Memasuki Era Mobil Listrik, Kok Masih Hold SMSM?
Banyak yang meragukan atau kurang yakin dengan prospek dari PT. Selamat Sempurna Tbk karena adanya ancaman eksistensi mobil listrik, apalagi pihak manajemen sudah jelas mengungkapkan bahwa perseroan belum berencana untuk masuk ke pasar komponen mobil listrik. Lalu banyak juga rekan saya yang bertanya, kenapa saya begitu yakin untuk masih hold saham perusahaan ini? Saya rasa pertanyaan mereka cukup beralasan, karena faktor kehadiran mobil listrik yang dirasa dapat mendisrupsi bisnis SMSM, lalu jika dibandingkan dengan SIDO dan EKAD, SMSM yang paling sulit untuk mereka pahami bisnisnya dan bayangkan gimana eksistensi produknya hingga 20 tahun ke depan.
$SIDO memproduksi obat-obatan herbal yang bahan bakunya sangat berlimpah disekitar pabrik. Prospek produk jamu buatan sido didukung pula oleh semakin meningkatnya kesadaran orang untuk memilih mengonsumsi obat herbal yang berbahan baku alam atau tumbuhan dibandingkan obat2 kimia. Apalagi pemilik sekaligus manajemen SIDO memang sangat paham dengan bisnis jamu yang sudah dijalankan perusahaan selama 50 tahun ini sehingga saya pun sangat percaya dengan mereka. WHO melaporkan bahwa sekitar 80 persen orang saat ini bergantung pada pengobatan herbal sebagai komponen perawatan kesehatan utama dan dilaporkan pula bahwa obat2 herbal terbukti mampu menyembuhkan berbagai penyakit sepeti TBC, penyakit kulit, diabetes, penyakit kuning, hipertensi, gangguan mental, kanker, AIDS, dan banyak penyakit menular lainnya.
Sedangkan pita perekat yang dibuat oleh $EKAD juga dapat terdongkrak oleh semakin berkembangnya e-commerce, karena yang namanya belanja online itu pasti butuh pengiriman barang. Nah, sebelum barang dikirim pastilah dipacking dulu toh, dimana salah satu barang wajib untuk packing barang ini ya lakban. Saya pun sering melakukan riset secara langsung ketika berkunjung ke Tiki dan JNE. Kalo saya perhatikan, lakban yang mereka gunakan selalu merknya Daimaru. Begitu juga kalo habis belanja bulanan di Supermarket, setelah kita bayar di kasir lalu dilanjutkan dengan pengepakan kardus. Saat merekatkan tutup kardus, lakban yang digunakan adalah Superfix yang mana ini buatan EKAD juga. Selain itu, di rumah2, kantor2, warung fotocopy dan sekolah pasti nyetok barang beginian. Saya pun demikian, kalo beli lakban pasti merk nya Daimaru karena jelas kualitasnya lebih kuat dan gak mudah sobek.
Jika SIDO dan EKAD sangat mudah untuk dipahami bisnisnya dan dibayangkan prospeknya ke depan, lalu bagaimana dengan SMSM? Memang bagi sebagian orang, sektor komponen otomotif itu rada2 ribet dan ngejelimet bisnisnya. Apalagi kinerja perusahaan yang bergerak di sektor ini sangat rentan terhadap kondisi eksternal dan ekonomi makro. Jika pertumbuhan ekonomi melambat, maka daya beli orang akan menurun. Jika itu terjadi, maka industri otomotif termasuk yang paling ke-hit. Tambah lagi eksistensi mobil listrik semakin jelas, “apakah perusahaan begini masih bisa bertahan?” Begitulah komentar salah satu user SB.
Oke saya coba terangkan pelan2 ya, memang bisnis komponen otomotif itu tidak sesederhana bisnis jamu dan lakban dan sulit dipahami oleh sebagian orang. Tapi saya merasa memiliki “circle of competence” di bidang ini dan saya memiliki hobi serta pemahaman yang cukup terhadap sektor otomotif. Ya, saya hobi memelihara dan modifikasi mobil2 off road. Saat ini saya pelihara 2 mobil kesayangan yaitu Mitsubishi Triton dan Toyota FJ40 yang mana kedua mobil tersebut saya pakaikan filter merk Sakura baik filter bahan bakar, filter oli, dan filter udara (intake). Saya pilih Sakura karena kualitasnya lebih bagus dibandingkan dengan genuine part namun dijual dengan harga yang lebih murah.
Kita kembali ke $SMSM , perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan lokal yang memiliki taring di pasar global, dan parahnya banyak yang tidak tahu akan hal itu. Secara eksistensi, perusahaan ini berdiri sejak tahun 1976, tepatnya tanggal 26 Januari. Artinya, perusahaan tersebut sudah beroperasi selama 43 tahun dan sudah melewati berbagai drama perekonomian. Sejak tahun 1992 atau selama 26 tahun ke belakang perusahaan mencatakan pertumbuhan penjualan dengan CAGR 22% tanpa putus, lalu sejak 16 tahun ke belakang mencatatkan pertumbuhan laba bersih dengan CAGR 18% tanpa putus, lalu sejak 19 tahun ke belakang mencatatkan pertumbuhan ekspor dengan CAGR 13% tanpa putus, dan sejak 13 tahun ke belakang perusahaan mencatatkan pertumbuhan dividen dengan CAGR 21% tanpa putus.
Sungguh capaian yang luar biasa dibandingkan perusahaan yang bergerak di sektor yang sama. Menurut para “ahli”, sektor otomotif ini cukup rentan terhadap gejolak perekonomian dan daya beli masyarakat, maka akan sulit untuk mencatat pertumbuhan yang konsisten. Tapi kenapa SMSM kok malah terus tumbuh kinerjanya secara konsisten seperti perusahaan consumer goods? Ternyata jika saya telaah lebih dekat, hal ini berkaitan dengan produk yang mereka buat, keunggulan kompetitif, dan pemanfaatan teknologi.
Produk komponen otomotif yang diproduksi SMSM yang kontribusinya paling besar terhadap total sales nya yaitu produk filter, yang mana masa pakainya lebih pendek (fast moving part) dibandingkan komponen otomotif lainnya sehingga lebih consumable dan berkaitan dengan unsur safety. Sekedar catatan tambahan, selain memproduksi filter untuk otomotif, SMSM juga memproduksi filter untuk heavy duty applications di bidang mining, plantation, marine, dan mesin industri/pabrik yang berasal dari berbagai negara. Untuk filter otomotif sendiri, 90% filter SMSM ditujukan untuk aftermarket, sisanya OEM (Original Equipment Manufacturer) dan OES (Original Equipment Supplier). Sehingga, saat produksi dan penjualan mobil dari ASII misalnya menurun, maka yang terkena dampak paling besar itu adalah produk OEM/OES.
Saya jelaskan dulu ya perbedaan OEM, OES dan Aftermarket. Jadi SMSM itu salah satu kegiatannya adalah merancang dan memasok spare part ke beberapa pabrikan mobil (pemesan) sesuai dengan spesifikasi si perusahaan pemesan, salah satunya toyota. Nah, ketika SMSM memproduksi filter yang dipasok untuk toyota, lalu toyota menjadikan filter ini sebagai spare part asli nya (genuine part) dan menyematkan label “Toyota”. Inilah yang disebut sebagai barang OEM. SMSM hanya merancang filternya tapi dengan merk/genuine TOYOTA dan filter ini langsung menempel saat mobil diproduksi. Sedangkan OES itu adalah barang OEM yang dijual di toko2 spare part. Misal anda datang ke toko spare part dan disana dijual spare part original Toyota, Honda, Mitsubishi dll, nah merk/label yang tertera pada kardus kemasan memang nama si produsen mobil, tapi yang bikin barangnya itu SMSM. Dari sekian produk yang dimiliki SMSM, yang 100% OEM itu antara lain pipa rem, pipa bahan bakar, tangki bahan bakar dan knalpot/exhaust. Sedangkan filter dan radiator, hanya 10% yang OEM/OES.
Kita lanjut ya, selain memproduksi dan memasok produk OEM/OES ke beberapa produsen mobil, SMSM juga merancang dan menjual produk dengan merk nya sendiri, khususnya untuk filter dan radiator. Inilah yang dinamakan produk aftermarket yang diciptakan dengan kualitas yang sama bahkan lebih bagus dari OEM/OES tapi harganya bisa lebih murah. Jangan salah paham ya, part aftermarket itu bukan lah produk palsu atau KW dari genuine part, tapi part asli buatan produsen spare part tapi dengan merk-nya sendiri. Nah filter aftermarket SMSM ini merknya “Sakura”, sedangkan radiator, brake parts, dump hoist, dan coolant merknya “ADR”.
Paham ya? Jadi permintaan akan filter Sakura ini tidak begitu dipengaruhi oleh produksi mobil, tapi lebih dipengaruhi oleh frekuensi pemakaian mobil yang sudah beredar di jalanan. Saat terjadi krisis, penjualan mobil baru akan tersendat dan saat itu orang cenderung memilih untuk beli mobil bekas dibandingkan dengan mobil baru. Otomatis pabrikan atau produsen mobil juga menunda pembelian suku cadang (part OEM/OES). Nah, kalau industri aftermarket akan tetap jalan mau krisis atau tidak, karena permintaan akan selalu ada. Selain itu, Sakura memiliki item filter yang lebih lengkap dibanding kompetitor. Mau filter jenis apa aja baik itu oil filter, fuel filter, air filter, racing air filter, cabin filter, transmission filter, hydraulic filter, coolant filter, EDM filter, industrial filter, semunya dibuat oleh SMSM.
Jadi meskipun mobil listrik mulai eksis, itu tidak akan langsung menghilangkan populasi kendaraan konvensional yang berbahan bakar fosil. Mungkin mereka berhenti diproduksi, tapi populasi di jalan tidak akan langsung hilang. Selain itu, meskipun mobil listrik sudah tidak lagi menggunakan oil filter, fuel filter, dan air filter, tapi mereka tetap membutuhkan cabin filter untuk menyaring partikel debu dan bakteri yang masuk ke cabin.
Poin penting lainnya, SMSM memiliki competitive advantage sehingga posisi mereka di pasar itu begitu kuat (market share besar) dan didukung dengan jaringan distribusi yang luas secara global serta basis pelanggan yang besar. 3 kunci bagi SMSM untuk memenangkan persaingan khususnya di pasar global adalah: inovasi, harga, dan distribusi.
Mengenai inovasi yang dilakukan SMSM di tahun 2013, mereka memperkenalkan racing air filter pertama di Indonesia dan pada 2016 mereka kembali memperkenalkan produk baru, yaitu cabin filter. Jadi ini beda dengan air filter, karena fungsinya untuk menyaring partikel debu dan kotoran yang masuk ke kabin mobil, sedangkan air filter berfungsi untuk menyaring partikel debu dan kotoran yang masuk ke dalam ruang bakar mesin. Inovasi lain yang dilakukan SMSM terlihat pada kemasan produk yang dirancang agar kelihatan unik, yaitu dengan brand identity Sakura dipasang di depan serta dicantumkan tulisan “Made in Indonesia” guna mengampanyekan nama Tanah Air dan membuktikan bahwa produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar. Hal ini berlaku untuk semua jenis filter yang dipasarkan ke luar negeri lho ya.
Terkait penetapan harga produk, SMSM selalu menetapkan harga untuk pasar luar negeri 20% lebih murah dibandingkan harga produk lokal yang sejenis. Meskipun harga yang ditawarkan bisa sedikit lebih murah, namun SMSM sangat memperhatikan kualitas produknya. Industri ini dapat dikatakan “priceless sensitive” karena saat membeli produk filter dan radiator, yang lebih dicari konsumen adalah quality bukan harga, karena produk ini berkaitan dengan unsur safety atau keselamatan mesin kendaraan. Jika filter dan radiator tidak berfungsi dengan baik, maka yang akan rusak adalah mesin yang mana harga mesin jauh lebih mahal daripada harga filter dan radiator.
Strategi berikutnya untuk memperlancar distribusi, perusahaan bermitra dengan distributor-distributor di luar negeri selaku pihak ketiga yang menjual produknya. Sebagian distributor tersebut juga merupakan anak perusahaan yang diakuisisi. Perusahaan juga mendirikan kantor perwakilan di beberapa negara tujuan ekspor utama yang dapat membantu mendistribusikan produk ke negara-negara sekitar yang belum ada kantor perwakilan. Dari total penjualan SMSM, 70% diantaranya merupakan penjualan ekspor ke lebih 120 negara dan 5 benua dimana penjualan ke kawasan Asia masih mendominasi.
Poin penting selanjutnya adalah SMSM dapat menyesuaikan dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam hal keperluan promosi dan pemasaran produk dengan membentuk layanan belanja secara online melalui website yang mempunyai sebuah sistem umpan balik untuk mengetahui keinginan pelanggan, dan mereka juga memanfaatkan teknologi untuk otomasi proses bisnis sehingga kapasitas produksi bisa meningkat namun tetap efisien.
Pihak manajemen juga sudah memperisapkan strategi lain untuk menghadapi kehadiran mobil listirk, yaitu dengan cara mengurangi porsi penjualan untuk komponen otomotif dan mulai memperbesar porsi penjualan ke Heavy Duty Vehicles (HDV), truck dan bus. Lebih kurang saat ini persentasenya 66% untuk HDV dan 34% untuk passenger car. Alasan mereka shifting ke HDV karena HDV masih jauh untuk bisa menggunakan tenaga listrik, mereka perlu torsi besar dengan bahan bakar fosil. Selain itu, penjualan komponen ke alat2 berat menawarkan margin laba yang lebih besar. Karena frekuensi pemakaian mereka yang lebih cepat aus dan lingkungan kerja mereka yang penuh debu, sehingga sangat diperhatikan penggantian filter secara berkala.
Jadi, menurut saya SMSM merupakan salah satu dari kelompok perusahaan dengan bisnis yang simple serta tidak banyak mengalami perubahan dramatis dari tahun ke tahun meskipun trend dan jaman terus berubah. Karena simplenya bisnis yang dijalani, mereka pun tidak memerlukan capex yang besar untuk menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Selain itu, ciri2 bisnis yang simple adalah mereka dapat menghasilkan penjualan yang besar dengan menggunakan aset tetap yang sedikit.
Last, SMSM ini perusahaan yang berpengalaman dalam melewati masa2 sulit. Sejak pertama berdiri, mereka sudah melewati berbagai gejolak perekonomian dan beberapa krisis keuangan. Tapi kinerja mereka tetap tumbuh konsisten (salah satu perusahaan tahan krisis). Disaat sektor otomotif sedang lesu pun, perusahaan tetap mengalami pertumbuhan kinerja. Contoh tahun 2015, saat itu banyak emiten2 otomotif yang mengalami penurunan kinerja, tapi tidak dengan SMSM. Begitu juga dengan wacana kehadiran mobil listrik, saya yakin perusahaan sudah mempersiapkan strategi untuk terus going concern. Tentunya pencapaian yang hebat ini tidak akan berhasil jika tidak dikelola oleh manajemen yang hebat yang dimiliki SMSM, yaitu antara lain Bpk Eddy Hartono selaku Direktur Utama sekaligus salah satu pendiri dari ADR group yang saat ini dibantu oleh 2 (dua) orang putranya, serta Bpk. Ang Andri Pribadi yang merupakan komandan keuangan dengan tanggung jawab lintas divisi. Para key person perusahaan tersebut memiliki saham perusahaan (owner-operators)
Sekian tulisan panjang ini, mohon maaf jika kurang berkenan. Semoga bisa menjawab pertanyaan anda yang bingung terhadap prospek SMSM. Dan juga tulisan ini bukanlah suatu ajakan untuk membeli, hanya sebagai sharing untuk mengasah kemampuan analisa saya agar tidak pikun. Keputusan beli dan jual tetap ditangan anda :grin: