🛒 Earnings Call MIDI 3Q24: Upgrade Guidance SSSG, Update Positif dari Evaluasi Lawson
Stockbit's take:
Midi Utama Indonesia ($MIDI) mengadakan earnings call 3Q24 pada Senin (4/11). Ada beberapa poin yang dikomunikasikan oleh manajemen, yakni: 1) revisi naik guidance SSSG untuk FY24 dari +8% YoY menjadi +9% YoY; 2) update positif dari evaluasi Lawson serta strategi JA–DI; dan 3) target jangka panjang penjualan MIDI.
▪ Guidance SSSG Di–upgrade ke +9% YoY
Manajemen kembali meng–upgrade guidance SSSG MIDI untuk FY24 dari +8% YoY menjadi +9% YoY. Ini merupakan kedua kalinya manajemen MIDI menaikkan guidance SSSG FY24, dibandingkan guidance yang disampaikan pada awal tahun di level +6% YoY [https://stockbit.com/post/15391346]. Guidance SSSG kembali di–upgrade seiring kuatnya pertumbuhan di luar Jawa, yang menurut manajemen tumbuh double digit. Pada 3Q24, MIDI mencatatkan SSSG sebesar +11,07% YoY (vs. 1H24: +9,64% YoY), sehingga SSSG selama 9M24 mencapai +10,11% YoY [https://cutt.ly/NeG5nw2Q].
Selain SSSG, manajemen juga merevisi naik guidance pertumbuhan pendapatan FY24 dari +13% YoY menjadi +14% YoY, dengan pertumbuhan laba bersih ditargetkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pendapatan.
▪ Update Positif dari Evaluasi Lawson dan Strategi JA–DI
Selama 9M24, manajemen MIDI telah melakukan penutupan bersih sebanyak 79 gerai Lawson, yang mayoritas memiliki format store–in–store. Langkah ini sejalan dengan pernyataan manajemen MIDI dalam earnings call 2Q24 [https://stockbit.com/post/15391346], di mana perseroan akan melakukan penutupan gerai Lawson yang masih mencatatkan EBITDA atau cash flow negatif guna mengurangi kerugian lebih lanjut. Pada November 2024, manajemen MIDI berencana melakukan penutupan seluruh Lawson dengan format store–in–store karena dinilai kurang profitable akibat beban gaji yang tinggi. Ke depannya, manajemen akan fokus pada Lawson dengan format stand alone.
Lawson sendiri mencatatkan SSSG sebesar -17% YoY pada 3Q24, yang membuat SSSG Lawson selama 9M24 menjadi -23% YoY. Hasil tersebut membuat Lawson mencatatkan rugi bersih sebesar Rp72 M pada 3Q24 (vs. 2Q24: rugi Rp40 M) dan rugi bersih sebesar Rp143 M selama 9M24. Jika, mengesampingkan kerugian dari Lawson, MIDI seharusnya mencatatkan laba bersih sebesar Rp192 M pada 3Q24 (+44% YoY), lebih tinggi +35% dibandingkan realisasi laba bersih 3Q24 di level Rp142 M (+8% YoY).
Ke depannya, selain melanjutkan evaluasi Lawson, MIDI akan mengembangkan strategi JA–DI atau ‘Jajan di Alfamidi’ yang berfokus pada penjualan jus buah, es krim (scoop atau cone) yang ditambahkan dengan beberapa produk ready–to–drink, serta makanan ringan lokal. Manajemen MIDI mengatakan bahwa selama 9M24 perseroan telah membuka 18 booth JA–DI di dalam Alfamidi yang tidak memiliki Lawson dengan format store–in–store. Manajemen MIDI pun berencana membuka tambahan 50 booth JA–DI di dalam toko Alfamidi di Jawa hingga akhir 2024.
â–ª Penjualan Jangka Panjang Fokus pada Luar Jawa
Untuk target jangka panjang, manajemen MIDI mengincar kontribusi penjualan di luar Jawa hingga 60% dari total pendapatan, naik dari level 42% pada 3Q24 dan 41% selama 9M24. Manajemen MIDI mengatakan bahwa target tersebut didasarkan oleh pertimbangan biaya operasional karena wilayah di luar Jawa memiliki beban gaji dan biaya sewa yang lebih murah, serta kompetisi yang lebih minim dibandingkan dengan wilayah Jabodetabek.
-----------
Reynaldo Mulya (@reynaldomulya)
Investment Analyst Stockbit