$IHSG INI BUKANLAH KOREKSI BIASA. APAKAH ADA YANG BISA KITA LIHAT DARI KOREKSI SEPERTI INI YANG JUGA TERJADI PADA TAHUN 2008?
Hanya dalam waktu 1 bulan, IHSG turun 31.42%.
Angka di atas, bukan prediksi. Penurunan angka IHSG sebesar 31.42% itu terjadi pada bulan Oktober 2008.
It was a real madness in 2008, seperti yang kita lihat di IHSG saat ini. YTD angka IHSG sudah turun sekitar 28%.
It's not an ordinary correction. Ini adalah koreksi yang skalanya sama seperti pada tahun 1929, 1974, 1987, 1998, 2000 dan 2008.
Tahun 1987, Wall Street anjlok, bukan 5% atau 9%, tetapi 25% hanya di dalam 1 hari. Penurunan major index sebesar 20% di berbagai pasar dunia saat ini, hanya dalam hitungan minggu, bukanlah koreksi yang biasa.
Hanya 3 koreksi besar terakhir (1998, 2000 dan 2008) saja yang koreksinya saya alami dalam posisi saya sebagai stock-investors. Saya mengambil contoh di tahun 2008, karena koreksi ini merupakan koreksi global terbesar diantara ketiganya. Meskipun untuk kita di Indonesia, koreksi pada tahun 1998 mungkin lebih banyak membekas.
APA YANG TERJADI DI TAHUN 2008? DAN APA YANG KEMUDIAN TERJADI?
Penurunan IHSG di bulan Oktober 2008, didahului dengan penurunan yang terjadi berturut-turut pada 7 bulan sebelumnya : September (turun 15.39%), Agustus (turun 6.01%), Juli ( turun 1.90%), Juni (3.91%), April (turun 5.83%), Maret (turun 10.09%) dan Januari (4.32%). Dalam tahun 2008 itu, setelah penurunan sangat besar 31.42% di bulan Oktober itu, November juga masih terkoreksi sebesar 1.21%.
Bayangkan saja hanya 3 bulan dari tahun 2018 yang menunjukan angka positif. Di luar itu, bahkan ada diantaranya, 5 bulan berturut-turut, yang terlihat hanya angka angka merah yang sangat besar.
Peak-to-bottom IHSG selama tahun 2018 hanya terjadi dalam waktu yang pendek. Hanya dalam waktu 10 bulan, IHSG anjlok 60%. Terjadi penurunan dari angka IHSG tertinggi pada tahun itu, 2,838 (14 Januari 2008), menyentuh angka terendahnya di 1,089 pada tanggal 27 Oktober 2008. Tidak banyak investor yang perutnya masih tetap tidak mulas melihat penurunan 60% dari nilai portfolio sahamnya.
Apa yang terjadi saat ini, sama seperti tahun 2008, sangat dapat dimengerti kalau membuat kita sangat khawatir. Dengan demikian, jika saat ini saya menganjurkan untuk "tidak panik", boleh jadi banyak yang menganggap saya sok jago atau sok tahu.
Namun "tidak mengubah apapun yang sudah Anda lakukan saat ini", dengan tidak panik, dalam pandangan saya merupakan pilihan yang terbaik. Dengan Volatility Index/VIX saat ini (sekitar), atau meningkat lebih dari 400% hanya dalam hitungan minggu, memilih panik bersama dengan Market saat ini akan menjadi salah-satu keputusan investasi yang akan Anda sesalkan di kemudian hari.
Bukan karena saya memandang ringan masalah coronavirus. WHO saat ini bahkan sudah menyatakan coronavirus sebagai pandemic, seperti juga sudah saya tulis di catatan saya sebelumnya https://stockbit.com/post/3570259
Dampak dan kerusakan perekonomian dari pandemic ini akan luar biasa besar dan masif. Disrupsi terjadi pada dua sisi : supply dan demand.
Market tidak akan perduli apa yang kita pikirkan dan lakukan. Oleh karena itu juga, tentu sangat tidak rasional apabila kita melakukan pembelian - karena kita anggap harganya sudah sangat murah - kita juga berharap, bahwa pada minggu atau bulan depan pasar akan kembali normal. Dan saham yang kita beli harganya akan naik.
Anda perhatikan di atas. Sebelum pasar terkoreksi 31.42% di bulan Oktober 2008, dalam 4 bulan sebelumnya sudah terjadi koreksi. Ketika koreksi terjadi pada bulan Juni 2008, dan Anda melakukan pembelian di bulan itu, dalam 5 bulan berikutnya, Anda masih harus menyaksikan merahnya pasar. Bukan hanya seminggu, atau satu bulan.
Koreksi di pasar terjadi, sebagai akibat dari munculnya uncertainty dengan adanya penyebaran coronavirus ke berbagai negara. Oleh karena itu, sangat rasional jika kita menduga bahwa akan terjadi disrupsi dalam perekonomian. Kegiatan usaha dari emiten yang saham-sahamnya kita miliki juga akan terpengaruh oleh adanya gangguan ini. Tidak mungkin tidak. Dengan demikian, koreksi yang terjadi saat ini, sebagaimana juga terjadi di tahun 2008, sangat bisa dipahami.
Oleh karenanya, tentu sangat ganjil apabila dengan berbagai uncertainty ini, tiba-tiba pasar naik. Mengharapkan pasar tiba-tiba naik, karena kita anggap harga di pasar sudah sangat murah, akan sangat mengecewakan Anda.
Apa yang kita anggap perusahaan dengan VALUE yang baik, dan bisa diperoleh dengan PRICE yang baik, orang lain - atau pasar - belum tentu memiliki pendapat yang sama.
Oleh karena itu, meskipun kita menganggap semua saham yang ada di portfolio kita sudah berkualitas baik - dan memenuhi persyaratan PRICE vs VALUE - masih sangat mungkin, bahwa kita masih akan menyaksikan turunnya harga-harga saham dalam portfolio kita. Mungkin sampai, apa yang sering kita sebut, pasar kembali normal.
Apa yang ditawarkan oleh Levine, seorang kolumnis di Bloomberg, barangkali bisa menggugah Anda : "Kira-kira apa yang akan ditulis di dalam Wikipedia pada tahun 2040 tentang coronavirus yang terjadi tahun 2020 ini?...."
Kita tentu belum tahu. Tetapi tahun 2020 ini, kurang lebih kita sudah tahu apa yang terjadi di tahun 2008, saat terjadi koreksi dengan skala yang masif seperti saat ini.
Sebelum kita kembali ke IHSG di tahun 2008, ada baiknya kita melihat dulu apa yang terjadi dengan koreksi yang terjadi di S&P tahun 2008.
S&P 500 turun 27.2%, hanya dalam sebulan dari tanggal 30 September 2008 ke tanggal 27 Oktober 2008 (Anda lihat di atas, penurunan besar IHSG juga terjadi pada bulan yang sama. IHSG juga mencapai terendahnya tahun 2008, juga pada tanggal 27 Oktober 2008, di 1,089).
Setelah itu, hanya dalam waktu 2 minggu, dari 4 Nopember sampai 20 Nopember 2008, S&P 500 turun lagi 25.2%. Masuk tahun 2009, S&P 500 masih mengalami koreksi, kurang dari 1 bulan (9 Februari - 6 Maret 2009), Index masih jatuh 21.4%.
Sama seperti apa yang terjadi dalam 5 bulan penurunan berturut-turut pada IHSG di atas, masifnya penurunan itu tentu saja sangat mencemaskan. Tidak mudah bagi investors mengalami hari-hari yang harus dijalaninya (apalagi harga di pasar terjadi setiap saat, dan banjir berita memasuki telinga dan mata Anda). Dalam kondisi ini, hari, apalagi bulan, terasa sangat lamban.
Akan sangat normal, jika banyak yang memilih untuk melakukan penjualan ketika suasana seperti itu harus dijalaninya setiap hari ketika itu. Atau seperti yang saat ini kita jalani sekarang. Hal yang sangat manusiawi.
Namun, jika Anda sudah niatkan diri Anda untuk menjadi investor, dalam kondisi seperti ini, anjuran saya kepada Anda tetap sama : Jangan pilih keputusan yang sangat manusiawi ini.
Ajukan pertanyaan simpel ini : Apakah pernah ada koreksi di pasar - betapapun besarnya - yang tidak pernah pulih?
Saya yakin jawaban kita sama. Oleh karena itu, cukup masuk akal, apabila untuk koreksi yang terjadi pada awal tahun 2020 ini, pasar juga akan kembali normal dan pulih, seperti sudah terjadi berulang-kali.
Kapan bisa pulihnya? Saya tidak tahu.
Sebelum saya menyampaikan apa yang dilakukan G-20 dalam tahun 2008, yang menjadi basis pulihnya pasar - dan menghasilkan kinerja luar biasa dalam dekade berikutnya untuk investors Amerika, kita kembali ke IHSG yang terkoreksi tahun 2008.
Penurunan IHSG di tahun 2008, mencapai titik nadirnya pada tanggal 27 Oktober 2008. Peak-to-bottom dalam tahun 2008, IHSG terkoreksi sebesar 60%, meskipun jika kita hitung dari awal tahun 2008, penurunan itu "hanya" sekitar 50.5%.
Masuk tahun 2009, Januari dan Februari - atau 5 bulan setelah terjadinya koreksi besar - IHSG masih mencatat angka negatif, masing-masing 1.7% di bulan Januari, dan 3.5% di bulan Februari. Setelah itu, dalam sisa bulan tahun 2009 (kecuali pada bulan Oktober 2009), setiap bulan IHSG mengalami kenaikan. Dalam kenaikan 10 bulan berturut-turut di tahun 2009 itu, terjadi kenaikan double-digit di bulan Maret (11.6%), April (20.1%), Mei (11.3%) dan Juli (14.6%).
Tahun 2009 merupakan salah-satu tahun tahun terbaik IHSG, dengan peningkatan sebesar 84%. Apabila kita hitung dari harga terendah yang terjadi di IHSG pada tanggal 27 Oktober 2008, ke angka tertinggi di tahun berikutnya, yaitu 2,559 di tanggal 4 Oktober 2009, peak-to-bottom terjadi peningkatan sebesar 135% hanya dalam waktu kurang dari 1 tahun.
Tentu tidak ada yang tahu, kapan IHSG akan mencapai bottom-nya, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan dari harga tertinggi yang pernah tercapai di tahun sebelumnya, sampai harga itu mencapai bottom, dan mulai menunjukan kenaikan.
Apa yang terjadi di masa lalu, tidak merupakan jaminan dari untuk terjadinya hal yang sama di masa yang akan datang. Tetapi sejak IHSG tersebut mencapai angka tertingginya di bulan Februari 2018, saat ini kita sudah masuk bulan ke-13, dan kita masih menyaksikan terjadinya penurunan angka IHSG. Sejauh ini, dari data yang ada sejak tahun 1998, tidak pernah ada peak-to-bottom yang menempuh waktu lebih dari 15 bulan. Bahkan sebagian hanya perlu waktu yang lebih pendek.
Data-data inilah salah-satu alasan, mengapa saya menganjurkan Anda untuk tidak melakukan tindakan yang sangat manusiawi itu. "Jangan lakukan perubahan dari apa yang sudah Anda miliki", dengan menjual saham dan mencatat kerugian besar, apalagi menjual semua saham di dalam portfolio Anda, dengan tingkat volatilitas yang masih sangat tinggi seperti saat ini.
Setelah peak-to-bottom sebesar 135% di tahun 2009, tahun 2010 IHSG mengalami kenaikan sebesar 46%. Dua tahun berikutnya, setelah IHSG mengalami koreksi terburuknya, menjadi 2 tahun terbaik di dalam sejarah IHSG.
APA YANG AKAN DILAKUKAN POLICY MAKERS?
Di dalam beberapa catatan sebelumnya, saya sudah menyampaikan bahwa major central banks dengan monetary policy-nya, tidak akan efektif untuk menanggapi uncertainty, yang disebabkan oleh coronavirus yang non-moneter. Fed rate-cut tidak akan mampu menstabilkan pasar. Apalagi, berbeda dengan tahun 2008, saat ini ruang gerak penurunan bunga juga sangat terbatas. Tahun 2008, suku bunga masih sekitar 5.25%. Saat ini sudah di bawah 1. How low can you go? Zero?
Hanya intervensi dan koordinasi yang masif seperti dilakukan tahun 2008, yang dapat memulihkan kestabilan pasar. Tahun 2008, intervensi dan koordinasi dari G-20 yang akhirnya dapat memulihkan pasar, dan menjadikan dekade berikutnya - sampai awal tahun 2020 ini - sebagai dekade terbaik pasar modal.
G-7 sudah melakukan Emergency Call sebagai indikasi awal tentang sudah mulai dilakukannya penjajagan ke arah itu.
Sejumlah negara sudah mulai melakukan insiatif. Fed misalnya mulai bergerak cepat dengan menambah pasokan dana USD 1.5 Trilyun ke pasar, dengan angka akumulasi yang bisa mencapai USD 5 Triyun.
Merkel sudah menyatakan :"Germany to do whatever it takes". Italy "pledges $ 28 Billions package". Carney (BOE) :" Will take all necessary further steps". "ECB warns of 2008-style crisis unless Europe acts" dan lainnya lagi.
Tampaknya policy makers sudah sepakat, bahwa tanpa intervensi dan koordinasi yang masif, hanya akan terjadi bencana lebih buruk. Secara umum, memang kita sudah tahu, mereka ini seringkali lebih pandai memulihkan kondisi buruk yang sudah terjadi, dibandingkan mencegah terjadinya hal yang buruk itu.
Saat ini, pasar sudah tahu bahwa, akan ada tindakan yang akan dilakukan policy-makers (baik di bidang moneter maupun ekspansi fiskal). Hanya apabila indikasi ini sudah dijabarkan dalam bentuk aksi - seperti tahun 2008, maka pasar akan dapat kembali stabil.
Jadi apa yang bisa kita amati dari fenomena ini? Saya kebetulan mendapatkan e-mail dari seorang Hedge Fund Manager, yang bekerja di Forbes. Dia bercerita soal kejadian di Desember 2018, ketika terjadi koreksi besar di pasar Amerika, dengan adanya rencana Fed meningkatkan suku bunga ketika itu.
Pada saat kepanikan itu terjadi di pasar, Menteri Keuangan Amerika melakukan sejumlah komunikasi lewat tilpon dengan beberapa bank besar di Amerika. Di hari berikutnya, dia melakukan pertemuan dengan "President's Working Group" yang membidangi Financlal Markets, termasuk di dalamnya Fed. Dia bilang, jelas-jelas itu signal awal dari dilakukannya intervensi. Sejarah menunjukan, bahwa ketika pasar kembali dibuka setelah Natal - dan index menyentuh terendahnya, terjadi rally di pasar, dan saham naik 7%. Dalam 13 bulan berikutnya, investors Amerika mengalami salah satu kenaikan terbesarnya sebesar 47%. tanpa putus. Until now.
Tanggal 10 Maret, Menteri Keuangan ini melakukan pertemuan yang sama, dimana Fed juga ikut didalamnya dengan "Presdient's Working Group" itu. Hari berikutnya, tanggal 11 Maret, Mnuchin, Menteri Keuangan ini, melakukan pertemuan di White House, dengan Trump dan CEO bank-bank besar. Jika melihat koreksi besar yang terjadi saat ini, cukup alasan untuk bisa menduga bahwa hal ini merupakan indikasi awal dari akan dilakukannya intervensi yang sama.
Masih perlu waktu, untuk melihat apakah formula yang sama yang akan dilakukan, ataukah akan ada koordinasi dengan negara-negara lain untuk mencegah adanya bencana yang lebih besar,
Saya ingin mengutip, apa yang dia tuliskan di dalam menutup e-mailnya :" In this environment, if people aren't sufficiently worried (enough to stop the rate of the coronavirus spread), then we should be worried. If people are sufficiently worried, then we can be less worried".
Kita tahu, pasar saat ini bahkan bukan hanya "sufficiently worried" tetapi "way too much worried", karena itu saya memilih yang dia anjurkan "less worried".
Kalaupun ada yang ingin saya tambahkan, jika ada blessing in disguise dari semua ini, buat saya mungkin ini : November 2020, Trump diturunkan oleh rakyat Amerika dengan memilih calon Presiden yang lain.
Orang yang tanpa sungkan mengatakan dirinya sebagai A Very Stable Genius di berbagai forum terbuka, jelas jiwanya terganggu. Bukan hanya dalam arti kiasan, tetapi dalam arti yang sebenarnya. Tentu sangat berbahaya, Amerika sebagai satu kekuatan ekonomi terbesar dunia, dipimpin oleh Presiden yang jiwanya terganggu.
Disclaimer On.