Cerita Fiktif. Sabtu, 3 Mei 2025
Kata kunci: Awal Investasi, Kehidupan Sehari-hari, Inspirasi Finansial

Episode 1:

"Dari Sopir Angkot ke Investor Saham"

Sebelum dikenal sebagai pemilik warung kopi yang melek saham, Pak Bambang adalah sopir angkot trayek Malioboro–Terminal Giwangan. Setiap hari, ia memutar setir dari pagi sampai malam, berharap dapat cukup penumpang untuk menutup biaya sewa mobil dan kebutuhan rumah tangga.

Namun zaman berubah. Ojek online masuk ke Yogyakarta, trayek angkot mulai sepi. Penghasilan tak menentu, dan akhirnya Pak Bambang memutuskan berhenti, lebih karena terpaksa daripada pilihan.

Ia pulang ke rumah membawa uang pesangon seadanya. Istrinya mengusulkan membuka warung kecil di depan rumah, menjual kopi, gorengan, dan nasi kucing. “Daripada nganggur, Mas,” kata istrinya lembut. Ia setuju.

Warung itu kecil, cuma beratap seng dan meja kayu bekas. Tapi dari sinilah kisah luar biasa dimulai. Sore-sore, ketika pelanggan belum datang, Pak Bambang punya kebiasaan baru: membaca koran bekas. Ia beli dari loper langganan, seribu perak satu eksemplar.

Di salah satu edisi koran itu, ia membaca tentang “IHSG naik 2% ditopang saham perbankan.” Awalnya ia bingung—apa itu IHSG? Apa itu saham? Tapi rasa ingin tahunya muncul. Ia mulai menggunting artikel-artikel bisnis yang ia pahami separuh, lalu ia tempel di dinding belakang warung.

Sampai suatu hari, ia memberanikan diri bertanya pada mahasiswa yang sering ngopi di warungnya. “Mas, saham itu maksudnya kayak gimana?” Percakapan itu berlanjut jadi obrolan rutin. Anak-anak muda itu, tanpa sadar, menjadi mentor pertama Pak Bambang.

Tak lama, ia membuka rekening saham di sebuah sekuritas di pusat kota. Modal awalnya hanya lima ratus ribu. Tapi yang penting, kata Pak Bambang, “Aku pengin ngerti dulu, bukan pengin kaya dulu.”

Ia tak buru-buru beli saham. Ia belajar dulu, baca dulu. Kadang ikut seminar gratis di kampus dekat rumah, kadang numpang WiFi di warnet buat nonton video edukasi saham.

Hidupnya memang berubah sejak berhenti nyetir angkot. Tapi ia tak menyalahkan keadaan. Justru dari keterbatasan itulah ia menemukan arah baru.

“Kalau dulu aku mengantar orang ke tujuan,” kata Pak Bambang suatu hari, “sekarang aku sedang nyetir hidupku sendiri menuju masa depan.”

Cerita sebelumnya:

Warung Kopi & Saham ☕️📊
https://stockbit.com/post/18319582


---
$BRIS $BBCA $BBRI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy