


Volume
Avg volume
Sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO), kami memasuki era baru di 2019 dengan adanya perubahan pemegang saham pengendali. Di 2020, kami berganti nama menjadi PT Bank Jago Tbk. Selanjutnya di tahun yang sama, Gojek, melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digital Gopay, masuk menjadi pemegang saham. Pada 2021, GIC Private Limited memberikan komitmen dengan menyuntikkan dana untuk memperkuat Jago dalam berinovasi memberikan solusi keuangan digital terbaik. Dengan total modal Rp8 triliun, Jago kini masuk kategori bank dengan peluang tumbuh dan inovasi yang besar dan kuat. Jago adalah aplikasi finansi... Read More
$ASRM
saya gunakan angka psikologis :
Buy, 280-330
TP 1, 350-360
TP 2, 380-390
SL, Close under 280
#Jangan lupa follow akun saya untuk dapat rekomendasi saham yang menarik lainnya
#Uang Makan Siang
Random Tag :
$ARTO $BBYB
$ARTO $BBYB https://cutt.ly/xr55kXdh
$BBKP LK Q3 2025: Apakah Manajemen Cuma Jago Janji Omon-Omon?
Seperti kita tahu bersama, manajemen BBKP gagal deliver janji mereka untuk menekan NPL di LK Q3 2025. Standar OJK itu jelas, NPL ideal maksimal cuma 5%. Tapi BBKP justru mencatat NPL dua kali lipat dari batas itu, tembus 10,84%. Ironisnya, manajemen malah rajin gonta-ganti direksi dan komisaris, sibuk rapat visi misi, tapi hasilnya nihil. Janji mereka seperti gema di ruang kosong, terdengar lantang tapi tanpa substansi. Wajar kalau kepercayaan publik mulai luntur, karena setiap laporan keuangan baru justru memperlihatkan betapa dalamnya masalah fundamental di tubuh BBKP. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Analisis tren laba konsolidasian PT Bank KB Indonesia Tbk selama tiga kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan pola pemulihan yang sangat volatil dan rentan. Profitabilitas BBKP bergantung bukan pada mesin utama bank, tapi pada faktor non operasional dan trik akuntansi seperti pembalikan CKPN. Inilah alasan kenapa laba yang tampak di permukaan tidak bisa dianggap sebagai cerminan kinerja yang sehat.
🎁 Laba Bersih Q1 2025 sebesar 351.920 juta Rupiah.
🎁 Laba Bersih Q2 2025 sebesar 37.400 juta Rupiah.
🎁 Q3 2025 berbalik rugi (100.667) juta Rupiah.
🎁 Total Laba Bersih YTD 9M 2025 sebesar 288.653 juta Rupiah.
🎁 Pendapatan bunga dan syariah naik bertahap dari 1.320.899 juta (Q1) menjadi 1.405.049 juta (Q3) dengan total kumulatif 4.082.321 juta Rupiah.
🎁 CKPN Neto berfluktuasi liar, Q1 terjadi pembalikan 152.639 juta, Q2 justru beban 144.213 juta, dan Q3 kembali pembalikan 3.167 juta.
🎁 Rasio NPL Gross naik dari 8,74% (Q1) menjadi 9,77% (Q2) dan kembali melonjak ke 10,84% (Q3).
🎁 Kinerja yang tampak baik di awal tahun 2025 ternyata hanyalah hasil temporer dari dua hal, pembalikan CKPN di Q1 dan pendapatan non operasional yang besar di semester pertama.
Pada Q1, bank mencatat pembalikan CKPN neto sebesar 152,64 miliar Rupiah. Pembalikan ini muncul ketika cadangan kerugian yang sebelumnya sudah dibentuk dinilai berlebihan. Tapi kalau melihat NPL masih tinggi, pembalikan semacam ini menimbulkan pertanyaan besar. Artinya manajemen terlalu optimistis terhadap kemampuan nasabah membayar kembali pinjaman padahal data menunjukkan sebaliknya. Pembalikan CKPN ini membuat laba operasional Q1 positif sebesar 69,33 miliar Rupiah, yang mendorong laba bersih mencapai 351,92 miliar Rupiah. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu di Q2, pendapatan bunga memang naik, tapi beban CKPN kembali muncul sebesar 144,21 miliar Rupiah, seiring lonjakan NPL dari 8,70% menjadi 9,77%. Namun laba masih tipis positif 37,40 miliar Rupiah karena bank masih menikmati efek penyangga dari pendapatan non operasional yang besar di paruh pertama 2025 mencapai lebih dari 563 miliar Rupiah. Tanpa pendapatan non operasional itu, hasilnya jelas akan merah.
Masuk ke Q3, realitas keras kembali datang. Laba berubah jadi rugi 100,67 miliar Rupiah meskipun revenue justru mencapai titik tertinggi tahun ini, 1,41 triliun Rupiah. Artinya ada masalah struktural serius dalam efisiensi dan pengelolaan beban operasional. Pendapatan non operasional yang selama ini menjadi penyangga hilang, sementara NPL terus memburuk. Laba sebelum pajak yang di H1 masih 505,96 miliar Rupiah turun menjadi hanya 377,58 miliar Rupiah di 9M 2025, menandakan kerugian sebelum pajak sekitar 128,38 miliar Rupiah hanya dalam tiga bulan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang lebih mengkhawatirkan, Laba Operasional konsolidasian 9M 2025 masih negatif 171,83 miliar Rupiah. Dengan kata lain, bisnis inti bank tetap belum bisa menghasilkan laba bahkan setelah semua efisiensi diklaim. BBKP masih hidup dari penyangga sementara yang sewaktu-waktu bisa lenyap.
Sementara dari sisi risiko, situasinya makin memburuk. Rasio NPL Gross naik dari 9,77% di Q2 menjadi 10,84% di Q3, padahal CKPN neto justru menunjukkan pembalikan. Secara logika akuntansi, ini jelas janggal. Ketika kredit bermasalah meningkat, mestinya provisi juga naik, bukan berkurang. Ini adalah inversi berbahaya antara risiko aktual dan pengakuan akuntansi. Kredit restrukturisasi macet juga naik tajam dari 1,98 triliun Rupiah di akhir 2024 menjadi 2,52 triliun Rupiah di Q3 2025, menunjukkan tekanan kualitas aset yang nyata di lapangan.
Laba YTD September 2025 memang masih positif 288,65 miliar Rupiah, tapi itu semata karena laba besar di Q1 dan Q2 masih cukup besar untuk menutup rugi Q3. Tanpa efek akuntansi pembalikan CKPN dan pendapatan non operasional yang menebal di semester pertama, BBKP jelas akan mencatat rugi kumulatif. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kondisi ini membuat pergantian direksi dan komisaris yang terjadi setelah RUPST 28 Mei 2025 tampak bukan hanya wajar tapi mendesak. Direktur utama lama, Woo Yeul Lee, digantikan oleh Kunardy Darma Lie, jumlah direksi dipangkas dari tujuh jadi enam, dan komisaris dikurangi dari enam menjadi empat orang. Semua itu menandakan tekanan besar dari pemegang saham pengendali KB Kookmin Bank untuk memperbaiki tata kelola dan mempercepat transformasi. Tapi lagi-lagi, restrukturisasi di atas kertas belum tentu berujung pada perbaikan di bawah.
Fundamental bank masih rapuh. NPL tinggi, kredit restrukturisasi besar, dan pelanggaran BMPK di akhir 2024 memperlihatkan lemahnya manajemen risiko lama. Modal memang diperkuat lewat pinjaman subordinasi abadi 3 triliun Rupiah dari KB Kookmin Bank yang dimasukkan sebagai tambahan modal inti (AT-1) pada Juni dan September 2025. Itu membuat Tier 1 Ratio melonjak dari 8,19% menjadi 14,60%, tapi KPMM total justru stagnan di 16,32%. Artinya risiko yang tumbuh dari peningkatan kredit dan memburuknya kualitas aset langsung menyerap tambahan modal itu. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Secara sederhana, modalnya memang lebih tebal, tapi risiko yang dibawa ikut membesar. Itu seperti menambah bensin ke mobil yang remnya blong.
BBKP memang masih memenuhi rasio modal minimum OJK, tapi struktur risikonya jauh dari ideal. Lonjakan NPL ke 10,84% menunjukkan gagal totalnya strategi manajemen risiko. Dan selama manajemen masih fokus mempercantik laporan dengan pembalikan CKPN dan pendapatan non operasional sementara bisnis inti tetap rugi, turnaround BBKP akan tetap semu. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bank ini sedang berjalan di tali tipis antara survival dan stagnasi. Dan jika pola ini berlanjut, BBKP bisa menjadi contoh klasik bagaimana manajemen yang terlalu percaya diri pada akuntansi bisa gagal melihat kenyataan di lapangan.
Meskipun kondisi memang buruk, tetap ada harapan di BBKP. Modal inti yang mulai diperkuat, mesin pembersihan aset yang sudah bergerak, serta laba kumulatif yang masih positif meski sempat tersandung rugi di kuartal ketiga memberi sedikit napas di tengah tekanan. Namun perjalanan Bank KB Indonesia Tbk ini belum bisa dibilang aman. Risiko kredit masih berat, efisiensi baru tahap awal, dan modal kuat belum tentu bisa langsung diterjemahkan jadi profit berkelanjutan. Tapi harapan tetap ada, terutama karena injeksi modal baru, perampingan manajemen, dan arah kebijakan yang kini lebih realistis daripada sekadar janji manis transformasi.
Berdasarkan laporan keuangan, mitra eksternal BBKP bisa dikelompokkan ke beberapa kategori. Pertama, penyedia jasa keuangan dan counterparty derivatif, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang tercatat sebagai mitra untuk giro, pinjaman, dan transaksi swap mata uang asing. Selain itu ada juga PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Sinarmas, PT Bank BNP Paribas, PT Bank Mega, PT OCBC NISP Tbk, Bank of America N.A Jakarta Branch, dan PT Bank CTBC Indonesia. Artinya, BBKP masih menjaga relasi aktif dengan berbagai bank besar, baik lokal maupun internasional, dalam transaksi treasury dan likuiditas. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kedua, penyedia jasa penjaminan asuransi. Bank bekerja sama dengan perusahaan seperti PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Mega Pratama, PT Asuransi Bosowa Periskop, PT Asuransi Jasaraharja Putera, PT Jasa Tania, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Reliance Indonesia, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Tugu Kresna Pratama, dan PT KB Insurance. Kerja sama ini menjadi penting karena fungsi asuransi mendukung mitigasi risiko aset, terutama pada produk kredit dan pembiayaan.
Ketiga, lembaga sekuritisasi dan manajemen aset yang membantu pembersihan portofolio kredit. Bank melakukan penjualan kredit bermasalah ke pihak seperti PT Bahana TCW Investment Management sebagai manajer investasi KIK EBA dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk sebagai bank kustodian. Pembeli utamanya antara lain IDMB United Pte Ltd, SMMK Pte Ltd, dan TLDC Pte Ltd. Menariknya, BBKP tetap bertindak sebagai collecting agent dengan imbalan fee pengelolaan dan penagihan. Langkah ini menjadi strategi realistis untuk mengurangi eksposur risiko tanpa kehilangan seluruh potensi arus kas dari aset bermasalah tersebut. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Selain itu, BBKP juga memiliki investasi di surat berharga non-pemerintah dari penerbit seperti PT PPA Persero, PT TBS Energi Utama, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Mandiri Persero Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa meski kondisi internal masih berat, manajemen tetap menjaga diversifikasi portofolio likuid.
Lalu apakah benar ada harapan untuk turnaround? Ada, meskipun belum kokoh. Bukti pertama datang dari penguatan modal. Sepanjang 2025, BBKP menerima dua kali pinjaman subordinasi abadi dari pemegang saham pengendali, KB Kookmin Bank, masing-masing sebesar 3 Triliun Rupiah pada Juni dan September 2025. Injeksi ini diakui sebagai komponen modal inti tambahan (AT1) dan berhasil mendorong rasio Tier 1 naik tajam dari 8,19% menjadi kisaran 14–15%. Dengan modal inti yang jauh lebih kuat, BBKP kini memiliki ruang lebih besar untuk menyerap potensi kerugian kredit di masa depan.
Bukti kedua terlihat dari pemulihan profitabilitas. Jika pada 9 bulan pertama 2024 BBKP masih rugi, maka di 9 bulan 2025 laba bersih kumulatif justru positif sebesar 288,65 miliar Rupiah. Meski tipis, pembalikan ini membuktikan strategi efisiensi dan manajemen CKPN mulai membuahkan hasil. CKPN neto 9M 2025 tercatat pembalikan 11,59 miliar Rupiah, berbalik arah dari beban besar tahun sebelumnya. Dengan kata lain, tekanan provisi sedikit mereda, walau risiko kualitas kredit belum sepenuhnya hilang. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bukti ketiga adalah aksi korporasi pembersihan aset. Penjualan portofolio loan at risk ke IDMB United, SMMK, dan TLDC Pte Ltd menunjukkan keberanian manajemen mengakui beban masa lalu. Daripada terus menanggung kredit macet di neraca, bank memilih mengalihkan risiko ke pihak ketiga dengan tetap mendapat pendapatan dari fee pengelolaan. Ini langkah yang lebih sehat dibanding sekadar menunda pengakuan kerugian.
Bukti keempat adalah kepatuhan regulasi. BBKP sedang menyusun Recovery Plan sesuai mandat POJK No 5 Tahun 2024. Rencana ini wajib disetujui direksi, komisaris, dan pemegang saham pengendali untuk memastikan bank siap menghadapi krisis permodalan, likuiditas, dan kualitas aset di masa depan. Artinya, regulator ikut memantau ketat setiap langkah transformasi.
Bukti kelima ada di sisi efisiensi dan tata kelola. Pada kuartal kedua 2025, bank memangkas jumlah direksi dan komisaris serta menunjuk direktur utama baru. Struktur yang lebih ramping diharapkan mempercepat pengambilan keputusan dan menekan biaya overhead. Di saat yang sama, BBKP juga menjual 85% kepemilikan di PT KB Finansia Multi Finance agar bisa fokus ke bisnis inti perbankan.
Namun semua sinyal positif itu masih dibayangi tantangan besar. Rasio kredit bermasalah atau NPL Gross per September 2025 mencapai 10,84%, naik dari 8,70% di Desember 2024, jauh di atas batas ideal OJK di kisaran 5%. Laba bersih kuartalan Q3 2025 juga kembali negatif sebesar 100,67 miliar Rupiah, menandakan pemulihan profit belum stabil. Selain itu, meski NPL naik, rasio CKPN terhadap kredit bruto tetap relatif datar, menimbulkan kekhawatiran bahwa pencadangan belum mencerminkan risiko sebenarnya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BBKP memang belum sembuh, tapi sudah mulai menunjukkan tanda-tanda ingin berubah. Modal yang lebih kuat, langkah berani bersih-bersih kredit, dan rencana pemulihan yang diawasi regulator jadi modal awal. Tantangannya kini hanya satu, manajemen harus konsisten menyehatkan kualitas aset dan membangun laba operasional yang murni dari bisnis inti, bukan sekadar hasil akuntansi atau pendapatan non-rutin. Jika tiga kuartal ke depan bisa menunjukkan tren perbaikan NPL dan laba stabil, harapan BBKP untuk benar-benar bangkit bukan lagi mimpi, tapi proses yang mulai nyata.
Tapi sejelek apapun laporan keuangan, selama bandarnya adalah dewa gorengan saham dunia akhirat alam semesta yang lebih jago dari bandar $DADA Mitsubishi Vanguard MotoGP maka harga saham tetap bisa terbang. Laporan keuangan itu hanya pajangan, yang abadi itu bandar gorengan yang bebas goreng saham. Jadi jangan berdoa pada laporan keuangan kalau mau harga saham naik, tapi minta tolong lah pada bandar. 🥴
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ARTO
1/5





@ryandohasiholan rupiah digital ataupun fisik itu sama saja.. Digital Itu seperti lembaran yang ada didompet kamu juga tapi bentuknya sudah digital.
Kalau digitalnya kamu setor ke bank, digitalnya hilang dari walet kamu.. Saldo wallet berpindah ke rekening.
Tidak bisa dipalsukan lagi 😁
Harusnya sih ga ngaruh ke $BBRI, $BMRI atau bank manapun..
Kalau kirim uang digital ke (wallet digital) orang lain? Nahh ini belum ada aturannya, mungkin biayanya nanti idem bifast atau SKN atau pilihan metode apapun yg saat ini ada..
Atau harus via bank nya..Kamu setor uang digital ke Bank $ARTO nanti baru dikirim ke rekening lain.. maybe gitu😁👌
Harga $BIPI turun -0.0% ke 81, mencoba rebound setelah beberapa hari sideways di area support EMA 50 (±85).
Struktur harga masih membentuk pola konsolidasi dengan range sempit (73–86).
MACD mendekati titik golden cross, menunjukkan potensi momentum bullish baru.
RSI (35.8) dan Stochastic RSI (0.0) menunjukkan indikasi oversold, dengan kemungkinan penguatan jika volume bertambah
Trading Plan (Buy on Support)
Buy Zone: 73 – 81 (area EMA 50 & support minor)
Target 1: 86
Target 2: 90
Stop Loss: 70
Random Tag: $BBYB $ARTO
Mancing mania…..
mantap
$TOBA
Pemancingnya UBO
Ikan nya ritel
Jujur kalo mau dibuang semua tu barang
ke 100 nyampe2 aja sih
UBO nya cuma perduli cash kayanya
Persetan dgn yg lain
Ya tipikal bakal jadi endapan ini mah, sayang sekali tapi itu lah kemungkinan besar kenyataan nya yg akan terjadi disini seperti itu 🥀
Sayang sekali kasih tak sampai, paldahal tinggal sedikit lagi 🤏. Kisahnya telah berakhir. 🥀
Blood bath in the end
🩸🪓
Beruntungnya exit pas, dan tidak serakah untuk tergoda kembali
https://stockbit.com/post/21844813
Tag
$ARTO $BBYB
@ismirkhan om nya mau ngambil profit gimana? biar saya bantu carikan titik cerah, mau yang profit lebih cepet = jual warrant di pasar sebelum akhir periode,
mau saham jago = alangkah baiknya langsung beli $ARTO sajaa,
mau spekulasi jangka panjang = hold warrant sampai akhir periode nanti dapat cash otomatis