Belajar dari Warren Buffett (part 3): Tentang Economic Moat
Dalam artikel ini kembali saya akan membahas insight yang tak lekang oleh waktu dari seorang Investor terpopuler di dunia, yakni Warren Buffett. Pada part sebelumnya saya membahas insight dari beliau tentang book value, dimana dalam artikel tersebut saya ceritakan bahwa ada beberapa perusahaan yang memang layak dihargai lebih tinggi dibandingkan book value-nya karena adanya kualitas yang melekat pada mereka salah satunya dengan menghasilkan ROE yang tinggi. Persyaratan utama bagi perusahaan untuk memperoleh ROE atau keuntungan yang tinggi terhadap modal atau ekuitasnya dalam jangka waktu yang lama adalah memiliki keunggulan kompetitif, yang biasa disebut sebagai 'economic moat'. Mari kita bahas lebih lanjut tentang economic moat berdasarkan insight dari Mr. Buffett.
Mr. Buffett pernah membahas tentang hal ini dalam suratnya tahun 1993 di mana dia berbicara tentang Nebraska Furniture Mart, bisnis yang dia peroleh dari Rose Blumkin [alias Mrs B.] pada tahun 1983. Di bawah moto “sell cheap and tell the truth," Mrs B bekerja di bisnis ini sampai usia tua hingga 103 tahun.
Nebraska Furniture Mart adalah bisnis yang cukup sederhana, mereka menjual furnitur, flooring, dan peralatan rumah tangga. Bisnisnya mudah dipahami dan tidak mengalami banyak perubahan di masa mendatang.
"One question I always ask myself in appraising a business is how I would like, assuming I had ample capital and skilled personnel, to compete with it. I’d rather wrestle grizzlies than compete with Mrs. B and her progeny. They buy brilliantly, they operate at expense ratios competitors don’t even dream about, and they then pass on to their customers much of the savings. It’s the ideal business - one built upon exceptional value to the customer that in turn translates into exceptional economics for its owners." (Warren Buffett, 1993)
Keunggulan kompetitif yang dimiliki Nebraska Furniture Mart adalah mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah kepada pelanggan dan jangkauannya yang luas. Ini adalah keunggulan yang baik. Harga yang lebih rendah akan menghasilkan lebih banyak volume penjualan bagi perusahaan dan menawarkan penghematan bagi kantong konsumen, dan ini adalah win-win situation. Keunggulan skala yang besar ini membuat newcomer berpikir dua kali untuk mendirikan toko serupa dan menawarkan produk yang lebih murah.
Sebuah bisnis yang bisa menawarkan produk yang lebih murah dibandingkan pesaingnya disebabkan mereka mampu beroperasi secara lebih efisien. Mereka berhasil menerapkan program pengurangan biaya setiap tahunnya. Pada akhirnya, biaya yang lebih rendah tidak hanya akan meningkatkan net income, tetapi juga menjadikan posisi perusahaan lebih kompetitif.
Untuk mempertahankan dominasi perusahaan dalam industrinya, maka peran manajemen juga dibutuhkan. Manajemen yang baik akan terus berupaya untuk memperkuat keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Tentu saja pengalaman industri dan pandangan jangka panjang manajemen sangat diperlukan dalam hal ini, dan juga kemampuan mereka dalam hal alokasi modal. Mr. Buffett berpendapat bahwa: “If you have an economic castle, people are going to come and want to take that castle away from you. You better have a strong a moat, and a knight in that castle that knows what he’s doing.”
Perusahaan yang memiliki status sebagai “market leader” belum tentu menyandang status ini dalam waktu yang lama. Jika kekuatan yang mereka miliki mudah untuk ditiru oleh kompetitor, apalagi mereka berada dalam industri yang sangat kompetitif dan membutuhkan inovasi secara terus menerus, maka tinggal menunggu waktu akan terjadinya penurunan kinerja hingga efek yang paling parah yakni kebangkrutan.
Contoh perusahaan yang dulunya dominan atau berkinerja baik serta populer namun akhirnya kalah bersaing antara lain Kodak, Nokia, Blackberry, MySpace, Compaq, MGM, Saab, General Motor, Yahoo dan yang terbaru ada Revlon. Maka dari itu penting bagi perusahaan selain memiliki economic moat atau parit ekonomi, mereka juga harus berupaya untuk memperlebar parit tersebut (enduring competitve advantage) agar mereka terus mendominasi persaingan atau bahkan bisa terus survive saat krisis ekonomi melanda.
Bagi Mr. Buffett, menganalisis keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan itu sangat penting untuk memproyeksikan prospek atau potensi pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Profitabilitas tinggi dan disertai pertumbuhan kinerja yang dihasilkan perusahaan di masa lalu, akan dapat diulangi di tahun-tahun berikutnya jika perusahaan memiliki moat yang lebar dan berupaya untuk terus memperlebar moat tersebut. Tentu saja untuk menganalisis economic moat itu tidak cukup dengan hanya membaca laporan keuangan, namun kita jagu harus dibekali dengan kemampuan untuk memahami suatu bisnis.
Simak pendapat Mr. Buffett berikut:
"What we really are looking for is an enduring competitive advantage. That’s what’s going through our mind all the time."
“A truly great business must have an enduring 'moat' that protects excellent returns on invested capital.”
"If we are delighting customers, eliminating unnecessary costs and improving our products and services, we gain strength .. On a daily basis the effects are imperceptible; cumulatively, though, their consequences are enormous. When our long term position improves as a result of these unnoticeable actions, we describe the phenomenon as ‘widening the moat.’ "
"There’s no formula that gives you that precisely, you know, that says that the moat is 28 feet wide and 16 feet deep, you know, or anything of the sort. You have to understand the businesses. And that’s what drives the academics crazy, because they know how to calculate standard deviations and all kinds of things, but that doesn’t tell them anything. And that what really tells you something is if you know how to figure out how wide the moat is and whether it’s likely to widen further or shrink on you."
Baiklah, saya akan uraikan kembali apa saja atribut penting dalam economic moat yang harus dimiliki perusahaan. Kalo berdasarkan penilaian saya, berikut diantaranya:
1. Budaya perusahaan yang etis;
2. Mencapai skala ekonomis;
3. Jaringan distribusi yang luas; dan
4. Intangible assets yang bernilai (goodwill, brand, intellectual property, licensing, innovation).
Untuk lebih detail mengenai penjelasan keempat atribut tersebut, silahkan baca artikel ini: https://stockbit.com/post/3656603
Mr. Buffett beserta James Heskett, Christopher Begg, Francois Rochon, Paul Black, dan Kurt Winrich berpendapat bahwa corporate culture adalah economic moat yang paling utama yang harus dimiliki perusahaan, dan saya sepakat dengan mereka. Setiap perusahaan memiliki nilai-nilai tertentu, perilaku, hubungan internal dan kebijakan eksternal yang mana semua elemen tersebut terhubung satu sama lain dan dapat memberikan gambaran terhadap perusahaan tersebut.
Budaya perusahaan yang sehat akan menjadikan perusahaan sebagai tempat bekerja yang menyenangkan bagi karyawannya, mereka akan merasa betah dan happy untuk mendedikasikan kemampuan terbaiknya. Jika kondisi internal perusahaan sudah sangat kuat, maka mereka akan lebih mudah untuk menjaga hubungan jangka panjang yang baik dengan para stakeholder eksternal, baik itu pemerintah, supplier, distributor, pelanggan, masyarakat sekitar dan juga para pemegang saham. Perusahaan dengan budaya organisasi yang etis akan memiliki reputasi yang baik, dan mereka menyadari betapa pentingnya legitimasi dari para stakeholder untuk kelangsungan hidup perusahaan atau menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Inilah atribut moat yang mustahil untuk di copy-paste secara 100% oleh kompetitor.
Saudara-saudara, sebelum memutuskan untuk membeli saham untuk jangka panjang, cobalah luangkan waktu untuk menganalisis keunggulan apa saja yang dimiliki perusahaan dibandingkan kompetitornya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan corporate culture berikut:
Apakah perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan karyawannya? Apakah perusahaan memiliki beberapa program untuk meningkatkan employee engagement? Apakah employee turnover-nya tinggi atau rendah? Apakah perusahaan memiliki manajemen yang berpengalaman? Apakah manajemen visioner dan inovatif? Apakah manajemen candid terhadap shareholder? Berapa lama perusahaan bekerja sama dengan suppliernya? Bagaimana cara perusahaan menjalin kerjasama dengan supplier? Apakah perusahaan melestarikan lingkungan dengan baik? Apakah perusahaan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kesejahteraan sosial khususnya bagi masyarakat di sekitar pabrik? Apakah perusahaan memiliki program CSR yang mengagumkan? Apakah perusahaan memiliki basis pelanggan yang loyal dan puas?
Selanjutnya coba untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut: Apakah industrinya memiliki high-barrier to entry? Apakah perusahaan mencapai skala ekonomis? Apakah perusahaan memiliki keahlian dalam manufacturing? Apakah perusahaan mampu memanfaatkan teknologi terbaik dalam serangkaian proses produksi? Apakah perusahaan berpeluang meningkatkan kapasitas produksi dan gudang? Apakah perusahaan mampu beroperasi secara lebih efisien? Apakah perusahaan melakukan investasi yang berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi operasi? Apakah perusahaan memiliki sistem pemasaran yang kuat? Apakah perusahaan memiliki pricing power? Apakah perusahaan memiliki jaringan distribusi yang luas? Apakah perusahan berupaya untuk memperluas jaringan distribusinya? Apakah produknya mudah ditemui hingga ke pelosok daerah? Apakah produk perusahaan memegang pangsa pasar terbesar? Apakah perusahaan mendominasi pasar domestik? Apakah perusahaan memiliki divisi RnD yang hebat?
Selanjutnya coba jawab, apakah brand produk perusahaan lebih dikenal dalam benak konsumen? Adapun salah satu cara mudah untuk mengetahui brand awareness produk perusahaan adalah dengan menanyakan kepada keluarga, kerabat, rekan Anda: “brand apa yang terlintas di benakmu jika mendengar air mineral? minuman soda? susu UHT? teh botol? obat masuk angin? obat sakit kepala? mie instan? sabun mandi? sabun cuci piring? detergen? pasta gigi? sepeda motor? kedai kopi? restoran fast food? pisau cukur? margarin? rokok? roti? ice cream? yoghurt? keju?”. Semua jawaban yang mereka berikan, maka bisa jadi itulah brand yang top of mind.
Ada momen lucu ketika saya bertanya kepada istri. Ketika saya menyebutkan kata obat sakit kepala, maka spontan dia menjawab “BODREX”. Alamak, padahal selama ini saat sakit kepala dia minumnya Panadol!. Nah, itulah brand awareness. Kekuatan brand sama pentingnya dengan kekuatan intangible asset lainnya seperti: kekayaan intelektual (paten, hak cipta, merek dagang, rahasia dagang); lisensi; dan juga inovasi melalui divisi RnD.
Dengan memiliki keempat atribut moat tadi, maka perusahaan dapat mempertahankan dominasi dalam industrinya untuk jangka waktu yang lama khususnya dalam pasar domestik, sebagaimana $SIDO mendominasi industri herbal, $ICBP mendominasi industri mie instan, $ULTJ mendominasi industri susu UHT, SMSM mendominasi industri filtration, MARK mendominasi industri cetakan sarung tangan porselen, PRDA mendominasi industri laboratorium kesehatan, MTDL mendominasi industri distribusi dan solusi TI, JTPE mendominasi industri percetakan dokumen security, EKAD mendominasi industri pita perekat, PBID mendominasi industri kantong plastik food grade, ROTI mendominasi industri roti produksi massal, AMRT mendominasi industri gerai minimarket, TLKM mendominasi industri jaringan telekomunikasi, TOWR mendominasi industri infrastruktur telekomunikasi, CPIN mendominasi industri peternakan ayam, dan HMSP mendominasi industri rokok. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki moat yang lebar dan pada akhirnya mampu menghasilkan ROE yang tinggi secara konsisten, sehingga wajar sebagian besar mereka sahamnya diperdagangkan pada PBV > 2.
Perusahaan yang memiliki wide economic moat dan mendominasi industrinya akan lebih berpeluang untuk meningkatkan nilai serta memberikan keuntungan yang luar biasa bagi pemegang sahamnya. Namun dengan catatan sahamnya harus dibeli di harga yang wajar dan berkomitmen untuk memilikinya dalam jangka panjang sambil menerapkan monitoring kinerja perusahaan secara berkala.
Sebelum menutup tulisan ini, saya akan uraikan beberapa insight lainnya dari Mr. Buffett tentang competitive advantage atau economic moat:
"You have to understand when competitive advantages are durable and when they’re fleeting. I mean, you have to learn the difference between a hula hoop company, you know, and Coca-Cola. But that isn’t too hard to do."
“You need a moat in business to protect you from the guy who is going to come along and offer it (your product) for a penny cheaper.”
“I used to have a gas station down the road here in Omaha and there was another gas station down the road. Whatever he charged for gas was my price. You don’t want to be in a business like that.”
“The key to investing is not assessing how much it will grow, but rather determining the competitive advantage of any given company and, above all, the durability of that advantage. The products and services that have wide, sustainable moats around them are the ones that deliver rewards to investors.”
"If you are evaluating a business year-to-year, the number one question you want to ask yourself is - could the competitive advantage have been made stronger and more durable before — and that’s more important than the P&L for a given year."
"So we think in terms of that moat and the ability to keep its width and its impossibility of being crossed as the primary criterion of a great business. And we tell our managers we want the moat widened every year. That doesn’t necessarily mean the profit will be more this year than it was last year because it won’t be sometimes. However, if the moat is widened every year, the business will do very well. When we see a moat that’s tenuous in any way - it’s just too risky. We don’t know how to evaluate that. And, therefore, we leave it alone. We think that all of our businesses-or virtually all of our businesses-have pretty darned good moats.”
“The dynamics of capitalism guarantee that competitors will repeatedly assault any business “castle” that is earning high returns. Therefore a formidable barrier such as a company’s being the low cost producer (GEICO, Costco) or possessing a powerful world-wide brand (Coca-Cola, Gillette, American Express) is essential for sustained success. Business history is filled with ‘Roman Candles,’ companies whose moats proved illusory and were soon crossed.”
"The most important thing you can know, what we’re trying to do is we’re trying to find a business with a wide and long-lasting moat around it, protecting a terrific economic castle with an honest lord in charge of the castle. And in essence, that’s what business is all about... What we’re trying to find is a business that, for one reason or another — it can be because it’s the low-cost producer in some area, it can be because it has a natural franchise because of surface capabilities, it could be because of its position in the consumers’ mind, it can be because of a technological advantage, or any kind of reason at all, that it has this moat around it."
“There are some industries that are just never going to have barriers to entry. And in those industries, you better be running very fast because there are a lot of other people that are going to be running and looking at what you’re doing and trying to figure out, you know, what your weakness is or what they can do a little bit better. A great barrier to entry, you know, is something like this. If you gave me 10, 20, $30 billion and told me to go in and try and knock off the Coca-Cola Company with some new cola drink, I wouldn’t have the faintest idea how to do it. I mean, there are billions of people around the world that have something in their mind about Coca-Cola, and you’re not going to change that with 10 or $20 billion.”
“What is important is that I understand the economic dynamics of the industry. Are there competitive moats? Is there ease of entry? All of that sort of thing. You know, every time I look at a business — when we bought See’s Candy in 1972, I said to myself, if I had a hundred million dollars and I wanted to go in and take on See’s Candy, could I do it? And I came to the conclusion, no, so we bought See’s Candy. If the answer had been yes, we wouldn’t have done it. I asked myself that same question, you know, can I start a soft drink company and take on Coca-Cola if I have a hundred billion dollars, you know? Richard Branson tried it some years ago in something called Virgin Cola. You know, the brand is supposed to be a promise. I’m not sure that’s the promise you want to get if you buy a soft drink.”
“The greatest institutions…select very trustworthy people, and they trust them a lot…There’s so much self-respect you get from [being] trusted and [being] worthy of the trust that [the] best compliance cultures are the ones which have this attitude of trust. This general culture of trust is what works. Berkshire hasn’t had that many scandals of consequence, and I don’t think we’re going to get huge numbers either.”
Semoga bermanfaat.