Analisa Perkembangan Smelter dan Dampaknya pada Penambang Nikel
Pemerintah Indonesia resmi melarang ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 melalui Permen ESDM No. 11 Tahun 2019 (perubahan atas Permen ESDM No. 25/2018). Kebijakan ini bertujuan mempercepat program hilirisasi agar bijih nikel diolah di dalam negeri. Sejak saat itu, seluruh penambang nikel wajib menjual hasil produksinya ke smelter domestik dan tidak lagi bisa mengekspor langsung ke luar negeri seperti sebelumnya.
Jika kita melihat perkembangan sejak kebijakan larangan ekspor tersebut, jumlah smelter nikel meningkat signifikan:
- Tahun 2020 : 13 smelter nikel
Sumber : https://cutt.ly/EtqfGCwD
- Tahun 2024 : 190 smelter nikel (54 beroperasi secara komersil, 120 tahap konstruksi, 16 tahap perencanaan)
Sumber : https://cutt.ly/FtqfGCt8
- Tahun 2025 : 173 smelter nikel (134 RKEF, 39 HPAL, 77 beroperasi komersial sisanya masih konstruksi dan penyelesaian perizinan) data ini diluar tahap perencanaan.
Sumber : https://cutt.ly/UtqfGCid
Dari data tersebut terlihat jelas bahwa pembangunan smelter nikel terus meningkat pesat.
Bertambahnya jumlah smelter berarti kebutuhan akan bahan baku baik bijih saprolite maupun limonite juga meningkat tajam.
Sebagai contoh, perusahaan yang berfokus pada penjualan ore seperti $DKFT menunjukkan pertumbuhan volume penjualan yang konsisten:
Tahun 2020 : 593.039 WMT.
Tahun 2021 : 886.725 WMT.
Tahun 2022 : 903.518 WMT.
Tahun 2023 : 1.267.586 WMT.
Tahun 2024 : 2.597.913 WMT.
Tahun 2025 : 3.450.000 WMT. (Target awal namun masih konservatif karena perusahaan mengajukan revisi RKAB)
Dari tren tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak smelter beroperasi, semakin besar pula permintaan bijih nikel, yang pada akhirnya memberikan peluang keuntungan bagi para penambang. DKFT $NICL $NICE dll
Untuk tahun 2026, DKFT berencana mengajukan RKAB sebesar 7 juta WMT.
Apakah permohonan itu akan disetujui? Hanya Kementerian ESDM yang bisa memutuskan, kita hanya bisa memperkirakan saja. 馃槃
Di kesempatan ini saya tidak membahas fundamental perusahaan karena sudah banyak rekan yang menulis analisis serupa.
Tujuannya sederhana: berbagi informasi agar kita semua bisa melihat arah industri ini dengan lebih jelas.
Seperti biasa, lakukan riset masing-masing (DYOR) sebelum mengambil keputusan