Produk yang Terus Dikonsumsi
Pada tulisan saya akhir2 ini, beberapa kali saya menyebutkan kata “consumable product”. Hal ini berkaitan dengan salah satu kriteria perusahaan berkualitas pilihan saya untuk berinvestasi jangka panjang, yaitu perusahaan yang memproduksi product dengan masa pakai yang pendek (fast moving), artinya konsumen akan terus membelinya untuk menunjang kehidupan sehari2. Jika konsumen berhenti untuk membeli produk ini, maka kualitas hidup akan terganggu.
Perusahaan yang menghasilkan consumable product biasanya memiliki kinerja yang stabil dan dapat tumbuh secara konsisten baik disaat ekonomi sedang bagus atau melambat. Karena produk yang mereka hasilkan dapat menjamin recurring income bagi perusahaan dengan biaya produksi yang relatif rendah. Maka jangan heran, perusahaan yang menghasilkan consumable product biasanya memiliki gross margin yang tinggi dan memiliki daya tahan saat krisis.
Apa aja sih contoh produk yg consumable? Antara lain peralatan mandi, peralatan cuci, pewangi, kosmetik, makanan, snack, minuman, obat2an herbal, peralatan atau alat tulis kantor, spare part kendaraan dan mesin, isi staples, tinta printer, dan lain2 yang pokoknya masa pakainya itu pendek. Lawan dari consumable product adalah durable product atau produk dengan masa pakai yg lebih panjang dan awet, contohnya kulkas, televisi, keramik, meja, kursi, kloset, kasur, sofa, lemari, AC rumah, kendaraan, mesin, komputer, printer, dll.
Produk yg consumable harganya lebih terjangkau tapi orang akan terus membelinya meskipun saat krisis melanda, karena memang masa pakainya itu cepat. Masa iya, saat krisis orang mau berhenti mandi, berhenti makan, berhenti nyuci? Sebaliknya pembelian barang durable biasanya sangat dipengaruhi oleh kondisi makro dan daya beli masyarakat. Misal saat krisis, terus suku bunga naik, maka penjualan rumah akan merosot sehingga penjualan perabot atau perlengkapan interior rumah juga akan ikut turun. Saat krisis juga orang cenderung menunda untuk membeli mobil, dan perusahaan manufaktur juga menunda untuk membeli mesin dan kendaraan.
Jadi dapat kita pahami bahwa perusahaan semacam $UNVR $ICBP $MYOR $SIDO $ULTJ dapat mempertahankan kinerjanya disaat krisis melanda. Produk yang mereka hasilkan tak lekang oleh waktu, evergreen, dan tidak mudah terdisrupsi oleh teknologi. Karena kehadiran produk mereka sangat penting untuk mengisi perut atau membersihkan diri dan perlengkapan rumah kita. Kinerja mereka memang tidak tumbuh secara spektakuler di saat2 tertentu, tapi dapat tumbuh secara konsisten secara terus menerus (slow but consistent). Contoh perusahaan global yang menghasilkan consumable product antara lain Coca-cola, Nestle, P&G, Heinz, See’s Candies, Cadbury, PepsiCo, Monster Beverage dll.
Secara valuasi perusahaan2 tersebut memang mahal, tapi prospek pertumbuhan kinerja mereka masih sangat terbuka sehingga sangat layak untuk dipegang jangka panjang. Sampai kapan pun saham mereka akan terus bertahan di harga mahal. Ya karena mereka adalah perusahaan hebat yang produknya akan selalu dibeli, serta memiliki brand yang kuat dan melekat dihati konsumennya. Memproduksi barang yang consumable itu mudah, tapi menciptakan brand awareness itu yang sulit dan inilah salah satu intangible asset perusahaan. Dengan begitu produk perusahaan tidak hanya dibutuhkan, tapi juga lebih disukai dibandingkin produk sejenis yang ditawarkan oleh kompetitor.
Selain itu, produk perusahaan2 tadi tidak memiliki stigma negatif di benak beberapa orang dan tidak diatur/dilimitasi oleh regulasi pemerintah. Stigma negatif disini bisa berkaitan dengan kesadaran akan kesehatan dan juga adanya larangan dari agama untuk mengonsumsinya. Makanya saya tidak menyebutkan perusahaan seperti HMSP GGRM DLTA MLBI, meskipun mereka juga menghasilkan fast moving consumer goods.
Oleh karena itulah dalam portofolio saya misalnya yang saat ini hanya berisikan perusahaan yang bisa menghasilkan consumable product. Masing2 perusahaan memiliki brand produk yang kuat dengan low technology, seperti SIDO dengan jamu tolak anginnya, EKAD dengan lakban Daimarunya, dan SMSM dengan filter Sakuranya. Mereka bertiga juga memiliki posisi yang kuat dibandingkan pesaing mereka dengan strong competitive advantage. Dan saya yakin, produk yang dihasilkan ketiga perusahaan ini akan terus ada dan tidak mengalami banyak perubahan hingga 30 tahun ke depan.
Obat herbal saya rasa lebih berprospek dibandingkan obat2 kimia seiring meningkatnya kesadaran orang untuk memilih mengonsumsi obat berbahan baku alam daripada yg berbahan baku kimia. Apalagi produk jamu buatan SIDO telah memenuhi aturan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Jamu merupakan produk jadul dan kuno, tapi dengan inovasi yang dilakukan oleh SIDO, jamu dapat dikonsumsi dengan mudah dan menyenangkan di tiap2 generasi. Lalu, penggunaan lakban akan terus dibutuhkan dan merupakan barang wajib yang ada di rumah, kantor, pertokoan dan industri. Apalagi ke depan adalah eranya e-commerce, maka konsumsi lakban akan semakin meningkat. Lalu bagaimana dengan filter kendaraan/alat berat milik SMSM? Hehe saya sudah mengulasnya di tulusan ini: https://stockbit.com/post/3237515 .
Last, perusahaan yang memiliki daya tahan yang kuat salah satu cirinya adalah memiliki produk yang consumable, yang dilengkapi pula dengan brand dan keunggulan kompetitif yang kuat. Gak kalah penting, perusahaan juga harus menjaga kualitas dan terus berinovasi secara berkesinambungan untuk merespon setiap perubahan trend. Contohnya jamu, dari dulu jamu tetaplah jamu, gak ada yang berubah. Hanya cara penggunannya yang berubah. Itu semua berkat inovasi. Lalu, siapa yang mengira kalo penggunaan sabun cair saat ini lebih disukai daripada sabun batangan?