Volume
Avg volume
PT Akasha Wira International Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2010, ketika nama Perseroan diubah menjadi PT Akasha Wira International Tbk. Perseroan memiliki beberapa kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan, diantaranya adalah industri air minum dalam kemasan dengan merek Nestlé Pure Life dan Vica Royal; industri kosmetika dengan merek Makarizo; industri food & beverage dengan merek Pureal dan Wonhae; serta distribusi produk kosmetika professional merek Wella and Clairol di Indonesia.
Analisis mendalam kecerdasan buatan baru telah dilakukan pada saham $SOSS.JK pada tuesday 16 september 2025.
Yuk, lihat analisis ini dan banyak analisis lain di https://cutt.ly/zrVvJ2s5. Ada pertanyaan? Tanya saja di https://cutt.ly/IrVvJ09W
Satu Bulan
Target Harga: Rp. 1100
Kinerja vs Indeks: Outperform
Jika suspensi dicabut dalam sebulan ke depan, SOSS berpotensi mengalami kenaikan harga. Kinerja historis yang kuat dalam setahun terakhir (naik 124.56%) dan adanya dukungan dari entitas besar melalui akuisisi saham oleh ALSOK BASS Indonesia Security Services dapat memicu minat beli kembali. Target harga diperkirakan mencapai 1100 IDR, dengan asumsi sentimen positif setelah pencabutan suspensi dapat mengimbangi fundamental yang kurang kuat dan tekanan jual awal.
Satu Tahun
Target Harga: Rp. 1300
Kinerja vs Indeks: Outperform
Dalam satu tahun ke depan, prospek SOSS kemungkinan akan tetap mengungguli indeks, meskipun dengan volatilitas. Akuisisi oleh ALSOK BASS Indonesia Security Services diharapkan membawa stabilitas dan sinergi bisnis jangka panjang, memperkuat posisi SOSS sebagai penyedia jasa alih daya. Meskipun demikian, fundamental perusahaan yang menunjukkan profitabilitas dan solvabilitas yang kurang baik tetap menjadi tantangan. Harga target 1300 IDR memperhitungkan potensi pertumbuhan dari sinergi dan ekspansi, namun juga mempertimbangkan risiko dari fundamental yang lemah dan potensi tekanan jual di tengah kenaikan harga yang cepat.
Untuk analisis lengkap, silakan kunjungi https://cutt.ly/8rVvJ2g2
$ADES.JK $PANS.JK
Ada pertanyaan tentang saham ini atau saham Indonesia lainnya? Ingin tahu strategi favorit dan apakah saham ini cocok untuk portofolio Anda? Atau apakah saham ini bagus untuk jangka pendek? Untuk pertanyaan ini atau pertanyaan lain terkait saham Indonesia, silakan bertanya di sini. Ini adalah robot yang dilatih khusus dengan data saham Indonesia. https://cutt.ly/OrVvJ01V
Streamnya ramai.. Awas FOMO...
$DPNS bisa kembali ke setelan seharusnya karena cuma Cigarbutt Lousy Business... kalau harga jatuh ke harga 180 bahkan 100 jangan jantungan karena udah dari jauh-jauh hari kayak $UCID saya bilang ini lousy business...
Gabisa disamakan dengan $ADES yang cash rich loan free dan masih growth + margin tebal + punya moat alias agak kurang realistis kalau ngarep naik ke valuasi PBV >1,5
Selain dari ada ketidakefisienan pengelolaan... Kita bisa lihat juga dari kualitas petingginya (Nahkodanya) yang ehmm...
Consistency is a key!
ROIIC 24 tahun 20.2%
ROIIC 10 tahun 21.8%
ROIIC Covid-sekarang 34.8%
CAGR Ekuitas 24 tahun 16%
CAGR Revenue 24 tahun 20%
CAGR Net Profit 24 tahun 28%
Niche Company with high integrity management
random tag $ADES $COIN $PANI
Otong Si Bos Ndak Bisa Dikendalikan, Nestlé Jadi Drama Global
Nestlé lagi dihantam badai dari dua sisi sekaligus. Di atas ada drama selangkangan yang menjerat CEO Laurent Freixe, di bawah ada kinerja keuangan yang lagi lesu. Freixe dipecat setelah terbukti punya hubungan dengan bawahan langsung tanpa disclosure. Kasus ini berawal dari laporan whistleblower, investigasi internal sempat menyebut tidak ada bukti, tapi setelah dipanggil tim hukum eksternal barulah ditemukan pelanggaran. Akhirnya Freixe jatuh tanpa pesangon. Masalahnya makin besar karena ini CEO kedua yang rontok dalam setahun, setelah Mark Schneider keluar di 2024. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
CEO Nestlé yang dipecat itu laki-laki, namanya Laurent Freixe. Ia sudah lama berkarier di Nestlé, sebelumnya memimpin divisi di Amerika Latin sebelum diangkat jadi CEO global. Kasus yang menjatuhkannya adalah hubungan romantis dengan bawahan langsung yang tidak pernah dilaporkan, sehingga dianggap melanggar kode etik perusahaan.
Investor pun mulai gerah. Ketua dewan Paul Bulcke dituding gagal mengawasi proses suksesi. Padahal ia sudah umumkan akan mundur April 2026 digantikan Pablo Isla, tapi banyak investor menuntut percepatan. Dukungan suara buat Bulcke pun sudah turun dari hampir 96% ke sekitar 85%. Jadi wajar kalau sekarang tekanan ke dewan makin keras. Skandal personal berubah jadi drama perusahaan global karena dianggap menyingkap lemahnya tata kelola.
Di saat bersamaan, angka keuangan Nestlé juga tidak membantu. Tahun 2024 penjualan tercatat CHF 91,35 miliar, turun 1,8% dari tahun sebelumnya. Meski organic growth masih 2,2%, efek kurs bikin angka laporan jelek. Laba bersih 2024 juga turun 2,9% ke CHF 10,88 miliar dengan margin operasional 17,2%. Masuk paruh pertama 2025, situasinya makin berat. Reported sales turun 1,8% YoY jadi CHF 44,23 miliar, walaupun organic growth naik tipis 2,9% berkat pricing. Net profit anjlok 10% jadi CHF 5,07 miliar, margin diperkirakan terkikis ke sekitar 16%. Artinya Nestlé sudah tertekan biaya bahan baku, kurs, dan konsumen yang makin sensitif harga.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Kombinasi ini bikin investor melihat risiko berlapis. Reputasi rusak karena selangkangan bos, governance discount makin besar karena dewan dianggap lambat, dan secara operasional perusahaan tidak lagi setangguh dulu. Ironisnya, di Eropa yang sering dilihat lebih open soal urusan pribadi, justru kasus otong di kantor diurus super cepat, sementara kasus korupsi bisa bertahun-tahun. Alasannya jelas, skandal CEO langsung mengancam reputasi dan harga saham, jadi reaksi dewan harus kilat.
Nestlé kacau balau karena urusan selangkangan. Otong si bos ndak bisa dikendalikan, dampaknya jadi drama perusahaan. Investor kehilangan sabar, minta perubahan lebih cepat. Kalau dewan tidak sigap memperbaiki aturan disclosure, mempercepat transisi ketua, dan memberikan roadmap bisnis yang jelas, drama personal ini bisa berubah jadi krisis korporasi jangka panjang.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Mau kaya atau miskin, jabatan tinggi atau bawahan, tetap saja si Otong bisa bikin orang kepleset. Bedanya kalau orang biasa yang kena, paling efeknya lingkup keluarga atau pekerjaan kecil. Tapi kalau levelnya CEO global seperti Laurent Freixe, dampaknya bisa jadi drama korporasi, bikin reputasi perusahaan raksasa goyang, sampai investor teriak minta ketua dewan turun.
Hal kayak gini nunjukkin bahwa skandal personal sebenarnya universal. Nggak peduli budaya atau status sosial, tetap rawan muncul. Hanya saja responsnya beda. Di perusahaan global seperti Nestlé, begitu ada skandal selangkangan yang nyentuh atasan langsung, reaksi dewan super cepat karena taruhannya jelas, brand dan valuasi bisa anjlok. Sementara di banyak negara berkembang, urusan korupsi yang nilainya triliunan bisa molor bertahun-tahun.
Jadi, hasrat Si Otong itu memang manusiawi, tapi begitu melekat ke kursi bos besar, dampaknya bisa jauh lebih mahal dari sekadar masalah pribadi.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ICBP $BBRI $ADES
1/6
$SSIA is wonderful company at wonderful price ✨👌🏻
Kalau berdasarkan target management, SSIA tahun 2025 memiliki target laba bersih 700M.
Dengan market cap 10.5T aja, nih company artinya Forward PE Ratio di 15x
Kalo kata Peter Lynch nih, saham kek gini dikategorikan sebagai Fast Grower. Company nya sedang ekspansi, growth tinggi dari tahun ke tahun > 20%, diiringi dengan net profit yang semakin membaik.
Menariknya, emiten Fast Grower memiliki ciri-ciri PE Ratio yang lebih tinggi dibandingkan emiten-emiten lainnya sebagai kompensasi atas tingginya growth perusahaan.
Sebagai contoh:
$SIDO pada tahun 2018-2020 pernah masuk sebagai emiten Fast Grower, PE Ratio di angka 20-25x. Begitu juga dengan $ADES yang sekarang menjadi fast grower. Market menghargai PE semahal itu karena memang growth company juga bagus > 20% setiap tahun
Lalu bagaimana menilai sebuah growth company undervalue atau tidak? Menggunakan ratio Price to Earning Growth (PEG Ratio)
Cara menghitung PEG simpel, membagi PE Ratio dengan Estimasi Growth dimasa depan. Rulesnya seperti ini:
A) Kalau PEG Ratio diatas 1 maka overvalue
B) Kalau PEG Ratio sama dengan 1 maka Fair Value
C) Kalau PEG Ratio dibawah 1 maka undervalue
PEG = PE Ratio / Est. Growth
Contoh untuk SSIA:
- Saya sudah menghitung bahwa PE ratio di 15x dan berdasarkan berita yg saya baca, tahun 2026 manajemen menargetkan 20% growth.
Maka PEG SSIA adalah 15/20 atau 0.75
Dengan fair value PEG di angka 1, maka PE Ratio SSIA harusnya di 20x atau menunjukkan market cap 14T. Artinya terdapat potential upside 33.3% atau harga per sahamnya di angka 3000.
Ini baru menggunakan jurus Fundamental lho ya, belum menggunakan jurus Kung Fu MSCI dan cara cara lainnya yg pasti bisa menaikkan market cap SSIA 🤭
What do you think, guys?
-abbassirajudin
1/2
$CDIA
thank you yah. ngai buat beli hamcoikon.
Dulu saya sering berlatih kungfu di $GPSO dan $ADES.
thank you sekali lagi. cara lompat dan split kaki sampai nempel tanah belajar di sana.
salam.
disclaimer on, dyor.
Value investor dalam banyak kesempatan selalu berpegang pada konsep Margin of Safety (MoS). Hal ini tentu tidak salah, malah dianjurkan untuk dilakukan, apabila horizon waktu investasi kita tidak panjang. Faktanya, mayoritas populasi saham adalah average business, bukan wonderful business, sehingga menerapkan MoS akan melindungi kita dari downside risk.
Namun, terdapat sebagian kecil perusahaan yang merupakan wonderful business. Perusahaan-perusahaan ini akan menjadi long-term compounder karena kemampuannya menghasilkan return on invested capital (ROIC) dan return on incremental invested capital (ROIIC) yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Artinya, perusahaan model ini mampu menggulung setiap rupiah labanya kembali ke dalam usahanya (reinvestment) dalam jangka waktu panjang dalam tingkat keuntungan yang tetap tinggi.
Untuk perusahaan-perusahaan jenis ini, investor tidak perlu menerapkan MoS lagi karena kemampuan compoundingnya sudah menjadi MoS alami. Seringkali investor (termasuk saya) keukeh menerapkan MoS (nawar habis) ketika ingin membeli saham compounder, namun berakhir dengan tangan hampa. Padahal, harga terakhir yang menurut kita mahal itu, sebenarnya tidak akan menjadi masalah berarti jika compounding yang diharapkan benar-benar terjadi. Investor hanya membayar mahal 1x di depan, sedangkan bagian ekuitas miliknya akan di-compound berkali-kali dari waktu ke waktu. Inilah yang saya sebut dengan 'ilusi kemahalan'.
Investor $ADES yang membeli di harga 1000 dan 1500 dalam jumlah lot yang sama dan tetap hold hingga saat ini, persentase perbedaan keuntungan rupiahnya tidak akan jauh berbeda. Demikian pula dengan investor $CASS yang membeli di harga 200 dan 300.
Buffett hampir saja kehilangan kesempatan memiliki See's Candy karena mempertahankan MoS, kalau saja Munger tidak berusaha keras meyakinkannya. Dan kalau tidak ada investasi See's Candy, di masa depannya kemungkinan besar tidak akan ada investasi Coke dan Apple.
Berikut ilustrasi hitung-hitungannya agar lebih mudah dipahami! Hanya berlaku untuk saham long-term compounder (which is rare). Saya jadi teringat dengan kalimat bro @stevewinarto, "We have to average up, eventually."
$WIFI
=Naik dan Turun Bukan Ukuran Menang dan Kalah=
Pasar saham sering dianggap sebagai arena pertarungan. Banyak yang mengira ketika harga naik, itu artinya menang, dan ketika harga turun, itu berarti kalah. Namun sesungguhnya, saham bukanlah permainan sesederhana itu.
Naik turunnya harga hanyalah tarikan napas pasar. Ia bergerak karena sentimen, berita, dan psikologi massa. Padahal, nilai sejati sebuah perusahaan tumbuh jauh lebih lambat, melalui kerja keras, strategi, dan waktu. Karena itu, turun tidak selalu berarti kita kalah—kadang justru memberi kesempatan untuk melihat dengan lebih jernih, apakah bisnis yang kita pegang memang layak dipertahankan.
Begitu juga sebaliknya, naiknya harga bukan tanda kemenangan mutlak. Jika kita hanya bersorak karena angka di layar, tanpa memahami apa yang mendasarinya, maka kegembiraan itu bisa sekejap hilang. Menang sejati bukan ketika grafik hijau, melainkan ketika keputusan kita sejalan dengan keyakinan, pengetahuan, dan kesabaran yang teruji.
Saham mengajarkan kebijaksanaan bahwa perjalanan lebih penting daripada hasil sesaat. Turun dan naik hanyalah bagian dari irama. Yang terpenting adalah apakah kita tetap tenang di tengah guncangan, dan tidak kehilangan arah di tengah euforia. Karena dalam jangka panjang, bukan harga yang menentukan siapa yang menang, melainkan keteguhan hati dalam menjaga prinsip.😁
disclaimer on
$PIPA $ADES $IHSG
@r4wr saham yang bukan gorengan dengan fundamentalnya grow kayak $ADES atau turnaround seperti $DKFT masuk mana nih bang?
Neraca identik sehatnya, profitability identik tebalnya, growth identik pesatnya, hanya terpisahkan secara short term price return yang kemudian implikasinya pada market cap dan valuation (yang naik lebih cepat, market cap lebih besar dan lebih overvalued, begitu pula sebaliknya)
kesamaan lainnya: sama-sama punya moat
$NAIK punya model bisnis yang sangat niche. infrastruktur-infrastruktur mahal, dari mulai data center, plant energi, hingga plant proses hilirisasi, semuanya selalu membutuhkan disaster & risk management tingkat tinggi. model bisnis ini adalah realisasi dari "selling shovels in gold rush". biarkan yang lain investasi data center, plant energi, dan proses hilirisasi besar-besaran, tapi tanpa si kecil NAIK yang agile dan tidak padat fixed assets ini, semua project dan aset mereka menjadi rapuh
$IPCC punya model bisnis yang boring, tapi niche. bisnis kang parkir kapal ini sulit terdisrupsi, dan selalu dibutuhkan sehingga bisa menjadi cash cow terutama dengan semakin tingginya arus ekspor-impor, terutama di negara maritim seperti Indonesia
$ADES punya model bisnis yang konvensional juga, tapi ketika yang lain niche dan bersaing di blue ocean, ADES justru bersaing di red ocean. tapi red ocean bukan berarti bukan moat. bisnis F&B dan FMCG seperti ADES punya dua jenis moat:
1. brand moat. ini yang paling pasti. product pipeline yang akrab dengan masyarakat awam secara alami jauh lebih cepat/awal priced-in daripada bisnis blue ocean atau niche, yang kalau emak-emak di jalan ditanya, gak pernah denger itu perusahaan apa
2. defensive. geopolitik dan teknologi boleh berubah, tapi perut dan tubuh manusia paling sulit terdisrupsi
Lucu juga, ngaku ngefans Buffett tapi masih ngolok saham non-dividen. Padahal idola kamu aja bikin orang kaya tanpa dividen sejak 1967
$ADES $PIPA
Kalau mau invest yang tenang hati untuk jangka panjang, menurut saya syarat utamanya adalah pilih perusahaan mampu mencatatkan ROIC tinggi secara konsisten. Usahakan yang ROIC nya tidak menurun signifikan dari waktu ke waktu.
ROIC yang tinggi, menghasilkan NOPAT yang tinggi. NOPAT adalah cikal bakal dari Cash Flow. Cash Flow adalah darah segar bagi kehidupan perusahaan, sekaligus menjadi value addition buat shareholders.
ROIC yang tinggi bisa berarti:
*Manajemen yang prudent.
*Sektor usaha yang seksi.
*Business model yang tepat.
*Produk/jasa yang memiliki daya saing tinggi.
Tentu saja hanya melihat ROIC saja adalah seperti melihat satu kepingan puzzle dari keseluruhan gambar. Investor jangka panjang juga perlu melihat capital allocation, rasio hutang dan ekuitas, valuasi, dll. Namun, ROIC adalah salah satu kepingan puzzle yang terpenting dari sebuah gambar.
$ADES $CASS $SMSM