Setelah kita belajar mengulik suatu saham, maka kita akan mengvaluasi EPS , BV masa depan perusahaan bagian 3
Tahapan belajar sebelumnya yang merupakan bagian tidak terpisahkan :
Belajar Mengulik suatu saham apakah wajar dari harga pasar sekarang? bagian 2
https://stockbit.com/post/17154715
Belajar Mengulik suatu saham apakah wajar dari harga pasar sekarang? bagian 1
https://stockbit.com/post/17111765
******
Ada yang bilang valuasi is bullshit
Kalau hanya berdasarkan periode sekarang memang bisa disinformasi
Saya beri tahu rahasia sebenarnya
Yang harus bisa anda buat valuasi masa depannya
Dibuat juga harus berdasarkan data
kalau istilah keuangannya FINANCIAL PROJECTION
Tapi jujur aja hal diatas tidak mudah untuk membuat AKURAT
Karena semua berdasarkan ASUMSI tapi akan makin presisi jika berdasarkan DATA
OWNER, MANAJEMEN EMITEN saja hanya bisa membuat Proyeksi 1 tahun kedepan berdasarkan contoh :
1. Ekonomi makro luar negeri, misal dampak kebijakan Trumph garis besarnya ingin inflasi terkendali dan dibawah maka akan meningkatkan kembali PRODUKSI MINYAK shale oil untuk dalam negeri ini hal rasional karena tidak lagi mengimpor dari luar negeri untuk sementara meringankan neraca defisit berjalan USA yang sangat besar
Produksi minyak AS mencapai rekor tertinggi pada masa pemerintahan Trump, terutama berkat pengembangan teknologi fracking untuk mengekstraksi minyak serpih (shale oil).
Pada 2018, AS menjadi produsen minyak terbesar di dunia, melampaui Arab Saudi dan Rusia.
Pada 2020, untuk pertama kalinya sejak 1949, Amerika Serikat menjadi net exporter minyak mentah dan produk minyak bumi. Ini berarti ekspor minyak (mentah dan produk olahan seperti bensin dan diesel) lebih besar daripada impor. Produksi minyak mencapai sekitar 13 juta barel per hari pada puncaknya sebelum pandemi COVID-19.
Kondisi ekonomi global tahun 2025 diperkirakan masih volatil perang dagang USA vs Tiongkok
2. Ekonomi mikro dalam negeri
Bagi Indonesia juga sangat baik harga minyak lebih stabil bahkan bisa mendapatkan lebih murah dari Rusia dengan masuk BRICS + neraca impor minyak berkurang sehingga APBN dapat dialihkan untuk belanja lain.
Dampaknya bagi masyarakat apalagi jika BBM dapat dibatasi dengan mengganti uang kepada pihak yang lebih berhak serta harga minyak dunia cenderung turun maka pembelian BBM dapat dialihkan ke anggaran lain
3. Proyeksi dengan membuat target pendapatan berdasarkan kondisi diatas juga bidang usaha apa misal jika minyak stabil maka yang berdampak tentunya subsitusinya seperti gas, batubara, biodiesel sedangkan EBT lebih cenderung stabil berdasarkan kontrak tertentu
Tentunya jika perusahaan menambang minyak dan menjualnya maka stabilnya harga minyak yang cenderung turun akan menurunkan pendapatan perusahaan sektor tersebut
contoh asumsi harga minyak diperkirakan 70-80 rata2 maka75 sedangkan tahun sebelum 75-90 data perusahaan A rata2 av sales price 85 maka akan terjadi penurunan pendapatan 11,76% dan gross profit marjin terdampak pula turun 11,76%
Jika data tahun sebelum GPM nya 50% maka akan terjadi penurunan GPM menjadi 38,24%
Contoh pendapatan 25 triliun jika turun 11,76% maka akan menjadi 22,06 Triliun Profit Kotor menjadi 9.560 dari 12,5 Triliun
4. Proyeksi beban usaha katakan kenaikan beban usaha dari 6% naik 10% menjadi 6,6%
maka
Laba Operasional akan turun menjadi 31,64% dari sebelumnya 44% Rp 7,91 Triliun dari 11 triliun
5. Maka EPS Proyeksi jika lembar saham disetor ada 10 miliar lembar
EPS Projection tahun depan : Rp 791 persaham dari Rp 1100 realisasi
6. Jika harga pasar saham Market Price sekarang Rp 25.000 /1100 maka PER 22,72x mungkin masih wajar
Tetapi setelah manajemen mengeluarkan berita penjualan ditargetkan turun ...tidak ada sih yang jujur mengatakan pasti selalu naik maka kita harus MENILAI apakah HAL YANG DISAMPAIKAN MANAJEMEN itu REALISTIS atau TERLALU TINGGI
Karena asumsi yang menghitung sudah pengalaman para analis maka dinilai lah bahwa harga pasar Rp 25.000 itu sudah sangat mahal karena jika berdasarkan proyeksi Rp 25.000/791 akan menghasilkan PER 31,66x
Itu mengapa tiba tiba harga suatu saham jatuh mendadak selain alasan teknikal juga alasan fundamental maka sebagai penyesuaian harga saham A bisa menjadi Rp 17.970 an mendekati PER 22,72x
*****
Mengapa saya tidak ajarkan dulu yang sophicated pakai DCF ? percuma buang waktu berdasarkan pengalaman saya karena bisa BIAS terlalu HALU periode 1 tahun aja sangat sulit untuk industri tertentu apalagi yang mau proyeksi sampai 5 bahkan 10 tahun heheheh
Pokoknya dalamin dulu hal diatas, menurut saya jika OTAK udah NGELOTOK dengan istilah dan rumus semua jadi mudah
Tinggal langkah selanjutnya DALAMIN BISNIS EMITEN