IDE ekonomi paling ajaib: globalization
Misalkan ada dua negara, A dan B.
Negara A dan B sama2 jago membuat kendaraan, dan kalau SELURUH resources masing2 dikerahkan 100% untuk membuat kendaraan, katakanlah masing2 bisa menghasilkan 1000 kendaraan per bulan.
Negara A lebih jago dari B dalam hal menanam gandum, dan kalau SELURUH resources masing2 dikerahkan 100% untuk menghasilkan gandum, katakanlah negara A bisa menghasilkan 1000 ton gandum per bulan, sedangkan negara B hanya sanggup menghasilkan 500 ton gandum per bulan.
Tentu saja resources harus dibagi antara membuat kendaraan dan gandum, karena jika punya kendaraan tetapi tidak punya gandum kan akan mati, atau sebaliknya punya gandum tetapi tidak bisa jalan2 kan juga akan mati karena bosan -- you got the idea.
So negara A dan B masing2 decide untuk membagi resources-nya 50:50, sebagian utk membuat kendaraan dan sebagian untuk menanam gandum. Sehingga setiap bulan negara A akan menghasilkan 500 kendaraan dan 500 ton gandum, sedangkan negara B akan menghasilkan 500 kendaraan dan 250 ton gandum.
Overall kita bisa melihat bahwa negara A lebih baik dari negara B. Sehingga jika dilihat hanya dari sisi ini, kita akan berpikir bahwa negara B tidak punya kelebihan apapun untuk ditawarkan kepada negara A, karena barang yang dihasilkan sama dan negara B hanya sanggup menghasilkan gandum lebih sedikit dari negara A. Dan negara A juga berpikir demikian, tidak memerlukan negara B karena mereka bisa menghasilkan semua barang yang dihasilkan oleh negara B, bahkan bisa menanam gandum dengan lebih banyak.
Betulkah demikian?
Jika ditelaah lebih dalam, kita melihat bahwa cost negara A untuk menghasilkan 1000 kendaraan adalah 1000 ton gandum (atau 1 kendaraan per 1 ton gandum), sedangkan cost negara B untuk menghasilkan 1000 kendaraan adalah 500 ton gandum (atau 1 kendaraan per 1/2 ton gandum).
Atau bisa dibalik juga, cost negara A untuk menghasilkan 1000 ton gandum adalah 1000 kendaraan (atau 1 ton gandum per 1 kendaraan), sedangkan cost negara B untuk menghasilkan 500 ton gandum adalah 1000 kendaraan (atau 1 ton gandum per 2 kendaraan). Sama saja.
Resources yang dikorbankan untuk menghasilkan kendaraan atau sebaliknya resources yang dikorbankan untuk menghasilkan gandum ini, disebut sebagai *opportunity cost*. Perhatikan ada yang menarik yaitu: *OPPORTUNITY COST MEREKA TIDAK SAMA!*
Kesadaran atas fakta ini memberikan ide cemerlang kepada negara B untuk menawarkan sebuah deal yang luar-biasa kepada negara A. Negara B mengatakan kepada negara A, bahwa mereka (negara B) akan membuat 200 kendaraan lebih banyak, sehingga total-nya menjadi 500 kendaraan + 200 kendaraan = 700 kendaraan setiap bulan.
Dengan demikian, negara B hanya sanggup menghasilkan 150 ton gandum. Karena untuk negara B membuat tambahan 200 kendaraan, dibutuhkan resources yang sedianya untuk menghasilkan 100 ton gandum, thus sisa gandum yang mereka bisa hasilkan menjadi hanya 250 ton gandum - 100 ton gandum = 150 ton gandum.
Oleh karena itu, negara B mengatakan kami akan memberikan tambahan 200 kendaraan ini kepada Anda (negara A), tetapi sebagai ganti-nya Anda (negara A) memberikan kami (negara B) gandum sebanyak 150 ton gandum.
Negara A pun berhitung, ok kalau kami menerima deal ini, artinya kami harus menghasilkan 150 ton gandum lebih banyak untuk diberkan kepada negara B. Dengan demikian, kendaraan yang bisa kami hasilkan menjadi hanya 350 kendaraan. Karena untuk menghasilkan tambahan 150 ton gandum, kami perlu mengalokasikan resource yang sedianya untuk membuat 150 kendaraan, thus sisanya adalah 500 kendaraan - 150 kendaraan = 350 kendaraan.
*SEBELUM DEAL*
Negara A setiap bulan mendapatkan 500 kendaraan + 500 ton gandum
Negara B setiap bulan mendapatkan 500 kendaraan + 250 ton gandum
*SETELAH DEAL*
Negara A setiap bulan mendapatkan 350 kendaraan + 200 kendaraan (dari negara B) + 500 ton gandum = 550 kendaraan + 500 ton gandum!
Negara B setiap bulan mendapatkan 500 kendaraan + 150 ton gandum + 150 ton gandum (dari negara A) = 500 kendaraan + 300 ton gandum!
Sehingga secara total, dari tadi-nya total negara A + B =
(500 kendaraan + 500 ton gandum) + (500 kendaraan + 250 ton gandum) =
1000 kendaraan + 750 ton gandum,
setelah deal menjadi:
(550 kendaraan + 500 ton gandum) + (500 kendaraan + 300 ton gandum) =
1050 kendaraan + 800 ton gandum.
Total-nya menjadi LEBIH BESAR, dan masing2 negara A dapat cuan TAMBAHAN 50 kendaraan, negara B dapat cuan TAMBAHAN 50 ton gandum!
WWWOOOWWWW NEGARA A BERTERIAK: AJAIIIIIBBBBB! Indah sekali kan. Dengan melakukan perdagangan bebas atau globalization, secara keseluruhan negara A dan negara B masing2 menjadi lebih makmur daripada sebelum-nya, BAHKAN jika negara A lebih superior daripada negara B! OK OK OK DEAL BRO!
Inilah sebuah fenomena yang oleh para ekonom disebut sebagai *comparative competitive advantage*. Rahasia dari magic-trick ini terletak kepada sebuah fakta bahwa opportunity cost antara negara A dan B tidak sama -- seperti yang sudah disebutkan di atas.
Perhatikan bahwa negara A memang meng-import 200 kendaraan dari negara B, tetapi mereka (negara A) hanya perlu membayar dengan meng-export 150 ton gandum, padahal cost negara A untuk menghasilkan 150 ton gandum hanya 150 kendaraan. So negara A cuan 200 kendaraan - 150 kendaraan = *50 kendaraan*.
Sedangkan negara B meng-import 150 ton gandum dari negara A, dan membayar-nya dengan meng-export 200 kendaraan, padahal cost negara B untuk menghasilkan 200 kendaraan hanya 100 ton gandum. Sehingga negara B cuan 150 ton gandum - 100 ton gandum = *50 ton gandum*.
Ladies and gentlemen, this is the essence of GLOBALIZATION!
Mungkin ada yg bertanya2 kenapa secara total output-nya juga bisa menjadi lebih besar, sedangkan total input-nya tidak berubah? Ini lah karena alokasi resources yang lebih efisien -- yang merupakan esensi dari ilmu makro-ekonomi.
Situasi yang lebih gampang bisa kita bayangkan, jika misalnya ada 2 orang A dan B, dimana A adalah seorang aktor mempunyai salary 1000 per jam, sedangkan B adalah seorang driver mempunyai salary 100 per jam. Kalau A menghabiskan waktu-nya 1 jam untuk berkendara, dia akan KEHILANGAN opportunity sebesar 1000. Nah kalau dia tukar waktu 1 jam-nya ini dengan meng-hire B untuk berkendara, dan bahkan membayar lebih mahal misalnya 200 per jam, A masih bisa menghasilkan uang sebesar 1000 - 200 = 800.
Betul total waktu-nya tidak berubah, tetapi A meng-re-alokasi-kan waktunya untuk pekerjaan yang lebih produktif, yaitu ber-akting, sehingga A masih bisa menghasilkan 800, dibandingkan tidak mendapatkan apa2. Itulah (better resoure allocation) yang dilakukan oleh negara A dan negara B sehingga total output-nya menjadi lebih besar.
Tentu situasi perdagangan antara dua negara tidak se-simple ini karena begitu banyak macam barang yang dihasilkan oleh setiap negara, dan akan jauh lebih rumit karena sudah pasti situasi ini akan melibatkan lebih dari dua negara. Tetapi secara prinsip tidak berubah. Karena opportunity cost dari setiap negara yang satu dengan yang lain-nya TIDAK PERNAH SAMA, seperti yang dicontohkan di atas, globalization atau perdagangan bebas secara umum akan selalu menguntungkan untuk semua negara yang terlibat.
100% ekonom setuju bahwa globailzation adalah sebuah magic-trick yang sangat2222 menguntungkan. Thus fakta bahwa de-globalization mulai terjadi sekarang, adalah sebuah fakta yang sangat menyedihkan -- terutama mengingat kawan2 kita yang ekonomi-nya masih berada di titik nadir.
Anyway, sudah ngantuk, saya tutup dulu dengan mengatakan tidak perlu terlalu khawatir juga. Ekonomi itu SELALU di-drive oleh instinc manusia untuk hidup lebih baik. Oleh karena itu, saya percaya de-globalization ini hanya akan berjalan dalam skala terbatas, dalam waktu yang terbatas, dan mungkin baik untuk membuat kita lebih merenung akan perlunya perdamaian dan humanity above all -- tentu bukan humanity dalam artian yang sempit -- dan kemudian bangkit kembali dengan mindset yang lebih bijaksana.
Globalization akan coming back dan coming back harder longer dan better! Sejarah sudah membuktikan itu selama puluhan ribu tahun.
Dua hari yang lalu saya menulis welcome inflation, welcome recession... hari ini saya menambahkan welcome de-globalization! Satu lagi ujian terhadap conviction kita sebagai investor saham.
( Tulisan welcome inflation, welcome recession, bisa dibaca di sini: https://stockbit.com/post/9836486 )
$IHSG $ITMG $PTBA $SMDR $ADES