Lanjutan dari postingan https://stockbit.com/post/18256926

Cara Mencari Emiten
1. Cari Daftar Awal: Kita mulai dari indeks saham seperti LQ45 atau IDX30, karena saham-saham di situ biasanya dari perusahaan besar yang stabil. Kita juga bisa cari rekomendasi dari komunitas trader, seperti di @Stockbit, atau dari laporan analis.

2. Analisis Fundamental: Kita buka laporan keuangan terbaru di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) atau platform seperti RTI Business. Kita cek laba bersih, DER, dan arus kas.

3. Cek Dividen: Kita lihat riwayat dividen di situs BEI atau aplikasi saham, pastikan dividen yield-nya cukup tinggi.

4. Cek Sektor dan Volatilitas: Kita lihat sektornya apa, terus cek beta-nya di aplikasi saham atau situs seperti Yahoo Finance.

5. Hitung MoS: Kita bandingkan harga saham sekarang sama nilai wajarnya. Nilai wajar bisa kita hitung sederhana, misalnya pakai PE ratio rata-rata sektor dikali laba per saham (EPS). Kalau susah, kita pakai target harga dari analis.

Langkah 3: Hitung Bobot Persentase untuk Alokasi Dana
Setelah pilih emiten, kita harus bagi dana kita ke saham-saham itu. Misalnya, kita punya Rp200 juta dan mau bagi ke 10 saham. Tapi, pembagiannya nggak sembarangan, kita atur bobot persentasenya biar portofolio seimbang dan stabil. Caranya gini:

Aturan Pembobotan
1. Sektor yang Stabil Dapat Bobot Lebih Besar: Kita kasih bobot lebih besar ke sektor yang stabil, seperti perbankan atau konsumer, karena sektor ini biasanya nggak terlalu goyang kalau pasar turun.

2. Dividen Tinggi Dapat Prioritas: Saham yang dividennya tinggi kita kasih bobot lebih, biar ada pemasukan rutin.

3. MoS Besar Dapat Bobot Tambahan: Saham yang MoS-nya besar (potensi kenaikan tinggi) kita kasih bobot lebih, tapi nggak terlalu banyak kalau volatilitasnya tinggi.

4. Volatilitas Tinggi Bobotnya Kecil: Saham yang volatil (beta tinggi) kita kasih bobot kecil, biar portofolio nggak terlalu goyang.

Contoh Pembobotan
Misalnya, kita pilih 10 saham dari sektor yang berbeda. Kita kasih bobot seperti ini:
• Sektor perbankan (stabil, dividen tinggi): 35% (bagi ke 3 saham).
• Sektor konsumer (stabil, pertumbuhan moderat): 15%.
• Sektor tambang (potensi besar tapi volatil): 30% (bagi ke 4 saham).
• Sektor energi terbarukan (volatil tapi MoS besar): 10%.
• Sektor kesehatan (stabil, pertumbuhan bagus): 10%.

Jadi, kalau kita punya Rp200 juta:
• Perbankan: 35% × Rp200 juta = Rp70 juta.
• Konsumer: 15% × Rp200 juta = Rp30 juta.
• Tambang: 30% × Rp200 juta = Rp60 juta.
• Energi terbarukan: 10% × Rp200 juta = Rp20 juta.
• Kesehatan: 10% × Rp200 juta = Rp20 juta.

Nanti, dana per sektor kita bagi lagi ke saham-saham di sektor itu, tergantung dividen dan MoS-nya. Misalnya, di sektor perbankan ada 3 saham, kita bagi Rp70 juta ke saham yang dividennya paling tinggi dan yang paling stabil.

Hitung Jumlah Saham
Setelah bobot ditentukan, kita hitung berapa saham yang bisa kita beli. Di pasar saham Indonesia, saham dibeli per lot (1 lot = 100 saham). Jadi, kita bagi alokasi dana dengan harga saham, terus bulatkan ke bawah biar pas per lot.

======================================
Lanjutan
Tag random $BBCA $BBRI $NCKL

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy