$ARTO $BBCA dan sea bank

Arto, Blu BCA Digital, dan SeaBank: Antara Strategi Cepat Go Public atau Kokohkan Fundamental Dulu?"

Industri bank digital di Indonesia sedang memasuki babak persaingan yang semakin ketat. Tiga nama besar kerap menjadi perbincangan: Bank Jago (ARTO), Blu BCA Digital, dan SeaBank. Ketiganya memiliki dukungan pemegang saham kuat, basis teknologi mumpuni, dan ekosistem pengguna yang luas. Namun, jalur yang mereka tempuh menuju pertumbuhan ternyata sangat berbeda.

Bank Jago (ARTO) memilih jalur cepat dengan mengakuisisi bank yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini memotong proses panjang menuju IPO, memungkinkan mereka segera mengakses pendanaan publik. Namun, di balik kecepatan tersebut, muncul pertanyaan: apakah fundamental yang dimiliki saat itu sudah cukup kuat untuk menopang valuasi tinggi? Sejak puncak harga pada 2021, saham ARTO justru mengalami tren penurunan, memunculkan keraguan sebagian investor.

Sebaliknya, Blu BCA Digital dan SeaBank memilih langkah yang lebih konservatif. Blu BCA Digital berada di bawah naungan BCA, bank swasta terbesar di Indonesia, namun belum terburu-buru melantai di bursa. Mereka fokus membangun basis nasabah, memperkuat infrastruktur digital, dan memastikan profitabilitas yang berkelanjutan. Demikian pula SeaBank, yang dimiliki Sea Group (induk Shopee), masih berada di jalur privat. Meski mencatat lonjakan laba hingga ratusan persen, SeaBank tampaknya belum tergoda untuk membuka pintu ke publik, memilih memantapkan fondasi bisnis terlebih dahulu.

Pertanyaan pun mengemuka: manakah strategi yang lebih bijak? Apakah langkah cepat ARTO ke bursa memberi keuntungan jangka panjang, atau justru membuatnya rentan saat fundamental belum benar-benar matang? Sementara itu, Blu BCA Digital dan SeaBank terus mengasah kekuatan internal, seolah percaya bahwa waktu yang tepat akan datang ketika fondasi sudah kokoh.

Investor dan publik kini dihadapkan pada dua filosofi berbeda dalam membangun bank digital: kecepatan meraih pasar modal atau kesabaran membangun kekuatan dari dalam. Hanya waktu yang akan membuktikan, strategi mana yang akan bertahan di tengah badai persaingan industri keuangan digital.