9,125

-25

(-0.27%)

Today

13,200

Volume

88,164

Avg volume

Company Background

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Sejak awal, Adira Finance berkomitmen untuk menjadi perusahaan pembiayaan terbaik dan terkemuka di Indonesia. Adira Finance hadir untuk melayani beragam pembiayaan seperti kendaraan bermotor baik baru ataupun bekas. Melihat adanya potensi ini, Adira Finance mulai melakukan penawaran umum melalui sahamnya pada tahun 2004 dan Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 75%. Melalui beberapa tindakan korporasi, saat ini Bank Danamon memiliki kepemilikan saham sebesar 92,07% atas Adira Finance. Seba... Read More

$ADMF Q2'25

Meskipun revenue stagnan bahkan cenderung turun, tapi margin mengalami perbaikan.
keep holding still.
ada yg udah ngintip atau bahkan bikin Q2 like-for-like merger dgn $MFIN?

Update :
Barusan ngintip MFIN, performanya malah lebih bagus dari ADMF, cuma ga berani manual konsol karena ga ngerti interco-nya.
harusnya sinyal bagus buat ADMF sebagai penerima bisnis murah, (meski di saat yg sama kacian buat minority shareholders MFIN yg harus nanggung rugi valuasi gila-gilaan).

Read more...

$ADMF 6M25 slide 1

$BNGA 6M25 slide 2 (EPS 137,43)

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

💸 MONEY SUPPLY MELEDAK!
Uang beredar (M2) RI Juni 2025 tembus Rp9.597 Triliun! 🚀

📈 Data Utama:
M2 naik 6,5% YoY (vs 4,9% Mei)
M1 naik 8,0% YoY
Kredit tumbuh 7,77% YoY

🔍 Apa artinya?
➡️ Meningkatnya money supply biasanya mengindikasikan liquidity boost
➡️ Tapi bisa juga jadi sinyal tekanan inflasi makin kuat
➡️ Kredit masih tumbuh artinya permintaan di sektor riil belum loyo

💡 Quick Insight:
Sektor perbankan dan consumer finance bisa terdorong jika kredit terus naik
Tapi pasar juga waspada risiko inflasi yang bikin BI tahan/tunda penurunan suku bunga

📊 Mau tahu siapa yang bisa diuntungkan?
Cek sektor ini:
✅ BANK (BBCA, $BMRI, BBNI, BRIS)
✅ MULTIFINANCE (BFI, $ADMF )
✅ CONSUMER ( $ICBP , UNVR)
✅ PROPERTY (CTRA, SMRA sensitif terhadap kredit KPR)

🧠 Dengan likuiditas tinggi tapi inflasi juga merayap, kamu lebih prefer pegang cashflow strong stocks atau growth stocks? Drop jawabanmu! ⬇️

More Info & Research ke bioo

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Delist karna bagger $MFIN mah keganti jd $ADMF
Cmn rasio ny g ngotak buat yg beli pucuk. Harga wajar klo diliat ADMF itu 450-an MFIN ny.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MFIN masuk watchlist, tunggu melorot dan serok.. inget ratio 0.05248 $ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@RudiTam kok $BFIN kak? itu bukankah bahas $MFIN dan $ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

NASIB STRATEGI ARBITRASE DI SAHAM $MFIN BERUJUNG RUGI RATUSAN JUTA RUPIAH

Strategi arbitrase terutama saham-saham yang mau diakuisisi atau delisting sukarela memang kerap memberikan potensi keuntungan dengan risiko lebih rendah. Namun, ternyata ada risiko tidak terlihat dari strategi itu, yakni proses administrasi yang bisa membuat investor merugi.
Mikirduit – Strategi investasi dengan strategi arbitrase sering dikenal memiliki tingkat risiko yang rendah. Namun, setelah kejadian merger MFIN dengan $ADMF, strategi arbitrase ternyata tidak selalu berakhir indah.

• Strategi arbitrase saham tidak selalu aman, seperti yang terjadi pada MFIN, di mana banyak investor justru merugi karena gagal memahami syarat teknis aksi merger dengan ADMF.
• Kurangnya transparansi prospektus dan multitafsir keterbukaan buyback menyebabkan banyak investor kehilangan haknya, meskipun telah memiliki saham sebelum tanggal yang ditentukan.
• Merger MFIN ke ADMF menyebabkan dilusi ekstrem, sehingga investor yang tidak mendapat hak buyback berisiko kehilangan hingga 95% nilai investasinya karena konversi ke saham ADMF.

Dalam hal ini, strategi arbitrase yang dijalankan adalah membeli saham yang sudah pasti diakuisisi dan bisa mendapatkan keuntungan dari transaksi mandatory tender offer (spt saham $ANJT ) atau buyback di harga yang bagus.Sehingga, investor bisa mendapatkan keuntungan minimal dari mandatory tender offer atau buyback yang dilakukan tersebut. Hal ini juga bisa berlaku di saham-saham yang mau delisting sukarela yang kerap memberikan harga tender offer di harga tinggi.

Strategi ini bisa diukur karena syarat mandatory tender offer memiliki regulasi, yakni penentuan harga mandatory tender offer dihitung antara harga rata-rata tertinggi dalam 3 bulan terakhir sejak pengumuman aksi korporasi pertama kali atau harga transaksi jual-beli dalam aksi akuisisi. Nantinya, harga mandatory tender offer akan dipilih yang tertinggi dari dua skema tersebut.

Sementara itu, untuk delisting sukarela biasanya menawarkan harga tender offer di atas pasar karena ingin segera menyelesaikan kewajiban sebagai perusahaan terbuka dan para investor publik mengikuti tender offer tersebut.

Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku di MFIN. Ketika proses MFIN diakuisisi oleh MUFG dan ADMF rampung. Perseroan akan dilebur ke ADMF. Secara sentimen, aksi korporasi ini sangat positif karena ADMF bisa memperluas bisnisnya dengan dilebur bersama MFIN. Sayangnya, investor yang memburu saham MFIN dengan melihat potensi keuntungan dari arbitrase tersebut malah merugi karena proses merger tersebut.

Prospektus mengenai aksi merger yang dikeluarkan di 30 April 2025 ini tidak detail dalam menjelaskan persyaratannya, sehingga menimbulkan multitafsir yang mengakibatkan investor bisa salah dalam mengambil tindakan akibat melihat adanya peluang arbitrase tersebut. Adapun, publikasi keterbukaan yang lebih detail baru muncul pada 25 Juni 2025 ketika RUPSLB tengah dilaksanakan.

Dalam ketentuan pelaksanaan buyback saham MFIN tersebut tertulis 3 poin utama:
• Permohonan buyback oleh MFIN diberikan kepada pemegang saham sebelum 4 Juni 2025
• Telah memberikan suara tidak setuju pada RUPSLB terkait agenda merger
• Dalam periode 3-15 Juli 2025 telah menyampaikan surat pernyataan kesediaan untuk menjual saham Formulir Penyertaan Penjualan Saham

Beberapa hal yang dianggap multitafsir antara lain, daftar pemegang saham tercatat pada 4 Juni 2025. Dari sini, muncul perspektif kalau sudah punya sahamnya sebelum 4 Juni, berarti bisa menambah kepemilikan saham MFIN setelahnya. Pasalnya, yang tertulis hanya nama pemegang saham bukan jumlah lembar saham yang dimiliki.

Lalu, dalam vote tidak setuju dalam RUPSLB diasumsikan harus datang langsung offline ke RUPS-nya. Hal itu terlihat dari jumlah pemegang saham MFIN yang abstain dalam RUPSLB MFIN mencapai 14,97 juta lembar saham setara 0,3 persen saham. Artinya, dengan menggunakan harga saham MFIN per 30 Juni 2025 saat RUPSLB dilaksanakan, ada Rp45 miliar yang abstain untuk mengambil peluang buyback.

RUPSLB Selesai, Saham MFIN ARB

Masalahnya, dalam ketentuan merger ADMF-MFIN ini, nantinya saham MFIN akan dilebur ke ADMF dengan rasio 1:0,052 atau terdilusi sekitar 95 persen.

Artinya, jika ada holder MFIN senilai Rp100 juta tidak mendapatkan hak buyback, berarti nilai saham MFIN-nya akan dikonversi ke saham ADMF menjadi hanya senilai Rp5,2 juta. Alhasil, setelah RUPSLB 30 Juni 2025, saham MFIN terus mengalami penurunan dari Rp3.000-an per saham hingga per 18 Juli 2025 menjadi Rp880 per saham.

Hal ini juga dialami salah satu investor yang hold saham MFIN dan tidak mendapatkan hak buyback, yang sebut saja namanya Yanto dari Tangerang. Investor tersebut mengungkapkan nilai asetnya di MFIN telah menguap senilai Rp383 juta dalam dua bulan terakhir. Awalnya, strategi investasi masuk ke MFIN ini adalah arbitrase dari buyback tersebut yang diumumkan sejak akhir April 2025. Namun, karena tidak mendapatkan hak buyback, nilai asetnya berpotensi terus menyusut selaras dengan penurunan saham MFIN dan potensi konversi ke saham ADMF.

Sebenarnya, Yanto sudah memenuhi tahap pertama sebagai daftar pemegang saham MFIN untuk dapat hak buyback terakhir pada 4 Juni 2025. Namun, karena salah tafsir jika sudah jadi pemegang saham, berarti bisa akumulasi setelah 4 Juni 2025, dia pun masih melanjutkan akumulasi saham tersebut karena mengukur potensi cuan dari arbitrase tersebut.
Sayangnya, ketika RUPSLB pada 30 Juni 2025, Yanto datang terlambat 15 menit setelah berangkat dari rumahnya di Bintaro ke kawasan Menteng tempat RUPS dilaksanakan pada pagi hari.

Yanto pun sempat mengisi formulir untuk menyatakan tidak setuju dalam mata acara rapat sebagai syarat untuk mendapatkan hak buyback, tapi pihak notaris menolak formulir tersebut dengan alasan semua nama sudah tercatat dan diinput ke dalam sistem untuk menghitung jumlah partisipasi rapat.

Yanto berusaha menanyakan terkait hak buyback ke manajemen saat di RUPSLB, tapi tidak ada jawaban pasti dan diminta untuk bertanya ke staf admin Badan Administrasi Efek (BAE). Namun, lagi-lagi dari pihak staff BAE juga tidak memberikan jawaban pasti.

Adapun, Yanto baru mengetahui ternyata untuk memberikan suara tidak harus hadir on the spot, tapi juga bisa melalui aplikasi Easy KSEI. Sayangnya, hal ini tidak disebutkan dalam prospektus merger sehingga beberapa investor mengira harus datang secara fisik ke RUPS tersebut.

Di sisi lain, Yanto melihat ada risiko harga saham MFIN terus turun hingga Rp480 hingga Rp500 per lembar sesuai dengan rasio konversi yang ditetapkan. Nilai itu jelas jauh di bawah harga pasar saat RUPSLB di lakukan pada 30 Juni 2025 senilai Rp3.030 per saham.

Pihak BEI pun sudah dua kali bersikap rasional dengan melakukan suspensi, tapi hal itu tidak banyak membantu karena gemboknya dibuka keesokan harinya, dan harga saham tetap ARB.
Tidak seperti saham lainnya yang mengajukan suspensi jelang delisting. Yanto bingung alasan MFIN tidak mengajukan suspensi sejak awal setelah hasil RUPSLB keluar. Sehingga harga saham MFIN diserahkan dengan mekanisme pasar. Dengan hitungan rasio konversi, demand saham MFIN sulit untuk dikerek naik. Apalagi, likuiditas MFIN juga terbatas dengan free float hanya 0,74 persen atau setara 36,98 juta lembar saham.

Yanto yang selama ini berinvestasi dengan analisis matang ke saham fundamental bagus maupun arbitrase yang terukur, ternyata terpaksa merugi karena kena gocek administrasi hak buyback di saham MFIN.

(sumber : Dikutip dari situs https://cutt.ly/HrPdtL21 )

Read more...

Suku bunga perlahan turun, penjualan kendaraan bekas perlahan naik, tapi harga sahamnya masih belum ke mana-mana...

$BFIN $WOMF $ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Mustawa iya. Nanti akan dikonversi. Tapi lihat baik-baik kapan jadwal konversi nya. Jangan sampai salah jadwal seperti Pak BudiDolDol bin Judd Old.
$MFIN $ADMF $EXCL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah Hanya Yang Melakukan Shortsell yang Bisa Cuan dari Anjloknya $MFIN?

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Berhubung ini kejadian $ADMF vs MFIN sudah terjadi dan ini hanya pembahasan study case, maka secara teori ini comply dengan aturan OJK. Ini juga bisa jadi bahan pembelajaran di masa depan seandainya terjadi buyback dan merger dan konversi lagi. Investor $EXCL dan FREN sudah mengalami hal ini lebih dulu. Jadi mereka tidak kaget lagi. Investor MFIN dan ADMF mungkin baru mengalaminya, jadi mereka kaget. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ketika saham MFIN anjlok dari Rp3.030 menjadi Rp880 hanya dalam waktu dua minggu setelah RUPSLB, seluruh teori arbitrase yang selama ini dianggap aman langsung dibanting ke aspal. Di atas kertas, strategi arbitrase pada merger MFIN dan ADMF tampak seperti peluang emas, beli saham MFIN sebelum merger, lalu jual ke perusahaan lewat skema buyback dengan harga premium. Tapi ternyata, kenyataan di pasar modal Indonesia tidak semanis itu. Banyak investor yang mengira sudah memegang semua syarat untuk untung justru kejebak dalam labirin administratif yang rumit dan minim sosialisasi.

Dan yang paling apes bukanlah yang kurang pintar atau ceroboh, melainkan yang sudah ikut aturan, tapi aturan itu sendiri tidak dijelaskan dengan gamblang sejak awal. Salah satunya, sebut saja, BudiDolDol bin Judd Old al-Kolapsi, investor tangguh dari Tangerang, yang biasa bermain di saham-saham fundamental dan arbitrase, namun kali ini kalah telak hanya karena telat 15 menit datang ke RUPS dan salah tafsir tentang syarat kumulatif buyback.

Dalam dokumen resmi, syarat agar bisa ikut buyback ternyata bukan cuma soal punya saham sebelum tanggal tertentu. Ada tiga syarat utama yang wajib dipenuhi sekaligus tanpa kecuali. Pertama, nama investor harus tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per tanggal 4 Juni 2025 pukul 16.00 WIB. Ini bukan cuma soal punya saham, tapi benar-benar tercatat tepat waktu. Kedua, investor harus secara eksplisit memberikan suara tidak setuju pada agenda merger di RUPSLB. Banyak investor gagal karena mengira ini harus dilakukan secara fisik di tempat, padahal sebenarnya bisa dilakukan via Easy KSEI, informasi yang tidak tersosialisasi secara luas. Ketiga, investor harus mengisi dan menyerahkan Formulir Pernyataan Penjualan Saham ke BAE antara 3–15 Juli 2025, lengkap dengan dokumen pendukung yang membuktikan bahwa merger tersebut merugikan investor. Bukan cuma klaim rugi, tapi harus didukung dokumen asli dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan hukum. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

BudiDolDol sendiri punya saham sebelum 4 Juni, tapi tetap menambah setelahnya karena ia kira yang penting namanya tercatat. Ketika hadir ke RUPS tanggal 30 Juni, ia telat 15 menit, dan formulir pernyataannya ditolak karena sistem pemungutan suara sudah dikunci. Ia gagal memberikan suara tidak setuju, yang membuatnya otomatis gugur dari kualifikasi buyback. Padahal ia sudah punya niat dan dokumen. Tapi karena salah satu dari tiga syarat gagal dipenuhi, ia tidak dapat ikut menjual saham ke perusahaan. Dan akibatnya sangat serius, saham MFIN miliknya akan dikonversi ke saham ADMF dengan rasio 1:0,052. Artinya, dari Rp100 juta, nilai sisa tinggal Rp5,2 juta. Potongan nilai 95% bukan karena salah valuasi, tapi karena gagal administratif.

Setelah RUPS, harga saham MFIN langsung longsor, dari Rp3.000-an ke Rp880 per 18 Juli, dan diperkirakan masih bisa turun ke Rp480–Rp500 sesuai estimasi nilai konversi berdasarkan rasio merger. Suspensi dari BEI hanya bertahan satu hari, dan keesokan harinya saham langsung lanjut ARB. Dengan free float hanya 0,74% atau sekitar 36,98 juta lembar, likuiditas sangat minim. Tidak ada daya beli yang cukup menahan harga, dan pasar membiarkan saham terus merosot karena mayoritas investor ritel sudah kehilangan akses ke buyback. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sini, pertanyaannya muncul. Siapa yang bisa cuan dari semua kekacauan ini? Jawabannya ada pada mereka yang bisa melakukan shortsell. Karena satu-satunya cara menghasilkan keuntungan dari saham yang anjlok drastis seperti MFIN adalah dengan menjual dulu di harga atas, lalu beli balik di harga bawah. Dan angkanya tidak main-main. Kalau ada pihak yang buka posisi short Rp10 Miliar di harga Rp3.030 dan berhasil menutup di Rp880, mereka untung Rp7,1 Miliar atau 71% dalam waktu dua minggu. Kalau berhasil menutup di Rp500, cuannya bisa tembus Rp8,3 Miliar atau 83%.

Tapi siapa yang bisa melakukan itu? Bukan investor ritel. Di Indonesia, fasilitas shortsell hanya bisa diakses oleh broker tertentu dan institusi yang memenuhi syarat IDSS. Saham yang bisa dishort juga biasanya hanya saham LQ45 atau yang masuk daftar eligible dari BEI, dan MFIN tidak termasuk. Artinya, yang bisa ambil posisi short hanyalah institusi besar, market maker, atau broker yang punya akses inventory internal dan sistem transaksi khusus.

Sementara investor ritel seperti BudiDolDol hanya bisa pasrah. Gagal buyback karena telat 15 menit, gak bisa jual karena likuiditas tipis, gak bisa short karena gak punya akses. Arbitrase yang awalnya kelihatan seperti strategi aman malah berubah jadi perjudian resmi yang dibungkus dokumen korporasi. Semua strategi dihancurkan bukan oleh fluktuasi pasar, tapi oleh kata-kata kecil di prospektus yang multitafsir dan sistem administrasi yang rigid. Dan dari semua ini, jawabannya semakin terang. Hanya pihak yang bisa melakukan shortsell yang bisa cuan dari kejatuhan MFIN. Sisanya hanya bisa mengelus dada, menatap portofolio, dan merenung dalam sunyi. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut, silakan bergabung di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan kode: A38138
📎 Link panduan: https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini:
https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut:
https://cutt.ly/XruoaWRW

📃 Disclaimer
Konten ini bersifat informasi umum dan dibuat semata untuk tujuan edukasi. Saya bukan penasihat investasi berizin dari OJK dan tidak memiliki izin usaha atau izin perseorangan di bidang pasar modal. Konten ini bukan merupakan ajakan, penawaran, rekomendasi, atau analisis atas suatu Efek, produk, maupun layanan pasar modal.

Segala bentuk opini yang disampaikan adalah pendapat pribadi, tidak mewakili pihak manapun, dan tidak dimaksudkan untuk memengaruhi keputusan investasi.

Investor diharapkan untuk melakukan riset mandiri secara menyeluruh, atau berkonsultasi dengan penasihat investasi yang telah memiliki izin resmi dari OJK, sebelum membuat keputusan jual atau beli Efek apapun.

Saya tidak menerima kompensasi, imbalan, atau bentuk afiliasi apapun dari perusahaan efek, emiten, atau pihak ketiga lainnya dalam pembuatan konten ini, kecuali secara eksplisit dinyatakan sebaliknya.

Read more...

1/6

testestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

*Niat Cari Peluang di Arbitrase Saham $MFIN, Malah Rugi*

MFIN telah mengumumkan rencana akuisisi merger sejak April 2025. Dalam rencana itu MFIN berencana buyback saham di harga Rp3.426 per saham.

Jelang pengumuman prospektus itu harga saham MFIN sempat naik tinggi ke Rp5.000-an per saham karena selaras dengan tren dividen juga, meski yield dividennya rendah.

Setelahnya harga saham MFIN berada di rentang Rp3000 - Rp3200. Artinya beli saat itu, ada potensi cuan pasti dari aksi buyback di harga Rp3400-an per saham.

Sayangnya, dalam prospektus awal tidak disebutkan cara untuk mendapatkan hak buyback. Baru pada keterbukaan di 25-30 Juni 2025, ada detailnya, yakni:
* Hak buyback hanya berlaku untuk pemegang saham hingga 4 Juni 2025
* Menyatakan tidak setuju dalam RUPSLB pada 30 Juni 2025
* Mengisi form buyback

Di sisi lain, dalam RUPS luar biasa MFIN pada 30 Juni 2025, ada sekitar 14,97 juta lembar saham yang abstain dalam RUPSLB. Artinya, ada dana Rp45 miliar dalam saham MFIN yang mengalami floating loss parah saat ini karena tidak mendapatkan hak buyback dan saham MFIN juga terus mengalami penurunan.

Berikut cerita salah satu investor yang mengejar arbitrase di saham MFIN untuk mengurangi risiko dan mendapatkan cuan optimal, tapi malah jadi merugi karena administrasi untuk dapat hak buyback: https://cutt.ly/5rOL9MtJ

$ADMF
$BDMN

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🎶 🆑💯❌⁉️🆙♨️⭕️🆓

Fokus aja yg ini :
$ADMF :
ASII :
$CAMP
NRCA :
TAPG :
TBLA :
$TEBE :
UNTR :

Untuk periode
Hari : Senin
Tanggal : ⏭️ 21 Juli 2025 ⏮️

Hadir dalam SINYAL #ScreenerDekan™️ di StockBit .

Kita tunggu % Higher to Price sewaktu closing nanti jam 16.00 untuk cross-check hasilnya yang selama ini fitur screener StockBit tidak mengecewakan.

DisclamerOn : bukan saran jual beli, hanya Guideline pribadi 🌈

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Merriwu akan dibuyback oleh $ADMF jika anda memberikan keputusan tidak setuju di RUPS dan ini sudah melewati tanggal tersebut, jadi terpaksa saham $MFIN anda akan digabung dengan $ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Dikoputra32 sudah pasti, karena akan digabung dengan $ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Terungkap, Alasan Adira Finance Akuisisi Aset Arthaasia Finance

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) resmi menandatangani perjanjian pengalihan portofolio pembiayaan sektor logistik bersyarat dari PT Arthaasia Finance (AAF) pada Rabu, (16/7/2025). Hal ini dilakukan di tengah tantangan industri akan pembiayaan di sektor otomotif

$ADMF

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SMKM $CSIS $ADMF

KIRA-KIRA SAHAM MANA YANG AKAN NAIK HARI SENIN MENURUT KALIAN SEMUA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

merger dengan $ADMF , $MFIN delisting

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Harga wajar $MFIN 1/19 $ADMF masih jauh, kutunggu di harga wajarmu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Adira Finance (ADMF) Akuisisi Aset Arthaasia Finance

$ADMF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MFIN 880 ke 950

closing 880

besok 750

sdh mendekatl area mantul, utk next berubah jd $ADMF 🚀🚀

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BDMN Laporan Keuangan Bulan Mei 2025: Tipis

Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Laporan keuangan bulanan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) per Mei 2025 kalau diibaratkan sebagai catatan keuangan pedagang bakso langganan kita, Pak Toto, ini terlihat dari luar masih ramai, gerobaknya masih mengkilap, pelanggan masih datang. Tapi kalau kita intip ke dalam catatan keuangannya mulai terasa ada yang nggak beres. Pendapatan memang naik, jualannya makin banyak, tapi keuntungannya nggak nambah, bahkan stok baksonya mulai banyak yang basi dan harus dibuang. Itulah kira-kira kondisi Danamon saat ini, bank yang masih aktif ekspansi tapi mulai memperlihatkan tekanan yang dalam dari sisi kualitas aset dan efektivitas operasionalnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Secara total aset bank ini mencatat pertumbuhan yang solid. Dari Rp204.1 triliun di Mei 2024 naik menjadi Rp225.9 triliun pada Mei 2025 alias tumbuh 10.6% dalam satu tahun. Ini jelas bukan pertumbuhan yang kecil apalagi di tengah industri perbankan yang sedang diwarnai kompetisi ketat dari bank digital dan pengetatan margin. Pertumbuhan ini ditopang terutama oleh naiknya kredit yang diberikan dari Rp136.7 triliun menjadi Rp148.3 triliun atau tumbuh 8.5%. Kredit ini jadi tulang punggung bank menyumbang 65.7% terhadap total aset. Kalau ini ibarat Pak Toto, gerobak baksonya makin banyak kirim mangkok ke pelanggan, makin banyak utang bakso ke tetangga, tapi belum tentu semua yang makan bakso bakal bayar.

Di sisi lain kas dan penempatan di Bank Indonesia juga naik dari Rp8.7 triliun menjadi Rp9.9 triliun. Ini berarti bank tetap jaga likuiditasnya atau dalam bahasa pedagang selalu sedia kembalian buat pelanggan, jangan sampai ada yang ngamuk karena nggak bisa tukar uang. Tapi yang menarik surat berharga yang dimiliki justru turun dari Rp26.9 triliun menjadi Rp24.6 triliun. Ada kemungkinan Danamon melepaskan sebagian portofolio obligasi dan mengalihkannya ke kredit yang marjinnya lebih besar. Penyertaan modal stabil naik tipis jadi Rp12.7 triliun dan aset lainnya tumbuh 17.6%, naik dari Rp6 triliun ke Rp7.13 triliun. Ini termasuk kategori yang harus diwaspadai karena seringkali menyimpan akun tak produktif yang diklasifikasikan lain lain. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Di sisi liabilitas total kewajiban juga naik dari Rp154.9 triliun menjadi Rp174.4 triliun tumbuh 12.6%, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekuitasnya yang hanya 4.6%. Giro tabungan dan deposito sebagai sumber dana utama bank semuanya naik, tapi tetap saja struktur dananya berat sebelah ke deposito. Deposito per Mei 2025 mencapai Rp81.4 triliun atau 46.7% dari total liabilitas, sementara tabungan hanya Rp37.8 triliun dan giro Rp28.9 triliun. Dalam dunia bank ini berarti struktur biaya dananya masih mahal. Sama kayak pedagang bakso yang lebih sering berutang ke rentenir daripada pinjam ke saudara, biaya bunganya tentu lebih tinggi.

Apalagi yang bikin kaget pinjaman antar bank naik tajam dari Rp3.4 triliun ke Rp8 triliun naik 131% dalam setahun. Ini seperti pedagang bakso yang tiba tiba sering minjam duit ke tetangga warung karena omzet hariannya nggak nutup buat belanja daging besok.

Di sisi ekuitas bank ini mencatat kenaikan dari Rp49.2 triliun ke Rp51.5 triliun. Tapi kalau dibandingkan pertumbuhan asetnya ekuitas ini kelihatan makin ketinggalan. Artinya leverage-nya naik. Dalam bahasa bakso si abang bakso punya utang ke pemasok mie dan tahu yang makin besar sementara modal sendiri nggak ditambah tambah. Kalau ada pelanggan yang nggak bayar atau dagangan banyak yang sisa risiko nombok makin besar. Ini terlihat juga dari laba tahun berjalan yang stagnan cuma naik dari Rp1.309 triliun ke Rp1.315 triliun alias cuma naik 0.4% saja. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Padahal pendapatan bunga mereka melonjak. Dari Rp5.92 triliun menjadi Rp8.71 triliun naik 47.2%. Beban bunga naik dari Rp2.15 triliun ke Rp2.56 triliun alias 18.8%. Dengan begitu net interest income alias marjin bunga bersih mereka naik dari Rp3.76 triliun menjadi Rp6.15 triliun naik 63.5%. Ini kalau diibaratkan ke abang bakso jumlah mangkok yang laku dan margin dari tiap mangkok naik banyak.

Tapi kenapa keuntungannya nggak ikut naik. Jawabannya ada di satu akun beban penurunan nilai aset keuangan alias impairment loss. Angka ini naik gila gilaan dari Rp1.08 triliun ke Rp2.30 triliun. Naiknya 113%. Artinya makin banyak utang bakso yang macet, pelanggan yang tadinya bilang, besok saya bayar, Bang, ternyata kabur dan Pak Toto harus pasrah menanggung kerugian. Inilah risiko kredit yang mulai memburuk.

Kenaikan penyaluran kredit tidak diimbangi dengan kenaikan cadangan kerugian yang memadai. CKPN yang dibentuk hanya naik tipis atau stagnan padahal nilai kredit naik hampir Rp12 triliun. Bahkan di neraca coverage CKPN terhadap kredit malah cenderung menurun. Ini berbahaya karena begitu NPL beneran meledak modal bank bisa langsung terkikis. Ditambah lagi fasilitas kredit yang belum ditarik oleh nasabah alias komitmen luar neraca justru turun dari Rp175 triliun menjadi Rp144.6 triliun alias anjlok 17.4%. Ini bisa dibaca dua arah, pertama bank mulai hati hati dan nahan ekspansi, atau kedua pasar dan nasabah korporasi mulai ragu untuk ambil kredit karena ekonomi lesu atau karena trust ke bank berkurang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Semua itu akhirnya bikin kita harus objektif bilang iya bank ini masih sehat kalau lihat dari ukuran aset, kredit, likuiditas, dan struktur modalnya. Tapi dari sisi kualitas laba, manajemen risiko, dan efisiensi dana bank ini mulai menunjukkan tekanan yang serius. Seperti pedagang bakso langganan kita yang mulai banyak piutang tak tertagih, terlalu sering utang ke tetangga, dan nggak bisa nabung karena margin yang sudah habis buat nutup rugi dagangan basi BDMN juga perlu evaluasi mendalam. Mereka harus perkuat cadangan, tingkatkan efisiensi biaya, perbaiki kualitas kredit, dan ubah struktur pendanaan supaya nggak terlalu tergantung pada deposito mahal. Kalau tidak lambat laun tekanan ini bisa menumpuk dan meledak apalagi kalau suku bunga pasar naik atau ekonomi masuk ke fase krisis.

BDMN memang belum masuk ICU tapi sudah mulai batuk batuk dan kelihatan lemas. Butuh perbaikan gaya hidup finansial. Perlu asupan modal yang sehat, pengawasan kredit yang lebih ketat, dan strategi funding yang lebih murah. Kalau tidak segera ditangani bisa bisa nanti pelanggan lari ke gerobak bakso sebelah yang lebih bersih, cepat, dan lebih murah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MFIN $ADMF

Read more...

1/8

testestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MFIN turun itu WAJAR dan LAYAK. Dia mau merger, rasio merger 1:19, dengan harga $ADMF saat ini 9200 dan periode buyback sudah lewat, harga wajarnya di 480.

Justru kalau harga ADMF diam di tempat dan MFIN ada yang naikin, itu malah mencurigakan dan layak disuspend.

Kenapa? Karena pasti pump buat dump. Yang beli di atas akan kejebak.

Kalau beli tanpa tahu story merger, mekanisme buyback, rasio konversi ya nasib. Move on. Nggak usah nyalahin BEI $IHSG.

Read more...

iya licik juga ,, buyback nya cm buat yg ikutan RUPS itu juga hrs menyatakan ketidaksetujuan🤣hrsnya klo emg mau merger dengan rasio yg tdk msk akal lgsg ditegaskan dari awal saat surat edaran RUPS akan dibagikan ...

Minimal buyback H+1 s/d H+3 lah biar yg udh lama hold msh bsa mengambil kesempatan tsb ...
Skrg tinggal berharap harga $ADMF bsa tembus ke kisaran 16,000/lembar agar fair ..


$MFIN lawak bener ,, msh ada aja di $IHSG yg seperti ini

Read more...

$MFIN
Sungguh tragis nasib ritel Mfin ini.😓
Ini semua pihak yg terlibat, $ADMF dan juga $BDMN, juga MUFG, perlu di berikan tatto dan catatan khusus.
Ingat baik2 para ritel akan kasus ini.
Jauh2 dari konglomerasi macem gini.
Pengalaman adalah guru yang Berharga.
Tapi pengalaman orang lain jauh lebih berharga.
Karena yg merasakan sendiri pengalamannya akan terasa sakit.😓

nb, sy TDK punya saham2 itu, cuman turut prihatin aja 🙏

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

MERGER $ADMF x $MFIN: Siapa Cuan, Siapa Nyangkut? Simulasi Konversi & Fakta Buyback!

🔥 MERGER ADMF x MFIN: Dianggap strategi besar oleh korporasi, tapi buat investor ritel bisa jadi mimpi buruk!

Merger antara Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) dan Mandala Multifinance (MFIN) akan efektif per 1 Oktober 2025. Tapi, benarkah ini menguntungkan investor?

🎯 Dalam video ini, kami bedah:
- Rasio konversi saham MFIN ke ADMF
- Simulasi kerugian hingga 50% bagi investor baru
- Fakta lengkap tentang skema buyback yang SUDAH KADALUARSA
- Harga maksimal beli MFIN agar tetap cuan
- Siapa yang untung dan siapa yang bisa nyangkut

⚠️ Jangan beli sebelum nonton ini. Bisa jadi kamu lagi beli Rp1.000 untuk ditukar Rp483!

#MFIN #ADMF #SahamIndonesia #MergerSaham #InvestorRitel $BDMN #MUFG #AnalisisSaham

📌 Jangan lupa LIKE, KOMEN, dan SUBSCRIBE biar gak ketinggalan konten saham selanjutnya!

https://cutt.ly/srOe5lRR

Read more...

@Bolang4321 . Tanggal efektif merger diperkirakan jatuh pada 1 Oktober 2025, dengan ADMF sebagai surviving entity. Setiap 1 saham $MFIN setara dengan 0,052401 saham $ADMF

Tanggal 1 oktober nanti simulasinya gini
1 lembar MFIN = 0,052401 lembar ADMF

berrti 1 ADMF = 1 MFIN/0,052401
1 ADMF = 19,08 MFIN

1 LEMBAR ADMF = 19 LEMBAR MFIN
9.300 = 19×MFIN
MFIN=9300/19=489

berrti MFIN wortheed jika dibeli dibawah harga 489
sebelum 1 Oktober

tapi bandar g akan tinggal diam pasti ritel bodoh yg g mau hitung g akan dibiarin beli di harga 400an

tapi ADMF nya akan dikerek terus naik menyusul harga MFIN

jadi buat yg mau beli MFIN tunggu dibawah 480 harganya

yg udah punya ADMF hold sampai 1 oktober kalo naik tinggi jual aja

yg mau spekulasi beli ADMF gw sih g nyaranin skrg tapi kalo mau pastiin dibawah 5% Porto lu

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@alfikriysf jangan lupa tag $ADMF

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy