Cerita Fiktif. Sabtu, 17 Mei 2025
Kata kunci: Saham Gorengan, Kerugian, Belajar Investasi

Episode 2

"Salah Jalan: Belajar dari Saham Gorengan"

Tak semua perjalanan mulus sejak awal. Begitu pula kisah Pak Bambang setelah mengenal dunia saham.

Setelah membuka rekening di sekuritas dekat alun-alun, Pak Bambang langsung semangat. Ia pikir, selama bisa beli saham, tinggal tunggu kaya. Maka mulailah ia bertanya ke siapa saja: tetangga, pelanggan warung, bahkan sopir taksi online. Dan dari salah satu obrolan, ia mendapat "kode emas", saham yang katanya akan naik ratusan persen.

Tanpa pikir panjang, ia beli semua dari uang hasil warung minggu itu ke saham itu. Harganya naik cepat. Dua hari, sudah untung 15%. Tiga hari, 25%. Tapi hari keempat… jeblok. Dalam semalam, harga sahamnya ambruk lebih dari separuh.

"Katanya naik terus, kok malah tenggelam?" keluhnya, sambil menatap layar HP bututnya.

Hari itu, Pak Bambang kehilangan uang hasil jualan kopi sebulan.

Ia murung. Hampir sebulan ia tak buka aplikasi saham. Tapi ada satu pelanggan lama, Pak Gito, mantan guru SMA, yang memperhatikannya.

“Bambang, kamu ikut-ikutan orang atau ikut belajar?” tanyanya sambil menyeruput kopi.

Dari situlah titik balik dimulai. Pak Bambang mulai membaca buku. Ia mencatat istilah-istilah yang sulit, mengikuti seminar daring gratis, dan mulai memahami bahwa saham bukan tempat cari kaya cepat. Ia belajar tentang analisa fundamental, nilai intrinsik, dan manajemen risiko.

Kerugian itu menyakitkan, tapi darinya lahir prinsip baru:

“Kalau saham itu makanan, saham gorengan memang enak… tapi cepat bikin sakit kalau kebanyakan.”


Hari itu, Pak Bambang menempel tulisan kecil di warungnya:

"Jangan beli karena katanya. Beli karena paham kenapanya."

Bersambung.

Cerita sebelumnya:

Prolog:
Warung Kopi & Saham ☕️📊
https://stockbit.com/post/18319582

Episode 1:
Dari Sopir Angkot ke Investor Saham
https://stockbit.com/post/18400612

$BUMI $PANI $CUAN

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy