8,875

+25

(0.28%)

Today

50,400

Volume

66,018

Avg volume

Company Background

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Sejak awal, Adira Finance berkomitmen untuk menjadi perusahaan pembiayaan terbaik dan terkemuka di Indonesia. Adira Finance hadir untuk melayani beragam pembiayaan seperti kendaraan bermotor baik baru ataupun bekas. Melihat adanya potensi ini, Adira Finance mulai melakukan penawaran umum melalui sahamnya pada tahun 2004 dan Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 75%. Melalui beberapa tindakan korporasi, saat ini Bank Danamon memiliki kepemilikan saham sebesar 92,07% atas Adira Finance. Seba... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF yang mau tampung 0.58 lot

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF

Jemput ke pucuk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@NichHans , sabar hu. ntar $ADMF cair 1.67T, JIKA dipakai untuk goreng $BDMN, 10ribu pasti capai. net worth mufg lgs tembus langit dragonball.

$mufg tidak ikut trend masa kini, yg mana jual saham lebih cuan daripada cuan operasional perusahaan. dll dsbnya.

Dividend 101
==============
Dividend gain: keuntungan yg didapat dari perusahaan yg membagikan laba kepada pemegang saham, satuan: rupiah/lembar, As opposed to capital gain yg didapat investor ketika menjual saham yg dimiliki. contoh: $SPTO membagikan dividend interim 35 rupiah/lembar.

Dividend Payout Ratio (DPR): Rasio pembagian dividend terhadap laba tahun finansial berjalan, misalnya $ADMF yg hobi membagikan DPR 50% laba sebagai dividend.

Dividend yield: rasio dividend terhadap harga saham tersebut, biasanya pada tanggal hari tersebut/cum date.

Cum Date: tanggal terahir dimana investor perlu punya saham yang dimaksud agar mendapatkan dividend.

Ex-date: 1 hari bursa setelah cum date, dimana pemegang saham tidak lagi akan mendapatkan dividend yang dimaksudkan. Biasanya akan terjadi dividend trap.

Payment date: tanggal dividend dibayarkan ke rekening RDN.

Recording date: tanggal pencatatan di sistem KSEI kepemilikan investor yg berhak mendapatkan dividend, T+2 (2 hari bursa) sejak cum date karena kita menganut sistem T+2.

Dividend trap: fenomena yg sering terjadi (ga selalu) dimana harga saham turun sejumlah dividend yield.

Retained Earning: Laba yg ditahan. Kalo RE 0, perusahaan ga bisa bagi dividend.

Dividend interim: dividend yang dibagikan di tengah2 tahun finansial, ga butuh RUPS. contoh lagi2 SPTO yg bagi dividend interim December nanti (pas 12.12 tau aja mau cari diskon harbolnas).

Dividend final: dividend penutup dari tahun finansial berjalan, butuh persetujuan pemegang saham di rups. contohnya $BJTM yang biasa bagi 1x setahun, final aja, nunggu rups.

Dividend trader: trader yg ngincar capital gain/dividend gain (or both) dari kenaikan saham menjelang cum date. Sering loncat2 dari emiten satu ke lainnya, hold time dari harian sampe 1-3 bulan.

Dividend investor: investor dividend yg niatnya balik modal dari dividend, biasanya jangka waktu hold lebih lama daripada dividend trader, biasa tahunan.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF masih dicari yg punya lot 1,16 aja ya.
kabari ya chat ato komen

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IDXChannel—Simak 3 saham jasa keuangan di BEI. Saham jasa keuangan bergerak di bidang penyediaan layanan keuangan, baik perbankan ataupun non-bank. Mulai dari multifinance, perusahaan investasi, dan asuransi.
Saham jasa keuangan yang paling umum diperdagangkan adalah saham-saham perbankan. Berikut...

www.idxchannel.com

www.idxchannel.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –  Manajemen PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) telah menandatangani perjanjian kredit senilai US$100 juta dari MUFG  Bank Ltd, Cabang Singapura (MUFG Singapura) pada 12 November 2025.
Veronika Dyah Puspitaningrum, Corporate Secretary ADMF dalam keterangan tertuli...

stockwatch.id

stockwatch.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF
Adira Finance (ADMF) mendapatkan pinjaman US$100 juta dari MUFG Bank untuk kebutuhan umum perusahaan dan memperkuat pendanaan. Pinjaman berjangka 36 bulan ini membantu ekspansi bisnis, meningkatkan likuiditas, dan tidak mengubah struktur pengendalian perusahaan.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

News Update
👉 IHSG ditutup melemah 0,20% ke level 8,371 dan Asing catatkan net buy jumbo Rp2,9T.
👉 Rupiah melemah 0,07% ke Rp16,728/USD pada penutupan pasar hari ini.
👉 Kementan dorong produktivitas sawit untuk mendukung Implementasi B50 pemerintah.
👉 Starlight Ltd (UEA) tercatat membeli 3,13M lembar saham $IATA di kisaran harga Rp71.
👉 EXCL catatkan rugi bersih Rp2,6T di kuartal III/2025, tahun lalu tercatat laba Rp1,31T.
👉 Jung Ho Han membeli 11.776.400 lembar saham $BBKP pada 10 November 2025.
👉 Ada transaksi Jumbo Rp2,7T di saham CASA berpindah tangan lewat pasar negosiasi.
👉 $ADMF meraih pinjaman sebesar Rp1,67T dari MUFG Bank.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

KABARBURSA.COM – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) menarik pendanaan jumbo dari jaringan global MUFG untuk memperkuat struktur likuiditas dan menata ulang sumber pembiayaan.
Dalam dokumen keterbukaan informasi, ADMF menandatangani Facility Agreement dengan MUFG Bank Ltd., Cabang Singapura...

www.kabarbursa.com

www.kabarbursa.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Jakarta, CNBC Indonesia — Perusahaan pembiayaan PT Adita Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mendapat fasilitas pinjaman berjangka sebesar US$100 juta atau sekitar Rp1,67 triliun dari MUFG Bank Ltd.
Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan pada 12 November 2025. Pinjaman ini memiliki jangka wa...

www.cnbcindonesia.com

www.cnbcindonesia.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF Selamat ulang tahun ke 35

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF masih dicari yg punya lot 1,16
kabari ya chat ato komen

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

JAKARTA - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka atau Facility Agreement dengan MUFG Singapura senilai US$100 juta.
Corporate Secretary ADMF, Veronika Dyah Puspitaningrum, menjelaskan bahwa fasilitas pinjaman berjangka tersebut akan digunaka...

www.idnfinancials.com

www.idnfinancials.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

EBuzz – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) resmi menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka senilai USD100 juta dengan MUFG Bank, Ltd., di Singapura. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat struktur pendanaan dan menjaga likuiditas di tengah dinamika...

economixbuzz.com

economixbuzz.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

KABARBURSA.COM - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) telah menandatangani Facility Agreement dengan MUFG Singapura untuk memperoleh fasilitas pinjaman berjangka sebesar USD100 juta.
Corporate Secretary ADMF, Veronika Dyah mengatakan Fasilitas ini digunakan untuk keperluan korporasi umum Perse...

www.kabarbursa.com

www.kabarbursa.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF selamat ulang tahun ke-35, semoga tetap jadi dividen stock yang tidak pernah absen membagikan dividen dg ratio stabil.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BFIN LK Q3 2025: Memperbaiki Kualitas Kredit

BFIN adalah salah satu perusahaan multifinance terbesar di Indonesia. Untuk perusahaan yang listing di bursa mungkin hanya $ADMF yang secara aset dan laba lebih besar dari BFIN. $ASII juga sebenarnya punya multifinance besar tapi sayangnya perusahaan multifinance mereka tidak listing di bursa. Lanjutan dari External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Bisa jadi banyak user Stockbit di sini yang ambil leasing kendaraan di BFIN. Meskipun secara ukuran besar, BFIN saat ini dalam kondisi yang dilematis. Mengapa dilematis? Itu karena growth mereka mulai melambat. Dan yang lebih penting lagi, cara melambatnya tidak sepenuhnya sehat.

Secara operasi, mesin bisnis BFIN masih jalan. Piutang pembiayaan neto naik dari sekitar 20,70 triliun di akhir 2023 menjadi sekitar 22,00 triliun di akhir 2024. Lalu sempat turun tipis ke sekitar 20,90 triliun di kuartal dua 2024 sebelum naik lagi ke sekitar 21,10 triliun di kuartal tiga dan kemudian kembali ke sekitar 22,00 triliun di akhir 2024.

Masuk 2025, piutang sempat tembus sekitar 22,70 triliun di Maret, lalu turun ke sekitar 22,50 triliun di Juni, dan berakhir di sekitar 22,34 triliun di kuartal tiga 2025. Artinya aset produktif masih tumbuh, tetapi mulai menunjukkan pola naik-turun, bukan garis lurus naik terus.

Dari laporan keuangan tahunan, BFIN di tahun 2024 masih memiliki growth piutang neto sekitar 6,31%, yang mana ini lumayan bagus meskipun tidak sampai double digit. Di laporan keuangan kuartal tiga 2025 year to date (LK Q3 2025 YTD), growth masih sekitar 5,74% dibanding laporan keuangan kuartal tiga 2024 year to date (LK Q3 2024 YTD). Di level kuartalan secara year on year (YoY), kuartal satu 2025 tumbuh sekitar 7,57%, kuartal dua tumbuh sekitar 7,49%, dan kuartal tiga kembali ke kisaran 5,74%. Jadi engine ekspansi masih hidup, tetapi putarannya mulai menurun. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalahnya, di sisi lain, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) lari jauh lebih kencang daripada piutang. Saldo CKPN naik dari sekitar 764,12 miliar di 2023 menjadi sekitar 814,60 miliar di akhir 2024. Di atas kertas ini masih sejalan, kenaikannya sekitar 6,61%, tidak jauh beda dari growth piutang.

Namun masuk 2025, nada ceritanya berubah. Kuartal satu 2025 CKPN sudah naik jadi sekitar 908,37 miliar, kuartal dua hampir tembus 1.000,00 miliar, dan kuartal tiga 2025 sudah lewat sekitar 1.012,46 miliar. Secara YoY di LK Q3 2025 YTD, CKPN naik sekitar 20,07%. Jadi kita punya kombinasi yang agak mengganggu. Piutang tumbuh 5,00-7,00%, tetapi cadangan kerugian naik 20,07%. Ini pola khas perusahaan yang mulai masuk mode defensif, bukan berhenti menyalurkan pembiayaan, tetapi semakin pesimis soal kualitas piutang yang sudah dan sedang berjalan.

Sekarang kita lihat top line dan bottom line. Revenue total BFIN di 2023 sekitar 6,35 triliun. Tahun 2024 sebenarnya nyaris flat, bahkan turun tipis ke sekitar 6,34 triliun, kontraksi kecil sekitar minus 0,29%. Kalau hanya lihat revenue, orang bisa saja bilang ini sekadar stagnasi ringan.

Baru di 2025 terlihat ada pemulihan. Di LK Q3 2024 YTD, revenue sekitar 4,71 triliun. Di LK Q3 2025 YTD naik jadi sekitar 5,02 triliun. Naik sekitar 6,57%. Kalau dilihat per kuartal, tahun 2024 revenue per kuartal berkisar sekitar 1,55-1,56 triliun, lalu di 2025 naik ke kisaran sekitar 1,65-1,71 triliun. Jadi secara volume dan pendapatan, bisnis BFIN sebenarnya mulai gas lagi di 2025. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Laba bersih ceritanya berbeda. Tahun 2023 BFIN mencatat laba bersih sekitar 1,64 triliun. Tahun 2024 turun jadi sekitar 1,52 triliun. Kontraksi sekitar 7,70%. Ini bukan koreksi kecil, tetapi penurunan laba yang cukup jelas.

Kalau kita zoom ke 2025, gambarnya sedikit lebih positif di permukaan. Di LK Q3 2024 YTD, laba bersih sekitar 1,11 triliun. Di LK Q3 2025 YTD naik jadi sekitar 1,17 triliun. Growth sekitar 4,70%. Bahkan secara YoY kuartalan, laba kuartal satu 2025 tumbuh sekitar 12,18% dibanding kuartal satu 2024. Kuartal dua 2025 tumbuh sekitar 11,14% dibanding kuartal dua 2024. Jadi kalau hanya melihat 2025, orang bisa mengatakan laba sudah mulai balik naik.

Namun di balik angka laba yang kembali tumbuh ini, ada harga yang harus dibayar, yakni naiknya beban CKPN yang sangat agresif.

Beban CKPN di laba rugi untuk piutang pembiayaan naik dari sekitar 482,28 miliar di enam bulan pertama 2024 menjadi sekitar 571,77 miliar di enam bulan pertama 2025. Jadi dalam setahun, beban cadangan naik hampir 89,50 miliar. Di saat yang sama, revenue enam bulan memang naik, tetapi tidak cukup untuk membuat laba bersih tumbuh secepat revenue. Makanya pertumbuhan laba di LK Q3 2025 YTD hanya sekitar 4,70%, tertinggal dari pertumbuhan revenue sekitar 6,57%. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita lihat dari sisi rasio, ceritanya makin jelas. Rasio CKPN terhadap piutang bruto naik dari sekitar 2,76% di akhir 2023, stabil di kuartal satu 2024, lalu naik ke sekitar 3,04% di kuartal dua 2024. Kuartal tiga 2024 sempat melonjak ke sekitar 3,84%, kemudian setahun 2024 ditutup di sekitar 3,57%.

Masuk 2025, rasionya naik lagi. Kuartal satu 2025 sekitar 3,85%, kuartal dua sekitar 4,26%, dan kuartal tiga 2025 tembus sekitar 4,33%. Jadi dalam kurang dari dua tahun, coverage CKPN naik lebih dari 1,50 poin persentase. Ini tanda sangat jelas bahwa risiko kredit di portofolio meningkat dan manajemen memilih opsi konservatif, yaitu mempertebal bantalan.

Di sisi lain, rasio piutang neto terhadap total aset atau financing to assets ratio (FAR) relatif stabil di kisaran 86,00-89,00%. Tahun 2023 FAR sekitar 86,53%, naik jadi 87,00-88,00% sepanjang 2024 dan sempat menyentuh hampir 88,95% di kuartal dua 2025. Artinya, neraca BFIN tetap sangat didominasi aset produktif berupa piutang. Perusahaan tidak terlihat agresif membeli macam-macam aset non inti. Fokus tetap pembiayaan. Dari sudut pandang model bisnis, ini bagus karena BFIN tidak kehilangan identitas sebagai perusahaan pembiayaan.

Margin laba bersih atau net profit margin (NPM) juga memberi cerita yang menarik. Tahun 2023 NPM sekitar 25,87%. Di 2024 turun ke sekitar 23,95%. Di kuartal-kuartal 2024, NPM sempat menyentuh sekitar 22,06% lalu naik lagi mendekati 23,00-24,00%. Di 2025, NPM kuartal satu sempat membaik ke sekitar 24,48%, tetapi kuartal dua turun ke sekitar 23,08% dan kuartal tiga stabil di sekitar 23,26%. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekilas, NPM di kisaran 23,00-24,00% itu masih sangat sehat. Untuk perusahaan pembiayaan, ini margin yang gurih. Namun tren turunnya dari sekitar 25,87% ke sekitar 23,00% menandakan ada tekanan yang tidak bisa diabaikan. Dan kalau kita hubungkan dengan CKPN yang naik kencang, benang merahnya jelas. Laba bukan turun karena bisnis inti tiba-tiba jelek, tetapi karena ada porsi yang semakin besar dari pendapatan yang harus dialokasikan menjadi cadangan kerugian kredit.

Pertanyaan berikutnya, dari mana tekanan risiko itu datang. Jawabannya terlihat cukup jelas ketika kita zoom ke data piutang bermasalah berdasarkan hari tunggakan.

Kelompok piutang yang telat 1-30 hari naik dari sekitar 4,29 triliun di akhir 2023 menjadi sekitar 4,52 triliun di Maret 2024 dan sekitar 4,63 triliun di Juni 2024. Akhir 2024 sedikit turun ke sekitar 4,51 triliun. Masih terlihat normal. Lalu di 2025, angka ini melonjak. Juni 2025 naik ke sekitar 5,60 triliun dan September 2025 hampir 5,88 triliun. Naik sekitar 1,37 triliun dalam sembilan bulan.

Ini early warning yang sangat penting. Kenaikan piutang telat 1-30 hari artinya semakin banyak nasabah yang mulai goyah cashflow-nya. Belum macet, tetapi sudah tergelincir. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Piutang yang telat 31-90 hari, yang biasanya kita anggap Stage 2 atau risiko signifikan, juga mencerminkan pola yang tidak nyaman. Akhir 2024, kelompok ini sekitar 620,79 miliar. Di Juni 2025 melonjak ke sekitar 863,45 miliar, lalu turun sedikit ke sekitar 768,22 miliar di September 2025. Jadi sepanjang paruh pertama 2025, Stage 2 benar-benar memuncak.

Piutang yang telat 91-180 hari naik dari sekitar 243,25 miliar di akhir 2024 ke sekitar 338,03 miliar di Juni 2025, lalu sedikit turun ke sekitar 316,83 miliar di September. Sementara piutang yang telat lebih dari 180 hari naik dari sekitar 56,37 miliar di akhir 2024 menjadi sekitar 76,24 miliar di Juni dan sekitar 83,86 miliar di September 2025. Ini kantong yang tinggal menunggu dihapusbukukan.

Belum berhenti di sana. Ada satu pos lagi yang sering luput dari radar, yaitu piutang dalam proses penyelesaian. Ini adalah piutang yang sudah masuk tahap jaminan ditarik. Nilai neto piutang dalam proses penyelesaian naik dari sekitar 147,29 miliar di akhir 2023 menjadi sekitar 203,25 miliar di akhir 2024, lalu melonjak ke sekitar 312,82 miliar di Juni 2025 dan sekitar 300,08 miliar di September 2025. Cadangan penurunan nilai jaminan yang melekat juga naik, dari sekitar 44,23 miliar di 2023-2024 menjadi hampir 63,84 miliar di Juni 2025 dan sekitar 66,05 miliar di September. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Artinya, penarikan jaminan meningkat, tetapi ekspektasi recovery-nya justru turun. BFIN memproyeksikan nilai realisasi bersih atas jaminan yang diambil alih cenderung lebih rendah. Tidak hanya lebih banyak orang yang telat bayar. Lebih banyak kontrak yang masuk ke jalur eksekusi jaminan, dan nilai jaminan yang benar-benar bisa diselamatkan juga dinilai lebih konservatif.

Kalau kita pindah ke bahasa PSAK 71, di belakang semua angka ini terjadi perpindahan piutang antar stage yang cukup dramatis.

Secara definisi PSAK 71, piutang pembiayaan dibagi ke tiga keranjang risiko. Stage 1 adalah kredit yang masih dianggap lancar, debitur masih bayar tepat waktu, keterlambatan kalau ada biasanya pendek, dan kerugian yang dihitung hanya kerugian kredit ekspektasian selama 12 bulan ke depan. Stage 2 adalah kredit yang risiko kreditnya meningkat signifikan dibanding saat awal diakui, biasanya mencakup akun yang telat bayar lebih dari 30 hari atau ada indikasi penurunan kualitas kredit. Untuk Stage 2, perusahaan wajib menghitung kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur kontrak, bukan hanya 12 bulan. Stage 3 adalah kredit yang sudah dianggap memburuk atau credit impaired, biasanya akun yang telat bayar lebih dari 90 hari, sudah masuk kategori macet, restrukturisasi bermasalah, atau secara ekonomi dianggap dalam kondisi default. Di Stage 3, pendapatan bunga efektif biasanya hanya diakui atas basis neto setelah cadangan, dan kerugian kredit yang diakui adalah kerugian penuh sepanjang umur kredit. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dengan kerangka ini, naik turunnya angka Stage 1, Stage 2, dan Stage 3 bukan sekadar teknis akuntansi, tetapi mencerminkan gerakan nyata kualitas portofolio di lapangan.

Sepanjang 2024, total piutang yang pindah ke Stage 2 sekitar 443,30 miliar. Di kuartal satu 2025 saja, angka ini sudah sekitar 601,53 miliar. Kuartal dua 2025 kumulatif pindah ke Stage 2 mencapai sekitar 655,05 miliar. Artinya, hanya dalam enam bulan, piutang yang naik kelas risiko ke Stage 2 sudah lebih besar dibanding setahun penuh sebelumnya.

Untuk Stage 3, sepanjang 2024 piutang yang memburuk masuk Stage 3 sekitar 270,24 miliar. Di kuartal satu 2025 saja sudah sekitar 279,83 miliar. Di kuartal dua 2025 naik lagi ke sekitar 437,17 miliar sebelum turun ke sekitar 384,88 miliar di LK Q3 2025 YTD. CKPN Stage 3 ikut melompat, dari sekitar 249,77 miliar di akhir 2024 menjadi sekitar 336,26 miliar di Juni 2025.

Dengan kata lain, tahun 2025, terutama kuartal satu sampai kuartal dua, adalah titik ekstrem di mana piutang yang tadinya normal bergerak lebih cepat ke Stage 2 dan Stage 3. Manajemen terpaksa menaikkan CKPN lebih agresif. Ini bukan sekadar manajemen yang super konservatif tanpa alasan. Ada data yang cukup kuat yang mendukung kekhawatiran mereka. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita susun lagi alur ceritanya, kira-kira begini.
Pertama, piutang neto tumbuh moderat sekitar 5,00-7,00% per tahun. FAR tetap tinggi sekitar 86,00-89,00%. Bisnis inti pembiayaan masih berjalan dan struktur buku belum berubah drastis.

Kedua, revenue sempat stagnan di 2024, lalu pulih sekitar 6,57% di LK Q3 2025 YTD. Mesin pendapatan sudah mulai gas lagi.

Ketiga, laba bersih 2024 turun cukup tajam sekitar 7,70%. Di LK Q3 2025 YTD, laba memang kembali naik sekitar 4,70%, tetapi pertumbuhannya tertinggal dari pertumbuhan pendapatan. Ini sinyal klasik bahwa margin tertekan.

Keempat, CKPN naik jauh lebih cepat dari piutang. Saldo naik sekitar 20,07% di LK Q3 2025 YTD. Rasio CKPN terhadap piutang bruto tembus sekitar 4,33%. Beban CKPN melonjak hampir 89,50 miliar hanya dalam satu tahun.

Kelima, data tunggakan dan piutang dalam proses penyelesaian menunjukkan tekanan berlapis di kualitas aset. Dari telat 1-30 hari yang melonjak lebih dari sekitar 1,37 triliun, Stage 2 yang sempat memuncak di sekitar 863,45 miliar, Stage 3 yang terus naik, sampai piutang proses penyelesaian yang naik lebih dari sekitar 152,79 miliar. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Keenam, semua ini terjadi dalam jangka waktu yang relatif pendek, terutama di kuartal satu sampai kuartal dua 2025.

Di titik ini, BFIN terlihat seperti perusahaan yang sedang transisi dari fase growth yang agresif ke fase manajemen risiko yang jauh lebih ketat. BFIN masih ekspansi, masih tumbuh, tetapi semakin banyak energi dan profit yang dialihkan untuk mempersiapkan skenario buruk di sisi kualitas aset.

Pertanyaannya, ini hal yang bagus atau buruk untuk investor?
Di satu sisi, pendekatan seperti ini sangat defensif dan terasa dewasa. Daripada memaksa laba terlihat mulus dan manis, BFIN memilih mengakui risiko lebih cepat, menaikkan CKPN, dan mempertebal coverage. Selama non performing financing (NPF) bruto masih di sekitar 1,55% dan jauh di bawah batas 5,00% versi regulator, kita bisa bilang mereka melihat awan mendung dan memilih menyiapkan payung lebih dulu. Untuk investor yang suka profil defensif, ini bisa dibaca sebagai sinyal positif. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di sisi lain, dari kacamata valuasi dan narasi growth, angka-angka ini membuat BFIN terlihat seperti bisnis yang memasuki fase maturitas. Growth piutang moderat. Revenue baru bisa tumbuh lagi setelah setahun stagnan. Laba bersih sempat turun dan baru naik lagi dengan kecepatan yang tidak mengimbangi revenue. Margin turun dari sekitar 25,87% ke sekitar 23,00%. CKPN melompat. Data tunggakan dan piutang proses penyelesaian menunjukkan lapisan risiko yang makin besar.

Untuk investor yang mencari multifinance dengan growth tinggi, kombinasi ini bisa terasa pahit. Seolah-olah BFIN masuk ke mode bertahan, bukan menyerang. Pertanyaannya, apakah ini hanya siklus, atau tanda bahwa BFIN akan hidup ke depan sebagai mesin kas yang matang, defensif, dan tidak lagi terlalu ekspansif.

Kalau dalam beberapa kuartal ke depan porsi kredit bermasalah bisa turun lagi ke level yang lebih wajar, khususnya akun yang sudah naik risiko ke Stage 2 dan Stage 3, yaitu yang telat bayar lebih dari 30 hari dan lebih dari 90 hari, lalu saldo piutang dalam proses penyelesaian ikut menyusut, dan CKPN mulai stabil sementara total piutang dan revenue masih bisa tumbuh, maka periode 2024 sampai kuartal dua 2025 akan terlihat sebagai fase bersih-bersih portofolio. BFIN sempat mengerem, merapikan kualitas kredit, lalu melanjutkan pertumbuhan dengan fondasi yang lebih sehat. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun kalau tren 2025 ini berlanjut, CKPN terus naik lebih cepat daripada piutang, piutang telat 1-30 hari makin menggelembung, piutang dalam proses penyelesaian terus menanjak, dan margin laba makin tergerus, maka narasinya berubah total. BFIN bukan lagi multifinance besar yang hanya melambat sesaat, tetapi menjadi bisnis yang resmi masuk fase menua, di mana pertumbuhan harus selalu dibeli dengan harga risiko dan cadangan yang makin mahal.

Dari semua data ini, posisi BFIN hari ini bisa dibaca sebagai sinyal peringatan halus untuk investor. Bukan sinyal panik jual, tetapi juga bukan sinyal untuk tidur terlalu nyenyak. Ini saatnya berhenti hanya melihat angka laba dan dividen, lalu mulai memperhatikan detail kecil seperti CKPN, Stage 2, piutang proses penyelesaian, dan rasio CKPN terhadap piutang bruto.

Karena di bisnis multifinance, masalah jarang datang pertama kali dari laporan laba rugi. Masalah biasanya muncul diam-diam di catatan piutang dan CKPN. Dan di BFIN, dua bagian itu yang menurut saya sekarang paling penting untuk dipantau dan dianalisis dengan serius.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF $MFIN

Halo Bpk/Ibu
disini saya coba tampung 1 + 0.49 (odd lot) = 1.49
kenapa plus 1, karena transaksi dibawah 1jt di pasar nego tidak diproses

untuk 1 lot (💯 lmbr) saya kasih penawaran terbaik 9000 per lembarnya
sedangkan 49 lmbr (odd) saya beri 6000
alasannya jelas benda odd lot ini tidak bisa disamakan dengan full lot yg bs ditransaksikan di pasar reguler

total: 100*9000 + 49*6000 = 1,194,000
saya kasih 1,2jt

sebaliknya jika ada Bpk/Ibu yg ingin hold saham ini
saya berikan penawaran yg sama
1 + 0.51 (odd lot) = 1.51 (lebih banyak 2 lembar ^^)
dengan harga yang sama

Saya siap jadi buyer maupun seller untuk skema diatas.
Bpk/Ibu jika merasa diuntungkan dari penawaran saya silahkan pm , jika tidak bisa diabaikan

Salam Cuan

Minat K ?

Read more...

$ADMF masih dicari yg punya lot 1,16
bisa kabari ya chat ato komen

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF $MFIN

Halo Bpk/Ibu
disini saya coba tampung 1 + 0.49 (odd lot) = 1.49
kenapa plus 1, karena transaksi dibawah 1jt di pasar nego tidak diproses

untuk 1 lot (💯 lmbr) saya kasih penawaran terbaik 9000 per lembarnya
sedangkan 49 lmbr (odd) saya beri 6000
alasannya jelas benda odd lot ini tidak bisa disamakan dengan full lot yg bs ditransaksikan di pasar reguler

total: 100*9000 + 49*6000 = 1,194,000
saya kasih 1,2jt

sebaliknya jika ada Bpk/Ibu yg ingin hold saham ini
saya berikan penawaran yg sama
1 + 0.51 (odd lot) = 1.51 (lebih banyak 2 lembar ^^)
dengan harga yang sama

Saya siap jadi buyer maupun seller untuk skema diatas.
Bpk/Ibu jika merasa diuntungkan dari penawaran saya silahkan pm , jika tidak bisa diabaikan

Salam Cuan

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF yg butuhh 0,11 lot

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

📌 Conviction $ADMF — “Aksi Strategis Akuisisi Rp1,06 T, Perkuat Portofolio Pembiayaan!”

🏭 Perusahaan
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) berdiri sejak 13 November 1990 dan merupakan perusahaan pembiayaan konsumen terkemuka di Indonesia di bawah Grup Bank Danamon. ADMF menyediakan layanan pembiayaan untuk kendaraan bermotor, alat berat, dan keperluan produktif lain, dengan jaringan luas di seluruh Indonesia.

🕯️ Strategi & Fokus
ADMF mengumumkan akuisisi portofolio senilai Rp1,06 triliun dari PT Arthasaia Finance (AAF) pada 7 November 2025, sesuai Perjanjian Pengalihan Portfolio Bersyarat (PPPB).
Langkah ini mencakup:
• Pengalihan portofolio pembiayaan kendaraan komersial & konsumen kecil-menengah,
• Ekspansi ke segmen korporasi dan retail dengan kualitas aset tinggi,
• Optimalisasi utilisasi dana dan efisiensi pembiayaan.

Transaksi strategis ini diharapkan meningkatkan margin profitabilitas dan memperluas pangsa pasar ADMF di tengah persaingan ketat sektor multifinance.

💰 Kinerja Keuangan (Q3/2025)
• Revenue: IDR 7.1 triliun (-5.3% YoY)
• Net Income: IDR 938.6 miliar (-15.8% YoY)

Penurunan pendapatan bersifat sementara akibat perlambatan kredit otomotif, namun akuisisi AAF berpotensi menjadi katalis pemulihan pendapatan di Q4 dan 2026.

👍🏻 Broker Summary / Akumulasi Distribusi
• Net Buyers: XL (IDR 153.9B), XC (IDR 152.6B), EP (IDR 14.1B)
• Net Sellers: BB (IDR 78.5B), IT (IDR 64.4M), PD (IDR 60.8M)
➡️ Terlihat akumulasi kuat dari broker besar lokal pasca pengumuman akuisisi, menandakan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis jangka menengah ADMF.

✍🏻 Review (harga, volume, plus & minus)
• Close: Rp8.800 (-0.28%)
• Volume: 568 lot (-34%)
• Plus: Katalis positif dari akuisisi Rp1,06 T dan potensi peningkatan profitabilitas.
• Minus: Tekanan jangka pendek akibat penurunan pendapatan YoY dan volume transaksi tipis.

📊 Support | Target | Resist
• Support: Rp8.625
• Target: Rp9.050
• Resistance: Rp9.075

Aksi korporasi senilai Rp1,06 triliun memperlihatkan langkah nyata ADMF memperkuat portofolio pembiayaan dan menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang. Potensi rebound teknikal terbuka lebar jika harga mampu menembus level Rp9.000+.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

punya saham $ADMF 0,11 lot barang kali ada yang minat murah aja kok daripada gak kepake.

$ADMF$MFIN

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Jakarta, CNBC Indonesia — Emiten multifinance PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mengungkapkan nasib nasabah PT Arthaasia Finance (AAF) setelah langkah akuisisi portofolio yang dilakukan pada 7 November 2025 lalu.
Diketahui, pengalihan portofolio ini merupakan tindak lanjut dari penandat...

www.cnbcindonesia.com

www.cnbcindonesia.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

EBuzz – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) resmi menuntaskan proses pengalihan portofolio pembiayaan milik PT Arthaasia Finance per 7 November 2025. Langkah strategis ini menandai babak baru ekspansi bisnis pembiayaan Adira Finance, khususnya di segmen kendaraan niaga.
Proses ini merupaka...

economixbuzz.com

economixbuzz.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saya sudah baca data otomotif yang baru rilis ini. Jujur, angkanya terlihat cantik, terutama setelah beberapa bulan yang lesu.
Tapi, kita harus kupas tuntas, apa ini murni pemulihan, atau cuma ilusi yang didorong oleh manuver salah satu mobil listrik?

Angka wholesales mobnas pada Oktober 2025 mencapai sekitar 74rb unit, naik 19% secara bulanan dan berhasil kembali ke level wajar di atas 70rb setelah enam bulan terpuruk. Namun, kita tidak boleh geer dulu!!! Penjualan 74rb itu adalah angka yang harus dicurigai.

Biang keladinya adalah lonjakan penjualan BYD yang menyumbang sekitar 11.000 unit dari total bulanan, dan hampir empat kali lipat dari rata-rata penjualan mereka. Kontribusi BYD ini bukan indikasi daya beli normal, ini murni clearing backlog pengiriman Atto 1 yang tertunda! Kalau kita buang lonjakan BYD akibat backlog itu, penjualan mobil yang dinormalisasi pada Oktober sebenarnya hanya sekitar 66.000 unit. Angka 66rb memang sekitar 12% lebih baik dari rata-rata bulanan April–September, meskipun membaik tapi itu bukan rebound fantastis, hanya perbaikan yang sangat moderat. Target Gaikindo 2025 yang ambisius masih berat dikejar mengingat realisasi 10M25 baru mencapai 71–85% target.

Penjualan motor, angkanya justru memberikan sinyal pemulihan yang lebih jujur. Penjualan motor domestik mencapai sekitar 590rb unit pada Oktober 2025 artinya naik 8% YoY dan naik 4% MoM, sekaligus menjadi penjualan bulanan tertinggi sejak Agustus 2024. Yang paling penting, penjualan kumulatif motor selama 10M25 sudah mencapai 5,4 juta unit, mencatatkan pertumbuhan tahunan kumulatif positif pertama sejak awal tahun. Motor adalah market yang lebih sensitif terhadap daya beli kelas menengah ke bawah. Kenaikan yang solid ini adalah indikator bahwa cash flow di akar rumput mulai membaik, sebuah tanda pemulihan ekonomi yang nyata, bukan sekadar gimmick pengiriman backlog pabrikan.

Mengenai optimisme Gaikindo, Sekretaris Umum Kukuh Kumara optimistis karena adanya pameran. Namun, pendapat pak Jongkie Sugiarto yang menilai daya beli masyarakat masih lemah adalah opini yang harus kita dengar.

Tepuk Tangan untuk Realitas!!! Pameran hanya menggeser waktu pembelian. Selama masalah struktural daya beli belum pulih total, penjualan mobil akan stagnan. Kalau demand tidak ada, mau pameran seribu kali pun, mobilnya akan tetap jadi stock di dealer.

Rakyat kita masih memilih motor sebagai alat bertahan hidup, bukan mobil baru. Jika motor adalah nadi yang pulih, dan motor mendominasi 70% pasar domestik, ditambah lagi emiten tersebut juga punya jalur pipa pembiayaan (Multifinance) yang ikut mengalirkan cuan dari setiap motor dan mobil yang terjual... kira-kira Emiten mana yang keseret untung dan paling aman dari drama backlog mobil listrik?


Random tag: $ASII $ADMF $MPMX

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF punya 0,21 lot. yang minta DM yakk..

sumpek lihat nya wkwk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

[FINSERA MARKET UPDATE]
11 November 2025

Adira (ADMF) Resmi Ambil Alih Portofolio Arthaasia Finance Senilai Rp1,06 Triliun

Adira Dinamika Multi Finance Tbk akhirnya menyelesaikan proses akuisisi portofolio milik Arthaasia Finance (AAF) dengan nilai sekitar Rp1,063 triliun, dan seluruh pembiayaan diambil dari kas internal perusahaan.

Portofolio yang diambil alih mencakup pembiayaan kendaraan komersial untuk perorangan, UKM, hingga korporasi, termasuk kontrak angsuran (PPSA) dan paket asuransi yang sebelumnya berada di bawah AAF. Penambahan aset ini otomatis mendapat nasabah baru dan penambahan piutang pembiayaan.

Finsera View:
Ekspansi ini menunjukkan Adira ingin memperkuat pijakan di bisnis pembiayaan kendaraan niaga. Meski laporan kuartal III 2025 masih menunjukkan penurunan laba sekitar 15% YoY, tambahan portofolio lebih dari Rp1 triliun bisa menjadi modal untuk mendorong pertumbuhan di 2026.
Source: CNBC Indonesia

$IHSG $ADMF $BMRI

Check link on bio for more information

#FINSERA

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy