imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah Ada Aturan yang Mewajibkan Anggota Bursa atau Sekuritas Lapor ke BEI Tentang Besarnya Margin?

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Pertanyaan tersebut diajukan di postingan sebelumnya tentang saya juga kaget kenapa kamu kaget sama saya yang kaget sama BEI yg kaget sama margin sekuritas di sini https://stockbit.com/post/19112944

Kalau ngomongin soal margin di pasar modal, kita tuh sebenarnya udah punya aturan lengkap dari dua lembaga besar, OJK sebagai regulator, dan BEI sebagai operator bursa. Tapi anehnya, baru-baru ini malah muncul kejadian yang bikin kita semua geleng-geleng kepala, ada sekuritas ritel kasih limit margin sampai 20 bahkan 25 kali dari modal nasabah. Dan yang lebih bikin heran lagi, pihak BEI sendiri kedengerannya baru tahu soal ini, sampai ngomong, Masa? Sampai segitu? Padahal harusnya, kalau semua aturan dijalankan dengan benar dan pengawasan jalan, kejadian kayak gini nggak mungkin bikin kaget. Harusnya udah ketahuan dari awal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang kita bahas dulu aturan dasarnya. Dari sisi OJK, sejak awal 2024 sudah keluar POJK Nomor 6 Tahun 2024 tentang Pembiayaan Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling Oleh Perusahaan Efek. Panjang sih judulnya, tapi isinya cukup gamblang. Intinya, semua aktivitas pembiayaan transaksi, termasuk margin, harus dicatat secara rapi, dilaporkan secara berkala, dan diawasi ketat. Misalnya, perusahaan efek wajib mencatat saldo debit margin nasabah ke dalam sistem yang disebut Rekening Efek Pembiayaan Transaksi Margin. Jadi kalau ada nasabah yang pakai fasilitas margin, itu harus kelihatan di sistem back office mereka. Dan nggak cukup sampai di situ, OJK juga minta ada sistem manajemen risiko yang jelas dan bisa diaudit. Jadi secara teori, semua pinjaman yang terlalu agresif seharusnya langsung ketahuan dan bisa dicegah.

Lalu dari sisi BEI, mereka juga udah menyesuaikan diri lewat aturan main baru, yaitu Peraturan Nomor III-I dan II-H. Isinya nyambung banget sama POJK tadi. BEI mewajibkan sekuritas yang mau kasih fasilitas margin buat minta izin dulu, punya modal kerja bersih disesuaikan, dan punya sistem yang bisa nyatet semua transaksi margin dan short selling. Bahkan, BEI juga punya kewajiban buat melaporkan dan mengumumkan daftar saham yang bisa diperdagangkan pakai margin setiap bulan ke OJK dan ke publik. Jadi memang semuanya udah dikunci dari segala sisi, secara aturan. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Tapi sekarang kita masuk ke bagian yang agak seram. Walaupun aturan udah ada, kenyataannya BEI ternyata bisa kaget waktu tahu ada sekuritas kasih limit margin sampai 25 kali. Artinya apa? Artinya sistem pelaporan itu belum cukup granular. Dalam POJK dan peraturan BEI, nggak ada satu pun pasal yang secara eksplisit nyuruh sekuritas buat lapor ke BEI secara harian atau real-time tentang berapa besar limit margin yang dikasih ke tiap nasabah. Yang wajib hanya pencatatan internal dan pelaporan berkala, dan itu pun dalam format agregat, bukan rinci per nasabah. Jadi kalau ada sekuritas yang ngasih limit kelewat tinggi tapi tetap kelihatan patuh secara administratif, ya BEI dan OJK bisa aja nggak tahu apa-apa, kecuali ada audit dadakan, whistleblower, atau pemberitaan media.

Dan ini yang bahaya. Karena di pasar modal, margin itu pedang bermata dua. Di satu sisi, dia bisa bantu investor nambah daya beli dan tingkatkan likuiditas pasar. Tapi di sisi lain, kalau nggak diawasi, margin bisa jadi bom waktu. Bayangin aja kalau 1.000 nasabah pakai margin 20 kali lipat di saham yang sama, lalu saham itu longsor, efek domino-nya ke pasar bisa brutal. Dan ini bukan teori doang, karena di masa lalu kita udah pernah lihat efek leverage yang meledak, kayak di 2020 saat COVID datang dan pasar ambruk. Banyak investor ritel kejebak margin call dan sekuritas kewalahan. Harusnya itu jadi pelajaran. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang balik ke soal siapa yang ngawasin. Idealnya, sistem pengawasan di BEI itu bisa tarik data real-time dari semua sekuritas, berapa limit margin yang dikasih, berapa yang dipakai, dan di saham apa saja. Tapi realitanya, sistem pelaporan kita masih berbasis agregat dan periodik. Jadi jangan heran kalau ternyata manajemen risiko margin di sekuritas kecil atau ritel bisa sangat agresif, apalagi kalau target bisnis mereka adalah volume transaksi, bukan kualitas nasabah. Dan kalau nasabahnya ritel semua yang nggak ngerti risiko margin, makin berbahaya.

Di negara-negara lain yang lebih maju, kayak AS atau Jepang, sistem pelaporan margin itu udah sangat ketat. Regulator bisa lihat posisi margin nasabah harian, bisa langsung intervensi kalau ada anomali. Tapi di Indonesia, kita masih di level awal, aturan udah ada, tapi sistem pengawasan dan transparansinya belum maksimal. Bahkan, informasi seberapa besar total outstanding margin di market Indonesia pun bukan sesuatu yang diumumkan secara rutin ke publik. Padahal data kayak gitu sangat krusial buat tahu seberapa tinggi leverage yang lagi ngumpul di pasar. Kalau mendekati titik bahaya, regulator bisa pasang rem darurat.

Kita punya aturan, tapi pengawasannya nggak realtime dan kurang transparan. Sekuritas punya ruang untuk kasih limit tinggi tanpa pengawasan langsung. BEI bisa kaget waktu tahu kenyataan di lapangan. Dan publik, apalagi investor ritel, nggak pernah dikasih tahu seberapa besar leverage di balik transaksi harian IHSG. Ini bukan cuma soal teknis pelaporan, tapi soal filosofi pengawasan pasar. Kita butuh sistem yang bukan cuma bisa mencatat, tapi juga bisa menjaga supaya pasar tetap sehat dan nggak dibakar dari dalam oleh leverage liar. Kalau nggak, tinggal tunggu waktu sampai bom margin ini meledak lagi, dan yang paling duluan kena, ya pasti investor ritel. Seperti biasa. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$CDIA $BREN $PACK

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy