ACCOUNTING LINGO - $IHSG #4

Melanjutkan https://stockbit.com/post/2576592 ...

Depresiasi hanya berlaku untuk asset perusahaan yang dapat dipakai/berguna lebih dari 1 tahun untuk mensupport bisnis perusahaan dan mengalami penyusutan nilai buku/value asset karena kerusakan yang dialami ataupun karena sudah usang dan perlu diganti.

Beberapa contoh asset berwujud perusahaan (tangible asset) yang dapat terdepresiasi:
- bangunan
- mesin pabrik
- kendaraan (mobil, kapal, pesawat terbang)
- komputer
- mebel kantor
Adapun tanah yang dimiliki perusahaan tidak terdepresiasi karena tidak mengalami penyusutan nilai buku/value.

Depreciation Schedule menentukan depreciable life / usia asset (misal: komputer - 5 tahun, mebel kantor - 7 tahun, dsb) maupun jumlah penyusutan nilai buku/value asset setiap tahunnya (depreciation expense) hingga akhir depreciable lifenya berdasarkan metode depresiasi yang digunakan.

Beberapa metode depresiasi:
1. Straight Line (SL)
Penyusutan value dibagi rata berdasarkan total depreciable lifenya.
Contoh: Komputer yang memiliki value 50 juta dan memiliki usia 5 tahun, akan mengalami penyusutan nilai 10juta per tahunnya (50jt / 5 = 10jt ~ rate penyusutan: 20%)

2. Double Declining Balance (DDB)
Menggunakan 2x rate penyusutan metode Straight Line untuk dikalkulasikan setiap tahunnya kepada nilai sisa asset yang tersedia.
Contoh: berdasarkan metode SL, asset komputer (nilai buku 50jt) dengan depreciable life 5 tahun, memiliki rate penyusutan 20% ~ 10jt per tahun selama 5 tahun. Sehingga menggunakan DDB (2x20% = 40%), depresiasi dihitung sebagai berikut:
Tahun-1: 40% x 50 jt = 20jt
Tahun-2: 40% x (50jt-20jt) = 12jt
Tahun-3: 40% x (50jt-20jt-12jt) = 7.2jt
Tahun-4: 40% x (50jt-20jt-12jt-7.2jt) = 4.32jt
Tahun-5: 40% x (50jt-20jt-12jt-7.2jt-4.32jt) = 2.59jt

3. Sum Of Year Digit (SOYD)
Depresiasi menggunakan total tahun depreciable life asset.
Contoh: Komputer (nilai buku 50jt) dengan depreciable life 5 tahun memiliki total tahun = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15, sehingga :
Tahun-1: 5 / 15 x 50jt = 16.67jt
Tahun-2: 4 / 15 x 50jt = 13.33jt
Tahun-3: 3 / 15 x 50jt = 10jt
Tahun-4: 2 / 15 x 50jt = 6.67jt
Tahun-5: 1 / 15 x 50jt = 3.33jt

4. Modified Accelerated Cost Recovery System (MACRS)
Menggunakan metode SL pada Tahun-1 dan sisanya dihitung menggunakan metode lainnya (biasanya DDL) hingga akhir depreciable life + 1.
Contoh: Komputer (nilai buku 50jt) terdepresiasi memiliki rate penyusutan 20% di tahun-1 dan sisanya menggunakan DDL (2 x 20% = 40%)
Tahun-1: 20% x 50jt = 10jt
Tahun-2: 40% x (50jt - 10jt) = 16jt
Tahun-3: 40% x (50jt - 10jt - 16jt) = 9.6jt
Tahun-4: 40% x (50jt - 10jt - 16jt - 9.6jt) = 5.76jt
Tahun-5: Menggunakan rate Tahun-4 = 5.76jt
Tahun-6: 50jt - 10jt - 16jt - 9.6jt - 5.76jt - 5
76jt = 2.88jt

Depreciation Schedule sebenarnya tidak harus berdasarkan waktu seperti contohx2 sebelumnya, namun bisa juga berdasarkan pemakaiannya (usage based depreciation). Contohnya sebuah kendaraan dapat dihitung depresiasinya menggunakan total km yang telah ditempuh, atau asset lainnya bisa dihitung berdasarkan jumlah asset yang telah dipakai.

Seperti halnya Depresiasi untuk asset berwujud, Amortization/Amortisasi digunakan untuk menghitung penyusutan nilai buku dari asset tak berwujud (intangible asset).

Contoh asset tak berwujud:
- brand / merek
- kepemilikan waralaba
- customer list and relationship / hubungan baik dengan konsumen
- hak paten
- teknologi khusus milik perusahaan

Idealnya asset tak berwujud yang dapat diamortisasi hanyalah asset yang memiliki waktu kepemilikan tertentu / definite life / service life / economic life tertentu, dan bukan untuk asset tak berwujud yang memiliki waktu kepemilikan tak terbatas.

Penghitungan nilai amortisasi biasanya menggunakan metode SL (lihat contoh depresiasi untuk cara kalkulasinya).

Depresiasi dan Amortisasi tercatat sebagai expense/beban yang sifatnya non-cash pada Income Statement / Laporan Laba Rugi. Expense/beban ini dapat masuk ke bagian COGS Expense, Selling Expense, maupun General & Administrasi Expense. Sehingga dapat Depresiasi dan Amortisasi dapat MENGURANGI PAJAK/TAX yang harus dibayarkan Perusahaan.

Selain itu, depresiasi dan amortisasi juga dicatatkan pada laporan Balance Sheet / Neraca perusahaan.

4. Profit / Laba

Profit/Laba adalah inti/alasan dari mengapa sebuah perusahaan didirikan sehingga dapat memberikan value kepada investor dalam bentuk deviden dan/atau menahan sebagian/keseluruhan laba untuk digunakan oleh perusahaan dalam rangka ekspansi dan/atau membayar hutang perusahaan.

Secara sederhana, dirumuskan sebagai berikut :

Profit = Revenue - Expense

Dimana profit yang biasa diperhatikan oleh sebagian besar investor adalah Net Income / Earning / Laba Bersih yaitu profit perusahaan yang berasal dari revenue/pendapatan setelah dikurangi semua expense/beban (cash dan non cash) dan pajak.

continue ...

MY SHARING
SMART-INVESTOR 0.2: https://stockbit.com/post/2572280
ACCOUNTING-LINGO: https://stockbit.com/post/2576592
CRITICAL-METRICES: https://stockbit.com/post/2572529
ROBO-TRADER: https://stockbit.com/post/2500422

Cheers :wine_glass:

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy