Apakah $BWPT dan SIMP di pom-pom Warta Ekonomi?
Pemerintah Indonesia mengincar penerapan mandatori bahan bakar biodiesel dengan campuran minyak sawit sebesar 50% (B50) mulai semester II–2026. Untuk mencapai B50, diperkirakan dibutuhkan sekitar 20-20,1 juta kiloliter biodiesel berbasis minyak sawit per tahun, naik dari ~15,6 juta kiloliter pada B40.
Ada pediksi bahwa harga minyak sawit dunia bisa naik hingga sekitar MYR 5.000 per ton (atau sekitar RM 5.000/ton) pada paruh pertama 2026, dari posisi saat ini sekitar MYR4.117 atau ~MYR4.145/ton.
Beberapa analis dari Kiwoom Sekuritas, Bisnis(dpt) com, Panin Sekuritas,Warta Ekonomi dan lain-lain menilai kebijakan ini bisa menjadi katalis positif bagi emiten sawit di bursa, seperti AALI, BWPT, SIMP, TAPG, LSIP, DSNG, SGRO. Terutama emiten Haji Salim ($JARR) yg dapat perhatian khusus dari proyek B50 Nasional.
Bisa dibilang, JARR itu “kunci sukses” proyek B50 nasional, selain Haji Isam pernah di undang ke istana, juga secara resmi Mentan Andi Amran, melakukan Soft launching B50 di kawasan pabrik JARR di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu 18 Agustus 2025. Dari kejadian2 itu, sinyal kalo posisi Haji Isam itu penting.
Sebenernya, ada satu saham persawitan lagi yg masih sangat meraik, yaitu $PTPS. Walaupun penjualan/pendapatan utamanya saat ini masih TBS, tapi proyek pembangunan pabrik PKS pengolahan sawitnya di Sumatera Selatan masih on the track, dgn target operasi semester II 2025. Fundamental? Boleh cek di sini dari lapkeu Q3 2025: https://stockbit.com/post/22762593
Pabrik ini akan meningkatkan kapabilitas yg dari hanya kebun sawit jadi juga pengolah TBS menjadi CPO / produk olahan dan ini kunci hubungan dgn B50. B50 membutuhkan CPO, bukan sekedar TBS. Produsen CPO jauh lebih diuntungkan drpd penjual TBS, karena posisinya langsung terhubung ke permintaan biodiesel.
Nah, balik lagi. Apakah BWPT dan SIMP lagi di pom-pom Warta Ekonomi?
DYOR. Bukan ajakan beli-jual saham.
1/3


