Margin Pengaman yang Utama

Tulisan ini sebagai lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang memperoleh keuntungan tinggi saat berinvestasi saham dengan risiko yang rendah yang dapat dibaca di link ini https://stockbit.com/post/3334653 . Tulisan tersebut membantah anggapan umum selama ini tentang stock investment, yaitu high risk high return. Saya meyakini bahwa untuk memperoleh keuntungan yang luar biasa, anda tidak perlu menanggung risiko yang tinggi. Asalkan saat memulai berinvestasi, jangan hanya kuatkan tekad anda untuk memperoleh untung, tapi persiapkan juga strategi jitu agar anda tidak kehilangan uang anda.

Kalo anda pernah mendengar nasihat para orang tua kita saat kita berpergian: “biar lambat asalkan selamat”, ini juga berlaku dalam berinvestasi. Meskipun return yang kita peroleh setiap tahun rata2 hanya 5-10%, yang penting itu bisa didapat secara konsisten dan kita tidak pernah kehilangan uang, malah ekuitas kita terus bertambah karena kita menerapkan compounding. Jadi setiap kita memperoleh dividen atau capital gain setelah menjual saham yang kurang meyakinkan, kita investasikan kembali seluruh atau sebagian keuntungan tersebut (sesuai kebutuhan) sehingga ekuitas kita bertambah untuk melipatgandakan profit di masa mendatang.

Semakin konservatif anda, maka semakin kecil potensi return yang anda dapatkan dan jangan minder, selama anda tidak pernah kehilangan uang buat apa minder? Semakin agresif dan berani anda, semakin besar pula potensi returnnya, dengan catatan anda harus dibekali dengan kemampuan analisa dan kesabaran yang mumpuni agar anda bisa mengendalikan risiko. Kalo begitu invetasi saham itu sebetulnya low risk high return dong ya? Ya iyalah, tergantung gimana mindset anda. Karena musuh terbesar seorang investor itu adalah dirinya sendiri, kata Benjamin Graham. Jadi kalo anda merasa kalah dan gagal dalam berinvestasi, jangan salahkan sahamnya, otoritasnya, bandarnya, pihak lainnya, tapi salahkan diri anda sendiri.

Seorang pembalap profesional tidak hanya memikirkan bagaimana cara agar finish terdepan, tetapi ia juga perlu memikirkan durabilitas dan keselamatan. Hal ini membutuhkan kesabaran, temperamen yang stabil dan mental yang kuat. Usaha maksimal yang kita kerahkan akan mengundang hasil yang memuaskan. Ya, berinvestasi itu tidak hanya soal keuntungan masa depan, tapi juga keamanan dalam proses perjalanannya. Dengan demikian, salah satu unsur penting dalam berinvestasi dimanapun dan apapun instrumennya adalah Margin of Safety.

Bicara soal Margin of Safety (MoS) dalam berinvestasi saham, kita tahu bahwa konsep ini diperkenalkan oleh Benjamin Graham dan kita tahu bahwa beliau dijuluki sebagai founding father of value investing. Secara sederhana, kebanyakan orang mendefinisikan MoS sebagai selisih dari harga saham dengan nilai intrinsik (intrinsic value) saham tersebut. Katakanlah saham X memiliki nilai intrinsik Rp2,500 lalu anda membeli saham tersebut pada harga pasar Rp2,000, maka diskon atau MoS-nya adalah sebesar 20%. Berdasarkan konsep value investing, seorang investor boleh dikatakan telah melakukan keputusan investasi yang benar jika ia membeli saham pada harga yang lebih rendah dari nilai intrinsik saham tersebut, semakin rendah tentunya semakin baik (semakin besar MoS).

Namun timbul pertanyaan lain, apakah konsep ini sangat fleksibel untuk diterapkan pada setiap kondisi dan perkembangan jaman saat ini? Apakah Margin of Safety itu hanya berkutat pada harga dan nilai intrinsik berdasarkan angka-angka dalam neraca?? Apakah kita sudah merasa aman dengan membeli saham yang harganya murah atau di bawah nilai intrinsiknya?? Apakah dengan membeli perusahaan yang valuasinya murah dapat memberikan kita keuntungan yang besar di masa mendatang?? Lalu apakah dengan membeli saham dengan valuasi yang mahal itu menimbulkan risiko yang tinggi dan return yang didapat akan kurang optimal??

Coba kita baca lagi buku The Intelligent Investor karya Benjamin Graham di bab 20 halaman 516 di posisi tengah pada paragraf baru. Graham berpendapat: “However, the risk of paying too high a price for good-quality stocks – while a real one – is not the chief hazard confronting the average buyer of securities. Observation over many years has taught us that the chief losses to investors come from the purchase of low-quality securities at times of favorable business conditions”. Kira2 yang saya tangkap maksudnya begini, risiko terbesar yang akan dialami oleh investor bukan berasal dari pembelian pada harga yang terlalu tinggi, tetapi berdasarkan observasi selama bertahun-tahun telah mengajarkan kita bahwa kerugian terbesar yang dialami investor berasal dari pembelian saham yang berkualitas rendah pada saat kondisi bisnis sedang bagus2nya. Jadi ada hal lain yang perlu menjadi perhatian selain harga, yaitu kualitas.

Oke kita coba perhatikan pendapat lainnya, termasuk pengalaman Warren Buffett yang terjebak dalam value trap:

"Buying Berkshire Hathaway itself was a mistake because Berkshire was a lousy textile business and I bought it very cheap. I'd been taught by Ben Graham to buy things on a quantitative basis and look around for things that are cheap. I was taught that in 1949-50 and it made a big impression on me. So I went around looking for what I call used cigar butts of stocks. You find on the street this terrible looking soggy cigar butt with one puff left in it, disgusting but it's free, it's cheap. Then you look for the next one. That's what I did for years. It's a mistake. Although you make money doing it you can't make it with big money. It's so much easier buying wonderful businesses. Now I'd rather buy a wonderful business at a fair price that a fair business at a wonderful price. Berkshire was selling below it's working capital per share, you got plants for nothing, you got machinery for nothing, you got the inventory and receivables at a discount. It was cheap, so I bought it and twenty years later I was still running a lousy business and that money did not compound. Time is the friend of the wonderful business, you keep compounding. Time is the enemy of the lousy business. Staying with those businesses is a mistake." (Warren Buffett)

"See's Candy - it was acquired at a premium over book (value) and it worked. Hochschild, Kohn, the department store chain was bought at a discount from book and liquidating value. It didn't work. Those two things together helped shift our thinking to the idea of paying higher prices for better businesses." (Charlie Munger)

"Why would anyone want to own a mediocre company just because it's cheap, when you can own and live with great companies?" (T. Rowe Price)

“Even in those earlier times, finding the really outstanding companies and staying with them through all the fluctuations of a gyrating market proved far more profitable to far more people than did the more colorful practice of trying to buy them cheap and sell them dear” (Philip Fisher)

“Buying a company with mediocre prospects just because the stock is cheap is a losing technique.” (Peter Lynch)

"I looked back at the investments that had worked best for me over time and they were regularly in companies with superior business models. I concluded that the ultimate margin of safety was in the quality of the business and not the cheapness of the stock, so I re-orientated my process and decision-making around that." (Jake Rosser)

“The best long term margin of safety comes not from an investment’s price but from the value of a company’s sustained competitive advantage over very long periods of time. That’s what quality investing is all about.” (Thomas Russo)

Jika anda jeli dalam mencerna pendapat para investor tersebut, maka anda mendapati bahwa MoS diperoleh bukan hanya dengan membeli saham yang undervalued (cheap price), tapi juga memperhatikan kualitas yang dimiliki perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Kualitas disini berasal dari kualitas bisnisnya, kualitas manajemennya, dan kualitas keuangannya. Jadi, jangan hanya perhatikan faktor kuantitatif dalam menentukan intrinsic value suatu perusahaan dengan memperkosa angka2 dalam laporan keuangan, tapi cobalah luangkan waktu untuk menilai apakah bisnis perusahaan itu mudah dipahami, memiliki keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaingnya, menghasilkan produk yang selalu dibutuhkan, dan memiliki jaringan distribusi yang luas? Lalu periksa apakah perusahaan dikelola oleh manajemen yang mengalokasikan modal secara rasional, menjadikan pemegang saham sebagai partner, memiliki sebagian saham perusahaan dan berperilaku jujur, transparan dan berintegritas?

Membeli saham perusahaan dengan kualitas yang luar biasa merupakan “The Ultimate Margin of Safety”. Jika MoS hanya diukur berdasarkan cheap price, maka hal itu hanya melindungi anda dari risiko penurunan nilai investasi atau untuk mencegah anda mengalami risiko penurunan harga saham yang dalam akibat adanya “misprojection” terhadap kinerja perusahaan. Itupun tidak sepenuhnya benar, karena kalo ternyata yang dibeli adalah perusahaan yang betul2 jelek, maka meskipun anda sudah membeli di valuasi yang sangat murah bisa saja harganya akan turun terus (value trap). Kalo pengendalian risiko investasi saham hanya untuk meminimalisir penurunan harga saham, maka Margin of Safety terbaik adalah membeli saham gocap. Saya jamin, anda tidak akan mengalami penurunan harga saham.

Saya sudah ceritakan sebelumnya, bahwa risiko terbesar yang sesungguhnya akan menghancurkan invetor bukanlah risiko penurunan harga saham, melainkan risiko kebangkrutan perusahaan. Kalo harga saham turun, kita bisa avarage down atau kalo terpaksa cutloss maka kita hanya kehilangan sebagian uang kita. Kalo perusahaan itu bangkrut, atau dia sedang terjatuh dan tak bisa bangkit lagi lalu tenggelam dalam lautan luka dalam, maka anda akan kehilangan seluruh uang yang anda investasikan di sana. Sekali lagi: SELURUH UANG ANDA AKAN HILANG.

Coba perhatikan, kebanyakan perusahaan yang dijual dengan harga murah atau dibawah nilai intriksinya adalah perusahaan2 yang sedang terpuruk, sektornya sedang melemah, low profit, marjinal dan ribet, commodity-based, atau lousy business lah. Sedangkan perusahaan2 yang berkualitas dengan ciri2 yang sering saya sebutkan selama ini, maka sangat sulit menemukan mereka dijual diharga yang murah atau dibawah nilai intrinsiknya. Tapi apakah kita harus berhenti sampai disitu? Apakah kita tidak ingin memiliki perusahaan yang hebat hanya karena harganya “agak” mahal? Bukankah Warren Buffett pernah berkata: "Our goal is to find outstanding businesses at sensible prices, not a mediocre business at a bargain price."? Buat apa beli murah kalo bisnisnya buruk? Apalagi anda tidak paham bisnis dan cara kerja si perusahaan.

Jadi saudara2, saya lebih nyaman untuk membeli saham perusahaan dengan kualitas yang hebat meskipun saya belinya diharga yang wajar. Ngerti wajar? Nggak murah dan nggak kemahalan. Meskipun kualitasnya sangat bagus, saya juga gak rela kalo harus membayar kemahalan seperti di harga $UNVR $ACES dan $ICBP saat ini. Mereka adalah perusahaan berkualitas tapi valuasinya kemahalan. Inilah salah satu kelemahan quality investing, yaitu sulit sekali menemukan perusahaan2 berkualitas dengan harga yang MURAH. Hal ini mungkin akan terjadi kalo terjadi krisis. Makanya saya tidak berfokus ke perusahaan first class atau big caps atau blue chip, karena perusahaan2 dalam kelompok itu sangat populer dan banyak peminatnya alhasil valuasinya kelewatan mahal.

Salah satu cara menyiasati kelemahan quality investing tersebut adalah saya fokus pada perusahaan2 berkualitas yang berada di lapis dua yang market cap nya tidak lebih dari 20 triliun. Biasanya kelompok perusahaan ini kurang populer sehingga valuasinya masih ditingkat wajar. Coba perhatikan saham2 yang saya beli 4 tahun lalu dan masih dipertahankan hingga saat ini seperti $SIDO dan $SMSM , mereka saat itu merupakan perusahaan dengan market cap di bawah 20 triliun dengan valuasi yang masih wajar namun memiliki kualitas yang bagus baik dari segi bisnis, manajemen dan keuangannya (high profit, low leverage, surplus cash flow). Kedua saham tersebut saya nilai sebagai wonderful company at reasonable price. Untuk EKAD saat itu memang kualitas dari aspek keuangannya tidak sebagus dua saham tadi, tapi valuasinya sangat murah (good company with wonderful price). Jadi salah satu rahasia sukses saya adalah: beli perusahaan berkualitas bagus saat mereka masih kecil dan belum populer” Pahami dengan baik ya hehehe.

Sekali lagi saya katakan bahwa margin keamanan paling utama dalam investasi saham itu berasal dari kualitas bisnis perusahaan, bukan hanya murahnya harga dibandingkan nilai intrinsiknya. Membeli perusahaan yang berkualitas tinggi di harga wajar itu jauh lebih baik dibandingkan membeli perusahaan biasa di harga sampah. Alasan terpenting dibalik memfokuskan pada kualitas adalah daya tahan. Karakteristik dari quality investing adalah buy and hold, berbeda dengan value investing yang buy low sell higer.

Konsep buy and hold lebih mudah bagi saya untuk diterapkan karena tidak membutuhkan monitoring yang lebih ketat, cukup dengan mengamati cerita yang berkembang dari perusahaan setiap triwulan atau tahun. Lagipula, saya juga gatau umur saya sampe berapa dan bisa saja saya berpulang lebih cepat dari yang saya kira, maka dari itu saya lebih prefer mencari perusahaan yang secara historis memiliki kualitas bagus dan teruji melewati berbagai krisis, sehingga saya bisa dengan tenang mewarisinya untuk keluarga saya tanpa saya harus ajarkan mereka untuk monitoring apakah harganya sudah melewati nilai intrinsiknya, serta kapan dan bagaimana cara menjualnya, lalu cari lagi saham yang undervalue dan jual di saat sudah melewati nilai intrinsiknya, lalu cari lagi perusahaan undervalue dan jual di saat sudah melewai nilai intrinsiknya, terus saja begitu berulang-ulang. (kasihan keluarga saya)

Untuk nyaman hold saham selamanya, maka kualitas perusahaan menjadi penentu utama dan quality investor hanya duduk manis sambil menikmati kekayaannya bertumbuh. Perusahaan dengan kualitas rendah (bisnisnya ribet, bersiklus, marjinal, cash burner, utangnya banyak,) sangat berisiko mengalami kinerja yang tidak stabil bahkan yang terburuk sampe bangkrut, sebagus apapun manajemen yang mengelolanya. Ibarat kapal rusak yang sudah keropos dan bocor hingga mau karam, sehebat apapun awak kapal menambal dan membuang air yang meluap, akan lebih baik jika kapal tersebut ditinggalkan dan pindah ke kapal yang lebih bagus.

Kesimpulan dalam tulisan ini sama dengan tulisan sebelumnya, yaitu: Jika anda ingin memperoleh return investasi yang memuaskan dengan risiko yang minim, maka belilah perusahaan berkualitas tinggi pada harga yang wajar lalu peganglah dalam jangka panjang. The ultimate Margin of Safety is buying high quality stock at reasonable price for the long-term.

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy