===============
Stress Free Financial Freedom Series - Episode 1
===============
Sebagai lanjutan dari acara Myth Buster di sini:
https://stockbit.com/post/4890141
Maka saya akan memulai suatu acara serial yang mudah-mudahan bisa membuka mata, hati, dan pikiran kita semua bahwa, ternyata oh ternyata, kita bisa meraih KEBEBASAN FINANSIAL TANPA STRES dari saham-saham dalam serial ini :wink:
Serial stress-free financial freedom ini sekaligus menjadi "buster" atau "pembasmi" dari pernyataan beberapa orang tentang saham, seperti:
"Di bursa kan yang penting kita cuan !!!"
"Cuma orang dodol yang setia sama saham !!!"
"Saham itu bukan istri !!!"
Nah mari kita saksikan bersama acaranya :sweat_smile:
Selamat menikmati... :pray: :pray: :pray:
---------------
The King of Banks
---------------
Saya yakin banyak dari kita yang sudah sangat mengenal Bank BCA. Bank yang miliki logo berwarna biru ini, telah menjadi bank favorit masyarakat perkotaan, sejak puluhan tahun lalu :wink:
Pada saat pertama kali berdiri di tahun 1955, nama bank ini bukanlah bank BCA, tetapi NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory. Kemudian pada tanggal 21 Februari 1957, perusahaan tersebut mulai beroperasi dan berkantor pusat di Jakarta. Namanya kemudian baru berubah pada tanggal 2 September 1975 menjadi PT Bank Central Asia (BCA). Pada dekade berikutnya, BCA secara agresif terus memperluas kantor cabang sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia. Pada dekade setelahnya, BCA secara intensif mengembangkan ATM di berbagai lokasi di Jakarta, sehingga masyarakat merasakan nyamannya menabung di bank tersebut, karena duitnya bisa diambil dimana pun.
Lalu pada July 1997, terjadilah krisis finansial Asia, yang berasal dari kolapsnya mata uang Thailand. Krisis ini dengan cepat merebak ke negara tetangga seperti Indonesia, Korea Selatan, Hong Kong, Laos, Malaysia, dan Filipina. Pada saat itu, mulailah istilah "likuidasi bank" menjadi populer di berbagai media. Dan saat itu jugalah nama George Soros, yang saat ini terkenal sebagai investor dengan total aset 8,6 miliar USD, pertama kali dipopulerkan oleh media massa nusantara sebagai biang kerok krisis di kawasan Asia Tenggara tersebut :sweat_smile: Tuduhan tersebut pertama kali dilontarkan oleh Perdana Meteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Para pecinta TEORI KONSPIRASI berpendapat bahwa orang Yahudi selalu menjadi kambing hitam, apabila terjadi krisis ekonomi yang melanda suatu bangsa :sweat_smile: Dan memang kebetulan bapak George Soros adalah orang Yahudi sendiri :stuck_out_tongue_closed_eyes:
Dulu, sebelum Hitler memulai perang dunia kedua, bangsa Jerman juga mengalami kekacauan ekonomi dan juga membuat seluruh orang Yahudi sebagai kambing hitam :stuck_out_tongue_closed_eyes: Segitu bencinya dia terhadap orang Yahudi, dia sampai tega menyiksa jutaan orang Yahudi di concentration camp di wilayah Auschwitz, selatan Polandia.
Nah balik lagi ke bank BCA...
Sayangnya, masyarakat kita yang mayoritas bodoh dan miskin, mengartikan "likuidasi bank" = "bank bankrut" :sweat_smile: Hebohnya istilah "likuidasi bank" tersebut kemudian membuat segenap rakyat Indonesia menjadi ketakutan secara luar biasa. Mereka takut bahwa seluruh uang tabungannya di bank bakal lenyap. Keadaan ini kemudian memicu pencairan massal seluruh tabungan mereka dari berbagai bank, termasuk BCA itu sendiri. BCA pun kolaps dan meminta bantuan likuiditas dari pemerintah.
Masih ingat lagu ini ?
"Aku... cinta Rupiah... biar dollar... dimana-mana..." :laughing: :laughing: :laughing:
Penyanyinya bocah cilik cewe gemuk lucu :laughing:
Anyway, pada tahun KEMERDEKAAN INDONESIA yang kedua (1998), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) memasukan BCA ke dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi. Pada tahun 1999 proses rekapitalisasi selesai dan pemerintah mengakuisisi 92,8% saham BCA via BPPN. Dalam proses rekapitalisasi tersebut, kredit pihak terkait dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah.
Pada 31 Mei 2000, BPPN melakukan divestasi 22,5% dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana
(IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%. Di tahun berikutnya, terjadi Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) sebesar 10% dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%. Lalu pada tahun 2002, FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement. Divestasi saham BCA kembali dilakukan oleh BPPN, sebesar 1,4% kepada investor domestik melalui penawaran terbatas, pada tahun 2004. Dan akhirnya pada tahun 2005, sisa saham tersebut didivestasikan lagi melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Kemudian pada Desember 2016, terjadi perubahan pemegang saham BCA dari Farindo Investment Ltd yang berkedudukan di Mauritus kepada PT Dwimuria Investama Andalan yang berkedudukan di Kudus, Indonesia. Bagi kalian yang tidak tahu, PT Dwimuria Investama Andalan pemegang sahamnya ada 2, yakni:
- 51% dimiliki oleh Robert Budi Hartono
- 49% dimiliki oleh Bambang Hartono
Yes, saat ini bank kebanggaan kita semua dikuasai oleh pemilik grup Djarum :ok_hand: Jadi setiap kali harga saham BBCA naik, maka angka net worth penguasa Djarum di daftar Forbes World's Richest People pun ikut bertambah :laughing:
Okeh, itu sejarah singkatnya, tentang BBCA :ok_hand:
Kalo soal fundamental, saya ga perlu bahas mendalam, karena semua orang juga udah pada tau sendiri :stuck_out_tongue_closed_eyes: Tetapi saya cukup ambil acuan 2 tahun saja.
Tahun 2000:
Aset = 96,1 Triliun
Pendapatan = 10,5 Triliun
Laba Bersih = 1,8 Triliun
ROE = 67%
NIM = 2,58%
NPL = 4,19%
Q3 2020:
Aset = 1 Kuadriliun
Pendapatan = 65,4 Triliun (annualized)
Laba Bersih = 26,7 Triliun (annualized)
ROE = 16,9%
NIM = 5,8%
NPL = 1,9%
Jadi selama 20 tahun, meskipun masih ada 1 bulan lagi :stuck_out_tongue_closed_eyes: , kita bisa lihat bahwa aset BCA berkembang jadi lebih dari 10x lipat, pendapatannya berkembang jadi lebih dari 6x lipat, dan laba bersihnya berkembang jadi 14,8x lipat. Nilai NPL pun terus membaik, dari 4,19% hingga 1,9% :sunglasses:
Ini PERTUMBUHAN yang sungguh luar biasa :clap: :clap: :clap:
Nah sekarang kita lihat harga sahamnya :ok_hand:
Pada saat IPO, harganya Rp. 1.400. Pada penutupan Jumat lalu harganya Rp. 31.925. Apakah ini artinya selama 20 tahun cuma terjadi peningkatan 22,8x ? :thinking:
Salah !!!
BBCA pernah stock split sebanyak 3x. Pertama pada 15 Mei 2001 dengan rasio 1:2. Yang kedua terjadi pada 8 Juni 2004 dengan rasio 1:2. Dan yang terakhir pada 31 Januari 2008 dengan rasio 1:2 juga :laughing:
Jadi jika ada orang yang masih pegang 1 lembar saham BBCA sebelum Mei 2001, kini telah pecah menjadi 8 lembar saham :wink: Nah jika kita pakai angka sebelum stock split, maka harga asli saham BBCA saat ini sudah mencapai Rp. 255.400 :sunglasses:
Peningkatannya berapa kali lipat ?
255.400 / 1.400 = 182 x
Jadi selama 20 tahun memegang saham BBCA, SUPER LONG TERM INVESTOR telah memiliki kekayaan 182 kali lipat dibanding kekayaan dia saat pertama kali pegang saham BBCA.
:money_mouth: :money_mouth: :money_mouth: :money_mouth: :money_mouth:
Wow dasyat !!!
Lalu dividennya gimana ?
Tahun ini cuma dapat Rp. 455 kan yah?
Kecil banget cugg !!! :triumph: :triumph: :triumph:
Dividen BBCA itu SAMPAH !!! :triumph: :triumph: :triumph:
Lah tunggu dulu :stuck_out_tongue_closed_eyes:
Pada jaman dulu, seseorang cuma butuh modal Rp. 1.400 per lembar saham. 20 tahun kemudian, 1 lembar saham tersebut udah pecah jadi 8 lembar. Jadi dengan modal Rp. 1.400, berapa total dividen yang dia dapat ?
455 x 8 = 3.640
Itu dividen sebesar 2,6x harga sahamnya cugg !!!
:money_mouth: :money_mouth: :money_mouth: :money_mouth: :money_mouth:
Jadi totalnya bisa kita simpulkan seperti ini:
CAPITAL GAIN = 182x harga pembelian
DIVIDEND = 2,6x harga pembelian
Jika dibagi rata selama 20 tahun, kalian bisa hitung sendiri kan total profitnya per tahun ? :stuck_out_tongue_closed_eyes:
:money_mouth: :money_mouth: :money_mouth: :money_mouth: :money_mouth:
Jadi orang yang sudah pernah punya pengalaman bermain saham sejak jaman Soeharto, pasti tahu INDAHNYA menyimpan saham secara LONG TERM maupun SUPER LONG TERM :grin: Ga perlu terlalu nafsu PENGEN CEPAT KAYA :ok_hand:
Sudah TERBUKTI BERKALI-KALI bahwa orang-orang yang SABAR LUAR BIASA justru adalah orang-orang bisa berhasil menjadi tajir mampus, seperti opah Warren Buffet & opah LKH :ok_hand: Dan sambil menunggu menuju kehidupan yang tajir mampus tersebut:
Seberapa repotkah investor sejati setiap hari ?
Apakah masih bisa menikmati TIDUR NYENYAK setiap hari, meskipun merah membara ?
Apakah waktu habis buat menghitung profit + loss tiap hari dan strategi TP + cut loss berikutnya ?
Atau waktu habis untuk nonton netflix, main game, dan liburan bersama keluarga + teman ?
Perlukah investor sejati mengubah floating loss menjadi REAL LOSS jika tau hal ini ?
Atau tetap menikmati ZERO LOSS dengan terus AVERAGE DOWN setiap kali dikasih diskon spesial ?
Apakah BBCA memang pantas disebut sebagai King of Banks ? :grin:
Yakin ga mo "kawin" sama saham BBCA ? :grin:
~ FUNDAMENTAL NEVER LIE ~
:joy: :joy: :joy: :joy: :joy:
:champagne: :champagne: :champagne: Happy investing and enjoy your new motorcycle, your new car, your new apartment, or your new house in 2021 :champagne: :champagne: :champagne:
$BBNI $BBCA $IHSG $ANTM $PPRO