Belajar GARP #2 - Mengukur Growth: Dari EPS ke Predictability

Bagian pertama: https://stockbit.com/post/23490311

Saat mulai mendalami GARP, sy menyadari bahwa jantung dari pendekatan ini bukan sekadar mencari perusahaan yg tumbuh cepat, tapi yg tumbuh dgn pola yg bisa diandalkan, yg meyakinkan dapat terus bertumbuh.

Banyak emiten terlihat menjanjikan karena sempat mencetak lonjakan laba, tp tanpa konsistensi, angka-angka itu lebih mirip kembang api, indah sebentar lalu meredup dgn cepat. Karena itu sy mulai memusatkan perhatian pd konsistensi pertumbuhan EPS.

EPS adalah laba per saham, sebuah angka yg mem $BUMI karena langsung menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi tiap lembar saham. Kalau EPS naik secara stabil, itu tanda mesin bisnis bekerja rapi. Tp kalau naik-turun seperti grafik detak jantung, sy perlu melihat apakah bisnisnya memang siklikal atau ada masalah struktural.

Di sinilah pentingnya menghitung Compound Annual Growth Rate (CAGR) EPS, atau laju pertumbuhan tahunan rata-rata, utk melihat gambaran besar pertumbuhannya dlm beberapa tahun. Berikut ini rumusnya:

----------------------------------------------
CAGR EPS = (EPS akhir / EPS awal)^(1/n) − 1

Di mana:
EPS awal = EPS tahun pertama
EPS akhir = EPS tahun terakhir
n = jumlah tahun dlm periode perhitungan
----------------------------------------------

Langkah untuk menghitungnya sederhana, sy akan pakai $SKLT sebagai contoh:

(1) Pertama, tentukan EPS awal dan EPS akhir dlm periode yg ingin dianalisis; utk SKLT kita pakai EPS 2016 = 2,99 dan EPS TTM 2025 = 19,22.

(2) Kedua, hitung rasio kenaikan: EPS akhir / EPS awal = 19,22 ÷ 2,99 = 6,4281 (dibulatkan 4 desimal).

(3) Ketiga, tentukan jumlah periode (n) yaitu selisih tahun: 2025 - 2016 = 9 tahun.

(4) Keempat, ambil akar ke-n (atau pangkat 1/n) dari rasio itu: (6,4281)^(1/9) = 1,229665. Terakhir kurangi 1 dan ubah ke persen: CAGR = 1,229665 - 1 = 0,229665 → 22,97% per tahun.

Dengan demikian, selama 2016-2025 EPS SKLT tumbuh rata-rata ~22,97% per tahun. CAGR EPS ini adalah angka yg bisa dipakai utk langkah selanjutnya, yaitu menghitung PE wajar dan fair price.

Tetapi perlu teman-teman perhatikan bahwa CAGR saja sering kali bisa menipu karena hanya menjawab “seberapa cepat”, bukan “seberapa bisa dipercaya”. Untuk menilai konsistensi growth, saya memakai ukuran predictability (R²) yg mengukur seberapa baik tren pertumbuhan menjelaskan variasi EPS tahunan.

Semakin R² mendekati 1, semakin pola EPS dapat diproyeksikan dgn percaya diri atau dgn lebih yakin. Begitupun sebaliknya, semakin rendah R², semakin besar unsur kebetulan atau fluktuasi dalam pertumbuhan.

Berikut langkah praktis utk menghitung R² (predictability) secara langsung di Excel/Google Sheets:

------------------------------------------------------
(1) Susun data: kolom A = nomor periode (1,2,3,… n) atau tahun; kolom B = EPS tiap tahun.

(2) Gunakan formula LOGEST utk regresi eksponensial dan ambil elemen ke-3 (R²):

=INDEX(LOGEST(B2:B11, A2:A11, TRUE), 3)
------------------------------------------------------

Formula ini menganggap model EPS ≈ a·b^x, sehingga R² yg dikembalikan mengukur kecocokan model eksponensial. Tentunya ini cocok utk data EPS yg bersifat compounding.

#Alternatif lebih sederhana (cek silang) kita bisa pakai fungsi RSQ utk regresi linear:

=RSQ(B2:B11, A2:A11)

Hasil RSQ jg masih memberi R², tp kalau utk data EPS eksponensial, umumnya LOGEST lebih representatif.

Oya, sy tidak menghitung R² manual dgn kalkulator karena langkahnya cukup rumit bagi nyubi seperti sy, sehingga tidak sy sarankan jg. 😅

Berikutnya, setelah mendapatkan angka predictability, interpretasi praktis yg sy pakai di GARP adalah:

----------------------------------------------
R² ≥ 0,90 = high predictability (growth dapat dipercaya)

0,70 ≤ R² < 0,90 = moderat

R² < 0,70 = low (hati-hati; perlu investigasi penyebab fluktuasi)
----------------------------------------------

Cara ini membuat sy bisa membedakan dua jenis pertumbuhan, yaitu pertumbuhan yg berkelanjutan vs pertumbuhan yg penuh kebetulan. Emiten yg EPS-nya naik perlahan tapi stabil lebih berharga dlm jangka panjang dibanding emiten yg EPS-nya melompat-lompat tanpa pola.

Dengan kata lain, predictability membantu sy memilah mana perusahaan yg punya mesin laba yg sehat dan mana yg hanya beruntung di satu-dua periode saja. Predictability jg membuat pendekatan GARP jd lebih manusiawi utk investor pemula. Tanpa alat ini, banyak yg terjebak pd angka pertumbuhan besar tanpa sadar bahwa angka itu tidak akan terulang.

Sekarang bagaimana dengan contoh kita sebelumnya, yaitu SKLT?

Angka predictability SKLT dengan pendekatan LOGEST di Excel ternyata sangat tinggi, yaitu 94,84%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat kita artikan bahwa fluktuasi EPS SKLT selama hampir satu dekade, dari 2,99 sampai 19,22 adalah 94,8%, bisa dijelaskan oleh tren pertumbuhan jangka panjang, bukan oleh faktor acak tahunan.

Dlm bahasa sederhana, pertumbuhan SKLT bukan lonjakan sesaat, tapi pola yg relatif mulus dan konsisten, meskipun ada satu-dua tahun yg agak goyah. Dalam konteks GARP, predictability setinggi ini memberi sinyal kuat bahwa CAGR 22,97% yg kita hitung sebelumnya punya fondasi data yg solid. Ini membantu kita menilai apakah growth tersebut layak diterjemahkan menjadi PE wajar dan fair price.

Semakin tinggi prediktabilitasnya, semakin kecil risiko “tertipu” oleh CAGR yg cuma tampak manis dr jauh. SKLT, dgn R² sekitar 94–95%, berada di zona perusahaan yg pertumbuhannya rapi, terukur, dan mudah diproyeksikan. Cocok utk pendekatan valuasi berbasis growth yg rasional seperti GARP, terutama ketika kita ingin menghubungkan tren EPS → PE wajar → Fair price → MOS → Max buy dgn tingkat keyakinan yg tinggi.

Dengan predictability, kita belajar bahwa bisnis yg “membosankan tapi stabil” seringkali malah lebih menguntungkan dlm jangka panjang dibanding bisnis yg terlihat “seksi” tp penuh kejutan. Stabilitas itulah yg memungkinkan kita menarik garis lurus ke masa depan tanpa banyak spekulasi.

Nah, jika di bagian pertama kita bicara soal filosofi berada di tengah-tengah antara value dan growth, maka bagian ini adalah fondasi mekanisnya. Menilai pertumbuhan bukan soal mencari angka EPS tertinggi, tp memahami pola yg mendasarinya.

Begitu kita bisa mengukur bukan hanya seberapa cepat EPS tumbuh, tetapi jg seberapa layak kita mempercayai pertumbuhan itu, maka pendekatan GARP menjadi alat yg jauh lebih presisi. Dari sini barulah kita bisa menghitung harga wajar dgn lebih tenang di tahap berikutnya.

Random Tag: $BBRI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy