Belajar GARP #1 - Filosofi Dasar: Menemukan Titik Tengah antara Value dan Growth
Saya merasa investor nyubi seperti sy ini sering terjebak antara dua kutub ekstrem, yaitu ingin cari saham murah seperti value investor, tapi jg kadang ingin punya saham yg terus bertumbuh seperti growth investor. Padahal, dua pendekatan itu tidak selalu harus berlawanan.
Dari sinilah muncul konsep GARP (Growth at a Reasonable Price) yg berusaha menyeimbangkan keduanya. GARP bukan tentang membeli saham termurah, tapi tentang membayar harga yg wajar utk pertumbuhan yg real.
Saya dulu jg berpikir kalau “murah” otomatis berarti “bagus”. Tapi seiring waktu, sy belajar bahwa banyak saham murah justru layak murah, karena bisnisnya memang tidak tumbuh atau bahkan menurun. Di sisi lain, ada saham bertumbuh cepat yg terlihat mahal, tp sebenarnya masih masuk akal kalau pertumbuhannya berkelanjutan.
Jadi kuncinya bukan sekadar harga rendah atau tinggi, tapi seberapa reasonable harga itu dibandingkan prospek pertumbuhannya.
Peter Lynch, tokoh legendaris dr Fidelity Magellan Fund, pernah mengatakan bahwa saham bagus bukan yg punya PER kecil, tapi yg punya growth cukup cepat sehingga PER-nya tampak murah terhadap pertumbuhannya. Dari situlah lahir rumus sederhana
PEG ratio = PER ÷ Growth.
Jika PEG mendekati 1, maka harga saham itu dianggap wajar terhadap laju pertumbuhannya. Prinsip sederhana ini kelihatannya remeh, tapi di tangan investor yg sabar dan rasional, ini bisa jd panduan kuat utk memilih growth stock tanpa terjebak euforia.
Namun, seiring makin banyaknya data dan akses informasi, sy menyadari bahwa growth tidak cukup diukur dari angka CAGR semata. Ada perusahaan yg tumbuh cepat tp sangat fluktuatif, sehingga sulit diprediksi. Ada juga yg tumbuh lebih lambat tp stabil dan efisien.
Dari sinilah sy mulai menambahkan unsur konsistensi dan rasionalitas ke dalam pendekatan GARP. Karena pd akhirnya, saham terbaik bukan hanya yg tumbuh cepat, tapi yg sy yakin akan terus tumbuh dan masih masuk akal secara valuasi.
Bagi nyubi seperti sy, memahami filosofi GARP berarti belajar melihat saham seperti bisnis, bukan seperti tiket lotre. Kita tidak mengejar harga yg bakal naik besok, tp mencari perusahaan yg secara fundamental punya arah pertumbuhan jelas dan bisa terus menghasilkan laba.
Harga hanyalah cerminan dr ekspektasi pasar, sedangkan tugas kita adalah menilai apakah ekspektasi itu sudah terlalu tinggi atau masih masuk akal.
Jadi, GARP versi sy bukan hanya tentang rumus PEG atau sekadar PER wajar. Ini lebih ke cara berpikir, menimbang antara potensi pertumbuhan dan harga yg dibayar.
Tujuannya sederhana, yaitu agar kita jangan terlalu pelit hingga kehilangan peluang, tapi jg jangan terlalu bernafsu hingga lupa risiko. Di tengah dua kutub ekstrem itulah, ada titik tengah. Tempat investor yg rasional bisa tumbuh bersama bisnis yg ia pahami.
Random Tag:
$SUNI
$HUMI
$ICBP
1/2

