imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Menjawab Tere Liye Part 1 : Apakah benar INA merugi tahun 2024?

Dalam salah satu postingannya, penulis Tere Liye mengatakan bahwa INA –anak usaha Danantara di bidang Investasi mencatatkan kerugian – padahal dikelola oleh professional dengan gaji per kepala mencapai diatas 4M per tahun!

Bisa dilihat disini: https://cutt.ly/Nr7YvhbW

Apakah rugi? Mari kita lihat. Tahun 2024, INA mencatatkan RUGI KOMPREHENSIF sebesar 6 Triliun. Namun, jika dilihat, sebetulnya INA mencatatkan KEUNTUNGAN BERSIH sebesar 5.4 Triliun.

Apa bedanya dua perhitungan diatas? Untuk memahaminya, kita harus kembali ke Sejarah awal berdirinya INA.

INA dibentuk sekitar tahun 2021 dengan total modal awal sebesar 75 Triliun rupiah.
Untuk menyetorkan modal ini, pemerintah membagi menjadi beberapa tahap. Tahap 1 dan 2, pemerintah memberikan penyertaan modal (artinya kas langsung dari pemerintah sebesar 30 Triliun).

Nah ini yang menarik, sisa 45 triliun darimana? Pemerintah memberikan dalam bentuk imbreng saham $BMRI dan $BBRI milik pemerintah dengan total nilai buku saat itu mencapai 45 Triliun.

Imbreng saham ini, menyebabkan setiap tahun INA harus mencatatkan adjustment mark-to-market untuk nilai wajar kedua saham itu dibandingkan $IHSG .

Dan jika kalian buka, harga kedua saham ini memang mengalami penurunan antara harga akhir tahun 2024 vs akhir 2023. BMRI turun -5.8% dan BBRI turun -28.7%.

Sebabnya? Ya coba saja kalian lihat nilai indeks IDX 30, LQ45, dsb di periode yang sama. Apakah pada terbang juga sahamnya?

Jadi, imbreng itu lah penyebab ruginya. Jika mau fair, fluktuasi yang sama menyebabkan tahun 2023, mendadak INA mencatatkan keuntungan komprehensif jumbo sebesar 16.8 Triliun rupiah.

Apakah INA publikasi keuntungan 2023 itu besar2 an? Ya jelas tidak. INA tidak peduli dengan rugi komprehensif karena itu hanya terjadi akibat dampak dari Imbreng saham.

Yang menjadi parameter fair adalah keuntungan bersih (sebelum komprehensif) yang mereka berhasil tumbuhkan dari 4.3 Triliun tahun 2023 menjadi 5.4 Triliun di tahun 2024.

Simpelnya imbreng itu seperti ini, saya mau membuat bisnis Bersama Anda, namun karena saya tidak punya uang kas, saya putuskan untuk memberikan Ruko berikut tanah milik saya sebagai modal usaha. Kita bangun pabrik disana dan beroperasi.

Jika ternyata tahun depan harga tanahnya naik, apakah akan Anda jual? Atau jika anjlok apakah Anda pindah ke tempat lain? Well, bagi pemilik usaha simpelnya Anda tidak akan terlalu peduli pada hal ini. Mau harga naik atau turun, sama saja karena Anda bukan pedagang property yang saat harga berubah malah dijual.

Properti modal itu tidak akan Anda ganggu karena itu adalah modal Anda tempat pabrik Anda dibangun.

Hal yang sama berlaku dengan INA. Perusahaan ini bukan broker, sekuritas, atau manajer investasi yang saat harga naik akan buru-buru dijual. Perusahaan ini adalah Perusahaan investasi dengan timeframe investasi bisa diatas 10 tahun. Dan bukan focus kepada apresiasi harga dari saham BMRI dan BBRI.

Selanjutnya, apakah benar INA boros dengan gaji karyawan nya? Kita bahas di Part 2.

Tulisan bersifat edukasi. Disclaimer ON.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy