imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

RESAHNYA INVESTOR PEMULA β€œTHE SERIES”.
-OTODIDAK BELAJAR ANALISIS SAHAM -
BAB 1 : SUPPLY AND DEMAND (END CHAPTER)
Sub Bab : SUPPLY & DEMAND πŸ’˜ SUPPORT & RESISTANCE

Dari kisah Pak Erlangga yang memborong durian Pak Jokowi, juga Bu Megawati yang gak sempat beli dan akhirnya beli durian ke Pak Prabowo dipostingan sebelumnya (https://stockbit.com/post/16032419), kita telah mempelajari supply and demand (permintaan dan penawaran) terjadi pada saham. Sekaligus mengetahui gambaran umum secara teknis, bagaimana proses naik dan turunnya saham. Saya sarankan mereview kembali materi yang telah dibaca sebelumnya agar semakin paham 😁 .

Pada kesempatan kali ini kita akan belajar, apa sih sebenarnya pengaruh banyaknya permintaan pada harga tertentu di kolom "Bid", dan banyaknya penawaran pada harga tertentu di kolom "Ask"/"Offer". Tentu dengan melihat jumlah lot pada harga-harga tertentu di deret kolom "lot". Serta kaitannya dengan support dan resistance.

Jika Anda perhatikan orderbook suatu saham (yang berisi deret bid, ask, lot, freq), seiring berjalannya waktu angkanya dapat berubah ubah. Bisa bertambah, bisa juga berkurang. Silakan amati ketika perdagangan saham dibuka. "Okay, saya perhatikan memang harganya berubah-ubah. EH! TUNGGU DULU!, Kenapa kok ada permintaan yang besar sekali pada suatu harga di deret bid, dan ada penawaran yang besar sekali di deret harga ask/offer?"

Kita perlu ingat kembali, bahwa deret Bid ini, yang berurutan berisi harga yang murah sampai dengan murah banget, menampilkan listing harga yang diinginkan oleh para calon pembeli saham. Maka wajar lah kemudian jika Anda lihat deret Bid ini berisi daftar harga saham yang lebih rendah daripada harga sekarang bergerak. Karena yang namanya orang beli, pasti ngincar saham di harga yang paling murah toh? Bukan yang paling mahal. Karena, tujuan Anda di saham ini adalah investasi bukan sedekah ke perusahaan wkwkwk 🀣 . Maka deret daftar ini adalah etalasenya para pembeli.

Sebaliknya, bahwa deret Ask/Offer yang berurutan berisi harga terkini sampai dengan yang paling mahal banget. Karena yaaaaa, namanya juga jualan ooommπŸ˜…. Pasti pengennya untunggg. Makanya jual diharga terkini dan ada yang lebih mahal juga. Dan deret Ask/Offer adalah etalasenya para penjual.

Nah, tetapi jika diperhatikan setiap etalase harga baik bid maupun ask ini, memiliki jumlah lot yang berbeda-beda juga. Pada contoh screenshot :

Deret Bid
-harga Rp.3.860 memiliki jumlah permintaan sebanyak 3.318 lot;
-harga Rp.3.850 memiliki jumlah permintaan sebanyak 12.758 lot;
dst.

Deret Ask/Offer
-harga Rp.3.870 memiliki jumlah penawaran sebanyak 2.304 lot;
-harga Rp. 3.880 memiliki jumlah penawaran sebanyak 22.352 lot;
dst.

Ingat mekanisme teknis naik dan turunnya harga saham pada postingan sebelumnya. Logikanya, ketika Anda mau beli suatu barang, barangnya harus ada dulu kan? Juga barang itu, harus sesuai dengan harga yang Anda inginkan. Gimana coba kita mau beli suatu barang, tetapi stoknya kosong πŸ˜… . Apa yang mau dibeli? wkwkwk. Nah, saham ini juga demikian. Mustahil para pembeli saham yang memasang permintaan lot sebanyak 3.318 lot pada harga Rp. 3.860, tetapi saham yang mereka inginkan enggak ada. Sahamnya harus tersedia dulu toh?. Terus, darimana mereka mendapatkan saham untuk memenuhi permintaan sebanyak 3.318 lot ini? Tentu dari orang-orang yang menjual sahamnya (menawarkan) di harga Rp.3.860 pula. Sehingga terjadilah transaksi tawar menawar saham dan kesepakatan jual beli saham.

"Oalaaah, jadi ini alasan utama kenapa kok harga saham itu naik dan turun ya? Transaksi jual dan beli saham, dari pemilik sebelumnya, ke pemilik yang baru. Dari penjual ke pembeli dan pada harga yang telah disepakati!" BENARRRR 100!!!! βœ”οΈ βœ”οΈ βœ”οΈ . Sama saja seperti tawar menawar yang ada di pasar. Cuman, sekarang kita tawar menawar di pasar modal. Kalau cocok beli, gak cocok ya skip. Cek toko sebelaahhh.

"EH BENTAR-BENTAR! Apa yang seandainya terjadi, jikalau barang yang tersedia, tidak bisa memenuhi permintaan lot di deret Bid?. Okelah lah, di harga Rp. 3.860 ada permintaan sebanyak 3.318 lot. Tetapi kalau dilihat pada harga Rp.3.850, memiliki permintaan yang besar sekali! Sebanyak 12.758 lot!. Gimana kalau ternyata stok penjual gak sampai sebanyak lot itu? Misal dari 12.758 lot, cuma ada stok saham dari penjual 5.000 lot doang?"

Simple, maka harga tidak akan turun dan menyentuh harga Rp.3.850. Karena stok saham pada harga Rp.3.850 banyak yang kosong dan penjual tidak memiliki cukup saham pada harga segitu. Saham akan tertahan pada harga Rp.3.860, karena stoknya ada diharga tersebut. Sederhananya, para penjual berpikir "Enak ajee lu mau minta 12.758 lot di harga Rp.3.850! Kemurahaaann!!! Rp.3.860 baru dah gua jual!".

Kebalikannya juga terjadi pada deret Ask/Offer. Jika kita perhatikan harga Rp.3.870 memiliki jumlah penawaran sebanyak 2.304 lot. Kalau nanti, 2.304 lot ini habis dibeli, harga saham akan naik ke harga Rp.3.880. Nah, kita perhatikan pada harga Rp.3.880 memiliki jumlah penawaran sebanyak 22.352 lot. Ada stok saham sebanyak itu. Jikalaaauuuuu, yang mau beli saham pada harga Rp.3.880 cuma sekitar 5.000 lot doang, maka saham akan tetap tertahan pada harga Rp.3.880. Baru nanti naik ke harga Rp.3.890, kalau stok saham di harga Rp.3.880 sebanyak 22.352 lot habissss diboroongg. Habis, naik, habis, naik. Begitu.

"HUAHAHAHA! AKU PAHAM! Oh, sekarang ngerti. Jadi, semakin banyak permintaan atau lot pada suatu harga di deret Bid, membuat harga saham jadi sulit turun, karena penjual harus mampu menutup banyaknya permintaan dari pembeli. Sebaliknya, jika semakin banyak penawaran atau lot pada suatu harga di deret Ask/Offer, membuat harga saham jadi sulit naik, karena pembeli harus mampu memborong banyaknya stok saham dari penjual!" BENAR! Persis toh dengan hukum permintaan dan penawaran?.

Oke, lantas apa kaitannya dengan support dan resistance?. Support ini sederhananya dipahami sebagai sekelompok harga yang bisa menahan penurunan harga saham. Sedangkan resistance sederhananya, dipahami sebagai sekelompok harga yang bisa menahan kenaikan harga saham. Jika dikorelasikan dengan banyaknya jumlah permintaan dan penawaran (lot) pada deret Bid dan Ask, dikatakan sebagai support jika harga-harga pada deret Bid yang memiliki jumlah permintaan banyak berhasil menahan harga saham ketika turun. Dikatakan sebagai resistance, jika harga-harga pada deret Ask yang memiliki jumlah penawaran banyak berhasil menahan harga saham ketika harga naik.

Untuk mudah mengingatnya, support ibarat lantai dan resistance ibarat plafon rumah kita. Dengan mengetahui banyak atau sedikitnya lot pada deret harga bid dan ask, memberikan informasi kepada kita sejauh mana sih saham akan turun dan sejauh mana sih saham akan naik. Tentu Anda ingat aturan umum pada akhir tulisan dipostingan sebelumnya bukan? "Semakin besar jumlah lot pada suatu harga di deret Bid maupun deret Ask, maka semakin sulit juga harga itu untuk ditembus". Inilah konsep umum support dan resistance.

Sebagai catatan, jumlah lot ini tidak bisa dijadikan support dan resistance mutlak karena berubah-ubah ketika pasar buka. Namun, Anda bisa menjadikannya referensi, kira-kira pada saat itu berapa harga paling murah dan berapa harga paling mahal suatu saham diperdagangkan. Serta dimana harga kira-kira akan tertahan laamaaaa sekali ketika bergerak naik dan turun.

Selamat! Anda sudah Menyelesaikan BAB 1! HOREEEEE 🀣 πŸ’― πŸ’― πŸ’―
Sama seperti memasak, setiap ilmu itu perlu meresap terlebih dahulu. Enggak bisa langsung dinikmati. Jadi, silakan review terlebih dahulu materi-materi sebelumnya. Biarkan meresap beberapa hari sembari terapkan. Setelah postingan ini, saya akan berikan "materi selingan" atau peralihan dari BAB 1 ke BAB 2. Semacam intermezzo dan info ekskulsif lah. Saya spill, kita akan bahas "MAFIA" dan "BANDAR". Juga peran mereka di pasar modal. Selamat mereview dan meresapi!πŸ˜€

Random Tag :

$PGAS
$ANTM
$KKGI
$PTBA
$ADRO

Read more...
2013-2024 Stockbit Β·AboutΒ·ContactHelpΒ·House RulesΒ·TermsΒ·Privacy