@Kamikakon12 masih dong bang, alasannya :
1. Kebutuhan ore terhadap jumlah smelter yg beroperasi di indo masih kurang belum di tambah tahun depan dengan beroperasinya cukup banyak smelter baru.
Sudah pernah sy post disini : https://stockbit.com/post/23219220
2. Cadangan ore $DKFT yg telah di eksplorasi sudah di update tahun ini yg tujuannya memang untuk memenuhi pengusulan RKAB 7jt WMT berdasarkan JORC sekitar April 2025 sekitar 90an juta WMT.
3. Banyak smelter yang sebelumnya “makan” ore ilegal namun akhir tahun ini lagi gencar2nya satgas PKH menyasar tambang2 tersebut tentunya menguntungkan bagi tambang legal, dan jelas permintaan ore legal bakal meningkat.
4. Emiten sekelas $INCO saja mengajukan RKAB untuk produksi saprolit tahun depan sebanyak 20jt WMT padahal tahun ini cuma kurleb 2,5jt WMT malah tahun 2024 sama sekali tidak menjual saprolite alias dipakai sendiri, dan kita tau sendiri INCO pun punya smelter sendiri namun tetap memilih menjual sangat banyak ore dikarenakan kebutuhan ore sangat tinggi karena banyaknya smelter di Indonesia.
5. Cost operasional smelter itu mahal, apalagi yang RKEF, mengurangi produksi tidak berarti mengurangi cost, malah fixed cost biasanya tetap makanya smelter lebih memilih tetap bekerja dg utilitas 80-90% agar biaya produksi per ton rendah.
DYOR ya bg, soalnya ada nenek yg bilang kalau sy mau jebak ritel, padahal sy jg ritel 😂