imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Ada Apa Dengan $ACES, Kok Nyungsep Terus?

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Saya pernah bahas ACES ganti nama jadi AZKO di postingan sebelumnya di sini https://cutt.ly/IrgfTr5F

Saya juga pernah bahas tentang ACES di sini https://stockbit.com/post/18096217

Kalau bicara soal kenapa domestik dan asing sama-sama melakukan distribusi di ACES, itu sulit. Kenapa? Karena mustahil bisa baca pikiran investor lain. Kita baca pikiran anak dan istri sendiri saja kadang susah, apalagi kalau baca pikiran orang lain. Kita hanya bisa mengaitkan dan melakukan cocoklogi berbagai variabel. Analisis saham itu kuncinya memang cocoklogi karena asimetri informasi. Investor ritel selot selot seperti kita tidak punya akses informasi sedalam yang dimiliki institusi. Kekuatan orang dalam is real di pasar saham.

Pertama, kita mulai dari fundamental. Laporan keuangan 2024 memang terlihat solid. Revenue naik +12,6% ke Rp8,58 triliun, dan laba bersih juga tumbuh +15,8% menjadi Rp892 miliar. Gross margin stabil di 48,7%, net margin naik tipis ke 10,4%. Ini perusahaan dengan efisiensi tinggi: revenue dan laba per gerai naik masing-masing 7% dan 11%, revenue per karyawan naik 5,6%, dan laba per karyawan tumbuh 9,5%. Di sisi neraca juga mengesankan—utang berbunga hampir nol (hanya Rp99 miliar), cash masih Rp1,88 triliun, dan rasio keuangan sangat konservatif. ROE 13,77%, ROA 10,89%, dan current ratio 6,8 kali lipat. Perusahaan juga tetap royal bagi dividen: Rp33,5 per saham dengan yield 6,86%. Kalau kita hanya lihat dari data ini saja, kesimpulan awal pasti: sehat, murah, layak dikoleksi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi justru di sinilah masalahnya. Pasar bukan cuma menilai masa lalu. Pasar itu mendiskon masa depan. Dan masa depan ACES saat ini—setelah berganti nama jadi AZKO—masih diselimuti tanda tanya besar. Per 31 Desember 2024, ACES memutus kontrak lisensi dengan Ace Hardware Corporation, dan resmi beroperasi dengan identitas baru: AZKO. Secara hitungan laba, ini positif. Biaya royalti yang tadinya Rp46,5 miliar setahun otomatis hilang. Tanpa jualan tambahan, margin bawah bisa nambah sekitar 5%. Secara teknis, ini langsung mempertebal bottom line.

Tapi ya tentu saja, kenyataan bisnis gak seindah teori margin. Nama ACE Hardware sudah melekat di benak konsumen Indonesia selama lebih dari 20 tahun. Tiba-tiba diganti jadi AZKO, yang bahkan belum punya asosiasi makna di masyarakat. Ini bukan sekadar ganti nama di papan toko. Ini soal brand trust, loyalitas, dan daya tarik ritel. Dan ini taruhan besar. Kalau masyarakat bingung, enggan masuk toko, atau gak yakin kalau AZKO itu sebenarnya ACE Hardware yang lama, maka bisa-bisa revenue justru turun. Dan ketika revenue drop, penghematan royalti Rp46 miliar tadi langsung tidak berarti.

Situasi jadi lebih rumit saat kita lihat cash flow. CFO 2024 turun drastis dari Rp1,31 triliun ke Rp803 miliar (–38,7%). Free cash flow juga tinggal Rp604 miliar, padahal tahun sebelumnya dua kali lipatnya. Ini bukan karena capex agresif atau buka banyak toko baru. Ini karena stok naik tajam: dari Rp2,67 triliun ke Rp3,4 triliun. DIO naik dari 249 ke 282 hari, dan CCC memburuk dari 172 ke 194 hari. Artinya barang makin lama ngendon di gudang. Padahal DSO malah membaik dari 9,5 ke 1,9 hari, jadi masalahnya bukan di pelanggan yang telat bayar, tapi di overstocking. Mungkin karena prediksi high season, mungkin karena rebranding bikin overorder. Yang jelas, uang tidak bergerak secepat yang diharapkan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lebih dari itu, kualitas laba mulai goyah. Tahun lalu, laba disokong oleh arus kas. Tahun ini, akrual positif Rp89 miliar. Artinya laba tercatat, tapi duit belum tentu masuk. Kalau tren ini terus, bisa mengindikasikan deteriorasi kualitas earning—yang secara kasat mata tidak terlihat di EPS atau ROE.

Sekarang bicara valuasi. PER 9,3x, PBV 1,29x, P/S 0,97x, EV/EBITDA cuma 3,98x. Semua metrik bilang: ini saham murah. Bahkan kalau kita pakai band historis 10 tahun, sekarang ACES sudah masuk zona -2 standar deviasi. Dalam teori statistik, ini sinyal bargain sale. Tapi… tetap saja pasar cuek. Karena murah ≠ menarik, kalau growth story-nya kosong. ACES gak punya narasi ekspansi ke luar negeri, gak ada transformasi digital nyata, kontribusi e-commerce tak jelas, dan bahkan laporan segmen usahanya masih sesederhana "Jakarta vs luar Jakarta." Ini seperti motor tua yang masih bisa jalan tapi sudah mulai ketinggalan zaman.

Dari sisi foreign flow, awal 2024 sempat terjadi net buy besar-besaran. Tapi sejak awal April, distribusi mulai terjadi. Dalam 1 minggu terakhir, asing net sell Rp26 miliar. Hari ini (16 April 2025), net buy asing hanya Rp273 juta—nyaris netral. Ini memperkuat dugaan bahwa investor besar sudah mulai mengambil posisi wait & see. Broker summary juga menguatkan: ZP, TP, GW adalah pemain lama yang jualan dari harga Rp640–725, sedangkan RX, BK, dan AK mulai ambil posisi di bawah Rp500. Ini pola klasik: smart money keluar pelan-pelan, retail masih berharap ada rebound.

Dan di luar itu semua, kondisi global juga gak mendukung. Hari ini bursa global merah semua: S&P 500 turun -2,24%, Dow -1,73%, Hang Seng -1,91%. Dolar menguat ke Rp16.812, harga komoditas naik (minyak, nikel, aluminium). Buat perusahaan yang 86% barang dagangannya impor seperti ACES, tekanan margin ini nyata. Walaupun transaksi luar negeri dibayar pakai uang muka rupiah, supplier bisa naikkan harga. Risiko inflasi biaya itu tetap ada, dan kas makin tipis, FCF makin kecil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi, bagaimana kita menyikapi ini? Kalau kamu investor konservatif yang cari dividen, anti-utang, dan tahan volatilitas, AZKO bisa tetap masuk radar—dengan catatan: kamu ngerti bahwa growth-nya lambat dan transformasinya belum terbukti. Tapi kalau kamu trader atau investor growth-oriented, ini saham yang lebih baik dipantau dulu, bukan langsung diborong. Tunggu bukti bahwa AZKO bisa jaga revenue pasca rebranding, bahwa cashflow membaik, bahwa traffic toko stabil, dan bahwa market mulai kasih respons positif. Kalau tidak, potensi "value trap" tetap terbuka.

Jadi ACES ini bukan perusahaan jelek, tapi lagi krisis kepercayaan. Bukan soal laporan keuangan yang buruk, tapi soal arah bisnis yang belum jelas. Ini seperti motor tua yang masih hidup, tapi butuh servis besar. Bisa jalan jauh lagi kalau servisnya berhasil. Tapi bisa mogok di tengah jalan kalau dibiarkan. Jadi ya, hati-hati dan jangan terlalu percaya angka di kertas tanpa baca konteks lapangannya.

Kalau kamu masih percaya sama ACES—atau sekarang AZKO—maka kamu harus benar-benar paham apa yang kamu percayai. Karena percaya di saham itu bukan cuma soal "laporan keuangannya bagus kok," tapi soal yakin bahwa masa depannya masih cerah, bahkan kalau sekarang lagi hujan badai. Dan ya, semua angka memang bilang perusahaan ini sehat: revenue Rp8,58 T naik +12,6%, laba bersih Rp892 M naik +15,8%, gross margin tebal 48,7%, kas masih Rp1,88 T, utang hampir nol, dividen rutin dibayar Rp33,5 per saham dengan yield 6,86%. Dari sisi fundamental murni, ini seperti rumah kokoh dengan tembok kuat, pintu bagus, dan atap yang nggak bocor. Tapi tetap aja, gak ada yang mau masuk kalau suasana di dalam rumahnya gelap, sepi, dan gak ada harapan renovasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Nah, kalau kamu masih percaya, maka posisi kamu mirip investor konservatif yang siap duduk tenang, tahan jangka panjang, dan nunggu "AZKO" menemukan jalannya sendiri. Kamu percaya bahwa hilangnya beban royalti Rp46,5 M setahun bakal langsung mempertebal margin, kamu percaya bahwa masyarakat tetap kenal toko AZKO meskipun namanya gak sekuat "ACE Hardware", dan kamu percaya bahwa stok Rp3,4 T yang lagi numpuk itu cuma strategi musiman, bukan tanda salah kelola. Kamu tahu bahwa free cash flow turun ke Rp604 M dan CFO merosot 38,7% itu buruk, tapi kamu percaya itu cuma masalah waktu. Kamu percaya bahwa valuasi PER 9,3x dan PBV 1,29x itu terlalu murah untuk dilewatkan, dan cepat atau lambat pasar akan sadar dan balik lagi.

Tapi kalau kamu sudah tidak percaya lagi, maka jangan paksakan diri. Karena di balik laporan bagus, kita juga bisa lihat tanda-tanda kegelisahan. Barang makin lama di gudang (DIO 282 hari), cash flow dari pelanggan sudah bagus (DSO 1,9 hari), tapi duitnya gak mengalir secepat dulu. Akrual laba positif Rp89 M, artinya laba makin banyak berasal dari pencatatan, bukan duit nyata. Branding AZKO belum menunjukkan taji—gak ada kampanye besar, gak ada omnichannel aktif, gak ada aplikasi loyalty yang booming, gak ada digital push yang bikin investor melek. Bahkan laporan segmen pun cuma dibagi “Jakarta” dan “Luar Jakarta”, padahal kompetitor udah bicara kategori produk dan perilaku pelanggan. Gimana mau nyambung ke pasar generasi baru? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kamu investor, kamu bisa tahan gejolak ini. Kamu tahu valuasi sekarang udah diskon berat, kamu bisa beli bertahap, duduk manis, dan kumpulkan dividen tahunan. Tapi kamu juga harus siap satu hal penting: kamu gak tahu kapan market mulai menghargai AZKO lagi. Bisa 6 bulan, bisa 2 tahun, bisa gak pernah kalau perusahaan gak berubah. Itu harga yang harus dibayar investor.

Tapi kalau kamu trader, ini mimpi buruk. Distribusi asing dua hari terakhir masih lanjut, volume belum ada reversal, support Rp480 lagi digoyang, dan sentimen global pun nggak bantu. Dolar tembus Rp16.800, harga komoditas naik, indeks global merah semua. Belum ada trigger buat technical rebound. Gak ada berita bagus dari manajemen. Kalau kamu nekat beli karena “murah”, kemungkinan malah nyangkut lebih dalam. Trader butuh momentum, dan AZKO belum kasih itu.

Jadi, kalau kamu masih percaya, silakan lanjut hold and buy, tapi lakukan dengan sadar dan kalkulatif. Beli bertahap, sabar, nikmati dividen, dan siap mental tahan floating. Tapi kalau kamu sudah tidak percaya, gak perlu gengsi buat move on. Pasar bukan soal benar atau salah, tapi soal siapa yang paling cepat mengakui kenyataan.

Percaya itu bagus. Tapi di pasar saham, percaya itu harus selalu disertai kalkulator dan logika. Jangan sampai karena terlalu cinta, kamu malah gak bisa keluar dari rumah yang sudah gak ingin kamu tinggali. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MDIY $ERAA

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy