760 unit (-23% YoY, -5% MoM). Ini merupakan angka penjualan bulanan yang terendah pada tahun ini, mengecualikan penjualan April 2025 yang terdampak Lebaran. Realisasi ini membuat penjualan selama 1H25 mencapai 374.741 unit (-9% YoY), hanya setara 42–50% target 2025 dari Gaikindo di kisaran 750.000–900.000 (vs. 1H24: 47% realisasi 2024).

Merek–merek Jepang secara umum terus mencatatkan penjualan yang lemah, baik merek Astra International (ASII) maupun di luar ASII. Di antara merek Jepang, hanya Suzuki yang mencatatkan pertumbuhan penjualan positif secara tahunan pada Juni 2025.

Sementara itu, penjualan merek–merek China – kecuali Wuling – terus menunjukkan momentum positif pada Juni 2025, terutama Chery yang berhasil mencatatkan penjualan mobil bulanan di atas 2.000 unit untuk pertama kalinya. Pada Juni 2025, BYD (termasuk Denza) dan Chery masing–masing telah menjadi merek dengan penjualan tertinggi ke–6 dan ke–7, naik dari posisi ke–9 dan ke–10 per Desember 2024.

Dengan realisasi Juni 2025, market share gabungan kedua merek andalan ASII – yakni, Toyota dan Daihatsu – hanya mencapai 50,2% selama 1H25 (vs. 1H24: 52,5%). Honda menjadi merek yang mengalami penurunan market share terbesar selama 1H25 ke level 8,7% (vs. 1H24: 11,6%). Sementara itu, market share BYD (termasuk Denza) dan Chery masing–masing berada di level 5,3% (vs. 1H24: 0,4%) dan 2,7% (vs. 1H24: 1%).

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengatakan pada Juni 2025 bahwa pihaknya bersama pemerintah tengah berdiskusi untuk mencari terobosan–terobosan baru guna mendorong penjualan mobil di Indonesia. Yohannes menyebut terobosan tersebut dapat berupa insentif fiskal maupun reformasi perpajakan, yang akan diumumkan jika telah disepakati.

🔑 Key Takeaway

Meski ekspektasi market terhadap sektor otomotif tampak sudah rendah, kami menilai bahwa kembali memburuknya tren penjualan mobil dalam 2 bulan terakhir membuat potensi pemulihan signifikan pada saham–saham otomotif – seperti $ASII, $AUTO, dan $DRMA – masih belum akan terlihat, kecuali jika insentif yang signifikan diluncurkan pemerintah. Sementara itu, kuatnya penjualan BYD menjadi salah satu pendorong pertumbuhan volume throughput bongkar muat mobil completely built–up untuk IPCC, yang selama 5M25 mencapai 348,5 ribu unit (+9% YoY).

Stockbit Snips 9 Juli 2025:
https://cutt.ly/1rUvXRSF

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rilis data penjualan mobil Indonesia Juni 2025 oleh Gaikindo dilansir dari Jawa Pos

https://cutt.ly/1rY5V4Kc

❌ Penjualan mobil wholesales (produsen ke dealer) Juni 2025 sebanyak 57.760 unit.

Turun -4,7% mtm dari Mei 2025 (60.612).
Turun -22,6% yoy dari Juni 2024 (74.615).

➖ Penjualan mobil retail (dealer ke konsumen) Juni 2025 sebanyak 61.647 unit.

Naik +0,55% mtm dari Mei 2025 (61.307).
Turun -12,3% yoy dari Juni 2024 (70.290).

❌ Penjualan mobil kumulatif wholesales Jan-Jun 2025 tercatat sebanyak 374.740 unit.

Turun -8,6% yoy dari Jan-Jun 2024 (410.020).
Minus tahunan ini menebal dari Jan-Mei 2025 yang hanya -5,5% yoy.

❌ Penjualan mobil kumulatif retail Jan-Jun 2025 sebanyak 390.467 unit.

Turun -9,7% yoy dari Jan-Jun 2024 (432.453).
Minus tahunan ini menebal dari Jan-Mei 2025 yang sebesar -9,2% yoy.

❌ Capaian penjualan mobil wholesales Jan-Jun 2025 baru 41,64% dari target Gaikindo tahun 2025 sebanyak 900 ribu unit terjual.

Jika tren ini berlanjut, maka sampai akhir tahun 2025 hanya akan terjual 749.480 unit, atau 83,28% dari target.

...........................
Penjualan mobil di Indonesia masih terus lemah, seiring dengan penjualan sepeda motor yang juga lemah. Pasar otomotif dalam tekanan.

Lebih luas, ini juga mengindikasikan konsumsi masyarakat makin lesu, dan akhirnya tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang melambat.

$ASII $AUTO $IMAS

Read more...

1/5

testestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@japflap parah kondisi ya. Semoga ada perbaikan utk $ASII $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AUTO Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji'un... Turut berduka cita atas meninggalnya Bpk Bambang Trisulo Komisaris Independen Astra Autoparts

$ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rilis data distribusi sepeda motor di pasar domestik Indonesia Juni 2025 oleh AISI

➖ Juni 2025 penjualan (distribusi) sepeda motor sebanyak 509.326 unit.

Naik +0,79% mtm dari Mei 2025 (505.350).
Turun -0,35% yoy dari Juni 2024 (511.098).
Tapi masih lebih tinggi dari Juni 2023 (493.763).

❌ Q2 (Apr-Jun) 2025 distribusi hanya mencapai 1.421.367 unit.

Turun -15,56% qtq dari Q1 2025 (1.683.262).
Turun -1,01% yoy dari Q2 2024 (1.435.904).

❌ Jan-Jun ytd 2025 distribusi baru mencapai 3.104.629.

Turun -2,09% yoy dari Jan-Jun 2024 (3.170.994).
Juga lebih rendah dari Jan-Jun 2023 (3.201.930).

➖ Jumlah distribusi ytd telah memenuhi 46,34% sampai 48,51% dari target setahun penuh yang dicanangkan AISI di 6,4 juta sampai 6,7 juta unit.

Jika tren distribusi ini terus bertahan sampai akhir tahun, maka masih bisa mencapai 92,68% sampai 97,02% dari target.
Kekurangannya masih berpotensi terkejar di waktu tersisa 6 bulan ini.

.....................
Pasar penjualan sepeda motor di Indonesia masih lesu, namun pelemahannya masih tertahan tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun lalu.

Rilis ini mengindikasikan aktivitas ekonomi Indonesia yang lebih luas juga mengalami hal serupa. Bertahan di tengah kelesuan.

$MPMX $ASII $AUTO

Read more...

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Waktunya jual tuh kalau turun kalau uda naik baru waktunya beli. $ASII $AUTO $INDF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

misi, pemula mau bertanya dong, biasanya harga saham turun karena apa ya?🙏🏻

$ASII $AUTO $INDF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@maulana354313 mereka gak ngapa ngapain ya? $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IHSG Morning News (2).. ☕️
$SMGR $AUTO $BREN

1/8

testestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@IlmaHk mantap lah ya pokoknya. $ASII $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Suryo91 justru saya ga tenang om. Nanti pas market 2 dan 4 wheeler bisa bagus. Meroket itu pasti eps nya $AUTO

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy