$SMSM menurut Gordon Growth Model apakah murah atau mahal?
Menilai nilai intrinsik suatu saham adalah langkah krusial utk membuat keputusan investasi yg tepat. Ada banyak metode valuasi yg bisa kita gunakan sesuai dgn tujuan investasi kita. Apabila kita berorientasi pd dividen dlm berinvestasi pd sebuah perusahaan, maka salah satu model yg mungkin cocok adalah Gordon Growth Model (GGM), yg dikenal jg sebagai Dividend Discount Model (DDM) pd asumsi pertumbuhan dividen yg konstan.
GGM adalah metode valuasi saham yg menghitung nilai intrinsik berdasarkan proyeksi dividen masa depan yg tumbuh secara konstan. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan akan terus membayar dan meningkatkan dividen pd tingkat pertumbuhan tetap selamanya.
Dalam penerapannya, model ini memerlukan asumsi dasar yg harus terpenuhi agar hasil valuasinya bs dianggap relevan dan dpt diandalkan. Pertama-tama, model ini mengasumsikan bahwa dividen yg dibayarkan perusahaan akan tumbuh pd laju yg konstan dari tahun ke tahun—sebuah gambaran ideal yg memang paling cocok diterapkan pd perusahaan yg telah mapan dan stabil.
Kemudian, ada jg syarat bahwa tingkat pengembalian yg diharapkan investor (return) harus lebih besar dari tingkat pertumbuhan dividen. Jika tidak, perhitungan model bisa menghasilkan nilai negatif atau bahkan tak terhingga, ini tentu tidak masuk akal. Selain itu, model ini hanya dapat digunakan pd perusahaan yang benar-benar membayar dividen secara rutin. Jika tidak ada aliran dividen, maka tidak ada dasar untuk menilai nilai intrinsik saham menggunakan GGM. Terakhir, asumsi penting lainnya adalah bahwa perusahaan berada dalam kondisi bisnis yg stabil—tanpa perubahan drastis dlm struktur operasional atau arah strategisnya.
Meski tampak kaku, GGM memiliki sejumlah kelebihan yg membuatnya tetap relevan sampai skrg. Kesederhanaannya menjadikannya mudah dipahami, bahkan oleh investor pemula seperti saya. Model ini jg sangat berguna utk menilai perusahaan dgn rekam jejak dividen yg konsisten, karena fokus utamanya memang pd aliran dividen. Selain itu juga mengesampingkan fluktuasi pasar jangka pendek, sehingga investor bs lebih fokus pd nilai fundamental perusahaan.
Namun tentu sj, seperti semua alat analisis, GGM jg punya keterbatasan. Asumsi bahwa dividen akan tumbuh konstan sepanjang masa jelas tdk selalu mencerminkan kenyataan, terutama bagi perusahaan yg sedang dlm masa ekspansi atau restrukturisasi. Model ini jg tidak berguna bagi perusahaan yg tidak membayar dividen—misalnya duo $ADES & $AISA 🙊
Dan yg tdk kalah penting, GGM ini sangat sensitif terhadap perubahan kecil dlm input datanya seperti tingkat pengembalian ataupun laju pertumbuhan dividennya. Selisih sekecil apa pun bisa menghasilkan nilai akhir yg sangat berbeda, yg dapat mengarahkan investor pd keputusan yg keliru kalau tidak berhati-hati.
Oleh karena model ini sangat cocok utk perusahaan yg memiliki sejarah pembayaran dividen yg stabil dan pertumbuhan yg dapat diprediksi, seperti perusahaan manufaktur atau perusahaan yg sudah mapan, kali ini sy akan mencobanya pada PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Kalau terkait analisis kualitatif pada SMSM, teman-teman bisa membacanya pada postingan berikut: https://stockbit.com/post/18557602
🧮 Rumus dasar dari Gordon Growth Model adalah:
-----------------------------------------
P = D x ( 1 + g ) / ( r — g )
-----------------------------------------
Di mana:
P = Fair Price (harga wajar)
D = Dividen terakhir
r = Tingkat pengembalian yang diharapkan (required rate of return)
g = Tingkat pertumbuhan dividen yg konstan
Per komponennya sy terangkan sbb:
🔸D = Dividen terakhir
Berdasarkan periode kinerja tahun 2024, dari total eps Rp177,85, SMSM membagikan 75,91%-nya sebagai dividen, alias DPS Rp135. Dividen tsb dibagikan dalam 4 tahap, jd jika kita memiliki sahamnya, dalam satu tahun kita akan diberi dividen sebanyak empat kali dengan total Rp135 per lembar sahamnya.
🔸r = rate of return
Khusus untuk sudut pandang sbg investor yg hanya mengandalkan dividen, sy rasa cukup baik bila mengharapkan perusahaan yg dibeli mampu memberikan return double dr suku bunga yg 5%, berarti sy ingin return 10%. Cukup tinggi, krn rata-rata perusahaan di Indonesia hanya memberikan return dividen 5%. Tapi kalau hanya mengharapkan 5%, ya lebih baik membeli RDPU atau deposito sj sekalian, lebih aman pula.
🔸g = growth dividen
Mari kita lihat datanya:
Tahun DPS Growth
--------------------------------------
2016 46,25
2017 52 12,4%
2018 58 11,5%
2019 59 1,7%
2020 60 1,7%
2021 70 16,7%
2022 90 28,6%
2023 120 33,3%
2024 135 12,5%
---------------------------------------
Rata-rata 14,8%
Berdasarkan data tsb, kita dapat melihat bahwa dividen yg dibagikan SMSM selalu bertumbuh, belum pernah sekalipun turun sejak 2016. Pada masa sulit ketika pandemi Covid pun tetap bertumbuh meskipun hanya 1,7%, ini mencirikan loyalitas manajemen pd shareholdernya.
Dari data jg kita dapatkan rata-rata pertumbuhan dividen SMSM adalah 14,8%. Sebuah angka pertumbuhan yg cukup menggiurkan. Tapi kurang konservatif kalau langsung digunakan. Agar lebih aman, sy pakai sepertiganya sj, berarti g = 4,93%.
📝 Data Terkumpul
D = 135
r = 10%
g = 4,93%
Setelah semua data sudah kita siapkan, sekarang mari kita hitung:
🔎 Fair Price
= D x ( 1 + g ) / ( r - g )
= 135 x ( 1 + 4,93% ) / ( 10% - 4,93% )
= 135 x 1,0493 / 0,0507
= 2794
🔸Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan GGM, diperoleh harga wajar SMSM adalah Rp2794. Dibanding harga saat ini berarti SMSM bisa dikatakan sedang murah. Selanjutnya, kalau sy menginginkan margin of safety (MOS) 30%, maka maksimal harga pembelian sy adalah Rp1956. Kalau MOS 40% harga maksimalnya adalah Rp1676. Terakhir, kalau mau MOS 50%, Rp1397 adalah harga maksimalnya.
Saya pilih yg mana? Entahlah 😹
Yg penting, dari perhitungan Gordon Growth Model ini, sy jd bisa menilai harga wajar saham berdasarkan proyeksi dividen masa depan dgn pertumbuhan yg stabil. Meskipun memiliki keterbatasan, terutama dlm asumsi pertumbuhan dividen yg konstan, model ini tetap menjadi bagian penting dlm analisis fundamental, terutama untuk perusahaan yg memiliki sejarah pembayaran dividen yg konsisten.
Postingan ini bukan mengajak membeli atau menjual suatu saham, tapi setidaknya dgn mencoba memahami dan menerapkan GGM secara tepat, semoga kita dapat membuat keputusan investasi yg lebih baik.
DYOR
Note: Kalau ada kesalahan penulisan atau perhitungan mohon koreksinya. thx