imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INKP Laba Naik Tapi Cashflow Anjlok

Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/18087745

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) tahun 2024 adalah contoh klasik perusahaan yang tampil ganteng di foto tapi ternyata berantakan di balik layar. Mereka berhasil mencetak laba bersih USD 424 juta—naik tipis 3,1% dibanding 2023—dan terlihat sangat meyakinkan di atas kertas. Net Profit Margin-nya pun naik ke 13,3%, dan investor yang baru lihat angka-angka itu pasti langsung mikir: “Wah, perusahaan ini efisien dan sehat.” Tambah lagi, valuasinya kelihatan gila-gilaan murah: PER 3,87x dan PBV 0,26x, bahkan EV/EBITDA pun cuma 3,24x. Tapi seperti biasa, kalau angka-angka itu terlalu cantik buat jadi kenyataan, ya biasanya memang ada yang disembunyikan. Dan benar saja—begitu kita buka laporan keuangannya, situasinya lebih kompleks dari sekadar “laba naik.” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pertama, pendapatan justru turun 8,1%. Penjualan ekspor anjlok 14,4%, terutama ke Asia dan Afrika. Laba usaha alias EBIT jatuh 17%. Jadi kenapa laba bersih bisa naik? Bukan karena bisnis makin bagus, tapi karena beban pajak anjlok dari USD 138 juta ke USD 102 juta, tax rate-nya pun turun dari 25,15% ke 19,48%. Ditambah lagi ada gain selisih kurs sebesar USD 78 juta dan pendapatan bunga yang naik dari USD 32 juta ke USD 52 juta. Singkatnya, laba naik karena faktor non-core, bukan karena penjualan atau efisiensi operasional.

Kondisi arus kas justru memperlihatkan cerita yang lebih jujur. CFO (cash flow dari operasi) jeblok dari USD 863 juta jadi cuma USD 305 juta, alias turun 64,6%. Free Cash Flow? Dari positif USD 148 juta, berubah jadi negatif USD 709 juta. Jadi secara riil, perusahaan ini lagi buang duit dalam jumlah besar, dan bukan buat belanja lucu-lucu, tapi buat proyek besar-besaran.

INKP saat ini sedang melakukan ekspansi masif. Mereka lagi bangun pabrik baru di Perawang, Tangerang, Karawang, dan Serang, dengan fokus pada produksi pulp, tissue, dan kertas budaya serta industri. Total capex 2024 untuk proyek-proyek ini lebih dari USD 1,25 miliar, belum termasuk uang muka pembelian mesin dan bangunan sebesar USD 838 juta. Artinya, perusahaan sudah keluarkan lebih dari USD 2 miliar untuk investasi yang belum menghasilkan revenue sepeser pun di 2024, dan kemungkinan baru akan berkontribusi mulai 2026–2028. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pertanyaan besar: uangnya dari mana? Jawaban singkatnya: utang. Utang berbunga naik dari USD 1,6 miliar ke USD 2,76 miliar, alias melonjak 71%. Tapi manajemen bilang bunganya sekarang lebih murah, cost of debt-nya turun dari 17,8% ke 10,89%. Ya syukurlah, tapi tetap saja, bunga 10% dari utang USD 2,7 miliar itu tetap bukan angka kecil. Apalagi FCF-nya minus besar, dan operasional juga nggak banyak bantu.

Dan lucunya, meskipun revenue turun dan arus kas seret, piutang malah naik. DSO (days sales outstanding) naik dari 178 ke 210 hari, artinya perusahaan butuh waktu lebih lama untuk nagih pembayaran dari pelanggan. DI (days inventory) juga naik dari 57 ke 70 hari, yang menunjukkan banyak barang jadi yang belum terjual. Hasil akhirnya, cash conversion cycle (CCC) makin memburuk jadi 146 hari. Artinya, uang makin lama muternya. Modal kerja makin berat, cash makin seret, dan perusahaan makin harus bergantung pada utang.

Efek jangka panjang dari semua ini kelihatan di ROIC. ROIC 2024 turun ke 7,1%, padahal WACC (biaya modal rata-rata) berada di 11%. Ini artinya setiap dolar yang ditanam di proyek justru menghasilkan return yang lebih kecil dari biaya modalnya. Alias: value destructive. Dan bukan cuma ROIC yang nyungsep, ROE juga turun dari 7,2% ke 6,6%, ROA turun dari 4% ke 3,6%, dan ROCE turun dari 9,8% ke 6,9%. Semua rasio profitabilitas makin buruk. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi, tentu saja ekspansi bukan berarti hal buruk dalam jangka panjang. Kalau semua pabrik selesai tepat waktu, biaya produksinya efisien, permintaan global dan lokal membaik, dan harga jual stabil, maka revenue bisa naik signifikan, margin bisa membaik, dan FCF akan kembali positif. Proyek ini memang kelihatan seperti bom waktu sekarang, tapi bisa jadi ladang emas di masa depan. Tapi ya itu: kalau semuanya berjalan sesuai rencana. Dan kita tahu, dalam dunia bisnis, “kalau” adalah kata yang paling mahal.

Nah, soal dividen, di tengah semua drama ini, ada satu kejutan kecil: dividen mungkin tetap dibagikan seperti tahun kemarin. Walau FCF negatif, dan kas hasil utang, manajemen INKP punya sejarah tetap membayar dividen kecil untuk jaga muka dan menjaga reputasi di pasar. Tapi ya jangan berharap banyak—bukan dividen besar seperti saham consumer yang kas-nya melimpah ruah. Ini lebih seperti “uang rokok” untuk pemegang saham minoritas, biar nggak kabur dari RUPS.

INKP 2024 adalah perusahaan yang di luar terlihat sangat undervalued dan menguntungkan, tapi di dalamnya sedang membakar kas dan menggali lubang utang demi proyek masa depan. Secara akuntansi, mereka untung. Tapi secara kas dan operasional, mereka ngos-ngosan. Ini bukan saham yang cocok buat investor cari stabilitas atau dividen rutin. Tapi kalau kamu percaya pada visi 2026 dan tahan ngeliat FCF merah tiap tahun sampai pabrik selesai, maka bisa jadi ini adalah pertaruhan besar yang worth it. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$TKIM $DSSA

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy