imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Menjawab Tere Liye Part 2 (final) : Apakah benar gaji pegawai INA bombastis dan boros?

Melanjutkan postingan ini : https://stockbit.com/post/22822511

Hal selanjutnya yang dibahas Tere Liye adalah gaji rata-rata karyawan di INA yang mencapai 5 miliar rupiah per tahun. Per orang! Gila!

Pertanyaan selanjutnya, menurut saya bukan membahas 5 milyar ini.

Mari kita balik pertanyaannya: Jika Anda menjadi pegawai yang mampu mencetak keuntungan 10 milyar per tahun. Apakah Anda akan puas jika hanya digaji 100 juta per tahun?

Tentu saja kalau ada perusahaan yang hanya memberikan gaji seperti itu, lama kelamaan si pegawai bisa sadar dan pindah ke perusahaan lain, atau dari sisi perusahaan juga bisa rugi karena selalu memberikan gaji dibawah pasaran.

Nah, dalam konteks perusahaan. Bagaimana mengetahui gaji itu "keterlaluan" besarnya atau terlalu kecil? Ada beberapa cara, salah dua yang akan kita bahas yaitu perbandingan dengan perusahaan sejenis atau membandingkan rasio dari gaji dengan omset yang didapatkan atau net profit.

Kalau perusahaan besar, bisa saja mereka menyewa konsultan HR untuk tahu apakah gaji yang dikeluarkan vs Industri sejenis sudah setara atau memang diluar harga market.

Oke, kembali lagi. Angka 5 milyar per kepala terdengar fantastis tapi perlu rasio untuk mengetahui apakah ini wajar atau tidak.

Cara pertama, melihat rasio ini secara internal. Jika kita bandingkan, laba bersih (sebelum komprehensif) dari INA adalah sebesar IDR 4.9 triliun.

Total gaji yang dibahas Tere Liye? Sekitar 400.2 milyar. Artinya, secara rasio biaya gaji vs laba bersih yang dihasilkan, gaji karyawan berkontribusi sebesar sekitar 8%. Bukan angka yang sangat "jor-joran" kalau kita lihat dari rasio ini.

Ada juga beberapa cara lain misal membandingkan dengan Aset, atau angka Revenue, dsb. Namun kesimpulannya akan mirip-mirip. Tidak sampai yang "mencuri" misal setengah dari keuntungan semuanya diambil demi membayar gaji.

Cara kedua, membandingkan rasio diatas dengan perusahaan atau industri sejenis. Sayangnya memang INA ini unik dan tidak banyak perusahaan publik sejenis. Plus, mereka termasuk "top of the top" karena mengelola aset yang besar sekali (catatan: Aset Saratoga "hanya" 57 Triliun dibandingkan INA yang 110 Triliun).

Di bursa Indo, yang paling mendekati salah satunya adalah $SRTG dan $BCAP yang bergerak sebagai investment holding. Beda dengan jenis seperti $TRIM yang lebih sebagai broker saham / investment banking.

Jika dibandingkan dengan dua usaha diatas. SRTG per 2024 memiliki rasio Gaji / net profit sebesar 3.9% sementara BCAP adalah 329.4%. Agak lebih sulit disimpulkan karena memang net profit bisnis investasi Saratoga bergantung kepada dividend yang dimiliki. Kadang tinggi, kadang juga bisa minus.

Jika saya coba bandingkan dengan aset yang dikelola vs biaya gaji. INA adalah 0.36%, SRTG 0.22% dan BCAP 1.84%. Sekali lagi, bukan angka yang gila jika dibandingkan tanggung jawab total aset yang dikelola.

Dari kedua cara itu, saya rasa terlihat bahwa memang INA bisa dibilang "premium" namun bukan sampai di tahapan yang gila-gilaan. Atau kalau baca sekilas posting Tere Liye seperti perampokan.

Narasi yang dibaca seakan-akan angka ini sangat kemaruk dan merampok uang negara. Namun jika kita lihat dengan kacamata angka yang netral angka itu tidak sebombastis yang diposting Tere Liye.

Sekali lagi, lihat dengan kacamata netral. Lihat dari angka yang berbicara. Semoga ini bisa menjadi Edukasi bagi kita semua.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy