3 CRITICAL METRICES UNTUK SMART INVESTOR
Ada banyak rasio/metrik yang dapat digunakan untuk mengasess perusahaan yang melantai di bursa $IHSG. Dengan begitu banyaknya metriks ini membuat investor semakin binggung, sehingga ujungx2nya menghindari analisis fundamental karena data yang berlebihan dan kadangkala saling berlawanan. Namun sebenarnya ada beberapa metrik mendasar yang sangat penting untuk dipahami yang dapat meningkatkan EDGE anda dalam memilih saham yang layak untuk investasi.
1. Return On Equity (ROE)
Metrik ini menurut saya adalah yang paling penting dari semua metrik yang anda. ROE dikenal sebagai rasio profitabilitas yang fokus pada hal yang mendorong harga saham yang sebenarnya: laba. ROE dikalkulasi dengan membagi laba bersih dengan rata-rata ekuitas pemegang saham biasa. Rata-rata digunakan karena perusahaan dapat dengan cepat mengubah jumlah saham beredar dengan membeli kembali saham atau menerbitkan saham baru.
Semakin tinggi ROE, semakin baik perusahaan. Karena Perusahaan dengan ROE tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menghasilkan uang daripada perusahaan dengan ROE yang lebih rendah. Meskipun ada pengecualian yaitu Perusahaan dengan aset yang lebih rendah dapat memiliki ROE tinggi namun kesulitan untuk mempertahankan ROE karena persaingan. Serta perusahaan yang berada di sektor transportasi dan energi mungkin memiliki ROE yang rendah secara alami karena ketergantungan pada pengeluaran modal untuk memulai usaha.
Sangat penting untuk memahami sektor usaha agar dapat menggunakan metrik ROE secara memadai sebagai alat untuk memilih saham. Dan ROE untuk perusahaan dapat dibandingkan dengan pesaingnya atau rata-rata industri untuk mendapatkan gambaran di mana perusahaan itu berada di industri.
2. Price Earning Ratio (PER)
Metrik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu saham murah atau mahal relatif terhadap yang lain di sektor yang sama. Penggunaan yang benar dari metrik ini adalah apa yang dapat membuat perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan di pasar saham. PER dikalkulasi dengan membagi harga saham saat ini dengan laba per sahamnya (EPS). Ada beberapa cara berbeda untuk menghitung PER. Meski sebagian besar investor menggunakan PER historis dari empat kuartal terakhir EPS, saya lebih suka menggunakan PER future/proyeksi dimana kalkulasinya menggunakan EPS yang diperkirakan untuk empat kuartal berikutnya.
Meskipun EPS yang diproyeksikan mungkin tidak sepenuhnya akurat, analis sering kali memiliki gagasan yang bagus tentang apa yang diharapkan untuk tahun depan terkait EPS. Masa lalu tidak sama dengan masa depan di pasar saham, dan dengan menggunakan EPS masa depan yang diperkirakan untuk menghitung PER future, investor dapat memperoleh ide yang lebih baik tentang apa yang diharapkan di masa depan.
3. Free Cash Flow (FCF)
Uang tunai/cash adalah sumber kehidupan setiap perusahaan yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan dengan FCF yang tinggi dapat mendanai inovasi, membayar dividen, dan survive daripada perusahaan yang minim FCF. Penting untuk dicatat bahwa pendapatan tinggi tidak sama dengan arus kas yang sehat. Meskipun ini mungkin tampak bertentangan, namun hal ini dikarenakan standar akuntansi tidak menggunakan saldo tunai untuk menghitung pendapatan. Investor juga harus aware bahwa FCF negatif dapat mencerminkan investasi baru daripada periode yang lemah untuk perusahaan.
Harap diingat bahwa Analisis fundamental kadang-kadang bisa menipu. Pesan saya agar anda selalu mencari alasan di balik angka daripada hanya membuat keputusan berdasarkan metrik semata. Anda juga dapat menggunakan analisis teknikal untuk memilih saham, lalu terapkan ketiga metrik ini untuk melihat apakah pergerakan harga secara teknikal didukung fundamental sebelum anda berinvestasi.
MY SHARING
SMART-INVESTOR 0.2: https://stockbit.com/post/2572280
ROBO-TRADER: https://stockbit.com/post/2500422
Cheers :wine_glass: