Volume
Avg volume
'PT Adi Sarana Armada Tbk dengan ASSA sebagai merek dagang utama menggantikan ADIRA rent merupakan salah satu perusahaan layanan transportasi terbesar di Indonesia, yang menyediakan solusi transportasi mencakup penyewaan kendaraan, jasa logistik dan jasa juru mudi serta jual beli kendaraan bekas. Hingga tahun 2018, Jumlah Kantor 19 Kantor Cabang dengan wilayah operasional layanan hampir ke seluruh wilayah Indonesia.saat ini ASSA mengelola lebih dari 20.880 kendaraan dan 4.478 pengemudi, yang melayani lebih dari 1.203 korporasi di Indonesia.'
Daily Technical – November 21, 2024
$HRUM
Spec buy
Entry: 1180-1170
TP: 1280-1305 / 1375-1380 / 1440-1465
SL: <1100
$ASSA
Spec buy
Entry: 725-710
TP: 780 / 810-840
SL: <690
$ELSA
Spec buy
Entry: 454-450
TP: 478 / 495-500
SL: <430
$ISAT
Buy on break
Entry: >2500
TP: 2675-2690 / 2825-2840 / 2940
SL: <2340
$CPIN
Very high risk spec buy
Entry: 4710
TP: 4900-4920 / 5000-5075
SL: 4650
DISCLAIMER ON
Sources: NHKSI Research
$IHSG rebound? Saatnya Berburu Saham Turn Around?
Pada hari Senin, 18 November 2024, IHSG menyentuh 7118,87, atau turun -10% dari ATH 7.910,87 yang terjadi 59 hari sebelumnya, 20 September 2024. Pada hari Selasa, 19 November 2024, IHSG hijau dan ditutup 7195,72 (slide 1)
Apakah IHSG turun sampai dengan -10% dari ATH, kemudian naik, itu pertanda rebound?
Kalau IHSG mulai rebound, mungkin ini saatnya mencari saham-saham turn around.
Kriteria saham turn around di sini adalah:
1. EPS FY 2023 < EPS FY 2022 (Growth negatif)
2. EPS YTD Sep 2024 > EPS YTD Sep 2023 (Growth positif)
3. EPS 3Q2024 > EPS 3Q2023 (Growth positif)
Kriteria tersebut kita terapkan pada screener di Stockbit (slide 2)
Hasil screener bisa dilihat di slide 3 dan slide 4, diurutkan berdasarkan yang harganya dari awal tahun, mulai dari yang naiknya paling tinggi (YTD Return terbesar), sampai yang turunya paling rendah (YTD Return terkecil).
Di slide 3, saham-saham turn around yang naik paling tinggi sejak awal tahun adalah DSNG, TINS, CITA, GEMS, MARK, TOBA, ESSA, TAPG, dan seterusnya.
Di slide 4, saham-saham turn around yang turun paling rendah sejak awal tahun adalah PTMP, PUDP, MUTU, SCMA, LTLS, KLBF, TBIG, ASSA, dan seterusnya.
$ISAT (slide 3) per hari kemarin YTD Return masih minus, tapi hari ini naik +9,38%, yang membuat YTD Return menjadi +4,53%.
TOTO, $BMRI, ERAA, YTD return masih di bawah 5%.
$ASSA, TBIG, $KLBF, SCMA, YTD return masih minus, mungkin ada potensi naik seiring IHSG naik lagi.
1/4
https://cutt.ly/xeJNV4qs
PT Adi Sarana Armada Tbk ($ASSA), emiten transportasi dan logistik di bawah Grup Triputra milik TP Rachmat, berhasil mencatatkan pencapaian luar biasa hingga kuartal III-2024. Laba per sahamnya mencapai rekor tertinggi, yaitu Rp 57,6. Tidak hanya itu, laba bersih perusahaan melonjak 79,8% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 212,7 miliar dibandingkan Rp 118,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
@phaeez $ASSA harga mulai di tahan di 710. Kena impact exdate. Sayangnya barang market makernya belum habis.
Potensi best pricenya di bawah 650. Kalau masuk sekarang, nyicil saja pelan-pelan.
⛔ Penjualan Lebih Banyak
⛔ Tidak ada peningkatan Bid
✅Bid Volume > Offer Volume
✅ Ada Peningkatan Foreign Buy
Arus Transaksi $ASSA
💡 Perkembangan 5 hari terakhir:
Pada 5 hari terakhir, ASSA mengalami pelemahan 🔻 sebesar -0,68% dari Rp 730 menjadi Rp 725. Di mana, broker asing mencatatkan pembelian dengan volume sebesar 1,55 juta atau 15,48% dari total volume yang diperdagangkan.
💡 Transaksi Harian:
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing membeli lebih besar dari penjualan 🔼. Volume bid mencapai 15,48%, sementara volume offer mencapai 14,86% dari total volume yang diperdagangkan.
Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume 🔼 0,87 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan 🔼 125,95% dari volume transaksi. Porsi pembelian asing hanya 15,48% dari total volume transaksi.
💡 Transaksi Mingguan:
Seminggu terakhir, penjualan lebih besar dari pembelian 🔻 , dimana rasio penjualan 160,81X dari pembelian.
Volume pembelian didominasi lokal 🔻 dengan volume bid 87,72%.
Volume penjualan didominasi lokal 🔼 sebesar 80,25% dari total volume.
💡 Info lain:
Keinginan investor/trader lokal untuk menjual saham lebih besar dari pembelian. Volume bid investor/trader lokal mencapai 84,52%, sementara volume offer investor/trader lokal mencapai 85,14% dari total volume yang diperdagangkan.
Secara total, keinginan pelaku pasar untuk membeli lebih besar dari penjualan. Volume bid mencapai 76,21%, sementara volume offer mencapai 23,79% dari total volume yang diperdagangkan.
💡 Range Harga Terdekat:
Jika harga saham turun 🔻, berpotensi bergerak pada rentang harga 688 - 710. Sementara, kalau harga saham mengalami kenaikan 🔼, berpotensi bergerak pada rentang harga 749 - 766.
Depresiasi BIRD: Agresif atau Konservatif?
------------
Tulisan $BIRD sebelumnya bisa baca di sini https://stockbit.com/post/16315957
Sebagai perusahaan Taksi, jelas kalau aset terbesar yang dimiliki oleh PT Blue Bird Tbk (BIRD) adalah armada atau kendaraan. Per Q3 2024, nilai aset Armada mencapai Rp 3,5 Triliun, nilai aset ini setara dengan 45% dari total Aset BIRD secara keseluruhan.
Armada taksi memiliki umur ekonomis sehingga harus didepresiasi setiap tahunnya. Nilai depresiasi ini juga perlu kita berikan perhatian khusus karena merupakan salah satu beban langsung yang cukup material karena mencapai 12% dari pendapatan BIRD di 2023 (Gambar 1)
Bagaimana cara BIRD mengakui nilai aset yang ada? Berapa beban depresiasinya setiap tahun?
Apakah nilai depresiasi yang dilakukan BIRD sudah cukup optimal? Ataukah sangat agresif sehingga laba yang tercatat tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya?
Untuk menjawab hal ini kita perlu melihat kebijakan akuntansi yang dilakukan BIRD terutama pada akun “Armada dan peralatannya” (Gambar 2)
Ada beberapa yang bisa kita note disini.
“Penyusutan untuk armada dihitung menggunakan nilai residu 40-50% dari harga perolehan dengan manfaat ekonomis 4-6 tahun”
Jadi untuk mempermudah kebijakan ini, kita pakai ilustrasi saja. Kita asumsikan BIRD membeli 1 kendaraan armadanya senilai Rp 250 juta. Kemudian depresiasi akan dihitung dari nilai residu kendaraan tersebut.
Nilai residu adalah perkiraan nilai suatu aset setelah umur manfaatnya selesai. Dalam kasus ini, BIRD memperkirakan nilai residu mobilnya adalah **40%-50% dari harga perolehan**. Kita ambil 50%, jika mobil dibeli dengan harga Rp250 juta, BIRD memperkirakan bisa menjual kembali mobil tersebut seharga Rp125 juta setelah selesai digunakan.
Selesai digunakan disini adalah dari umur ekonomisnya. Kita ambil masa penggunaan 5 tahun, artinya depresiasi kendaraan tersebut adalah sebesar Rp 25 juta per tahun (Rp 125 nilai residu dibagi 5 tahun umur ekonomis).
Jadi, setelah 5 tahun, mobil ini "habis umur manfaatnya" di pembukuan, tetapi masih memiliki nilai sisa Rp100 juta yang bisa dijual kembali.
Alasan pendekatan ini dilakukan adalah karena kenyataannya armada mobil ini masih memiliki nilai jual yang signifikan setelah digunakan.
Ini juga sejalan dengan langkah yang dipakai manajemen untuk meremajakan kendaraan taksi reguler dan taksi eksekutif setelah kendaraan tersebut mencapai umur lima tahun. Hal ini dilakukan manajemen agar harga jual kembali armada BIRD bisa lebih tinggi dan bisa menjadi sumber arus kas yang baik dalam kegiatan operasional perusahaaan, perdagangan mobil ini dilakukan lewat entitas PT Pusaka Mitra Mobilindo.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah cara depresiasi BIRD ini agresif? Atau konservatif?
Untuk menjawab hal ini kita bisa melihat track record dari penjualan mobil bekas yang dilakukan BIRD. Clue nya ada pada selisih harga penjualan dengan nilai residu kendaraan yang tercatat. Hasilnya bisa dilihat pada gambar 3.
Jika kita lihat selama 10 tahun terakhir, BIRD “selalu” berhasil mencatatkan keuntungan dari penjualan aset armada mereka, hanya di 2020 BIRD mengalami kerugian sebesar Rp 4 Miliar karena menjual dibawah nilai tercatat.
Dari sini lah kami menarik kesimpulan bahwa konsep akuntansi yang dilakukan BIRD sudah cukup baik dan tidak agresif.
Hal ini menjadi menarik mengingat kontrol aset yang harus dilakukan BIRD sejalan dengan ekspansi dan kontrol aset mobil mereka sehingga tidak mengalami kerugian. Bagaimana cara BIRD mampu melakukan strategi ini?
Apakah strategi ini bisa dilakukan untuk kendaraan listrik?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, KelaSaham memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dengan “orang dalam” BIRD.
Teman-teman juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dalam #InsiderTalk dengan BIRD pada Jumat ini, 15 November 2024 Pukul 10.00 WIB via Zoom.
Untuk mendapatkan link pendaftaran, teman-teman bisa join dalam Group Telegram “KelaSaham - Community” terlebih dahulu ya!
Link https://bit.ly/3YZBp37
Tag $GOTO $ASII $ASSA $NISP
1/4
Halloo..sedikit mengisi kegabutan saya, saya mau share jadwal dividen lagi, barang kali ada yang butuh infonya..hehehe
sudah saya masukkan juga perkiraan dividen yieldnya (dengan mengambil data dari harga penutupan hari ini 12 November 2024)
$AXIO $SCMA $ASSA $IFII $FWCT
$ASSA deviden per lembar tergitung sangat kcl kl di banding hrg saham saat ini..
Liat chart memprihatinkan, dead cross..
Sepertinya layak di tunggu turun nii..
Buat ringkasan dengan AI
Sejumlah emiten PT Sinar Mas Agro Resources Tbk (SMAR), PT Avia Avian Tbk (AVIA) hingga PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) kompak melaksanakan cum dividen pada pekan ini.Cum dividen merupakan tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak u...
katadata.co.id
$BIRD : Turnaround Story yang Masih Berlanjut?
------
Apa layanan transportasi mobil yang sering kalian digunakan?
Bluebird, GrabCar atau GoCar?
Saat membuat polling di Instagram @kelasaham pagi tadi, hasilnya menunjukan bahwa
56% - GoCar ( $GOTO )
22% - Grab
22% - Bluebird ( BIRD )
Hal ini mungkin bisa dipahami karena salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen adalah soal “harga.” Kami akhirnya membuat simulasi untuk membandingkan tarif dari masing-masing layanan ini, hasilnya bisa teman-teman lihat pada gambar 1.
Titik jemput kami buat di tempat yang sama, Lobby Timur Living World Alam Sutera dan dengan titik pengantaran yang sama juga, Central Park Mall Jakarta Barat, hasilnya:
- BIRD - Rp 123.000
- GRAB - Rp 92.000
- GOTO - Rp 91.500
Yes, BIRD lebih “mahal” dibandingkan GrabCar dan GoCar.
Dengan harga yang lebih mahal, kok masih “banyak” yang memilih memakai layanan Bluebird? Sebenarnya ada apa? Dari scuttlebutt yang kami lakukan dari X kami menemukan beberapa komentar dan review mengenai pengguna BIRD, hasilnya bisa teman-teman lihat pada gambar 2.
Disclaimer: KelaSaham tidak diendorse oleh BIRD! Kami juga tidak memiliki posisi dalam BIRD.
Tanpa mendiskreditkan pihak tertentu dan tentunya kami juga menemukan review yang negatif, banyak dari konsumen BIRD yang lebih memprioritaskan “kenyamanan” alih-alih harga murah.
Hal inilah yang membawa kami ke pertanyaan, apakah BIRD memiliki MOAT Switching Cost?
Jika kita lihat track record BIRD dalam 10 tahun terakhir, kita bisa melihat bahwa laba BIRD bertumbuh dari tahun 2013-2015. Kemudian di 2016 terjadi lah “disrupsi” pada bisnis transportasi sejak hadirnya Grab dan Gojek.
Tahun 2016 bisa dibilang jadi awal mula tahun yang berat bagi perusahaan taksi konvensional karena pada masa itu menjadi awal mula pertumbuhan transportasi online di Indonesia, terutama bagi GoJek dan Grab.
Pada 2016 (gambar 3) laba bersih BIRD turun 38% dari Rp 824 Miliar di 2015 menjadi Rp 507 Miliar. Tak hanya BIRD, TAXI juga babak belur, di 2015 laba $TAXI Rp 32 Miliar setahun kemudian di 2016 TAXI mengalami kerugian hingga mencapai Rp 186 Miliar.
Saat itu baik Grab dan Gojek memang memberikan promo yang besar-besaran yang membuat harganya menjadi sangat murah, preferensi konsumen akhirnya jadi semakin banyak, mereka memiliki pilihan yang semakin banyak dan menawarkan hal yang murah.
2016-2019 bisa dibilang jadi tahun yang berat karena laba BIRD terus menurun selama periode ini. Kemudian COVID-19 datang dan tak tanggung-tanggung membuat BIRD babak belur sehingga harus mencatatkan kerugian mencapai Rp 161 Miliar (Gambar 3)
Berselang pasca COVID, BIRD melakukan turnaround hingga mencatatkan laba Rp 358 Miliar di 2023 dan Rp 453 Miliar di 2023. Bahkan dalam kinerja terbaru, BIRD berhasil mencatatkan laba hingga Rp 436 Miliar hingga Q3 2024.
Apakah story turnaround ini akan berlanjut?
Apa strategi yang akan dilakukan manajemen agar bisa mempertahankan kinerja yang baik dalam jangka panjang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, KelaSaham memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dengan “orang dalam” BIRD.
Teman-teman juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dalam #InsiderTalk dengan BIRD pada Jumat ini, 15 November 2024 Pukul 10.00 WIB via Zoom.
Untuk mendapatkan link pendaftaran, teman-teman bisa join dalam Group Telegram “KelaSaham - Community” terlebih dahulu ya!
Link https://cutt.ly/NeHN0iga
Tag $ASII $ASSA
1/4
$ASSA/$ASLC – Quick Review: Assessing FY25F Earnings Growth Drivers
Disclaimer:
1) Artikel ini sudah terbit di HINTS Bite untuk Priority Member pada 4 Oktober 2024. Namun kami repost kembali sebagai referensi bagi public melalui Stockbit Forum/ Platform.
2) Sejak artikel ini ditulis pada 4 Oktober 2024, harga saham ASSA/ASLC bergerak -1%/ -6% per 8 November 2024.
—--
Pada FY24, net profit diproyeksikan mencapai sekitar 250-260 M, meningkat dari 128 M pada semester pertama 2024, dan diperkirakan akan terus tumbuh pada FY25. Pertumbuhan ini didorong oleh kontribusi ASLC, sektor logistik dengan kontrak baru bernilai 300 M yang menambah sekitar 15 M net profit, serta efisiensi biaya berkelanjutan di Anteraja. Jika ASSA Rent tetap stabil, ketiga inisiatif ini berpotensi meningkatkan net profit hingga 40-50 M, mengindikasikan target net profit FY25 sekitar 300 M dengan valuasi FY25 P/E 9.1x.
Investasi di ASLC diyakini strategis karena tren harga mobil baru yang terus naik, mendorong peningkatan permintaan mobil bekas dengan CAGR 10% selama dekade terakhir. Kenaikan harga mobil baru, yang lebih cepat daripada pertumbuhan GDP per kapita, mengakibatkan konsumen lebih memilih mobil bekas. Kedatangan produsen mobil China juga diperkirakan menekan kenaikan harga mobil baru, mendukung tren pembelian mobil bekas. ASSA dan ASLC dianggap sebagai penerima manfaat langsung dari tren ini, dengan target penjualan Caroline mencapai 3.500 unit pada FY24 dan potensi pertumbuhan 100% dalam lima tahun ke depan.
—--
Per 24 September win rate untuk tipe artikel emiten quick review oleh HINTS sebesar 70.59%. Ingin mendapatkan benefit emiten quick review secara berkala seperti member HINTS? Dapatkan aksesnya melalui free trial di https://cutt.ly/6eHjDxyf
$ASSA
Padi yang dipanen sekarang, adalah padi yang ditanam sebelum dipanen.
random: $BMTR $MNCN $TAXI $KOTA
Update stockpick #btdtrader hari ini
- Stockpick hari ini $KOBX hit TP tanpa masuk ke area buy (masih bisa re-entry), sisanya $TOTL dan BWPT masih hold ya.
- Stockpick kemarin $CYBR sudah hit TP1 ya.
- Stockpick hari ini $ASSA hit TP tanpa masuk ke area buy ya.
- Stockpick kemarin” APLN dan ENRG sudah SL ya.
Selalu disiplin dan jaga money management portofolio masing masing ya.