5,975

+50

(0.84%)

Today

196,500

Volume

491,626

Avg volume

Company Background

PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian. Berawal dari perkebunan singkong, kemudian berkembang menjadi perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit. Perseroan telah tumbuh menjadi salah satu perkebunan kelapa sawit terbesar dan terkelola terbaik di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang mengoperasikan kelapa sawit tertanam dengan total luas 287.604 hektar. Perseroan juga melakukan diversifikasi dengan mengembangkan industri hilir yang relevan dengan mengoperasikan kilang minyak sawit. Produk olahan minyak sawit berupa Olein, Stearin, dan PFAD. Perseroan memfokuskan strategi b... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

AALI - PT. Astra Agro Lestari Tbk Rp 5.975 +50 (+1,00%) Info Selengkapnya! JAKARTA ā€“ Kondisi cuaca di Malaysia dan Indonesia dalam beberapa bulan terakhir ini, membuat pasar khawatir dengan produksi CPO (Crude Palm Oil). Wilayah penghasil CPO di Malaysia menghadapi kekeringan, sementara cu...

idnfinancials.com

idnfinancials.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Efek Trump ke Harga CPO dan Minyak Kedelai*

$AALI $LSIP $CPO

šŸ”„ AS berambisi ingin jadi produsen SAF terbesar di dunia, membidik menguasai 40% pasar dunia.

šŸ”„ China juga telah melakukan diversifikasi sumber impor minyak kedelaianya (dari Brasil, Argentina, dan Paraguay).

šŸ‘‰ Jadi, dampak pemberlakuan tarif ekspor minyak kedelai dari AS ke China mungkin tidak terlalu besar. Namun, larangan masuknya UCO (minyak jelantah), residu minyak sawit (Harpor, Pome oil dll) dari China dan ASEAN oleh AS, akan berdampak cukup signifikan,

šŸ‘‰ Dampaknya ke pasar CPO dunia pasti ada. Jika AS menggunakan minyak kedelainya untuk kepentingan domestiknya, akan membuat excess demand lebih besar di pasar minyak nabati dunia. Apalagi, Indonesia konsisten menjalankan B40 tahun 2025, dan B50 tahun 2026. Harga minyak nabati dan minyak sawit akan meningkat lagi.

šŸ‘‰ Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi berpeluang naik. Namun, ekspornya tahun ini diramal bisa turun.

šŸ‘‰ Sejak Indonesia masuk ke program mandatori B35 tahun lalu, harga CPO dunia sejak Januari 2024 mulai naik hingga Januari 2025.

šŸ‘‰ "Kenaikan harga CPO menarik kenaikan harga minyak kedelai dunia dan mendorong produsen minyak kedelai
memperluas dan meningkatkan pemeliharaaan tanaman kedelainya. Sehingga, produksinya meningkat. Akibatnya, produksi minyak kedelai AS meningkat,"

šŸ‘‰ Harga CPO tahun ini akan lebih ditentukan implememtasi B40 yang sudah dimulai Januari 2025.
Jika benar-benar full speed, harga CPO masih akan naik,"
kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Tungkot Sipayung.

šŸ‘‰ Jika pemerintahan Donald Trump sudah operasional, penggunaan minyak kedelai untuk biodiesel domestik dan proyek SAF (Sustainable Aviation Fuel/ Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan) akan memerlukan banyak minyak kedelai di dalam negeri.

šŸ‘‰ Trump akan kembali meningkatkan penggunaan biodiesel berbasis minyak kedelai, dengan memasang tarif ekspor minyak kedelai, termasuk ke China. Impor tallow (lemak hewani) dari Brasil, impor bahan baku bioenergi dari China dan ASEAN, termasuk impor minyak nabati lain dan minyak sawit akan dibatasi. Bahkan bisa disetop.

šŸ‘‰ Ada peluang besar dari penerapan kebijakan B40 pada Januari 2025, yang mengharuskan campuran biodiesel dengan 40 persen CPO, serta B50 pada 2026. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi domestik CPO, sehingga mendorong kenaikan harga di masa depan.

Read more...

$ADRO $AALI $GOTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

šŸ“Š Harga CPO Terdongkrak: Apa Faktor Pendorongnya?
Harga kontrak CPO melonjak di Bursa Malaysia Derivatives (BMD), didukung ekspektasi penurunan produksi. Februari 2025 tercatat naik ke 4.470 Ringgit Malaysia per ton. Namun, pelemahan ekspor ke India dan China serta aksi ambil untung membatasi kenaikan. Apakah tren ini bertahan? Simak level support di 4.150 Ringgit dan resistance di 4.300 Ringgit! šŸ›¢ļø Klik untuk baca analisis lengkapnya.

https://cutt.ly/ue3MjbQj

$AALI $SMAR $RATU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Funny Time, $IHSG gak kemana-mana sideways....btw koq terkorelasi positif dengan $AALI

$AALI saham maruk, udah gw pantau setengah tahun kek gini terus

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

yes mental $AALI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Emiten sawit mana jagoanmu untuk besok?

$JARR $AALI $TBLA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AALI $LSIP $TAP šŸ¤”

Pertadex (Pertamina Dex) adalah bahan bakar diesel berkualitas tinggi yang diproduksi oleh Pertamina. Berdasarkan spesifikasi dan kebijakan yang berlaku, Pertamina Dex tidak mengandung biodiesel secara langsung.

Berikut adalah penjelasannya:

Karakteristik Pertamina Dex

1. Kandungan Sulfur Rendah

Pertamina Dex memiliki kandungan sulfur di bawah 300 ppm, sehingga ramah lingkungan dan sesuai untuk mesin modern, terutama yang dilengkapi dengan teknologi Common Rail dan Standar Euro 4.



2. Angka Setana Tinggi

Angka setana Pertamina Dex adalah 53, yang lebih tinggi dari solar biasa (48), memberikan pembakaran lebih efisien dan performa lebih baik.



3. Tidak Mengandung Biodiesel Secara Resmi

Berdasarkan informasi spesifikasi, Pertamina Dex diformulasikan untuk bahan bakar diesel murni tanpa pencampuran biodiesel (B0), berbeda dengan varian seperti Biosolar (B35) yang sudah mengandung biodiesel.





---

Alasan Tidak Menggunakan Biodiesel

Pertamina Dex dirancang khusus untuk kendaraan diesel modern yang membutuhkan bahan bakar dengan standar tinggi, terutama dalam hal kebersihan dan pembakaran sempurna. Penggunaan biodiesel, meskipun ramah lingkungan, dapat memengaruhi kompatibilitas pada kendaraan berteknologi tinggi karena:

1. Sifat Higroskopis Biodiesel: Biodiesel menyerap lebih banyak air, yang bisa merusak sistem bahan bakar canggih.


2. Cold Flow Property: Biodiesel dapat mengental pada suhu rendah, yang berpotensi mengganggu performa.




---

Kesimpulan

Pertamina Dex tidak mengandung biodiesel, melainkan diformulasikan sebagai bahan bakar diesel premium untuk kendaraan modern yang membutuhkan performa dan efisiensi tinggi. Jika Anda mencari bahan bakar diesel yang mengandung biodiesel, produk seperti Biosolar adalah pilihannya.

$AALI $IHSG $TAPG

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Aekanadi coba baca langsung di website WTO.

šŸŸ¢āœ… Keputusan yang Menguntungkan Indonesia

WTO menyatakan bahwa beberapa kebijakan Uni Eropa, seperti aturan high ILUC-risk dan phase-out, melanggar Pasal III:4 GATT karena memperlakukan biofuel berbasis kelapa sawit dari Indonesia secara kurang menguntungkan dibandingkan produk serupa dari Uni Eropa. Upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc

WTO menemukan pelanggaran Pasal I:1 GATT, di mana keuntungan yang diberikan kepada biofuel dari negara lain tidak diterapkan secara adil untuk biofuel Indonesia.

Prosedur sertifikasi low ILUC-risk dinyatakan diskriminatif dan menciptakan hambatan perdagangan yang tidak perlu, melanggar Pasal 5.1.2 TBT Agreement.


šŸ”µāŒ Keputusan yang Mendukung Uni Eropa

WTO mengakui bahwa kebijakan Uni Eropa terkait batas maksimum 7% dan aturan high ILUC-risk cap sah menurut Pasal XX GATT, karena mendukung konservasi sumber daya alam dan perlindungan kesehatan manusia, hewan, atau tumbuhan.

Klaim Indonesia bahwa regulasi ini lebih membatasi perdagangan daripada yang diperlukan, ditolak oleh WTO, sehingga Pasal 2.2 dan 2.4 TBT Agreement tidak dilanggar.


āšŖāš–ļø Kesimpulan WTO
WTO tidak sepenuhnya memihak Indonesia atau Uni Eropa. Keputusan WTO menunjukkan keadilan campuran, di mana beberapa klaim Indonesia diterima, tetapi kebijakan lingkungan Uni Eropa juga dibenarkan. Kedua pihak mendapatkan hasil yang sebagian mendukung dan sebagian tidak.
https://bit.ly/3YGX6Dc

$AALI $LSIP $SSMS

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Uni Eropa Menang Sebagian Lawan Sawit Indonesia di WTO

Berita yang dishare salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

WTO baru aja bikin keputusan penting soal ribut-ribut antara Uni Eropa (UE) dan Indonesia tentang biofuel. Intinya, UE menang telak, tapi ada bagian kecil yang disuruh diperbaiki. Jadi gini, kebijakan UE lewat Renewable Energy Directive (RED II) yang ngelarang biofuel berbasis kelapa sawit karena dianggap bikin deforestasi itu, ternyata dianggap oke-oke aja sama WTO. Indonesia yang udah teriak diskriminasi sejak 2019 akhirnya cuma bisa gigit jari karena klaim itu nggak sepenuhnya diterima. Gagal upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc

UE emang jago main aturan. Mereka bikin Delegated Act yang kasih label "risiko tinggi" buat biofuel kayak minyak kelapa sawit, dengan alasan bikin hutan jadi lahan sawit itu buruk buat lingkungan. WTO sih setuju sama konsep besarnya, tapi beberapa aturan teknisnya dianggap terlalu ribet dan agak diskriminatif. Kayak mekanisme sertifikasi "risiko rendah" buat biofuel, yang menurut WTO mesti dibikin lebih simpel dan adil. Tapi jangan keburu seneng, perbaikan ini nggak bakal ngubah fakta kalau pasar sawit di Eropa tetap susah ditembus.

Apa dampaknya buat industri sawit kita? Ya jelas, ekspor kelapa sawit ke Eropa bakal makin seret. Mau nggak mau, kita harus lebih banyak jual ke pasar lain kayak India, China, atau ngandelin program biodiesel domestik B35. Sayangnya, ini bukan solusi yang gampang. Reputasi kelapa sawit kita udah tercoreng duluan di pasar global, dan petani kecilā€”yang paling banyak jumlahnyaā€”bakal paling kena dampaknya. Mereka kan susah banget buat penuhi standar "ramah lingkungan" ala Eropa itu.

Nah, kalau ngomongin saham sawit, jangan kaget kalau harganya bakal goyang. Saham kayak AALI, LSIP, atau SSMS mungkin dapet tekanan karena sentimen negatif ini. Investor biasanya nggak suka kalau ada aturan yang bikin bisnis jadi ribet. Apalagi, kalau ekspor ke Eropa makin kecil, otomatis pendapatan perusahaan juga turun, laba ikut anjlok, dan harga sahamnya? Ya, tebak sendiri. Tapi untungnya, ada B35 yang lumayan bisa nyelamatin pasar domestik. Emiten yang fokus ke lokal kayak SSMS atau TLDN mungkin bisa lebih adem, tapi jangan berharap lebih.

Kalau dibilang good news atau bad news, ya ini jelas lebih condong ke bad news. Kebijakan utama UE tetap jalan, dan sawit kita tetap di-stempel buruk. Tapi, kalau kita mau optimis sedikit, perbaikan teknis yang diminta WTO bisa jadi peluang buat masuk lagi ke pasar Eropa, asal kita bisa benerin sistem keberlanjutan kita. Sayangnya, itu kayak mimpi panjang yang butuh waktu dan biaya besar. Pak Toto mimpi https://bit.ly/3C0UedC

Jadi, buat industri sawit, keputusan ini artinya tantangan lebih berat. Mau nggak mau, kita harus adaptasi, diversifikasi pasar, dan bener-bener serius soal sertifikasi keberlanjutan. Kalau nggak, ya siap-siap aja terus-terusan dihajar sama aturan baru dari negara-negara lain.

Bisa dibilang keputusan ini memberi lampu hijau buat Eropa buat lanjut terus "black campaign"-nya terhadap sawit Indonesia. Secara formal, mereka mungkin nggak terang-terangan bilang ini kampanye hitam, tapi cara mereka bikin regulasi, kayak RED II dan Delegated Act, jelas nge-blokir sawit dengan alasan lingkungan. Padahal, di balik semua itu, ada aroma kuat proteksi industri minyak nabati mereka sendiri, alias seed oil seperti minyak bunga matahari dan minyak rapeseed.

Uni Eropa ini memang pemain licik di perdagangan global. Mereka bilang sawit berisiko tinggi karena deforestasi dan perubahan lahan. Tapi kalau dilihat lebih dalam, ini juga soal melindungi seed oil mereka yang kalah bersaing dari sawit. Sawit jauh lebih produktif dan murah dibanding minyak nabati mereka. Jadi, kalau sawit dibiarkan mendominasi pasar, petani bunga matahari dan rapeseed di Eropa bisa gulung tikar. Makanya, mereka pakai alasan "sustainability" buat nyetop sawit masuk.

Ironisnya, seed oil juga nggak sepenuhnya bersih. Produksinya juga butuh lahan yang luas, dan di beberapa kasus malah lebih nggak efisien daripada sawit. Tapi karena mereka punya teknologi dan narasi kuat soal keberlanjutan, mereka berhasil framing sawit sebagai musuh lingkungan nomor satu. Ditambah lagi, mereka punya power di media global, jadi narasi ini terus digoreng biar terlihat sah.

Dengan keputusan WTO ini, Eropa bisa tetap lanjut pake dalih "ramah lingkungan" buat ngeproteksi produk mereka. Aturan teknis yang diminta diperbaiki oleh WTO cuma kosmetik aja, nggak bakal mengubah inti kebijakan mereka yang membatasi sawit. Ini artinya, sawit Indonesia harus kerja ekstra keras buat bersaing, entah lewat pasar baru, inovasi produk, atau terus naikin standar keberlanjutan. Kalau nggak, kita bakal terus kena serangan regulasi dan kampanye negatif.

Eropa tetap bermain licik untuk proteksi seed oil mereka, sementara sawit Indonesia harus terus berjuang melawan stigma dan kebijakan diskriminatif ini. Pertempuran ini belum selesai, tapi jalan yang kita hadapi jelas nggak mudah.

Industri sawit Indonesia itu sebenarnya kayak pisau bermata duaā€”di satu sisi jadi tulang punggung ekonomi, di sisi lain sering jadi kambing hitam buat masalah lingkungan. Kalau kita ngomongin dampak, ya, nggak bisa dipungkiri ada masalah serius yang bikin sawit jadi target empuk kampanye hitam global. Tapi, biar adil, kita juga harus lihat kontribusinya. Jadi, yuk kita bahas, apa yang bikin sawit Indonesia dianggap "parah," tapi juga nggak bisa dilepasin dari perekonomian negara.

Pertama, isu deforestasi. Nggak usah munafik, banyak hutan di Indonesia yang jadi korban ekspansi sawit. Data menunjukkan bahwa dari tahun 2000 sampai 2020, sekitar 9 juta hektar hutan hilang di Indonesia, sebagian besar untuk kebun sawit. Dan jangan lupa, ini bukan cuma soal pohon yang ditebang, tapi juga habitat satwa liar yang ikut lenyap. Harimau Sumatra? Orangutan? Mereka nggak bisa sekadar pindah ke apartemen kalau rumahnya dibabat. Ironisnya, sawit Indonesia sering dituding biang keladi kerusakan lingkungan, padahal minyak nabati lain kayak kedelai di Amerika Selatan juga nggak kalah rakus soal lahan.

Tragedi lain adalah tanah adat. Banyak kasus di mana perusahaan sawit besar "lupa" kalau tanah yang mereka klaim itu sebenarnya milik masyarakat adat. Jadi, bayangin, suku-suku yang udah tinggal di sana turun-temurun tiba-tiba harus angkat kaki karena tanah mereka disulap jadi kebun sawit. Konflik kayak gini sering terjadi, tapi sayangnya nggak selalu jadi perhatian serius. Ujung-ujungnya, masyarakat lokal cuma bisa gigit jari sambil nonton alat berat yang masuk tanpa permisi.

Lalu, soal kebakaran hutan. Ini nih dosa besar yang terus menghantui sawit Indonesia. Data 2019 mencatat kebakaran hutan di Indonesia menghanguskan 1,6 juta hektar lahan, sebagian besar di area konsesi sawit. Dan jangan lupa, kabut asapnya nggak cuma bikin warga lokal sesak napas, tapi juga "dikirim gratis" ke negara tetangga. Singapura dan Malaysia udah sering protes, tapi solusinya? Ya, masih jadi PR besar.

Tapi, tunggu dulu, nggak semua sawit itu buruk. Secara ekonomi, sawit adalah raja. Pada 2023, ekspor CPO (crude palm oil) menghasilkan devisa sekitar USD 30 miliar buat Indonesia. Nggak cuma itu, industri ini juga ngasih makan lebih dari 16 juta tenaga kerja, mulai dari petani kecil sampai karyawan perusahaan besar. Kalau sawit hilang, dampaknya bakal berantai ke mana-mana, terutama di daerah pedesaan.

Ngomongin efisiensi, sawit itu juara. Satu hektar sawit bisa menghasilkan sekitar 4 ton minyak per tahun, jauh lebih banyak dibanding minyak kedelai yang cuma 0,7 ton per hektar. Jadi, kalau dunia stop pakai sawit dan pindah ke minyak lain, kebutuhan lahannya bakal melonjak drastis. Ironis kan, kampanye anti-sawit yang katanya "ramah lingkungan" justru bisa bikin kerusakan lebih parah.

Lalu, gimana dengan sertifikasi keberlanjutan kayak RSPO atau ISPO? Nah, ini masih jadi PR besar. Dari total luas perkebunan sawit di Indonesia yang mencapai 16 juta hektar, cuma sekitar 4,5 juta hektar yang tersertifikasi RSPO. Artinya, mayoritas kebun masih harus kerja keras buat penuhi standar global. Tapi, di sinilah tantangan sekaligus peluangnya. Kalau industri sawit Indonesia mau serius soal keberlanjutan, ini bisa jadi kunci buat merebut kembali kepercayaan dunia.

Sawit Indonesia itu memang punya sisi gelap, mulai dari deforestasi, konflik tanah adat, sampai hilangnya habitat satwa liar. Tapi di sisi lain, kontribusinya ke ekonomi juga nggak main-main. Masalahnya sekarang adalah gimana kita bisa mengurangi dampak negatif sambil tetap memaksimalkan manfaatnya. Kalau nggak, ya siap-siap aja terus diserang sama kampanye hitam global yang, jujur aja, kadang juga nggak sepenuhnya adil.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir) Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AALI $LSIP $TAPG

Read more...

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

šŸ“ˆ Kemenangan Indonesia di WTO: Masa Depan Kelapa Sawit Cerah!
Indonesia akhirnya memenangkan sengketa melawan Uni Eropa di WTO terkait diskriminasi kelapa sawit! šŸŒšŸŒ“ Langkah ini tak hanya melindungi ekspor sawit Indonesia senilai triliunan rupiah, tapi juga memberikan sinyal kuat bahwa aturan perdagangan internasional harus adil. Apa dampaknya bagi sektor sawit dan saham terkait? šŸ”
Baca selengkapnya di sini:

https://cutt.ly/we954CuR

$AALI $SMAR $BREN

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

šŸ“‰ Harga CPO tertekan lagi! Tren pelemahan ini makin terasa di pasar global akibat faktor tekanan permintaan dari negara-negara konsumen utama. Apakah ini sinyal untuk strategi baru dalam portofolio Anda? šŸŒŽ Simak ulasan lengkapnya untuk memahami bagaimana dinamika ini dapat memengaruhi investasi Anda: baca selengkapnya. šŸ’” šŸ“Š

https://cutt.ly/he98rY86

$AALI $TAPG $SMAR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI
menurut ramalan bakalan


$RATU

$AALI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ELSA BESOK PAGI 16 JANUARY JUMP 480
$AALI JUMP 6100
$GZCO lompat 128

mumpung harga batubara lg harga rendah, pom2 $AADI dgn 5 fakta unik:

1) AADI merupakan kode saham pertama di Bursa Efek Indonesia, saham urutan No.1 menyalip posisi $AALI yg sudah memegang pucuk pimpinan tertinggi selama 25 tahun, orang yg baru pertama membuka akun sekuritas (baik lokal maupun asing) akan langsung terpampang nama AADI di dashboard stock sekuritasnya, hal itu menandakan emiten yg mempunyai nilai jual yg tinggi di mata investor. sama halnya kita melihat barang di swalayan, yg paling laku adalah produk yg sejajar dgn mata kita bukan?

2) AADI merupakan perusahaan batubara yg ipo dengan valuasi termurah sepanjang sejarah, PER 1,5 kali, PBV 0,75 kali.

3) AADI perusahaan batubara yg ipo dengan ROE tertinggi sepanjang sejarah, ROE 60%, yg berarti kalau kita punya modal 100jt, kita langsung mendapatkan 60jt hanya dalam waktu setahun.

4) Harga PUPS AADI yg diberikan ke masyarakat sama dengan harga PUPS pengendali, harga PUPS Rp 5960 sama dengan yg diterima Boy Tohir dkk. Sehingga sangat kecil kemungkinan AADI balik ke harga IPO.

5) 15% saham AADI masih dipegang $ADRO, sementara kepemilikan masyarakat menjadi 38%. Komposisi masyarakat tsb sama halnya dengan komposisi saham ADRO sebelum divestasi.

saya pun msh hold dr harga ipo, klo bisa dikasih harga 6rb lg sgt menarik

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

B40 MULAI JALAN, EMITEN SAWIT BERSIAP PACU HILIRISASI

Program biodiesel B40 resmi meluncur sejak awal tahun dan digadang-gadang bisa menghemat devisa hingga Rp147,5 triliun. Tapi, di balik ambisi besar ini, ada tantangan distribusi dan kesiapan industri yang masih jadi PR. Di sinilah peran APROBI sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan dan menguji coba sektor biofuel.

Menariknya, tiga anggota APROBI yang sudah melantai di bursa, yakni SMAR, JARR, dan TBLA. Ketiga emiten sawit ini berperan vital dalam eksekusi B40. Pertanyaannya, apakah mereka bakal jadi pemenang dalam reli biodiesel ini? Baca selengkapnya: https://cutt.ly/Ke9R39uM


$IHSG $TAPG $AALI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah bull di $LABA akan agresif menanduk bear?


Tanggal 6-Jan, ane predict LABA bearish ke 254 (https://stockbit.com/post/16924599)

Tanggal 27-Dec, ane predict LABA bearish ke 272 (https://stockbit.com/post/16858901)

Tanggal 4-Dec, predict LABA bearish ke 288 (https://stockbit.com/post/16573598)

Tanggal 20-Nov, predict LABA bearish ke 342 (https://stockbit.com/post/16417495)

Tanggal 18-Nov, predict LABA bearish ke 318 (https://stockbit.com/post/16394227)

Tanggal 8-Nov, predict LABA bearish ke 362 (https://stockbit.com/post/16289442)

Hari ini, ane predict LABA bullish

$AALI $SIMP

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

apakah sebaiknya beli $AALI ketika merah?
Atau beli ketika ijo, jual ketika merah?

Let's watch the game of bull vs bear in AALI.

$PSGO $TLDN

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII
Tidur saja dan tidak bekerja sudah dapat Net Profit 10 Trilyun dari Pembayaran Deviden Anak-anaknya Seperti $UNTR $AALI AUTO ASGR HEAL DLL

šŸ˜‚šŸ˜‚šŸ˜‚šŸ˜‚šŸ˜‚

hmm $ASII $UNTR $AALI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AALI $CBDK $MEGA nasibnya bgmn ni besok?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CPO vs Minyak Biji

Minyak kelapa sawit, atau yang sering kita dengar sebagai palm oil, adalah salah satu minyak nabati yang paling banyak diproduksi di dunia. Di banyak negara, minyak ini digunakan sebagai bahan dasar untuk margarin, shortening, hingga minyak goreng. Tapi, sebenarnya sehatkah minyak kelapa sawit ini? Kalau sering disebut-sebut sebagai "tidak sehat", apakah itu benar-benar fakta atau cuma salah persepsi?

Palm oil berasal dari daging buah pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis), sedangkan palm kernel oil diekstraksi dari bijinya. Perbedaan besar di antara keduanya terletak pada komposisi lemaknya. Minyak kelapa sawit mengandung sekitar 50% lemak jenuh, sementara palm kernel oil lebih dari 85% lemak jenuh. Itu sebabnya palm oil lebih "lunak" dari segi kesehatan dibanding palm kernel oil atau bahkan minyak kelapa (coconut oil).

Dalam beberapa dekade terakhir, lemak jenuh seperti yang ditemukan dalam palm oil sering dikaitkan dengan peningkatan kolesterol LDL (kolesterol jahat), yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Harvard Health mencatat bahwa lemak jenuh dalam minyak ini memang meningkatkan LDL, tapi dampaknya tidak seburuk lemak trans, yang kini sudah dilarang di banyak negara. Palm oil tidak mengandung lemak trans, sehingga dianggap lebih baik dibandingkan margarin yang kaya lemak trans. Bakso Pak Toto belum dilarang https://bit.ly/3YGX6Dc

Sebagai contoh, palm oil lebih rendah lemak jenuhnya dibandingkan butter (yang sekitar 66% lemak jenuh) tetapi lebih tinggi dibandingkan minyak zaitun (sekitar 14% lemak jenuh). Ini membuat palm oil menjadi pilihan yang cukup "aman" untuk menggoreng karena titik asapnya yang cukup tinggi, sehingga lebih stabil saat dipanaskan. Stabilitas ini penting karena minyak yang tidak stabil cenderung menghasilkan senyawa berbahaya seperti aldehida saat dipanaskan pada suhu tinggi.

Dari sisi nutrisi, palm oil mengandung antioksidan alami seperti vitamin E dalam bentuk tokotrienol dan karotenoid, yang merupakan prekursor vitamin A. Karotenoid ini memberikan warna oranye kemerahan pada minyak sawit mentah. Antioksidan ini dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif, sehingga ada manfaat positif jika dikonsumsi dalam jumlah yang moderat.

Namun, sisi kontroversial minyak kelapa sawit sering kali datang dari dampaknya terhadap lingkungan. Produksi kelapa sawit di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia, telah menyebabkan deforestasi yang masif. Data dari Environmental Research Letters (2020) menunjukkan bahwa ekspansi perkebunan kelapa sawit menyumbang hilangnya jutaan hektar hutan tropis dan menjadi ancaman bagi habitat satwa liar seperti orangutan. Selain itu, praktik pembakaran hutan untuk membuka lahan sawit sering kali memicu polusi udara besar-besaran, seperti yang terjadi saat musim kabut asap. Pak Toto sampai sesak napas https://bit.ly/3C0UedC

Jadi, apakah minyak kelapa sawit sehat? Jawabannya tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Dari sisi kesehatan, palm oil tidak seburuk lemak trans dan bisa menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan mentega atau shortening. Namun, jika dibandingkan dengan minyak seperti minyak zaitun atau canola, palm oil masih kalah dari segi manfaat kesehatan. Dari sisi lingkungan, produksi minyak kelapa sawit jelas memiliki dampak besar yang perlu diatasi dengan praktik pertanian berkelanjutan.

Palm oil bisa menjadi bagian dari pola makan yang seimbang jika digunakan dengan bijak. Gunakan untuk memasak pada suhu tinggi karena stabilitasnya lebih baik, tetapi kombinasikan juga dengan minyak lain seperti minyak zaitun untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Dan jika memungkinkan, pilih produk yang bersertifikat ramah lingkungan untuk membantu mengurangi dampak buruknya terhadap bumi kita.

Dibandingkan minyak nabati lain seperti minyak bunga matahari, kedelai, atau kanola, minyak kelapa sawit jauh lebih unggul dalam produktivitas. Dari satu hektar lahan, perkebunan sawit bisa menghasilkan sekitar 3-4 ton minyak per tahun, sementara minyak bunga matahari hanya menghasilkan 0,7-0,9 ton per hektar, dan kanola sekitar 0,8-1 ton. Dengan kata lain, minyak kelapa sawit hanya membutuhkan sekitar 10% dari lahan yang diperlukan minyak nabati lain untuk menghasilkan jumlah minyak yang sama. Ini jelas lebih efisien dan, secara teori, lebih ramah lingkungan jika melihat penggunaan lahan. Efisien Pak Budi https://bit.ly/3YGX6Dc

Namun, mengapa minyak sawit selalu disudutkan? Salah satu alasannya adalah isu deforestasi. Memang, menurut World Resources Institute (2022), sekitar 20% deforestasi tropis global antara tahun 2001-2018 disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit. Isu ini tidak bisa diabaikan, terutama karena Indonesia dan Malaysia sebagai produsen terbesar sering menghadapi tekanan akibat lemahnya regulasi di masa lalu. Tetapi, apakah minyak nabati lain lebih bersih? Tidak sepenuhnya. Produksi minyak kedelai, misalnya, berkontribusi pada deforestasi di Amazon, sementara perkebunan bunga matahari dan kanola membutuhkan lahan yang jauh lebih luas, yang sering kali menggusur padang rumput alami.

Yang menarik, banyak pengamat percaya bahwa kampanye negatif terhadap CPO lebih banyak terkait dengan persaingan dagang global. Saat ini, minyak kelapa sawit mendominasi pasar minyak nabati dunia dengan pangsa sekitar 35%, mengalahkan minyak kedelai, bunga matahari, dan kanola. Negara-negara Barat seperti Kanada (eksportir kanola), Ukraina (eksportir bunga matahari), dan Amerika Serikat (eksportir kedelai) merasa terancam oleh dominasi ini. Dengan memainkan isu lingkungan, mereka mencoba menekan permintaan CPO di pasar internasional. Contohnya adalah kampanye "Palm Oil Free" di Eropa, yang sering muncul di kemasan produk meskipun minyak nabati lain juga memiliki dampak lingkungan yang tidak kalah signifikan.

Selain itu, CPO kini dihadapkan pada tantangan sertifikasi keberlanjutan. Program seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) bertujuan memastikan bahwa minyak kelapa sawit diproduksi tanpa merusak hutan atau melanggar hak pekerja. Namun, permintaan terhadap minyak sawit bersertifikasi ini masih rendah di pasar global karena harganya lebih mahal. Di sisi lain, konsumen sering kali tidak menyadari bahwa boikot terhadap CPO justru dapat meningkatkan penggunaan minyak nabati lain yang lebih boros lahan. https://bit.ly/3YGX6Dc

Dari segi kesehatan, minyak kelapa sawit mengandung sekitar 50% lemak jenuh, lebih rendah dibandingkan minyak kelapa (85%) atau minyak kernel sawit (80%). Lemak jenuh memang sering dikaitkan dengan peningkatan kolesterol LDL, tetapi CPO juga kaya akan antioksidan seperti karotenoid (prekursor vitamin A) dan tokotrienol (varian vitamin E). Harvard Health (2024) menyebutkan bahwa minyak sawit lebih baik dibandingkan lemak trans, tetapi masih kalah dibandingkan minyak seperti zaitun yang tinggi lemak tak jenuh tunggal.

Minyak kelapa sawit sebenarnya tidak seburuk yang digambarkan oleh kampanye negatif. Masalahnya bukan pada minyak itu sendiri, tetapi pada praktik produksinya yang perlu ditingkatkan. Dengan regulasi yang lebih ketat dan edukasi konsumen, CPO bisa menjadi pilihan minyak nabati yang efisien dan berkelanjutan. Namun, untuk saat ini, minyak sawit tetap menjadi korban dari persaingan dagang global yang sengit, di mana kepentingan ekonomi sering kali disamarkan dengan dalih lingkungan. Jadi, sebelum memutuskan untuk mendukung atau memboikot minyak sawit, ada baiknya memahami fakta-fakta di balik kampanye yang beredar.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir) Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AALI $LSIP $TAPG

Read more...

1/3

testestes

Bukan dividen, $FAPA bersiap kembalikan uang investor dari pengurangan modal

sumber: https://cutt.ly/6e2l6wVR random tag: $AALI $SIMP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Analisis $TAPG

Sembari menunggu laporan keuangan Q4 perusahaan-perusahaan keluar, saya sangat optimis menunggu laporan keuangan Q4 perusahaan ini.

TAPG ini ternyata masih dalam proses recovery dari El Nino di paruh kedua 2023. Hal tersebut menyebabkan penurunan produksi FFB dan CPO di Q3, sekitar 19% dan 24% YoY. Walau begitu, perusahaan bisa mencetak keuntungan yang lumayan besar di Q3 karena harga CPO yang sedang tinggi-tingginya serta ada efisiensi dari operasional dan penurunan beban keuangan.

Kemudian pada Q4 2024, sebenernya ada potensi terjadi La Nina yang mana bisa mengganggu polinasi. Walau begitu, saya tetap yakin pada manajemen TAPG untuk mencegah kerugian-kerugian yang mungkin dapat terjadi akibat La Nina.

Selain itu, harga CPO periode Oktober-Desember (Q4) juga lagi tinggi-tingginya. Jadi, kalau pun worst case-nya TAPG terdampak akibat La Nina, semoga saja laporan pendapatannya masih bisa tertolong karena harga CPO yang masih tinggi-tingginya.

TAPG secara technical, harga saat ini terletak pada resistance di 755-780. Stoch RSI juga menunjukkan harga saham pada area ini sedang overbought sehingga penurunan harga saham mungkin saja terjadi dalam periode waktu dekat. Walau begitu, terdapat minor trend bullish yang mungkin saja dapat membuat harga saham kembali meningkat.

Saya pribadi yakin harga saham ini akan turun terlebih dahulu dalam periode dekat. Semoga saja diberi kesempatan untuk membeli harga saham ini di-harga yang lebih rendah sebelum akhirnya naik karena Q4-nya.

Ini merupakan analisis saya pribadi dan bukan merupakan ajakan jual/beli.

Do Your Own Research.
Terima kasih.

TAG: $CPO $AALI

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

yok tebak tebakan commo indo mau dibawa kemana? $AALI$ITMG$IHSG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$AALI

2013-2025 Stockbit Ā·AboutĀ·ContactHelpĀ·House RulesĀ·TermsĀ·Privacy