imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ACES: Perusahaan yang Doyan Impor

PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk—dulu dikenal sebagai ACES—kelihatannya memang masih punya napas panjang sebagai ritel rumah tangga paling stabil di Indonesia. Tapi kalau kita bongkar semua angka dari laporan keuangan 2023 dan 2024, cerita lengkapnya jauh lebih kompleks daripada sekadar "naik laba = bagus." Ini bukan sekadar perusahaan yang cetak laba Rp892 M (naik 16,8%) dari penjualan Rp8,58 T (+12,6%). Di permukaan memang kinclong. Gross margin juga tetap manis di 48,7%, bahkan net margin naik tipis dari 10,0% ke 10,4%. Tapi di balik senyum itu, ada napas ngos-ngosan di sisi cashflow yang mulai terdengar kencang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Soal efisiensi? Lumayan. Revenue per gerai naik dari Rp32,7 M ke Rp35,0 M (+7,1%), dan laba bersih per gerai pun ikut naik dari Rp3,28 M ke Rp3,64 M. Bahkan revenue dan laba per karyawan juga tumbuh masing-masing 5,6% dan 9,5%. Jadi dari sisi produktivitas toko dan SDM, ACES memang makin efisien. Tapi ketika kita intip arus kasnya, langsung terasa ada yang kurang beres. CFO anjlok dari Rp1,31 T ke Rp803 M (–38,7%), dan FCF juga turun setengahnya ke Rp575 M. Padahal ini perusahaan tanpa utang bank, utang berbunga cuma dari sewa aset, dan kas akhir masih Rp1,88 T. Artinya, cash tetap banyak tapi makin tipis. Dan parahnya, kas itu sebagian besar habis buat bayar dividen Rp573,5 M. Jadi meskipun dividennya tetap dikasih, nafasnya mulai pendek.

Yang bikin pusing adalah kenaikan persediaan dari Rp2,67 T ke Rp3,4 T (naik 27%), sementara cash turun Rp444 M. DIO juga makin lama, dari 249 hari ke 282 hari. CCC ikut-ikutan memburuk dari 172 ke 194 hari. Singkatnya, barang makin lama di gudang, dan arus kas dari pelanggan telat masuk. Padahal DSO udah bagus banget—turun drastis dari 9,5 hari ke 1,9 hari—jadi masalahnya bukan di piutang, tapi jelas di stok. Perusahaan overstock, mungkin buat siap-siap high season, atau bisa juga salah prediksi. Dan di sinilah bahaya kecilnya: CFO lebih kecil dari laba. Artinya, laba yang naik itu bukan karena duit masuk, tapi karena pencatatan. Akrualnya positif Rp89 M, beda sama tahun lalu yang minus Rp546 M alias cash heavy. Ini tanda pertama kualitas laba mulai menurun.

Ngomong-ngomong soal risiko, lebih dari 86% pembelian ACES berasal dari pemasok luar negeri, tapi anehnya, risiko kurs mereka kecil banget. Kok bisa? Karena semua transaksi luar negeri dibayar pakai uang muka Rupiah. Jadi kalau rupiah melemah, supplier mungkin naikkan harga, tapi ACES nggak langsung kena kurs. Utang valas juga nyaris nol—cuma Rp3,7 M—dan nggak ada derivatif keuangan aneh-aneh. Ini strategi cerdas, tapi ya tetap saja, ketergantungan ke barang impor itu nggak bisa ditutupin. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Nah, kita masuk ke bagian yang jarang dibahas tapi penting: strategi bisnis. Di sinilah ACES mulai kelihatan… kuno. Nggak ada inisiatif omnichannel yang menonjol, kontribusi e-commerce juga kayaknya nol besar. Nggak ada aplikasi loyalty, nggak ada roadmap digital, nggak ada ESG report, dan semua toko masih berbasis fisik. Bahkan laporan segmen usahanya cuma pecah antara Jakarta dan luar Jakarta—nggak ada info furnitur berapa, peralatan dapur berapa, dekorasi berapa. Dan ironisnya, mereka ganti nama jadi "Aspirasi Hidup Indonesia," tapi tanpa narasi strategis baru yang kuat. Branding doang berubah, isi tetap sama.

Di sisi valuasi, PER 9,6x dan PBV 1,3x memang terlihat murah. Tapi ya… sahamnya nggak naik juga. Investor nggak ngasih premium karena mereka tahu: ACES ini bukan growth story. Ini bukan saham yang bakal bawa kejutan, teknologi baru, atau ekspansi ke Vietnam. Tapi ini saham yang bayar dividen rutin, utangnya minim, margin-nya manis, dan cocok buat investor konservatif yang mau tidur tenang.

Jadi, ACES ini bagus atau jelek? Bagus buat yang nyari kestabilan, jelek buat yang nyari pertumbuhan. Buat yang suka dividen dan anti-utang, ACES ini masih solid. Tapi buat yang pengen bisnis agresif, cepat adaptif, dan punya visi digital jangka panjang, ACES akan terasa membosankan dan lambat. Jadi, bukan perusahaan yang mau mati, tapi juga bukan yang bakal jadi unicorn ritel masa depan. Bisa dibilang: ACES itu motor tua yang tetap jalan, tapi udah waktunya servis besar biar nggak mogok di tengah jalan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy