Investor?
https://stockbit.com/post/18256383
Setelah terjebak dalam kebiasaan menahan kerugian karena takut cut loss, banyak trader yang tanpa sadar mengubah dirinya menjadi "investor dadakan". Mereka beralasan bahwa saham yang sedang turun akan disimpan untuk jangka panjang, tanpa benar-benar memahami prinsip dasar investasi. Padahal, investasi sejati membutuhkan pemahaman yang kuat terhadap analisa fundamental, bukan hanya sekadar bertahan karena enggan merealisasikan kerugian di atas kertas. Ketakutan akan kehilangan uang justru membuat keputusan yang seharusnya rasional menjadi emosional.
Banyak yang terbuai oleh pembagian dividen, lalu merasa tenang seolah perusahaan masih baik-baik saja. Padahal, dividen bisa saja tetap dibagikan meskipun kinerja keuangan perusahaan terus menurun dari tahun ke tahun. Ini sering menjadi jebakan, karena investor lupa untuk melihat lebih dalam: apakah laba bersih dan pendapatan perusahaan masih sehat? Apakah manajemen memiliki strategi pertumbuhan yang jelas? Jika laba dan pendapatan terus menurun, maka prospek perusahaan ikut meredup, tak peduli seberapa rutin dividen dibagikan.
Kesalahan fatal lainnya adalah tidak memiliki rencana switching seperti yang dilakukan oleh fund manager profesional. Ketika laporan keuangan perusahaan menunjukkan penurunan terus-menerus, fund manager biasanya segera mengambil tindakan: keluar dari saham tersebut dan beralih ke perusahaan lain yang memiliki pertumbuhan kinerja yang konsisten. Sementara itu, investor ritel sering kali bertahan dengan alasan "sudah terlanjur", atau "nanti juga naik lagi", tanpa evaluasi objektif. Ini bukan strategi investasi, melainkan bentuk penolakan terhadap kenyataan.
Berinvestasi tanpa analisa fundamental yang baik sama saja seperti menutup mata di tengah badai. Pasar saham tidak memberi imbal hasil berdasarkan harapan, melainkan berdasarkan kinerja nyata perusahaan. Jika tidak mampu membaca dan memahami laporan keuangan, maka sangat mudah terjebak dalam saham-saham yang secara perlahan menurunkan nilai portofolio. Keputusan berinvestasi harus selalu berdasarkan data dan analisa, bukan sekadar perasaan takut rugi atau nyaman karena terbiasa menunggu.
$ITMG $FORE $NINE