WAKE UP - STOP BERMIMPI ANDA DAPAT BERINVESTASI LAYAKNYA WARREN BUFFET DI $IHSG :innocent: - Part 4
Melanjutkan pos sebelumnya https://stockbit.com/post/2568225 , semua tahu bahwa Rasio P / E (PER) adalah cara yang sering digunakan untuk menemukan saham yang undervalued. Dimana hampir setiap buku tentang Value Investing merekomendasikan penggunaan rasio P / E (PER).
Namun pemahaman BUTA mengenai PER memberikan kesalahan pemahaman bagi sebagian besar investor. Hal ini menyebabkan ketidakmampuan memahami mengapa beberapa saham dengan PER 30 sebenarnya masih WAJAR dan bahkan UNDERVALUED sebaliknya saham lainnya dengan PER 10 sebenarnya sudah MAHAL/OVERVALUED.
Untuk memperbaiki penggunaan PER, anda perlu memastikan bagian "E" / Earning dari rasio berdasarkan pada laba yang disesuaikan atau dinormalisasi. Hal ini bertujuab menghilangkan distorsi yang disebabkan ketika pendapatan abnormal (terlalu tinggi atau terlalu rendah) karena kejadian yang tidak biasa / anomali (misal: penjualan asset dalam jumlah besar yang dicatatkan sebagai pendapatan).
Namun sadarkah anda ketika Buffet menyatakan "PER TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN VALUE SUATU PERUSAHAAN" sebagaimana Annual Letter di tahun 2000 berikut :
“Common yardsticks such as dividend yield, the ratio of price to earnings or to book value, and even growth rates have nothing to do with valuation except to the extent they provide clues to the amount and timing of cash flows into and from the business.”
Statemen dari Buffet membuat saya melakukan lebih banyak perhitungan untuk menentukan dengan tepat tingkat PER mana yang paling tepat (Maximum PER) dengan berbagai asumsi terkait pertumbuhan laba (earning growth), rasio pembayaran dividen (dividend pay-out ratio) dan tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate of return) untuk membantu investor menilai ketika PER yang paling ideal dalam situasi yang berbeda.
Meskipun sudah melakukan penyesuaian terkait PER dengan menggunakan PER Maksimum yang dibuat dengan menghitung nilai sekarang (atau intrinsik) dari arus kas (per pendapatan awal) yang dapat diharapkan dari saham dengan pertumbuhan yang berbeda, rasio pembayaran dividen dan asumsi tingkat pengembalian yang diperlukan ... "SAYA MERASA MASIH ADA YANG KURANG PAS"
Akhirnya SAYA SADAR, yang saya benar-benar perlu lihat hanyalah rasio harga saham dengan nilai intrinsik. Karena kita tidak bisa menentukan PER Maksimum yang tepat tanpa mengetahui pertumbuhan, rasio pembayaran dividen dan tingkat pengembalian yang diperlukan. Tidak ada jalan pintas kecuali menggunakan semua variabel tersebut. Tetapi jika anda tahu semua variabel tersebut ... Anda cukup menghitung NILAI INTRIKSIK AKTUAL suatu saham dan membandingkannya dengan harga atau dalam hal ini kita sebut rasio P/V (PVR).
"SURPRISE" ... Warren Buffett MEMANG BENAR bahwa tidak ada gunanya PEMAKAIAN PER tanpa informasi tambahan. Beliau mengakui bahwa PER dan PBV terlalu kasar untuk digunakan secara langsung untuk VALUASI, terutama ketika beliau mampu menghitung NILAI INTRINSIK AKTUAL untuk suatu saham.
Menggunakan rasio PER seperti mencoba memperkirakan berat seseorang dengan melihat bayangannya. Ini hanya berfungsi jika Anda mulai memfaktorkan sudut matahari dan Anda perlu memperkirakan seberapa gemuk orang itu, yang mungkin tidak terlihat dari bayangan. Benar-benar tidak terlalu akurat. Untuk benarx2 menilai menggunakan PER, Anda perlu mengetahui semua faktor lain. Sehingga Saya seperti halnya Buffet, saya perlu melihat lebih banyak indikator (jika tersedia) daripada mencoba menilai bobot seseorang berdasarkan bayangan mereka.
Pada titik ini saya menyadari bahwa kalkulasi saya untuk nilai intrinsik adalah satu-satunya yang saya perlukan untuk benar-benar menghitung estimasi PVR (Harga terhadap Nilai) saham sehingga PER tidak lagi dibutuhkan ... karena saya berpikir Mengapa melihat bayangan (PER) untuk menilai berat jika ada cara lebih akurat (PVR) yang tersedia?:grin::sunglasses:
Sangat berguna untuk melihat berbagai rasio nilai secara progresif seperti yang dirangkum di bawah ini :
1. PER Kasar / yang tidak dikoreksi - Dihitung dengan membagi harga dengan laba bersih per saham aktual (EPS). Keuntungan rasio ini adalah mudah dihitung dan disediakan secara umum seperti pada YAHOO, Bloomberg, RTI, SB. Kerugian besar dari metode ini adalah bahwa pendapatan tidak dinormalisasi atau disesuaikan untuk case yang tidak biasa. Tidak ada jaminan bahwa penghasilan tersebut mewakili pendapatan berkelanjutan di masa depan. Menggunakan PER yang tidak dikoreksi ini untuk menilai saham mana yang ditawar kemungkinan akan menyebabkan kesalahan besar.
2. PER berdasarkan laba yang dinormalisasi / dihitung dengan menggunakan estimasi pendapatan masa depan yang disediakan oleh analis yang disesuaikan dengan laba bersih aktual untuk kejadian yang tidak biasa sehingga memastikan bahwa pendapatan aktual dapat berkelanjutan.
PER ini lebih bermanfaat daripada versi yang tidak dikoreksi sehingga berguna untuk indikasi kasar. Misalnya PER yang bernilai di atas 30 mengindikasikan OVERPRICED. PER di bawah 10 mengindikasikan UNDERVALUED. Namun ada spread yang cukup sulit untuk mengetahui apakah PER 20 termasuk MASIH MAKE SENSE tanpa melihat pertumbuhan perndapatan dan rasio pembayaran dividen.
3. PEG. - Membagi PER berdasarkan laba dinormalisasi dengan estimasi tingkat pertumbuhan. Ini adalah peningkatan besar karena ada upaya untuk menormalkan tingkat pertumbuhan pendapatan. Kerugiannya adalah mengabaikan dampak rasio pembayaran dividen dan mengasumsikan tingkat pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan.
4. PVR - Rasio Value terhadap Harga jauh lebih mengena karena secara langsung menunjukkan apakah harga lebih tinggi dari atau lebih rendah dari value yang dihitung. Jika anda mengetahui tingkat laba yang dinormalisasi, tingkat pertumbuhan pendapatan, rasio pembayaran deviden, dan tingkat pengembalian yang dibutuhkan maka nilai intrinsik dapat langsung dihitung dan dibandingkan langsung dengan harga untuk menghitung secara akurat dibandingkan rasiox2 sebelumnya.
Kesimpulannya jika Anda dapat menentukan laba per saham yang disesuaikan (dan berkelanjutan), tingkat pertumbuhan ke depannya dan rasio pembayaran dividen. Atau jika Anda dapat meramalkan arus kas, maka Anda dapat langsung menghitung nilai intrinsik dan PVR daripada melihat PER kemudian mencoba untuk mencari tahu apa tingkat PER sudah sesuai untuk suatu emiten. Disini tampaknya Warren Buffett sudah mengetahui hal ini dan telah memberi tahu WISDOMnyan kepada kita melalui Annual Letternya :sunglasses:
"BUKANKAH ESENSI VALUE INVESTOR ADALAH KETIKA ANDA MENGETAHUI VALUE SUATU EMITEN":innocent:
MY-SHARING:
SAHAM-JUDI: https://stockbit.com/post/2567288
KNOW-QUALITY: https://stockbit.com/post/2568413
BUFFET-WAY: https://stockbit.com/post/2568225
ROBO-TRADER: https://stockbit.com/post/2500422
Cheers :wine_glass: